KIMIA MEDISINAL
Disusun oleh :
Kelompok 4
TULUNGAGUNG
APRIL 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peranan Sitokrom P-450 dalam metabolisme obat
Dengan karbon monoksida (CO), yang bila absorbansinya dia amati dengan
spektrofotometer mempunyai panjang gelombang maksimum 450 nm
1. Reaksi Oksidasi
Reaksi hidroksilasi ini (fasa I) dilanjutkan dengan reaksi konjugasi (fasa II),
dengan asam glukuronat atau sulfat, membentuk konjugat polar dan mudah larut
dalam air, kemudian diekskresikan melalui urin.
Contoh obat yang tahan terhadap reaksi hidroksilasi antara lain adalah
klonidin, obat antihipertensi, dan probenesid, obat urikosurik.
Bila senyawa mengandung dua cincin aromatik, proses hidroksilasi terjadi
pada cincin yang lebih kaya elektron.
Selain, reaksi-reaksi di atas, reaksi oksidasi juga terjadi pada ikatan rangkap
alifatik, atom C benzilik, atom C alilik, atom Ca karbonil dan imin, atom C
alifatik dan alisiklik, oksidasi pada sistem C-N, C-O dan C-S, oksidasi dari
alkohol dan aldehida serta oksidasi lain-lain.
Stiren oksida dapat mengikat secara kovalen protein mikrosom hati dam
asam amino tikus. Detoksifikasi Stiren oksida terutama oleh proses konjugasi
dengan glutation membentuk turunana asam merkapturat.
Aflatoksin B1, suatu hepatokarsinogenik, mengalami metabolik oksidatif
menjadi turunan 2,3-epoksida reaktif, yang mampu membentuk ikatan kovalen
dengan ADN, ARN dan protein sel, baik secara in vivo maupun in vitro.
Atom C yang terikat cincin aromatik pada posisi benzilik, dapat mengalami
metabolik oksidatif menjadi alkohol. Metabolit alkohol primer teroksidasi lebih
lanjut menjadi aldehida dan asam karboksilat, sedang metabolit alkohol sekunder
teroksidasi menjadi keton. Alternatif lain, metabolit alkohol secara langsung
berkonjugasi dengan asam glukoronat. Contoh : tolbutamid.
Safrol mengalami hidroksilasi alilik dan benzilik pada atom C1, dan segera
terkonjugasi dengan sulfat membentuk ester reaktif, yang dapat mengikat ADN
dan ARN melalui ikatan kovalen, sehingga safrol bersifat hepatokarsinogenik.
Metabolik oksidatif dari pusat C-alifatik dapat terjadi pada gugus metil
ujung (oksidasi ω) menghasilkan alkohol primer, atau pada pusat C sebelum
gugus ujung (oksidasi ω-1) menghasilkan alkohol sekunder. Metabolit alkohol
primer teroksidasi lebih lanjut menjadi aldehida dan asam karboksilat, sedang
alkohol sekunder teroksidasi lebih lanjut menjadi keton. Metabolit alkohol
kadang-kadang dapat secara langsung berkonjugasi dengan asam glukoronat.
Hidroksilasi alifatik ω dan ω-1 pada umumnya terjadi pada molekul obat
yang mempunyai rantai cabang alkil, misal isobutil atau sikloheksil, dan piperidil.
Contoh : asam valproat, obat anti epilepsi, teroksidasi (ω dan ω-1) mengahsilkan
metabolit asam 4-hidroksi dan 5-hidroksi valproat.
Pada reaksi oksidasi amin tersier alifatik mula-mula terjadi hidroksilasi pada
C∝ membentuk senyawa antara karbinolamin yang tidak stabil dan secara spontan
mengalami pemecahan heterolitik pada ikatan C-N menghasilkan amin sekunder
dan karbonil (aldehid dan keton).
Gugus alkil terikat pada atom N dengan jumlah atom C kecil, seperti metil,
etil, dan isopropil dengan mudah terdealkilasi. N-dealkilai gugus butil tersier
melalui cara di atas tidak dimungkinkan karena tidak mengandung atom H pada
C∝. Bisdealkilasi amin alifatik tersier berlangsung sangat lambat sehingga hasil
metabolitnya. Contoh : imipramin
Lidokain, disopiramid, tamoksifen, difenhidramin, klorpromazin, (+) ∝-
propoksifen dan benzfetamin mengalami N-dealkilasi serupa dengan imipramin.
Pada banyak kasus bisdealkilasi amin tersier menghasilkan metabolit amin alifatik
primer yang kemudian teroksidasi lebih lanjut menjadi turunan asam. Contoh :
bromfenilamin
Contoh : meperidin.
Morfin dan dekstrometorfan juga mengalami N-dealkilasi serupa dengan
meperidin.
Gugus amin sekunder, baik yang terdapat pada senyawa induk maupun
pada metabolik, dapat mengalami N-dealkilasi, deaminasi oksidatif dan reaksi N-
oksidasi. Amin sekunder mengalami N-dealkilasi menjadi metabolit amin primer.
Contoh : propanolol dan oksprenolol, mengalami N-deisopropilasi menjadi amin
primer.
Metabolit amin primer yang mempunyai atom H pada C∝ mengalami
deaminasi oksidatif menghasilkan metabolit karbonil dan amonia.
Contoh : anilin
Contoh : trimetoprim
2. Reaksi Reduksi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA