Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AWAL

KIMIA KLINIK

Pengukuran Glukosa Darah

Oleh :

Indah Siti Permatasari 11171095

Fiqi Aliudin 11171117

Kelompok 12

4 FA3

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2020
I. Tujuan
1.1. Kompetensi yang dicapai
Menguasai aplikasi ilmu biomedik dalam pekerjaan kefarmasiaan

1.2. Tujuan praktikum


Analisis data hasil pemeriksaan glukosa darah

II. Prinsip
Tes UV enzimatik menggunakan heksokinase
Glukosa + ATP  Glukosa-6-phosphat + ADP
Glukosa-6-phosphat + NAD  glukonat-6-phospat + NADH + H⁺

III. Dasar Teori


Glukosa merupakan salah satu molekul yang terkandung didalam darah,
tepatnya pada plasma darah. Peranan glukosa sangat penting untuk kelancaran kerja
tubuh. Kadar glukosa didalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah
satunya adalah hormon insulin. Hormon insulin merupakan hormon yang dihasilkan
oleh pankreas dan berperan dalam mengatur kadar glukosa dalam tubuh melalui hati
(Ekawati 2012). Menurut Ekawati (2012), apabila terjadi peningkatan kadar glukosa
dalam darah yang disebabkan naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat,
maka insulin akan mengubah glukosa menjadi glikogen. Proses tersebut terjadi
didalam hati dan disebut dengan proses glikogenesis. Kadar glukosa yang rendah
didalam darah akan diatasi oleh tubuh dengan cara menguraikan glikogen menjadi
glukosa. Proses tersebut disebut dengan glikogenesis. Kadar normal glukosa dalam
darah saat keadaan puasa yaitu 70-110 mg/dL.
Insulin merupakan hormon peptida yang disekresikan oleh sel beta pankreas.
Fungsi insulin yaitu mengatur kadar normal glukosa darah. Insulin bekerja melalui
memperantai uptake glukosa seluler, regulasi metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, serta mendorong pemisahan dan pertumbuhan sel melalui efek motigenik
pada insulin (Wilcox 2005). Apabila insulin tidak bekerja secara baik, maka akan
mempengaruhi kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa darah yang tidak normal
dapat menimbulkan kelainan pada tubuh, diantaranya seperti diabetes melitus,
atherosclerosis, hyperglycridemia dan lain-lain. Diabetes melitus adalah penyakit
metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang
diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya.
Hiperglikemia yang berlangsung lama (kronik) pada diabetes melitus akan
menyababkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata,
organ, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya (Suastika et al. 2011)
Diabetes melitus tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang berhubungan
dengan kehancuran selektif sel beta pancreas yang memproduksi insulin. Timbulnya
penyakit klinis meerupakan tahap akhir dari kerusakan sel beta yang mengarah ke
diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta
pankreas karena paparan agen infeksi atau lingkungan, yaitu racun, virus (rubella
kongenital, mumps, coxsackicvirus dan cytomegalovirus) dan makanan (gula, kopi,
kedelai, gandum dan susu sapi).

IV. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Spektrofotometer serum/plasma heparin/EDTA
sentrifuga aquadest
spuit alkohol 70%
pipet reagen glukosa
kuvet/ tabung reaksi

reagen glukosa terdiri dari :


reagen 1 reagen 2
Tris buffer pH 7,8 100mmol/L Mg²⁺ 4 mmol/L
Mg²⁺ 4 mmol/L Hexokinase (HK) > 7,5 Ku/L
ATP 2,1 mmol/L G6P-DH >7,5 Ku/L
NAD 2,1 mmol/L

V. Prosedur
Panjang gelombang : 340 nm, Hg 334 nm, Hg 365 nm
Diameter kuvet : 1 cm
Suhu : 20-25 ̊C atau 37 ̊C
Pengukuran terhadap blanko reagen (BR)

Pengukuran substrat :
Blanko reagen (BR) Sampel atau kalibrator
sampel atau kalibrator - 10 µL
aquadest 10 µL -
reagen 1 1000 µL 1000 µL

