Anda di halaman 1dari 44

BIOFARMASETIKA

apt. Aurelia Da Silva S. Fraga, S.Farm, M.Farm


OUTLINE
PENDAHULUAN
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh
atau efek tubuh terhadap obat.
Farmakokinetik mencakup 4 (empat) proses, yaitu:
1. Proses absorpsi (A) (diserap ke dalam darah)
2. Distribusi (D) (disebarkan ke berbagai jaringan tubuh)
3. Metabolisme (M) (diubah menjadi bentuk yang dapat dibuang
dari tubuh)
4. Ekskresi (E) (dikeluarkan dari tubuh)
Metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi bentuk utuh atau
bentuk aktif sebagai proses eliminasi obat (Gunawan, 2009).
ABSORPSI (A)
ABSORPSI (A)
Absorpsi adalah “penyerapan/masuknya obat
dari tempat pemberian ke jaringan target,
meliputi transformasinya dari bentuk saat
diberikan (a dosage form) menjadi bentuk yg dpt
digunakan scr biologis
Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat
dimasukkan ke dalam tubuh, melalui jalurnya
hingga masuk ke dalam sirkulasi sistemik
Lanjutan…
Rute pemberian obat meliputi:
1. Enteral (oral, buccal, sublingual,
atau rektal, atau lewat selang
nasogastrik): absorpsi terutama
melalui usus halus, ttp juga melalui
mukosa mulut, mukosa lambung,
usus besar, atau rektum
2. Parenteral (intravena [iv], subkutan
[sc], intramuskular [im], intradermal,
intra - artikular, intratekal, epidural)
3. Topikal (ointments/salep, krim, gel
utk dipakai di kulit; obat mata, obat
telinga, instilasi hidung,
MEKANISME
ABSORPSI

Mekanisme absorbsi

Difusi Transpor
Pasif t Aktif
Filtrasi
MEKANISME ABSORPSI
Mekanisme absorpsi meliputi 3 yaitu:
1.Difusi pasif = perpindahan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah dg cara difusi melalui membran sel tanpa energi. Terjadi
selama molekul-molekul kecil dpt berdifusi sepanjang membran &
berhenti bila konsentrasi pada kedua sisi membran seimbang.
≈ konsentrasi obat & kelarutannya dlm lemak
2.Transport aktif = perpindahan molekul terionisasi yg
menggunakan energi sel. Transport aktif membutuhkan energi utk
menggerakkan obat dari daerah dgn konsentrasi obat rendah ke
daerah dgn konsentrasi obat tinggi
Contoh: Levodopa (L -dopa) ∼transport asam amino
3. Filtrasi = perpindahan molekul krn adanya tekanan melalui pori
-pori sel
FAKTOR -FAKTOR YG
MEMPENGARUHI ABSORPSI
1.Luas permukaan 6. Efek lintas pertama/first
2.Aliran darah pass effect
3.Motilitas sal. Pencernaan Bbrp obat mengalami
4.Bentuk obat metabolisme di hati atau
vena portal sebelum masuk
Rapid rate (dtk -mnt):
ke sist.sirkulasi
sublingual, IV, inhalasi
Cth obat: dopamin,
Intermediate rate (1 -2
isoproterenol, lidokain,
jam): oral, IM, SC
morfin, nitrogliserin,
Slow rate (jam -hari): propanolol, reserpin, &
rektal warfarin
5. Interaksi obat 7. Kelarutan obat
8. Bioavailability (persentase
DISTRIBUSI (D)
DISTRIBUSI
Distribusi obat adalah proses obat
dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke
jaringan dan cairan tubuh.
Distribusi obat yg telah diabsorbsi tergantung beberapa
faktor yaitu:
1.Aliran darah
2.Permeabilitas kapiler
3.Ikatan protein
Lanjutan…
1. Aliran darah
Setelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi ke organ
berdasarkan jumlah aliran darahnya. Organ dgn aliran darah
terbesar adalah:
 Jantung
 Hepar
 Ginjal
Distribusi ke organ lain seperti kulit, lemak dan otot lebih lambat
2. Permeabilitas Kapiler
Permeabilitas kapiler tergantung pada:
 Struktur kapiler
 Struktur Obat
Lanjutan…
3. Ikatan dgn protein
Obat beredar di seluruh tubuh & kontak dgn
protein serta dapat terikat atau bebas. Obat
yang terikat dgn protein tidak aktif & tidak
dpt bekerja. Hanya obat bebas yg dpt
memberikan efek.
Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila
>80% obat terikat protein.
METABOLISME (M)
Metabolisme Obat
• Metabolisme /biotransformasi obat adalah proses
tubuh merubah komposisi obat sehingga menjadi
lebih larut air untuk dapat dibuang keluar tubuh.

• Metabolisme terjadi di:


 Hepar
 Ginjal
 Membran usus
Lanjutan…
Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara:
1. Menjadi metabolit inaktif
2. Menjadi metabolit aktif
Contoh:
 Diazepam dimetabolisme menjadi nordiazepam dan
oxazepam, keduanya aktif
 levodopa dimetabolisme menjadi dopamin
 obat metildopa dimetabolisme menjadi metil
norepinefrin-α 
3. Tidak merubah sifat obat (aktif tetep aktif)
Lanjutan…
Enzim yg berperan dlm biotransformasi obat dpt
dibedakan berdasarkan letaknya dalam sel,
yakni:
1. Enzim mikrosom yang terdapat dalam
retikulum endoplasma halus
2. Enzim non-mikrosom.
Kedua macam enzim metabolisme diatas terutama terdapat dalam
sel hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal,
paru, epitel, saluran cerna, dan plasma.
Reaksi dalam biotransformasi
Reaksi dalam biotransformasi:
1) Reaksi fase 1: oksidasi, reduksi, dan hidrolisis.
2) Reaksi fase 2: konjugasi.
Reaksi ini penggabungan molekul obat & hasil
metabolisme fase 1 dgn senyawa penkonjugasi
endogen tubuh.
Lanjutan…..
Fase I
Fase I mengubah senyawa yang lipofil menjadi
hidrofil dengan cara menambahkan gugus
fungsional seperti OH, NH2, dan COOH pada
senyawa tersebut. Dengan adanya penambahan
gugus tersebut membuat senyawa sedikit lebih
hidrofil sehingga nantinya mudah untuk dibuang
oleh tubuh.
1. Reaksi Oksidasi
Reaksi Oksidasi  melibatkan enzim oksidase,
monooksigenase (sitokrom 450) dan
dioksigenase.  Reaksi oksidasi terjadi bila ada
penambahan atom oksigen/penghilangan
hidrogen secara enzimatik. Biasanya reaksi
oksidasi ini melibatkan sitokrom P450
monooksigenase (CYP), NADPH, dan oksigen.
Obat-obat yg dimetabolisme menggunakan
metode ini antara lain golongan fenotiazin,
parasetamol, dan steroid.
2. Reaksi Reduksi
Reaksi Reduksi terutama berperan pada nitrogen &
turunannya (azoik dan nitrat), kadang-kadang pada karbon.
Hanya beberapa obat yg mengalami metabolisme dgn jalan
reduksi, baik dalam letak mikrosomal maupun non mikrosomal.

Dalam usus mikroba terdapat beberapa enzim reduktase. Gugus azo,


nitro dan karbonil merupakan subyek reduksi yang menghasilkan gugus
hidroksi amino yg lebih polar. Ada beberapa enzim reduktase dalam hati
yg tergantung pada NADH atau NADPH yg mengkatalis reaksi tersebut.
3. Reaksi hidrolisis
Reaksi-reaksi yg penting adalah:
 Perubahan ester dan amida menjadi asam dan
alkohol oleh esterase (amidase). Esterase yg
terletak baik mikrosomal dan nonmikrosomal akan
menghidrolisis obat yg mengandung gugus ester.
 Hidrolisis asetal (glikosida) menjadi glikosidase.

