Anda di halaman 1dari 36

SUBSTANSI

Variabel toksisitas

Tolak ukur kualitatif

Tolak ukur kuantitatif

Hubungan kekerabatan dan


respon

14/10/2011 2
1. Dapat memehami variabel
Tujuan ketoksikan racun
Instruksional 2. Dapat memahami tolak ukur
khusus : kualitatif ketoksikan racun
3. Dapat memahami tolak ukur
kuantitatif ketoksikan racun
4. Dapat memahami hubungan
kekerabatan dosis dan
respon

14/10/2011 3
VARIABEL KETOKSIKAN
RACUN

1. Variabel bebas : kondisi pemejanan


2. Variabel kendali : kondisi makhluk hidup
3. Variabel tergantung : wujud serta sifat efek toksik

14/10/2011 4
TOLOK UKUR KETOKSIKAN
RACUN
sebab perantara akibat

Kondisi pemejanan Wujud efek toksik


Mekanisme aksi
Sifat efek toksik
Variabel tergantung
Variabel bebas

Keadaan fisiologi
keadaan patologi
Variabel kendali

Kekerabatan.???

14/10/2011 5
TOLOK UKUR!!!
Efek Efek Efek
kuantitatif toksik kualitatif
Tolok Ukur
(Parameter).??
Tolok ukur Tolok ukur
kuantitatif kualitatif

Diperoleh dari uji ketoksikan pada sekelompok hewan uji

Pemahaman tentang ketoksikan racun akan mempermudah


dalam mengevaluasi batas aman suatu racun
14/10/2011 6
1. TOLOK UKUR KUALITATIF

Makhluk Wujud efek


Racun
Hidup toksik dan
sifatnya

Gejala klinis
disidik

14/10/2011 7
Berdasarkan skema diatas,
yang dapat berlaku sebagai
tolok ukur kualitatif adalah :
Mekanisme aksi Selama efek toksik
Jenis wujud efek toksik berlangsung
Sifat efek toksik
Gejala klinis yang tampak
Semua tolok ukur ini harus
ditegaskan dalam uji ketoksikan

Untuk melihat hubungan


14/10/2011
sebab-akibat ketoksikan racun
8
Misalnya :
sebab akibat

anoksia
Sodium nitrit
Peubahan
fungsional
Mekanisme aksi
Sifat timbal balik

Haemoglobin Methamoglobin

Sianosis
Nekrosis Takhikardi
Sesak napas
gelisah

14/10/2011
Kematian..!!! Bila tdk 9
tertanggulangi
MANFAAT MENGETAHUI TOLOK UKUR
KUALITATIF

Seseorang dapat menjelaskan mekanisme aksi, wujud


dan sifat efek toksik, serta berbagai gejala klinis
ketoksikan racun

Artinya.??

Keparahan dari akibat yang ditimbulkan dapat


dijelaskan melalui tolok ukur kualitatif disamping
14/10/2011 10
tolok ukur kuantitatif
2. TOLOK UKUR KUANTITATIF

PARACELCUS

Makanan..?? Racun??

Dosis /
takaran
Dari skema diatas dapat disimpulkan :
1. Ada takaran/dosis yang tidak menimbulkan efek toksik
yang dapat teramati.
2. Takaran yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek
toksik yang maksimum
14/10/2011 11
sebab akibat
Kondisi pemejanan
Intensitas wujud
Takaran/dosis efek toksik
Lama pemejanan

kekerabatan
Tolok ukur
KUANTITATIF

1. Kekerabatan dosis-intensitas efek toksik (dosis-respon)


2. Kekerabatan lama pemejanan-intensitas efek toksik
(waktu-respon)

LD50, TD50 dan KETT


Waktu latent (waktu yang dibutuhkan sampai efek toksik
muncul)
14/10/2011 12
MHMD (masukan harian maksimum yang dapat diterima)
KEKERABATAN DOSIS RESPON

Asumsi :
1. Efek toksik merupakan fungsi kadar racun ditempat
aksinya
2. Kadar racun ditempat aksinya berhubungan dengan
takaran pemejanannya
3. Respon toksik menunjukkan hubungan sebab-
akibat dengan racun yang dipejankan

14/10/2011 13
FREKUENSI atau ANGKA KEJADIAN
timbulnya EFEK TOKSIK pada sekelompok
individu

14/10/2011 14
14/10/2011 15
Ketoksikan racun dianggap berkerabat dengan
takaran pemejanannya
jum lah individu respon

150

100

50

10 30 50 70 90 11
0
13
0
15
0
17
0

1000 individu dosis (mg) 1000 individu

Gambar 1. Diagram kekerabatan dosis-respon

14/10/2011 16
120 120
100 100

respon (%)
respon (%)

80 80
60 60
40
40
20
20
0
0

0
30

80
0

11

13

16

19

21

25
10 30 50 70 90 110 130 150 170

dosis (mg)
TD50
dosis (mg)
TDTD
50 50

Gambar 2. Kurva kekerabatan dosis-respon

Takaran pemejanan dimana 50 % individu dalam sekelompok populasi


menunjukan efek toksik baku (takaran median) digunakan sebagai tolok
ukur potensi ketoksikan racun

TD50 (toksic dose) Bila efek toksik berupa perubahan biokimia,


fungsional dan struktural

LD50 (lethal dose) Bila efek toksik berupa kematian 17


Harga LD50 dan TD50 dapat diperoleh
secara statistika. Metode yang paling
lazim digunakan untuk menghitung
harga LD50 atau TD50 adalah :

1. Metode grafik Lietchifield dan wilcoxon (1949)

2. Metode grafik logaritmik miller dan Tainter (1944)

3. Tata cara menemukan kisaran dari Weill (1952)


14/10/2011 18
Pada penentuan LD50 perlu dipilih dosis mematikan sekitar
50%, lebih dari 50% (90%) dan kurang dari 50% (sekitar 10%).

Pada penentuan dosis dapat menggunakan dosis lazim


penggunaan zat sebagai terapi dikalikan faktor tertentu (5x, 10x
atau 20x dan seterusnya hingga diperoleh dosis yang mematikan
10 dan 90% hewan coba

Dua atau 3 dosis diantaranya dapat dihitung berdasar :

Log N/n = k log a/n

N = dosis yang mematikan sekitar 90% hewan uji


n = dosis yang mematikan sekitar 10 % hewan uji
k = jumlah kelompok tanpa kontrol
a = dosis setelah n
14/10/2011 19
Metode Grafik

14/10/2011 20
CARA PROBIT
Syarat :
1. Mempunyai tabel probit
2. Menentukan nilai probit dari % kematian tiap kelompok
uji
3. Menentukan log dosis tiap-tiap kelompok
4. Menetukan persamaan garis lurus hubungan antara
nilai probit dengan log dosis
5. Masukkan nilai 5 (probit dari 50% kematian hewan
coba) pada persamaan garis lurus pada nilai Y. Nilai
LD50 atau LC50 dihitung dari nilai antilog X pada saat
Y=5
14/10/2011 21
CARA FARMAKOPE
INDONESIA III
1. Menggunakan seri dosis atau konsentrasi yang berkelipatan tetap
2. Jumlah hewan percobaan tiap kelompok harus sama
3. Dosis harus diatur sedemikian rupa supaya memberikan efek dari
0-100% dan hitungan dibatasi di rentang tersebut
Rumus perhitungan LD50 adalah
m = a-b (pi 0,5)
m = log LD50
a = logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan
jumlah kematian 100% tiap kelompok
b = beda log dosis yang berurutan
pi = jumlah yang mati menerima dosis i dibagi jumlah hewan
seluruhnya yang menerima dosis i
14/10/2011 22
CARA WEIL

Log m = log D + d (f + 1)

