Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR

FARMAKOKINETIK

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT SETELAH


PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA DARAH

Oleh :

Indah Siti Permatasari

11171095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020
I. Tujuan
Untuk menetapkan dan menghitung parameter farmakokinetik obat setelah pemberian
dosis tunggal berdasarkan data kadar obat dalam darah atau plasma terhadap waktu.

II. Prinsip
Menentukan model kompartemen yang sesuai untuk digunakan dalam praktikum
daring ini.

III. Dasar Teori


Farmakokinetik atau kinetik adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh
terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yakni absorpsi, distribusi,
metabolism dan ekskresi (Ganiswara, 2007).
Adapun parameter farmakokinetik yang digunakan untuk mengetahui
bioavabilitas suatu obat adalah (Ganiswara, 2005) :
1. Daerah dibawah kurva (Area Under Curva) adalah integritasi batas obat di dalam
darah dari waktu t = o hingga t, dimana besar AUC berbanding lurus dengan jumlah
total obat yang diabsorbsi. AUC merupakan salahsatu parameter untuk menentukan
bioavabilitas. Cara yang paling sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan
metode trapezoid.
2. Volume distribusi adalah suatu parameter farmakokinetik yang menggambarkan
luas dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume distribusi bukan merupakan
vilume yang sesungguhnya dari ruang yang ditempati obat dalam tubuh, tetapi
hanya volume tubuh. Besarnya volume distribusi dapat digunakan sebagai
gambaran, tingkat distribusi obat dalam darah.
3. Konsentrasi Tinggi Puncak (Cpmax) adalah konsentrasi dari obat maksimum yang
diamati dalam plasma darah dan serum pemberian dosis obat. Jumlah obat biasanya
dinyatakan dalam Batasan konsentrasinya sehubungan dengan volume spesifik dari
darah, serum dan plasma.
4. Waktu Puncak (tmax) adalah waktu yang dibutuhkan unsure untuk mencapai level
obat maksimum dalam darah (tmax). serta parameter ini menunjukan laju absorsi
obat dari formulasi. Laju absorbsi obat, menentukan waktu diperlukan untuk
dicapai konsentrasi efektif minimum dan dengan demikian untuk awal dari efek
farmakolpgis yang dikendaki.
5. Waktu paruh obat (t½) adah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk suatu level
aktivitas obat dan emnjadi separuh dari leval asli atau level yang dikendaki.
6. Tetapan absorbsi (Ka) adalah parameter yang mengambarkan laju absorbsi suatu
obat, dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat harus larut dalam cairan.
7. Tetapan eliminasi (K) adalah parameter yang gambarkan laju eliminasi suatu obat
tubuh. Dengan ekskresinya obat dan metabolit obat, aktivitas dan keberadaan obat
dalam tubuh dapat dikatakan berakhir.

Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang berinteraksi
dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi menjadi dua jenis (Neal, 2006):
1. Farmakodinamik, yaitu efek obat terhadap tubuh, dan
2. Farmakokinetik, yaitu bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan
berlalunya waktu (yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi).

Persamaan Parameter Farmakokinetika Obat Model Satu Kompartemen


Tabel I

Perhitungan
Kinetika Parameter Satuan
Intravena Oral
Ka - Residual Menit -
1
Absorpsi
AUC o-
Trapezoid Trapezoid µg-ml-
inf 1

Fa - AUC p.o/ AUC o-inf Menit


Vd D/Cp D.fa/Cp Ml
Distribusi
Cl D/ AUC o-inf D.fa/ AUC o-inf ml.mn
t-1
Kel Regresi Regresi Menit -
Eliminasi 1

T 1/2 Log.Linier 0,693/Kel Log.Linier 0,693/Kel Menit


Tabel II

Persamaan Parameter Farmakokinetika Obat Model Satu Kompartemen

Perhitungan Satuan
Kinetika Parameter Intravena Oral
Ka - Residual Menit -1
Absorpsi AUC o-inf B/β + A/α M/β + L/α-N/Kel µg-mnt-1
Fa - AUC p.o/ AUC iv Menit -1
α Residual Residual Menit -1
K12 A/β + B/α A/β + B/α
Distribusi K21 A+B A+B Menit -1
Vc α + β - K12 Kel α + β - K12 Kel
Vdss D/ A-B D.fa/ A-B ml
Clt K12 + K21 / K12 + K21 / K21 ml
K21 xVc xVc
Eliminasi
β D/AUC o-inf D.fa/ AUC o-inf ml. Menit -1
T1/2. β Regresi log Regresi log linier Menit -1
linier
0,693/ β 0,693/ β
Kel Menit -1
α. β/ K12 α. β/ K12

IV. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Kateter Larutan Steril PCT 15% dalam PPG 4%
Mouthblock Garam fisiologis
Suspensi PCT 10% dalam tilosa 1%

V. Prosedur Kerja
Penetapan Parameter Farmakokinetik Parasetamol
1. Setelah pemberian Intravena

a. Seekor kelinci ditimbang dan hitung volume suntikan yang akan diberikan.

b. Ambil darah blangko (± 2,5 mil).


c. Suntik pelan-pelan melalui vena marginalis dengan larutan steril
parasetamol dengan dosis yang telah saudara (lihat percobaan
sebelumnya).
d. Ambil dari vena marginalis telinga (± 2,5 ml) pada interval tertentu
kedalam wadah yang berisi anti koagalan.
e. Tetapkan kadar parasetamol (lihat percobsan sebelumnya)
menggunakan kurva baku terdahulu.
f. Berdasarkan kurva semilog kadar plasma terhadap waktu, hitung parameter

farmakokinetik parasetamol (AUCo-, Ve. Vdss, Clt, β, T1 / 28, k12,


k12) menggunakan Tabel II.

2. Setelah pemberian Peroral


a. Seekor kelinci di timbang, dan diambil dara blankonyaa.

b. Telentangkan pada papan fiksasi, dan dengan kateter dan mouthblock,


dosis 300mg/kg BB.

Catatan:

Sebelum memberikan obat, dilihat dahulu apakah kateter sudah masuk ke


dalam lambung kelinci. Jika ujung kateter lainnya dicelupkan ke dalam
udara, dan timbul gelembung udura berarti masuk kedalan paru.

c. Pada menit ke 5, 10, 20, 30, 40, 45, 60, 90, 120, 150, 180 dan 240 ambil
darah melalui vena marginalis (± 2,5 ml), tampung dalam wadah
berisi anti koagulan.

d. Sentrifuse, ambil plasma (1 ml) untuk penctapan kadar parasetamol.


Berdasarkan plot log kadar-waktu, tetapkan parameter kinetik
parasetamol seperti pada pemberian intravena. Tetapkan pula Ka dan
fa obat tersebut.

Catatan:

Harga Kel, diperoleh dari slope terminal semilog plot kadar darah
terhadap waktu. Varibel x = waktu, variabel y = log kadar. (log Cp =
log Cpo- Kel – t/2,303).

Harga AUCo-t diperoleh melalui metode trapezoid.

Harga β diperoleh dari slopel fase terminal dan semilog plot kadar
plasma lawan-waktu, menggunakan 3-4 titik untuk garis regresi.
Harga α diperoleh dengan metode residual.
VI. Tugas Pendahuluan
1. Kinetika Obat model satu kompartemen terbuka

2. Kinetika Obat model dua kompartemen terbuka


VII. Data Pengamatan
T (JAM ) KONSENTRASI/ C (µg/mL) C’ |C’-C|
0,5 2,75 14,22 11,47
1,0 6,24 12,43 6,19
1,5 8,5 10,86 2,36
2,0 9,81 9,49 -0,32
3,0 7,43 7,24 -0,19
4,0 5,6 5,53 -0,007
6,0 3,19 3,22 0,003
8,0 1,91 1,85 -0,03

1. Konstanta Eliminasi (Kel)

Regresi eksponensial 3 titik terakhir antara T dan Konsentrasi.

