Anda di halaman 1dari 8

Materi Makalah

Dactinomycin
Antikanker produk alam adalah senyawa yang dihasilkan dari produk alam dan berspesifikasi
sebagai antikanker. Bebrapa antibiotika, yang mula mula dikembangkan sebagai senyawa anti
bakteri ternyata didapatkan mempunyai efek sitotoksik tinggi. Antitumor atau antikanker
antibiotics merupakan jenis agen kemoterapi yang memiliki sifat antimikroba dan sitotoksik.
Efek samping tersebut dievaluasi dan kemudian dikembangkan menjadi obat anti kanker. Pada
umumnya antibiotika antikanker sukar di absorpsi pada saluran cerna sehingga diberikan melalui
parenteral , salah satu contoh antibiotika anti kanker adalah daktinomisin.

Dactinomycin atau (Aktomisin D) merupakan antikanker produk alam golongan antibiotika


antikanker yang di isolasi dari kultur Streptomyces, chrysomallus, S. parvulus dan S.
antibioticus pada tahun 1940 oleh Selman Waksman (Kawamura, 2018).
Selman Waksman Abraham  adalah seorang penemu, Biokimiawan, dan ahli mikrobiologi
Amerika Serikat kelahiran Ukraina yang dikenal karena penelitiannya mengenai streptomisin dan
beberapa antibiotik lainnya. Waksman juga dikenal telah menciptakan istilah antibiotik.
Periode penelitian antibiotik kedua selama 5 tahun dari 1939 hingga akhir 1943. Dr. Waksman,
dengan minatnya yang bangkit kembali pada antibiotik, mengumpulkan delapan peneliti
bersama untuk berspesialisasi dalam studi antibakteri. Dr waksman bersama team dengan cepat
menemukan beberapa antibiotik yang baru: aktinomisin, streptotrisin, fumigasin, dan klavasin.
Sayangnya, keempatnya beracun bagi hewan. Di bagian akhir dari periode 5 tahun itu, Albert
Schatz, Ph.D. bergabung dengan grup kami untuk mencari antibiotik, tiba dan memulai
penelitiannya di bawah bimbingan Dr. Waksman.Dia mengisolasi strain Streptomyces griseus
dari tanah pertanian Sekolah Pertanian Rutgers. Strain itu menghasilkan antibiotik . Kulturnya
sedikit berbeda dari isolasi Actinomyces griseus Dr. Waksman sebelumnya yang dibuat selama
penelitiannya selama bertahun-tahun, tetapi kehadiran antibiotik adalah hal baru. Dr Waksman
dan muridnya Schatz menamakannya streptomisin. Sampel diberikan oleh Dr. Waksman kepada
peneliti ahli Klinik Mayo Drs. William Feldman dan Corwin Hinshaw, yang merupakan spesialis
dalam studi tuberkulosis, dan setelah mengujinya, mereka melaporkan bahwa itu tidak beracun
bagi berbagai hewan.
Streptomyces merupakan bakteri dari kelompok Actinomycetes. Genus ini telah dieksplorasi
secara luas karena beberapa spesies diantaranya diketahui sangat potensial sebagai penghasil
antibiotik . Beberapa antibiotik yang dihasilkan oleh Actinomycetes antara lain kloramfenikol
dari Streptomyces venezuelase, eritromisin dari Streptomyces erythreus, linkomisin dari
Streptomyces lincolnensis, vankomisin dari Streptomyces orientalis, dan streptomisin dari
Streptomyces griseus (Jawetz et al., 2005). Streptomyces diketahui dapat memproduksi berbagai
senyawa aktif diantaranya antibiotik, antiviral, enzim dan biofertilizer.
Cara isolasi :
Diambil sampel sebanyak 1 mL dan diinokulasikan secara pour plate pada medium Starch-casein
Agar (ScA) dan Raffinosa Histidin (RhA) dengan penambahan nistatin sebagai antifungi. Media
Starch-casein Agar (ScA) dan Raffinosa histidin Agar (RhA) merupakan media yang selektif
untuk pertumbuhan Actinomycetes. Dalam pembuatan media ScA dan RhA dilakukan
penambahan nistatin yang berfungsi sebagai antifungi. Pertumbuhan bakteri juga ditekan dengan
cara memanaskan suspensi tanah pada suhu 500 C selama 10 menit .Medium yang telah
diinokulasi diinkubasi pada suhu 280 C selama 2 minggu.
Kemudian dilakukan pewarnaan Gram digunakan untuk melihat morfologi sel dari
Actinomycetes. Menurut Waluyo (2009) morfologi Actinomycetes mirip dengan fungi yaitu
tumbuh dalam bentuk filamen miselium dan membentuk spora.
Kemudian dilakukan uji potensi antibiotik, Pengujian antibiotik dilakukan dengan menggunakan
metode agar block). Actinomycetes dapat menghasilkan antibakteri karena aktivitas metabolit
sekunder yang dihasilkan isolat Actinomycetes (Singh et al., 2006).

Penghambatan bakteri uji oleh isolat Actinomycetes diasumsikan akibat adanya senyawa
antibakteri hasil metabolit sekunder Actinomycetes yang disekresikan pada media. Semakin
banyak senyawa antibakteri yang disekresikan ke media semakin besar zona hambatannya.
Mekanisme kerja antibakteri yang dihasilkan oleh Actinomycetes adalah dengan menghambat
sintesis protein. Antibakteri yang memiliki mekanisme kerja menghambat sintesis protein akan
mempunyai daya antibakteri yang sangat dan selektif.

Mekanisme kerja Daktinomisin Ini adalah dengan menghambat topoisomerase II secara spesiflk
Mereka mengikat DNA dan menyebabkan kerusakan pada DNA dan RNA. Salah satu sumber
antitumor antibiotik adalah dari jenis jamur Streptomyces (Chaudhary et al, 2016).
Antitumor antibiotics juga memiliki mekanisme kerja yang menyebabkan interkalasi pada DNA
menjadi basis G dan C dari DNA heliks ganda untuk menghambat fungsi RNA polimerase
Akibatnya, mereka dapat mengganggu proses transkripsi dan menghambat sintesis RNA,
terutama untuk mRNA (Wang et al, 2015)
Mekanisme kerjanya adalah Daktinomisin mempunyai gugus kromofor aktinosin ( 3-
fenoksazon-1,9-dikarboksilat) yang dapat menginterkalasi , melalui interaksi transfer muatan
gugus guanin dari pasangan guanin – sitosin dobel heliks DNA. Dua cincin lakton peptida
daktinomisin dapat menduduki celah kecil pada dobel heliks DNA dan berinterkasi dengan dua
gugus amino dari guanin melalui ikatan hidrogen spesifik. Kompleks antibiotika-DNA cukup
stabil dan menghambat secara selektif sintesis DNA – dependent RNA pada kadar tinggi
daktinomisin dapat menghambat sintesis DNA. Daktinomisin bekerja secara tidak spesifik
terhada siklus kehidupan sel. Perubahan struktur dan substituen daktinomisin, seperti pembukaan
cincin lakton , perubahan stereokimia , penggantian gugus -gugus 4 dan 6-metil serta gugus
2amino akan mempengaruhi kerja interaksi dengan DNA dan biasanya menurunkan
kereaktiannya.

Daktinomisin digunakan untuk pengobatan leukimia limfositik dan granulotik akut. Absorpsi
dalam saluran cerna sangat rendah sehingga diberikan secara parenteral. Daktinomisin di
eksresikan melalui urin dan empedu dengan waktu paruh terminalnya +- 36 jam. Dosis IV : 10-
25 miugram/KgBB 1 dd , selama minimum 5 hari tiap 4-6 minggu.
Biosintesis :
Penyerapan, Distribusi, Biotransformasi, Ekskresi:

 Absoprsi
Daktinomisin diberikan melalui rute pemberian intravena (IV) karena Dactinomycin
diserap dengan buruk pada saluran cerna.
 Distribusi
Pada anak-anak volume distribusi (Vd) berkisar dari sekitar 60 sampai sekitar 700 L,
konsisten dengan distribusi ekstravaskular yang substansial .Daktinomisin tidak melewati
sawar darah otak. Dactinomycin didistribusikan secara cepat ke jaringan, dengan
konsentrasi tinggi ditemukan pada sumsum tulang dan sel nukleasi, termasuk granulosit
dan limfosit. Ikatan dengan protein plasma mencapai 5%.
 Metabolisme
Dactinomycin didistribusikan secara cepat ke jaringan dan memiliki waktu paruh
terminal yang panjang. Obat ini hampir tidak dimetabolisme, tetapi diekskresikan
utamanya di empedu.[ Daktinomisin tunduk pada metabolisme hati yang sangat terbatas
 Eliminasi
Daktinomisin diekskresikan dalam urin dan empedu dan menunjukkan waktu paruh
plasma terminal (t½) sekitar 36 jam.Sekitar 30% senyawa induk dapat ditemukan dalam
urin dan feses dalam waktu sekitar satu minggu.

DAPUS
Suko Hardjono, Siswandono, Nuzul Wahyuning Diyah.2017.obat anti kanker.Surabaya.
Airlangga unversity press.
Taufiq Nur budaya, besut daryanto.2020. Kemoterapi Knaker Urogenital.Malang. Tim UB
Press.
https://drugs-01.ncats.io/substance/1CC1JFE158
Jannah, Fatah Miftakul.2013.” Uji Aktivitas Isolat Actinomycetes Dari Tanah Sawah Sebagai
Penghasil Antibiotik”.Fakultas Farmasi , Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
https://www.pharmacology2000.com/Oncology/oncology480.htm
MATERI DI PPT

Dactinomycin atau (Aktomisin D) merupakan antikanker produk alam golongan antibiotika


antikanker yang di isolasi dari kultur Streptomyces chrysomallus, S. parvulus dan S. antibioticus
pada tahun 1940 oleh Selman Waksman (Kawamura, 2018).
Kingdom : Bakteri
Filum : Actinobacteria
Kelas : Actinomyces
Ordo : Actinomycatales
Famili : Streptomycatales
Genus : Streptomyces
Spesies : S. Parvulus , S. Antibioticus
S.Chrysomallus

Daktinomisin digunakan untuk pengobatan leukimia limfositik dan granulotik akut. Penggunaan
klinis utama daktinomisin adalah mengobati tumor rhabdomyosarcoma dan Wilms pada anak-
anak. Daktinomisin juga penting dalam mengobati sarkoma Ewing
Absorpsi dalam saluran cerna sangat rendah sehingga diberikan secara parenteral. Daktinomisin
di eksresikan melalui urin dan empedu dengan waktu paruh terminalnya +- 36 jam. Dosis IV :
10-25 miugram/KgBB 1 dd , selama minimum 5 hari tiap 4-6 minggu.
Penggunaan klinis utama daktinomisin adalah mengobati tumor rhabdomyosarcoma dan Wilms
pada anak-anak. Daktinomisin juga
penting dalam mengobati sarkoma
Ewing

Mekanisme kerja Daktinomisin Ini


adalah dengan menghambat
topoisomerase II secara spesiflk Mereka mengikat DNA dan menyebabkan kerusakan pada DNA
dan RNA. Salah satu sumber antitumor antibiotik adalah dari jenis jamur Streptomyces
(Chaudhary et al, 2016).
Antitumor antibiotics juga memiliki mekanisme kerja yang menyebabkan interkalasi pada DNA
menjadi basis G dan C dari DNA heliks ganda untuk menghambat fungsi RNA polimerase
Akibatnya, mereka dapat mengganggu proses transkripsi dan menghambat sintesis RNA,
terutama untuk mRNA (Wang et al, 2015)

Cara isolasi :
Diambil sampel sebanyak 1 mL dan diinokulasikan secara pour plate pada medium Starch-casein
Agar (ScA) dan Raffinosa Histidin (RhA) dengan penambahan nistatin sebagai antifungi. Media
Starch-casein Agar (ScA) dan Raffinosa histidin Agar (RhA) merupakan media yang selektif
untuk pertumbuhan Actinomycetes. Dalam pembuatan media ScA dan RhA dilakukan
penambahan nistatin yang berfungsi sebagai antifungi. Pertumbuhan bakteri juga ditekan dengan
cara memanaskan suspensi tanah pada suhu 500 C selama 10 menit .Medium yang telah
diinokulasi diinkubasi pada suhu 280 C selama 2 minggu

Biosintesis :
Penyerapan, Distribusi, Biotransformasi, Ekskresi:

 Absoprsi
Daktinomisin diberikan melalui rute pemberian intravena (IV) karena Dactinomycin
diserap dengan buruk pada saluran cerna.
 Distribusi
Daktinomisin tidak melewati sawar darah otak. Dactinomycin didistribusikan secara
cepat ke jaringan, dengan konsentrasi tinggi ditemukan pada sumsum tulang dan sel
nukleasi, termasuk granulosit dan limfosit. Ikatan dengan protein plasma mencapai 5%.
 Metabolisme
Dactinomycin didistribusikan secara cepat ke jaringan dan memiliki waktu paruh
terminal yang panjang. Obat ini hampir tidak dimetabolisme, tetapi diekskresikan
utamanya di empedu.[ Daktinomisin tunduk pada metabolisme hati yang sangat terbatas
 Eliminasi
Daktinomisin diekskresikan dalam urin dan empedu dan menunjukkan waktu paruh
plasma terminal (t½) sekitar 36 jam.Sekitar 30% senyawa induk dapat ditemukan dalam
urin dan feses dalam waktu sekitar satu minggu.

Anda mungkin juga menyukai