Dimana :
m = nilai LD50
D = dosis terkecil yang digunakan
d = log dari kelipatan dosis
f = suatu nilai dalam tabel Weil, karena angka
kematian tertentu (r)
14/10/2011 23
Pada Kurva hubungan dosis-respon
Bentuk bagian awal kurva lebih relevan dikaji daripada bentuk kurva keseluruhan
Hal ini berkaitan dengan ambang pemejanan racun, yakni takaran pemejanan
dimana individu tidak menunjukan respon atau efek toksik yang terukur/teramati

Batas aman ketoksikan racun yang lazim disebut kadar efek toksik tak
teramati (KETT) atau no observed effect level

KETT merupakan takaran pemejanan tertinggi yang tidak menyebabkan


timbulnya efek toksik atau kematian pada diri subjek uji, yakni titik potong
kurva awal dengan absis (sumbu x)

Jadi dari kasus pemejanan tunggal/akut kekerabatan dosis-


respon dapat diperoleh informasi penting yakni :

Harga LD50/TD50 Tolok ukur kuantitatif utama ketoksikan


racun
24
KETT
% respon

A B

Dosis (skala linier)


KETT

Gambar 3. Perbandingan kekerabatan dosis-respon racun A (tampa KETT) dan B (dengan


KETT)

Harga LD50/TD50
Semakin kecil harga LD50/TD50 maka semakin besar potensi toksik atau
ketoksikan akut racun
kriterianya
14/10/2011 dapat dilihat pada tabel berikut : 25
Tabel 1. Kriteria ketoksikan xenobiotika (Loomis, 1978)

Kriteria LD50 (mg/kg)


1. Luar biasa toksik Kurang dari 1 (< 1)
2. Sangat toksik 1 50
3. Cukup toksik 50 500
4. Sedikit toksik 500 5000
5. Praktis tidak toksik 5000 15000
6. Relatif kurang berbahaya > 15000

LD50/TD50 tidak menggambarkan batas keamanan racun


Batas keamanan racun digambarkan oleh KETT, artinya :
Misalnya meskipun harga LD50 racun A lebih besar dari pada LD50 racun B
atau potensi ketoksikan akut racun A lebih rendah daripada racun B, tidak
berarti racun A pasti lebih aman daripada racun B. Batas aman suatu racun
26
haruslah dilihat dari harga KETT nya
Hal ini dapat dilihatpada gambar berikut :
Respon toksik
Batas aman racun B lebih
B besar dari pada racun A,
A meskipun ketoksikan akut B
relatif lebih tinggi daripada A
50
Hal ini terjadi terutama bila
kurva kekerabatan dosis-
respon yang diperbandingkan
tidak sejajar, misalnya
KETT A KETT B LD50 B LD50 A dosis mekanisme aksi atau wujud
efek toksik racun A dan
Berbeda
Respon toksik

A B
Tetapi bila kurva yang
50 diperbandingkan sejajar
(gambar disamping) mungkin
perbedaan potensi ketoksikan
akut berbading lurus dengan
batas keamanan (KETT)
racun
A LD50 B dosis
LD50 h_baroroh@yahoo.co.id
14/10/2011 KETT A KETT B 27
KEKERABATAN WAKTU-RESPON
Berguna untuk :
Evaluasi dan penilaian ketoksikan racun pada pemejanan sub kronis
(10% masa hidup subjek uji) dan kronis (85% masa hidup subjek uji)
WAKTU LATEN (WL)
Adalah waktu yang dilewati sebelum efek toksik menjadi nyata

KTM

WL
14/10/2011 28
Profil kadar racun pada pemberian kronis
Sifat antaraksi racun pada pemejanan
kronis dibagi menjadi :
1. Antaraksi yang terbalikan (umumnya racun
memiliki t 1/2 yang pendek)
Jarang terjadi kejenuhan translokasi racun. Kinetika
hubungan dosis-respon mengikuti orde 1, sehingga WL tidak
berbanding lurus dengan dosis.
Mencapai kadar konstan dalam darah/kadar steady-state
(kadar tunak / Kkt)
Bila kadar toksik minimum adaalah Kkt, maka gejala-gejala
efek toksik akan cepat terlihat
Keadaan ini disebut dengan waktu latent (waktu yang
dilewati sebelum efek toksik menjadi nyata) yang besarnya
pada umumnya adalah : WL = 4 x t 1/2
29
2. Sekuestrasi fisik (umumnya memiliki t 1/2 yang jauh
lebih panjang)
T relatif panjang sehingga Kkt dan WL akan lebih
panjang.
mis : DDT (t : 1,8 tahun) maka Kkt atau WL akan dicapai
dalam waktu : 4 x 1,8 tahun = 7,2 tahun (bila pemejanannya
1,8 tahun sekali)
Karena itu DDT akan berada pada kadar subtoksiknya
(dibawah KTM) dalam waktu yang lama, sehingga gejala-
gejala toksiknya juga lambat terlihat, kecuali frekuensi
pemejanannya jauh lebih pendek daripada t I/2 nya

14/10/2011 30
3. Antaraksi yang tak terbalikan
Profil kekerabatan waktu-respon yang diperoleh berbeda
sekali dengan 2 kasus di atas
WL sebanding dengan dosis pemejananya (mengikuti
orde 0), karena itu dengan dosis yang rendahpun efek
toksik sudah terlihat nyata
Akibat pemejanan kronis akan terjadi penumpukan efek
toksik sehingga kadang sulit dijumpai adanya
perwujudan dosis tanpa efek toksik pada kurva
kekerabatan dosis-respon. Hal ini terjadi pada kasus
teratogenesis

14/10/2011 31
Masukan harian yang dapat diterima (MHDD)
Istilah lain aceptable daile intake (ADI)
Tolok ukur ini dapat ditetapkan apabila KETT suatu racun telah
ditetapkan
MHDD dihitung dengan rumus

MHDD(mg/kg BB manusia) = KETT (mg/kgBB hewan uji)


faktor aman (biasanya 100)

14/10/2011 32
Faktor aman
Merupakan tetapan yang menggantikan berbagai faktor
yang tidak diketahui dalam mengekstrapolasikan data hasil
hewan uji ke manusia.
Berbagai faktor tersebut adalah : kondisi fisiologis dan
patologis hewan uji ke manusia, faktor perbedaan jumlah
subjek yang terlibat dalam ekstrapolasi (dari jumlah hewan
uji yang sedikit ke manusia dengan jumlah yang besar dan
beragam)
Faktor aman bisanya 100, tetapi tidak semua racun/obat
memiliki faktor aman 100, bisa lebih kecil atau lebih besar

14/10/2011 33
Contoh nilai MHDD berbagai senyawa

senyawa KETT (tikus) Faktor aman MHDD (manusia)

Heksa klorobenzena (1969) 1,25 mg/kgBB/hari 2000 0,6 mcg


Dieldrin (1970) 0,025 mg/kgBB/hari 200 0,1 mcg
DDT 0,05 mg/kgBB/hari 10 5,0 mcg

Dari harga MHDD dapat dihitung MHMD (masukan harian maksimum


yang diperbolehkan) yang dihitung dengan cara mengalikan MHDD dengan
purata berat badan manusia (kg)

MHMD (mg/hari) = MHDD (mg/kgBB mnusia/hari) x BB (kg)

14/10/2011 34
Suatu contoh :

KETT endosulfan (anjing) : 0,75 ,g/kg/hari


Faktor aman : 100
Purata berat badan manusia : 60 kg
MHDD dan MHMD dapat dicari

MHDD = 0,75 mg/kg/hari = 0,0075 mg/kg/hari


100

MHMD = 0,0075 mg/kg/hari x 60 kg


= 0,45 mg/hari
14/10/2011 35

Anda mungkin juga menyukai