4,0 5,6
6,0 3,19
8,0 1,91

Grafik titik terakhir antara T dan konsentrasi


6
5.6
5

3 3.19

2 y = 16.283e-0.269x
R² = 0.9993 1.91

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

a = 16,28

b = -0,27

r = 0,9993

Maka nilai Kel = 0,27/jam

Persamaannya Cp eliminasi :

Cp = Cp0.e-kt
Cp = 16,28.e-0,27t

2. C’
Masukkan nilai T (Jam) dalam persamaan Cp eliminasi
3. |C’-C|
Dengan cara mengurangkan nilai C’ dengan C

C’ |C’-C|

• Untuk T0,5 : • |C’-C|0,5 =14,22 – 2,75 = 11,47

Cp = 16,28.e-0,27t

Cp = 16,28.e(-0,27.0,5)

Cp = 14,22

• Untuk T1,0 :

Cp = 16,28.e-0,27t • |C’-C|1,0 =12,43 – 6,24 = 6,19

Cp = 16,28.e(-0,27.1)

Cp = 12,43

• Untuk T1,5 : • |C’-C|1,5 =10,86 – 8,5 = 2,36

Cp = 16,28.e-0,27t

Cp = 16,28.e(-0,27.1,5)

Cp = 10,86

• Untuk T2,0 : • |C’-C|2,0 =9,49 – 9,81 = -0,32

Cp = 16,28.e-0,27t
Cp = 16,28. e(-0,27.2,0)

Cp = 9,49

• Untuk T3,0 : • |C’-C|3,0 =7,24 – 7,43 = -0,19

Cp = 16,28.e-0,27t

Cp = 16,28. e(-0,27.3,0)

Cp = 7,24

• Untuk T4,0 : • |C’-C|4,0 =5,53 – 5,6 = -0,007

Cp = 16,28.e-0,27t

Cp = 16,28. e(-0,27.4,0)

Cp = 5,53

• Untuk T6,0 : • |C’-C|6,0 =3,22 – 3,19 = 0,003


Cp = 16,28.e-0,27t

Cp = 16,28. e(-0,27.6,0)

Cp = 3,22

• Untuk T8,0 :
• |C’-C|8,0 =1,88 – 1,91 = -0,03
Cp = 16,28.e-0,27t

Cp = 16,28. e(-0,27.8,0)

Cp = 1,88

4. Konstanta Absorpsi (KAbs)


Regresi eksponensialkan 3 titik awal antara T dengan |C’-C|
0,5 11,47
1,1 6,19
1,5 2,36

Grafik 3 titik awal antaraT dengan |C’-C|


14

12
11.47
10

6 6.19

4
y = 26.794e-1.581x
2 R² = 0.9842 2.36

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

a = 26,79

b = -1,58

Maka nilai Kabs = 1,58/jam

Persamaannya Cp absorpsi :

Cp = Cp0.e-kt

Cp = 26,79.e-1,58t

5. Persamaan Farmakokinetik 1 kompartemen data darah


Cp = Cp eliminasi – Cp Absorpi
Cp = 16,28.e-0,27t - 26,79.e-1,58t
6. AUC

Grafik antara T dan konsentrasi


12
9.81
10
8.5
7.43
8
6.24
5.6
6

4 3.19
2.75
1.91
2
0 2 3 4 5 6 7 8 9
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dari grafik di dapat 9 bidang trapesium. Maka untuk mencari AUC (area di bawah
kurva) ialah dengan mencari luas 9 bidang trapesium tersebut.

Luas trapesium = ½ (A+B) x T

A = sisi sebelah kiri

B = sisi sebelah kanan

T = waktu

Maka :

AUC 1 : ½ (0 +2,75) x (0,5 – 0) = 0,69 µg/mL.jam

AUC 2 : ½ (2,75 + 6,24) x (1,0 – 0,5) = 2,5 µg/mL.jam

AUC 3 : ½ (6,24 + 8,5) x (1,5 – 1,0) = 3,69 µg/mL.jam

AUC 4 : ½ (8,5 + 9,81) x (2,0 – 1,5) = 4,57 µg/mL.jam

AUC 5 : ½ (9,81 + 7,43) x (3 - 2) = 8,62 µg/mL.jam

AUC 6 : ½ (7,43 + 5,60) x (4 – 3) = 6,51 µg/mL.jam

AUC 7 : ½ (5,6 + 3,19) x (6 – 4) = 8,79 µg/mL.jam

AUC 8 : ½ (3,19 + 1,91) x (8 – 6) = 5,1 µg/mL.jam


AUC 9, karena sisi sbelah kanan tidak terhingga/tidak diketahui kadarnya maka
untuk mencari AUC 9 menggunakan rumus C akhir/slope eliminasi . Maka

AUC 9 : 1,91/0,27 = 7,07 µg/mL.jam

Maka AUC total, menjumlahkan semua AUC (AUC1 sampai AUC 9) =


47,29 µg/mL.jam.

