JURNAL
Perbandingan Dua Obat yang
Dilakukan Pengujian Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Oleh kelompok I :
- Monika Emerensiana Wawo Aja / 052191001
- Sagita Maharani / 05219100
- Marfuathun Chatimah S / 05219100
- Nur Adlia / 052191006
- Novita Indriyanti / 05219100
LATAR BELAKANG
Bioavailabilitas (Ketersediaan Hayati)
Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai /
tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/ aktif setelah pemberian
produk obat tersebut, diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau
dari ekskresinya dalam urin.
Dua sediaan obat dinyatakan ekivalen jika kedua sediaan obat tersebut memiliki
bioavailabilitas yang sama. Perbedaan bioavailabilitas sampai dengan 10%
umumya tidak menimbulkan perbedaan yang berarti dalam efek kliniknya.
Mengapa bioekivalensi
obat sangat penting hingga
perlu dilakukan pengujian?
Namun dalam prakteknya tidaklah seperti itu, karena obat tidak hanya terdiri dari
zat berkhasiat saja, melainkan dicampur dengan bahan – bahan lain. Disamping
perbedaan zat tambahan, pebedaan dalam proses pembuatan juga akan
mempengaruhi suatu obat. Maka hal tersebut memungkinkan terjadinya
bioavailabilitas yang cukup signifikan dan bisa mempengaruhi efek kliniknnya.
Untuk menentukan bioavailabiitas suatu obat dapat dilakuan dengan beberapa cara
salah satuya yaitu uji disolusi. Uji disolusi merupakan suatu metode fisika-kimia
yang digunakan dalam pengembangan produk dan pengendalian mutu sediaan obat
berdasarkan pengukuran parameter kecepatan pelepasan dan melarut zat berkhasiat
dari sediaannya yang menentukan bioavailabilitas obat.
Penentuan Ekivalensi
antar Tablet Salbutamol, Nama
Generik dan Merk Dagang
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu
jenis penelitian yang datanya diperoleh dari penelitian
laboratorium dan didukung oleh studi pustaka
Analisis data
Tahapan – tahapan yang hasil uji
dilakukan Penentuan nilai disolusi
bioavailabilitas
Penentuan relatif
konsentrasi zat
Pengujian terlarut secara
disolusi tablet spektrofotometri
salbutamol UV
Pengujian Disolusi Tablet
Salbutamol
Pengujian disolusi tablet salbutamol berdasarkan USP XXXII dan
FI IV dengan metode dayung dan medium disolusi HCl 0,1 N
sebanyak 500 mL. Sebanyak 3 tablet dimasukkan ke dalam alat
disolusi dan diputar pada kecepatan 50 rpm, suhu 37º C ± 0,5º C
selama 30 menit. Sampel diambil sebanyak 10 mL pada menit ke-
0, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30, volume yang diambil digantikan
dengan sejumlah volume yang sama dari media disolusi.
Ketiga produk yang diuji memiliki nilai f2 lebih besar dari 50 sehingga
bisa dikatakan bahwa ketiga produk tersebut memiliki profil disolusi
yang mirip. Profil disolusi ini berkolerasi dengan profil absorbsi obat
dalam tubuh sehingga dengan nilai faktor kemiripan yang diperoleh
diperkirakan tablet salbutamol sulfat generik memiliki profil absorbsi
obat (bioavailabilitas) yang mirip dengan tablet bermerek dagang.
KESIMPULAN
Keseluruhan analisis data yang dilakukan baik profil uji disolusi,
availabilitas relatif, dan faktor kemiripan menunjukkan tidak
adanya perbedaan signifikan antara tablet salbutamol sulfat
generik dengan salbutamol sulfat bermerek dagang.
Pengujian
Konsentrasi salbutamol
bioavailabilitas relatif
sulfat terlarut tablet
tablet salbutamol sulfat
generik pada 30 menit Tablet salbutamol sulfat
generik terhadap merek
sebesar 90,376%, merek generik ekivalen secara
A sebesar 101,580 dan
A sebesar 90,763% dan in vitro terhadap tablet
tablet generik terhadap
merek B sebesar merek A dan B dengan
merek B sebesar
91,507%. Ketiganya nilai faktor kemiripan
105,275. Berdasarkan
memenuhi persyaratan sebesar 84,120 dan
statistik maka tidak ada
disolusi yakni lebih dari 74,271
perbedaan yang
80% zat aktif terlarut
bermakna atau ekivalen
setelah 30 menit
secara farmasetik