Campurkan dan inkubasikan 1-5 menit pada 20-25 ̊C atau 37 ̊C, baca absorbansi A1,
lalu tambahkan :

reagen 2 250 µL 250 µL

Campurkan, inkubasi 5 menit pada 37 ̊C atau 10 menit pada suhu 20-25 ̊C, baca
absorbansi A2 terhadap BR dalam 30 menit.
A = (A2 – A1) sampel atau kalibrator

Pengukuran sampel :

Blanko reagen (BR) Sampel atau kalibrator


sampel atau kalibrator - 10 µL
aquadest 10 µL -
monoreagen 1000 µL 1000 µL

Campurkan, inkubasi 5 menit pada 37 ̊C atau 10 menit pada suhu 20-25 ̊C, baca
absorbansi A2 terhadap BR dalam 30 menit.
A = A sampel atau kalibrator

Perhitungan :
 Dengan faktor
A x faktor f untuk menghitung konsentrasi glukosa

Pengukuran substrat f (mg/dl) f (mmol/l)


340 nm 361 20
Hg 334 nm 367 20,5
Hg 365 nm 667 37,1
Pengukuran sampel f (mg/dl) f (mmol/l)
340 nm 289 16
Hg 334 nm 294 16,4
Hg 365 nm 535 29,7

 Dengan kalibrator
A Sampel
Glukosa= ×kons .kalibrator
A Kalibrator
 Faktor konversi
Glukosa (mg/dL) x 0,05551 = Glukosa (mmol/L)
VI. Data Pengamatan

1. Pengukuran absorban kontrol normal pada bulan Januari

Hari Normal Konsentrasi (X-x) (X-x)2


1 0,408 96 0,42 0,1764
2 0,391 92 -3,58 12,8164
3 0,404 95,05882353 -0,52118 0,27162491
4 0,417 98,11764706 2,537647 6,4396526
5 0,391 92 -3,58 12,8164
6 0,391 92 -3,58 12,8164
7 0,412 96,94117647 1,361176 1,85280138
8 0,395 92,94117647 -2,63882 6,96338962
9 0,408 96 0,42 0,1764
10 0,421 99,05882353 3,478824 12,1022131
11 0,421 99,05882353 3,478824 12,1022131
12 0,404 95,05882353 -0,52118 0,27162491
13 0,468 110,1176471 14,53765 211,343182
14 0,4 94,11764706 -1,46235 2,13847612
15 0,417 98,11764706 2,537647 6,4396526
16 0,383 90,11764706 -5,46235 29,8372997
17 0,391 92 -3,58 12,8164
18 0,412 96,94117647 1,361176 1,85280138
19 0,4 94,11764706 -1,46235 2,13847612
20 0,391 92 -3,58 12,8164
1911,764706 358,188208
rata-rata 95,58824

SD 4,341

CV 4,54%
ΣX 1911,76
Rata -rata (x) : = = 95,58
n 20
2
358,18
SD = Σ ( X−x ) =

n−1 19
= 4,34

SD 4,34
KV = x100 = x 100 = 4,54%
x 95,58
Interpretasi Westgard Multi Rule:
o X (Mean) = 95,58
o X + 1SD := 95,58 + 4,34 = 99,92
o X + 2SD = 95,58 + (4,34 x 2) = 104,26
o X + 3SD = 95,58 + (4,34 x 3) = 108,6
o X – 1SD = 95,58 – 4,34 = 91,24
o X – 2SD = 95,58 – (4,34 x 2) = 86,9
o X – 3SD = 95,58 – (4,34 x 3) = 82,56
Grafik

Grafi k Pemantauan Kadar Glukosa Darah


Normal
115

110

105

100

95

90

85

80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

2. Pengukuran absorban kontrol patologis pada bulan Januari

Hari Patologi Konsentrasi (X-x) (X-x)2


s
1 1,245 292,9411765 19,7211 388,9248
8
2 1,19 280 6,78 45,9684
3 1,177 276,9411765 3,72117 13,84715
6
4 1,275 300 26,78 717,1684
5 1,041 244,9411765 -28,2788 799,6919
6 1,092 256,9411765 -16,2788 265,0001
7 1,061 249,6470588 -23,5729 555,6836
8 1,041 244,9411765 -28,2788 799,6919
9 0,982 231,0588235 -42,1612 1777,565
10 0,931 219,0588235 -54,1612 2933,433
11 1,143 268,9411765 -4,27882 18,30833
12 1,092 256,9411765 -16,2788 265,0001
13 1,199 282,1176471 8,89764 79,16812
7
14 1,16 272,9411765 -0,27882 0,077743
15 1,105 260 -13,22 174,7684
16 1,211 284,9411765 11,7211 137,386
8
17 1,373 323,0588235 49,8388 2483,908
2
18 1,449 340,9411765 67,7211 4586,158
8
19 1,182 278,1176471 4,89764 23,98695
7
20 1,275 300 26,78 717,1684
5464,470588 16782,9
Rata-rata 273,2235

SD 29,7

KV 10,80%

ΣX 5464,4
Rata -rata (x) : = = 273,22
n 20
2
16782,9
SD = Σ ( X−x ) =

n−1 19 √= 29,7

SD 29,7
KV = x100 = x 100 = 10,80%
x 273,22
Interpretasi Westgard Multi Rule:
o X (Mean) = 273,22
o X + 1SD := 273,22 + 29,7 = 302,92
o X + 2SD = 273,22 + (29,7 x 2) = 332,62
o X + 3SD = 273,22 + (29,7 x 3) = 362,32
o X – 1SD = 273,22 – 29,7 = 243,52
o X – 2SD = 273,22 – (29,7 x 2) = 213,82
o X – 3SD = 273,22 – (29,7 x 3) = 184,12
Grafik

Grafi k Pemantauan Kadar Glukosa Darah


Patologis
360
340
320
300
280
260
240
220
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

VII. Pembahasan
Metode glukosa oksidase (GOD) adalah metode yang umum digunakan di
laboratorium dalam pengujian untuk mengukur kadar glukosa dalah. Glukosa
oksidase sangat spesifik untuk β-D-glukosa, dalam reaksinya akan diproduksi H2O2,
dan pada reaksi kedua digunakna enzim peroksidase sebagai katalisis agar H2O2
mengoksidasi senyawa kromogen kemudian menghasilkan warna dan menyebabkan
pergeseran absorbansi yang dapat diukur secara spektrofotometri dan hasilnya setara
dengan jumlah glukosa dalam specimen.

Prinsip pemeriksaan pada metode glucose oxidase atau GOD mengkatalis reaksi
oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
yang terbentuk berreaksi dengan phenol dan 4-amino phenazone dengan bantuan
enzim peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat
diukur dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm. Intensitas warna yang
terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel (Riyani,
2009).

Berdasarkan Standar Nasional ISO 15189 dan ISO 17025 setiap laboratorium
harus menggunakan metode standar yang telah divalidasi, dan setiap metode baku
yang dimodifikasi perlu divalidasi agar dapat diterapkan di laboratorium. Metode
analisis diperlukan sebagai konfirmasi bahwa suatu metode telah memenuhi
persyaratan untuk tujuan penggunaannya berdasarkan tindakan penilaian dan
percobaan terhadap parameter tertentu.

Sebagai parameter data hasil, berikut terdapat referensi batasan kadar glukosa
darah dalam (mg/dL). Sesuai sampel serum yang digunakan dalam praktikum kali ini,
maka kadar glukosa dikatakan normal yaitu sebesar 70-115 mg/dL. Apabila diperoleh
data hasil yang melebihi angka tersebut, maka dapat banyak faktor yang dapat
mempengaruhinya, salah satunya asupan makanan yang dipilih sebelum melakukan
minimal puasa selama 8 jam.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemeriksaan glukosa darah metode GOD-


PAP yang diperiksa menggunakan fotometer Microlab 300 memiliki SD sebesar
4,341 mg/dL untuk kontrol normal dan untuk kontrol patologis 29,7 mg/dL, dan untuk
nilai KV mendapatkan hasil 4,54% (normal) dan 10,80% (patologis). Nilai KV
glokosa yang didapat ialah >5 % dimana dalam praktikum ini hanya kontrol yang
memenuhi persyaratan.
Westgard rules adalah aturan dasar yang diterbitkan pada tahun 1981 oleh Dr.
James Westgard untuk mengevaluasi kontrol kualitas laboratorium kesehatan.
Terdapat 6 aturan dasar yang bisa digunakan secara terpisah atau kombinasi untuk
mengevaluasi kualitas analitik suatu pemeriksaan. Diperlukan pemahaman masing –
masing aturan dan kemungkinan penyebabnya, apakah random error atau systematic
error, sehingga kita bisa mendeteksi dan mengatasi terjadinya pelanggaran dari
Wesgard rules.

