Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indah Siti Permatasari

Kelas : 3 FA 3

NPM : 11171095

Parameter uji disolusi

Menurut BPOM (2005) parameter yang digunakan untuk uji disolusi adalah faktor perbedaan (F1) dan
faktor kemiripan (F2). Faktor perbedaan (F1) dihitung dengan persamaan :

n dalam persamaan tersebut adalah jumlah penentuan interval waktu, Rt adalah nilai disolusi zat aktif
produk pembanding pada interval waktu t, dan Tt adalah nilai disolusi zat aktif produk uji pada interval
waktu t (Riskafuri 2011). Batasan nilai untuk F1 adalah 0-15 (Dresman dan Kramer 2005).

Persamaan faktor kemiripan (F2) (BPOM 2004) adalah dihitung sebagai berikut:

Rt dalam persamaan adalah persentase kumulatif dari obat terlarut pada setiap waktu sampling dari
produk pembanding, dan Tt adalah persentase kumulatif dari obat terlarut pada setiap waktu sampling
dari setiap produk uji.

Parameter uji disousi terbanding

Uji disolusi terbanding merupakan suatu pengujian yang relatif sensitif untuk membandingkan
keakuratan suatu formulasi sehingga data dapat dikorelasikan profil disolusinya berdasarkan
perbandingan nilai F1 (Difference Factor) dan F2 (Similarity Factor). Profil disolusi antara paten dengan
generik dinyatakan mirip jika nilai F2 antara 50100 atau nilai F1 toleransi perbedaan profil disolusi
antara 0-15 (Abdou 1989).

Parameter uji bioekivalensi

bioekivalensi in vitro merupakan uji pendahuluan sebelum dilaukan uji bioekivalensi in vivo.
Simulasi (TABLET OFLOXACIN)

Uji disolusi & uji disolusi terbanding

Dapat dilihat profil disolusi antara produk inovator, sampel A


dan B dalam dapar HCl pH 1,2. Pada menit ke-5 produk
inovator dan kedua sampel memiliki disolusi yang berbeda.
Dari grafik tersebut dapat dilihat juga perbedaan disolusi
sampel A pada menit ke-5 sampai ke15 berbeda signifikan
dari disolusi sampel B dan produk inovator. Perbedaan
disolusi pada sampel A ini diduga karena pengaruh formulasi
dan metode pembuatan tablet sampel A, yang menyebabkan
Kadar zat aktif yang telah terdisolusi dari tablet sampel A cepat terdisolusi pada menit ke-5 sampai ke15. Hal
ofloxacin pada menit ke-30 untuk produk inovator, ini dapat disimpulkan bahwa tablet sampel A lebih cepat
sampel A dan B pada menit ke-30 berturut-turut yaitu terdisolusi di dalam dapar HCl pH 1,2 pada menit ke-5
125,80 ± 2,32%; 129,87 ± 3,79%; dan 134,67 ± 2,93%. sampai ke-15 dibandingkan dengan tablet sampel B dan
Perbedaan nilai tersebut membuktikan bahwa produk inovator.
formulasi dan proses pembuatan dapat
mempengaruhi disolusi dan bioavaibilitas obat.
Dapat dilihat bahwa sampel A nilai f1 dan f2 berturut-
turut yaitu 12,09 dan 35,78. Sedangkan sampel B nilai f1
dan f2 berturut-turut yaitu 6,94 dan 55,02. Berdasarkan
perhitungan f1 dan f2, hanya sampel B masuk dalam
persyaratan yang ditetapkan oleh Food and Drug
Administration (1997) yaitu f1 berada pada rentang 0-15
dan f2 berada pada rentang 50-100. Hal ini berarti
sampel B memenuhi persyaratan, memiliki ekivalensi
profil disolusi dengan produk inovator. Sedangkan
sampel A yang tidak memenuhi persyaratan, profil
disolusinya tidak ekivalen dengan produk inovator.

Dissolution efficiency (DE) menyatakan


perbandingan antara luas daerah di bawah kurva
kecepatan pelarutan dan daerah pada waktu yang
sama menggambarkan 100% obat terlarut dalam
media. Hasil perhitungan DE70 ofloxacin dalam
media dapar HCl pH 1,2 dapat dilihat pada tabel
disamping.

Uji bioekivalensi

Obat generik berlogo dan obat generik bermerek merupakan produk obat yang telah habis masa
patennya dan diproduksi dengan menggunakan nama zat aktifnya atau nama yang ditetapkan oleh suatu
perusahaan, yang membutuhkan standar mutu antara lain berupa bioekivalensi dengan produk obat
inovator sebagai produk pembanding (reference product) (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2004).

Anda mungkin juga menyukai