Di hepar,lebih banyak terjadi reaksi hidrolisis &


terkonsentrasi, seperti hidrolisis peptidin oleh
suatu enzim. 
Lanjutan…

Metabolisme fase I kebanyakan mengunakan enzim


sitokrom P450 yg banyak terdapat di hepar dan GI.
Enzim sitokrom P450 ini juga berperan dlm
memetabolisme zat endogen seperti steroid, lemak, &
detoksifikasi zat eksogen. Namun, ada juga
metabolisme fase I yang tidak menggunakan enzim
sitokrom P450, seperti pada oksidasi katekolamin,
histamin, dan etanol.
Fase II
Reaksi ini terjadi jika zat belum cukup polar setelah
mengalami metabolisme fase I. Konjugasi adalah
menggabungkan struktur kimia obat dengan konjugat
endogen (asam glukoronat, asam sulfat, asam asetat,
dan asam amino) yang ada pada tubuh.
1. Konjugasi asam glukoronat

Hampir semua obat mengalami konjugasi ini karena


sejumlah besar gugus fungsional obat dapat
berkombinasi secara enzimatik dengan asam
glukoronat dan tersedianya D-asam glukoronat
dalam jumlah yang cukup pada tubuh.
Contoh : PCT
2. Reaksi metilasi
Reaksi metilasi mempunyai peran penting pada proses
biosintesis beberapa senyawa endogen, seperti
norepinefrin, epinefrin, dan histamin serta untuk proses
bioinaktivasi obat. Koenzim yang terlibat pada reaksi
metilasi adalah S-adenosil-metionin (SAM).

Reaksi metilasi dikatalis oleh enzim metiltransferase yang


terdapat dalam sitoplasma dan mikrosom
Contoh: obat Histamin
3. Konjugasi Sulfat
Terjadi pada senyawa yg mengandung gugus
fenol dan kadang-kadang juga terjadi pada
senyawa alkohol, amin aromatik dan senyawa N-
hidroksi. Konjugasi sulfat pada umumnya untuk
meningkatkan kelarutan senyawa dalam air dan
membuat senyawa menjadi tidak toksik 
Contoh: PCT
4. Asetilasi & Asam Merkapturat
A. Asetilasi
Merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung
gugus amin primer, sulfonamida, hidrasin, hidrasid, dan
amina alifatik primer. Fungsi utama asetilasi adalah
membuat senyawa inaktif dan untuk detoksifikasi. Contoh:
Sulfonamid dan INH
B. Pembentukan asam merkapturat
Asam merkapturat adalah turunan S dari N-asetilsistein
yang disintesis dari GSH. Reaksi konjugasi terjadi dengan
kombinasi pada sistein atau glutation dengan bantuan
enzim dalam fraksi supernatan dari homogenat jaringan
terutama hati dan ginjal 
Contoh: PCT
Reaksi Konjugasi :
1. Konjugasi asam sulfat: melibatkan fenol → sulfotransferase.
2. Konjugasi merkapturat → melibatkan glutation.
3. Konjugasi glukoronat → reaksi dengan asam glukoronat.
4. Konjugasi glisin/asam amino → dengan asam karboksilat
5. Metilasi
6. Asetilasi → melibatkan asetiltransferase.

Contoh reaksi konjugasi adalah:


Aspirin dihidrolisis menjadi asam salisilat (bentuk lipofilnya
13%). Apabila dikonjugasikan dgn asam karboksilat (bentuk
lipofilnya menjadi 12%), tetapi bila dikonjugasikan dengan
glisin (bentuk lipofilnya menjadi 50%).
EKSKRESI
Pengertian

Ekskresi obat artinya proses pengeluaran zat-zat sisa oleh


hasil metabolisme obat yg sudah tidak digunakan oleh tubuh

Rute ekskresi
1. Rute Ekskresi Utama 2. Rute Ekskresi lain
¤ Ekskresi Ginjal ¤ Ekskresi saliva
¤ Ekskresi melalui ASI
¤ Ekskresi bilier
¤ Eksresi kulit melalui keringat
¤ Air mata
GINJAL
Ginjal adalah organ yg mempunyai pembuluh darah yg
sangat banyak (sangat vaskuler), tugas dasarnya adalah
“menyaring atau membersihkan” darah &
membuang produk akhir metabolism tubuh.
Ekskresi mengalami 3 proses, yakni:

Ekskresi

3.Sekresi
aktif

2.Reabsor 1.Filtrasi di
psi pasif glomerulus
Mekanisme Ekskresi Obat dan
Tempat Terjadinya Ekskresi Obat

1. Filtrasi di glomerulus
Filtrasi glomerular terjadi pada:
1. Obat dengan berat molekul rendah
2. Hanya obat bebas yang disaring.

Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut dikeluarkan dari darah
ke tubulus proksimal. Cairan yg difiltrasi dari glomerulus ke dlm
kapsula Bowman harus melewati 3 lapisan yg membentuk
membran glomerulus, yaitu dinding kapiler glomerulus,
membran basal dan lapisan dalam kapsula Bowman.
LANJUTAN…
2. Rearbsorpsi pasif
Reabsorpsi tubulus merupakan proses menyerap zat-zat yg
diperlukan tubuh dari lumen tubulus ke kapiler peritubulus.

Reabsorpsi tubular pasif terjadi:


 Di tubulus proksimal & tubulus distal
 Obat lipofilik dpt diserap kembali ke dlm sirkulasi darah
mengakibatkan ekskresi dlm urin akan rendah
 Obat yg terionisasi diserap kembali dgn buruk sehingga ekskresi
dlm urin akan tinggi.

Solut & obat terlarut dlm filtrat dapat direabsorpsi lagi,


sebagian besar dgn difusi pasif.
Ex:Glukosa terbawa dlm filtrat tapi direabsorpsi
kembali di tubular
LANJUTAN…

Perubahan pH urin akan mempengaruhi


reabsorpsi pasif & ekskresi obat.
Pengasaman urin akan meningkatkan
reabsorpsi asam lemah (ex.salisilat)
sehingga menunda ekskresi.
Pembasaan urin akan mempercepat
ekskresi asam lemah.

Contoh: untuk mempercepat


ekskresi fenobarbital pada
pasien keracunan barbital
dapat dilakukan dgn pemberian
natrium bikarbonat.
3. Sekresi aktif
Sekresi aktif adalah proses perpindahan zat dari kapiler
peritubulus kembali ke lumen tubulus.

Proses sekresi yg terpenting adalah


sekresi ion H+, K+ dan ion-ion
organik. Proses sekresi ini
melibatkan transport transepitel. Di
sepanjang tubulus, ion H+ akan
disekresi ke dalam cairan tubulus
sehingga dapat tercapai
keseimbangan asam-basa. Asam
urat dan K+ disekresi ke dalam
tubulus distal.
Ekskresi melalui empedu
Empedu juga merupakan salah satu jalur ekskresi. Banyak obat
diekskresikan via empedu dlm bentuk metabolitnya (terutama
konjugat glukoronida).Obat (atau metabolitnya) yg masuk ke
saluran cerna via empedu bisa diekskresikan via feses, tetapi bisa
juga direabsorpsi kembali. Proses ini disebut siklus
enterohepatik.Obat-obatan yg disekresikan dari hati ke empedu
oleh transporter aktif, kemudian akan ke duodenum.
Contoh : kloramfenikol & steroid
Obat-obatan yg diekskresikan dlm empedu dlm bentuk glukuronida akan
dihidrolisis di usus oleh flora bakteri yg membebaskan obat bebas yang dpt
diserap kembali ke dalam darah jika obat-obatan terlarut lipid.
Ex:Digoksin, morfin, tiroksin, tetrasiklin, rifampisin dan kromoglikat
Ekskresi melalui feses
Di dlm feses terdapat pula senyawa yg disekresi oleh
empedu. Feses dpt pula mengandung sejumlah molekul
yg dikeluarkan oleh saluran cerna dan tidak diserap
kembali oleh mukosa usus, misalnya sulfaguanidin,
bismuth.
Ekskresi melalui paru
Obat volatil dan gas dpt diekskresikan via paru-
paru.Beberapa obat keluar melintasi kapiler paru-paru
kemudian berdifusi melintasi membran sel ke kantong
udara dan diekshalasikan. Cth: anestesi gas (eter,
kloroform) yg diekskresikan dgn penurunan gradien
konsentrasi dlm darah yg mengaliri paru-paru.
Ekskresi melalui ASI
ASI lebih asam dibanding plasma, sehingga senyawa basa dpt
berdifusi dgn mudah. Misalnya nikotin bisa diekskresikan ibu
lewat ASI.

Ekskresi melalui saliva


Kadar obat dlm saliva sama dgn kadar obat bebas dlm
plasma, maka saliva dpt digunakan untuk mengukur
kadar obat jika sukar untuk memperoleh darah.
TERIMA KASIH
Materi Diskusi
1. Biofarmasetika Sediaan Rektum
2. Biofarmasetika Sediaan Perkutan
3. Biofarmasetika Sediaan Mata
4. Biofarmasetika Sediaan Parenteral

Anda mungkin juga menyukai