A. DEFINISI FIA
Flow Injection Analysis (FIA) adalah metode analisis kimia yang didasarkan pada
injeksi sampel (larutan) ke dalam larutan pembawa (carrier) dalam sistem tidak
tersegmentasi. Tidak tersegmentasi artinya sistemnya mengalir dan tidak dibagi menjadi
area-area tertentu, seperti sungai.
Sampel terinjeksi membentuk zona yang kemudian ditransportasi ke detektor yang
secara kontinyu mengukur absorbansi, potensial elektrode, atau parameter fisika lain,
yang berubah secara kontinyu sebagai akibat mengalirnya sampel melalui sebuah flow
cell. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Rzicka dan Hansen pada tahun 1975.
Arus analisis injeksi tidak harus dijelaskan. Hal ini harus ditunjukkan. FIA meliputi
dalam manipulasi mikofluida sampel dan reagen. Sampel yang disuntikkan ke dalam
larutan pembawa / reagen, yang mengangkut zona sampel ke detektor sementara
diinginkan reaksi biokimia terjadi. Respon Detector menghasilkan kurva kalibrasi
mengukur analit sasaran. Dengan demikian, FIA didasarkan pada tiga prinsip:
(M.C.Biurrun, 2009)
Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa Flow Injection Analysis adalah metode
yang sangat fleksibel karena detektor yang digunakan bermacam-macam. Misalnya, kalau
kita ingin mengukur absorbansi, maka detektornya Spektrofotometer UV-Vis. Jika ingin
mengukur potensial elektrode, maka detektor yang digunakan bisa Potensiometer. Bahkan
mungkin bisa AAS, ICP, dan HPLC untuk pengukuran parameter lainnya.
FIA juga bisa diartikan metode untuk mengumpulkan semua informasi yang
diperoleh dari gradien konsentrasi yang terbentuk akibat sampel terinjeksi dan terdispersi
kedalam larutan pembawa (carrier) yang mengalir secara kontinyu dan tidak
tersegmentasi.
Menurut Zhao Lun Fang (1995), teknik flow analysis dilakukan dengan cara
memanipulasi zona sampel dan reagen dengan keterulangan yang baik di dalam sistem
yang mengalir pada kondisi yang secara termodinamika tidak setimbang.
Kimia analitik memang identik dengan manipulasi, namun dalam artian yang positif.
Dalam FIA, zona sampel juga bisa dimanipulasi, misalnya dalam memekatkan atau
mengencerkan sampel agar terdeteksi oleh instrumen yang digunakan untuk analisis.
Maksud dari termodinamika yang tidak setimbang adalah reaksinya tidak perlu tuntas,
dan tidak perlu stoikiometri. Karena yang dipentingkan dalam FIA ini tidak hanya
ketepatan dan akurasi, tapi juga waktu analisisnya. Begitu reaksinya sudah menghasilkan
sinyal yang bisa dibaca, maka itu bisa digunakan sebagai dasar untuk analisis.
1. Carrier(C)
Kebanyakan carrier adalah suatu reagen yang berfungsi membawa sampel ke
detektor, tapi semua carrier belum tentu berfungsi sebagai reagen. Reagen atau pereaksi
tidak mesti tunggal. Kalau suatu reaksi itu membutuhkan tahapan-tahapan reaksi, carrier-
nya bisa lebih dari satu senyawa.
Contoh: Suatu reaksi hanya bisa berlangsung dalam suasana basa, maka salah satu
carrier-nya adalah larutan basa. Tujuannya adalah untuk menaikkan pH sampel. Baru
setelah itu, akan bereaksi dengan reagen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai
membentuk senyawa baru.
2. Pompa(P)
Karena sistemnya mengalir, maka di FIA itu butuh pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan carrier. Pompa juga tidak mesti hanya menggunakan satu, bisa saja dua,
tiga, dan seterusnya.
3. Injektor Sampel (S)
Tempat menginjeksikan sampel. Sehingga nantinya sampel akan bertemu dengan
reagen dan bereaksi.
4. Mikroreaktor (M)
Tempat untuk menyempurnakan reaksi antara sampel dan reagen. Kapiler
mikroreaktor sengaja tidak dibuat lurus (digulung) agar alirannya torbulen, sehingga
pencampuran antara sampel dan reagen sempurna. Ukuran dari kapiler mikroreaktor bisa
disesuaikan dengan design Flow Injection Analysis yang diinginkan.
5. Detektor(D)
Dari pencampuran sampel dan reagen akan terbentuk senyawa yang mempunyai sifat
kimia atau fisika yang baru. Bisa warnanya berubah , pH berubah atau Arusnya yang
berubah. Sehingga nantinya bisa dibaca oleh detektor yang berbeda-beda tergantung
pengukuran yang diinginkan.
C. KONSEP FIA
1. Volume sampel yang diinjeksikan reproducibel
Artinya volume injeksi sampel ke-1, 2, 3, dan seterusnya harus sama. Nah supaya
menjamin volume-nya sama, digunakan Syringe (alat suntik) untuk injeksi sampel. Agar
volume-nya lebih sama lagi, bisa digunakan Autosampler. Digunakan alat ini supaya
"reproducibel", keterulangannya teratur.
2. Dispersi sampel harus terkontrol
Sampel yang diinjeksikan lama-kelamaan akan menyebar (terdispersi),
konsentrasinya juga semakin kecil. Supaya hasil reaksinya nanti masih terbaca oleh
detektor, oleh karena itu perlu adanya kontrol. Salah satu cara untuk mengontrol dispersi
ini adalah dengan optimasi mikroreaktor.
Jika pipa kapiler mikroreaktor terlalu panjang, mungkin sampel ketika sampai di
ujung sudah terdispersi. Tapi kalau, terlalu pendek mungkin reaksi antara sampel dan
reagen belum sempurna. Untuk itu perlu dilakukan optimasi agar kapiler tidak terlalu
pendek dan tidak terlalu panjang untuk mengontrol dispersi sampel.
3. Waktu analisis reproducibel
Jadi kalau kita optimasi waktunya 15 detik, maka seluruh sampel harus diukur dalam
waktu 15 detik. Kalau optimasi waktunya 30 detik, maka seluruh sampel harus diukur
dalam waktu 30 detik, dan seterusnya. Hal ini juga beruhubungan dengan pengontrolan
dispersi sampel.
2. Kekurangan
Dikarenakan reaksinya harus berjalan cepat, sehingga tidak dapat digunakan untuk
menganalisis sampel yang reaksinya berjalan lambat.
F. APLIKASI FIA
a. Bidang Lingkungan: Penentuan kadar ammonium, besi, dll
b. Bidang Farmasi:
Peranan FIA dalam analisis farmasi :
Penentuan kadar Amoxilin, chloropromazine, dll
Penentuan Kloroksin
Penentuan Kaptopril
Penentuan Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Penentuan Klorokresol
Penentuan Prometazin
Uji Batas untuk Logam Berat
Penggunaan Aliran Tersegmentasi dalam Penentuan Koefisien Partisi
Pengujian Disolusi Terotomatisasi
G. KESIMPULAN
1) Analisis injeksi aliran (flow injection analysis, FIA) adalah salah satu metode kimia
basah yang telah diperbarui. Dasar teknik tersebut adalah bahwa sampel disuntikkan
ke dalam aliran reagen yang mengalir secara kontinu. Sampel bereaksi dengan
reagen dan reaksi ini di ukur dengan suatu detektor.
2) FIA didasarkan pada tiga prinsip:
1. Sampel direproduksi suntikan atau penyisipan menjadi pembawa mengalir
stream.
2. Controlled dispersi dari sampel zone.
3. Direproduksi waktu gerakan dari titik sampel injeksi dengan sistem deteksi.
3) Instrumen dari FIA antara lain :
1. Carrier(C)
2. Pompa(P)
3. Injektor Sampel (S)
4. Mikroreaktor (M)
5. Detektor(D)
4) Faktor yang mempengaruhi sinyal respon :
1. Kecepatan alir carrier
2. Volume sampel
3. Panjang geometri reaction coil
4. Bentuk geometri reaction coil
5. Volume kuvet/Flow cell kuvet
DAFTAR PUSTAKA
Biurrun, Yebra, M.C., 2009, Flow injection analysis of marine, New York : Nova Science
Publishers, Inc. ISBN 978-1-60876-566-9 (E-Book)
Trojanowicz, Marek., 2000, Arus injeksi analisis: Instrumentasi dan aplikasi, Singapura:
Dunia Ilmiah. ISBN 981-02-2710-8
Watson, D.G., 2005, Pharmacheutical Analysis 2e, Oxford United Kingdom : Elsevier
Limited.