Pada grafik pengukuran kadar glukosa pada bulan Januari dapat disimpulkan
terjadi penyimpagan dalam aturan westgard termasuk kedalam westgard rules 1-2s
rule baik kontrol normal maupun kontrol patologis melebihi batas +2SD dapat
disimpulkan termasuk kedalam westgard rules 1-2s rule dimana dikategorikan
sebagai peringatan (tidak untuk menolak suatu proses pemeriksaan, perlu analisis
lebih seksama/pengujian ulang).

1-2s Rule :
 Nilai kontrol berada di luar batas ±2s
 Normalnya sekitar 4,5% nilai kontrol bisa berada di antara batas 2s dan
3s, walaupun tidak ada kesalahan analitik
 Sebab: random error atau systematic error
 Cek nilai kontrol tes yang lain dan identifikasi sumber errornya. Jika
tidak ada masalah, penyebabnya bisa karena  random error, hasil
pemeriksaan masih bisa dikeluarkan.

Systematic error adalah kesalahan yang terjadi secara konstan dengan


tanda-tanda yang konsisten dan dapat diprediksi. Contoh sederhana adalah
pengukuran waktu pada jam dinding yang berjalan terlalu cepat atau terlalu
lambat. Systematic error pada laboratorium menyebabkan hasil yang tidak
akurat dengan kadar yang konsisten tinggi atau rendah. Makin kecil tingkat
systematic error, maka hasil pemeriksaan tersebut makin akurat.  Systematic
error ditunjukkan oleh adanya perubahan rerata (mean) nilai kontrol. Beberapa
kemungkinan penyebabnya adalah:
 Menurunnya fungsi sumber sinar/lampu alat dan filternya
 Akumulasi kotoran secara bertahap pada sistem tubing sampel/reagen
 Akumulasi kotoran secara bertahap pada permukaan elektroda
 Reagen yang akan expired
 Turunnya kualitas bahan kontrol
 Menurunnya fungsi suhu ruang inkubasi (incubation chamber)
 Turunnya kualitas kalibrator
 Perubahan lot reagen
 Kalibrasi yang tidak akurat

Random error adalah kesalahan yang terjadi akibat berbagai variasi yang


tidak diketahui dan tidak dapat diprediksi dari suatu pemeriksaan.  Random
error berpengaruh terhadap presisi suatu pemeriksaan, dimana makin
kecil random error, pemeriksaan tersebut makin presisi. Beberapa contoh
penyebab dari random error adalah:
 Munculnya gelembung pada reagen
 Ketidakstabilan alat
 Perubahan suhu atau kelembaban ruang
 Variasi dari tiap operator, contohnya variasi volume saat mempipet
sampel atau reagen.
 Fluktuasi atau ketidakstabilan voltase listrik.

VIII. Kesimpulan
 Pada grafik pengukuran glukosa pada bulan Januari dapat disimpulkan bahwa
terjadi penyimpangan dalam aturan westgard dan termasuk dalam westgard 1-2s
rule baik pada kontrol normal maupun patologis dimana melebihi batas +2SD.
 Nilai KV glukosa didapatkan hasil >5 % ( normal : 4,54% , patologis : 10,80% )
sehingga pengujian pada kontrol normal memiliki tingkat presisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kontrol patologis.

IX. Daftar Pustaka


Cranmer H., Shannon M., 2009. Hypoglycemia. USA: Lippincott Williams &
Wilkins. Khomsah. 2008. Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Tanpa Penerbit

PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011.


Semarang: PB Perkeni.

Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI ISO 15189: Laboratorium medik -


Persyaratan mutu dan kompetensi. Jakarta: BSN.

Anda mungkin juga menyukai