7. Fa
fa = AUC0-puncak/ AUC0-˷
fa = (4,57+3,69+2,5+0,69)/47,29 = 0,24
Catatan :
AUC0-puncak didapatkan dari penjumlahan AUC pada konsentrasi tinggi sampai 0.
Konsentrasi tertinggi (9,81) di waktu (T) yang 2 sehingga tinggal dijumlahkan
AUC 4 sampai AUC 1

8. Vd
Vd = D x fa/Cp eliminasi = 1000.000µg x 0,24/16,28 = 14742,01 mL

9. CL
CL = D x fa/ AUC0-˷ = 1000.000µg x 0,24/47,29 = 5075,07 ml/jam

10. T
T ½ = 0,693/Kel = 0,693/0,27 = 2,577 jam

VIII. Pembahasan
Pada praktikum daring ini melakukan iterpretasi data dimana dalam parameter
farmakokinetiknya ialah untuk obat yang diberikan secara intravena akan ditentukan
nilai k, t ½ , Vd, dan nilai AUC. Dimana K adalah tetapan laju eliminasi yang
merupakan kecepatan eliminasi obat setelah masuk ke dalam system sirkulasi, t ½
adalah waktu paruh yaitu waktu yang diperlukan agar jumlah obat dalam tubuh melarut
setengah dari dosis. Sedangkan Vd adalah volume distribusi yaitu volume obat yang
terdistribusi dan AUC (Area Under Curva) merupakan nilai yang menggambarkan
biovailabilitas obat dari jumlah dosis yang ada, dimana bioavailabilitas obat
merupakan jumlah obat yang mencapai system sirkulasi sistemik secara utuh yang
memberikan efek.
Untuk obat yang diberikan secara intravena parameter farmakokinetik dari

tetapan absorbsi tidak dihitung karena obat yang diberikan secara intravena tidak

mengalami fase absorbsi melainkan langsung terdistribusi melalui pembuluh darah.

Suatu obat yang diberikan dalam bentuk injeksi intravena (IV), maka seluruh dosis

obat masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah dengan segera, dan obat tersebut

didistribusikan ke semua jaringan.

Pada percobaan ini yang pertama kita hitung ialah kecepatan absorpsi (tahapan

kecepatan yang ditentukan oleh variable internal dan variable eksternal). Nilai Ka yang

didapatkan ialah 1,58/jam, lalu pada parameter yang kedua luas daerah bawaan kurva

(AUC) menunjukkan broavaibilitas yang sewaktu tinggi, dimana dihitungnya

perinterval waktu yang nilainya 47,29 µg/mL.jam. Parameter ketiga ialah fa, nilai fa

memperoleh hasil 0,24 jam. Dan pada parameter klirens (volume cairan yang

dibersihkan dan obat persatuan waktu) menunjukkan kecepatan tubuh untuk

membersihkan obat tanpa mempersalahkan prosesnya. Dalam proses ini organ yang

berperan adalah hati, ginjal terutama nefron. Nilai klirens yang didapat ialah 5.075,07
1⁄
mL/jam, dan volume distribusi 14.742,01 mL dan dimana t 2 menghasilkan 2,57 jam.

IX. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa :
a. Volume distribusi obat didalam darah (Vd) sebesar 14.742,01 mL,
b. Nilai direnstotal adalah 5.075,07 mL/jam,
c. Nilai fa (Fraksi obat yang diabsorpsi) adalah selama 0,24 jam, dan
1⁄
d. t 2 adalah 2,57 jam.
X. Daftar Pustaka
Ganiswara,Gan Sulistia, 2009, Farmakologi dan Terapi Edisi 5,Fakultas
Kedokteran-Universitas Indonesia : Jakarta.

Neal, M.J., 2006. At a Glance FARMAKOLOGI MEDIS Edisi kelima. Erlangga:


Jakarta.
Shargel, L. 2012. “Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan”. Airlangga
University Press, Surabaya.

Syamsuni, H, 2006. “ Farmasetika dasar dan Hitungan Farmasi”. Penerbit Buku


Kedokteran, EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai