Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AKHIR

FARMAKOKINETIK

VALIDASI METODE ANALISIS AKURASI DAN PRESISI DENGAN


SAMPEL SIMULASI

Oleh :

Indah Siti Permatasari

11171095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020
I. Tujuan
1. Mengetahui Uji Akurasi dalam proses validasi analisis penetapan kadar
Paracetamol dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS.
2. Mengetahui Uji Presisi dalam proses validasi analisis penetapan kadar
Paracetamol dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS.

II. Prinsip
III. Dasar Teori
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode analisis
bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa analisis tersebut adalah
sesuai untuk peruntukannya. (Gandjar, 2007)

Beberapa manfaat validasi metode analisis adalah untuk mengevaluasi kerja


suatu metode analisis, menjamin prosedur analisis, keakuratan dan terdapat ulangan
hasil prosedur analisis, dan mengurangi risiko penyimpangan yang mungkin timbul.
Terdapat 8 parameter validasi metode analisis yaitu spesifisitas, presisi/ketelitian,
akurasi/ketepatan, linearitas, kisaran, limit deteksi, limit kuantitasi, dan ketangguhan.
Sedangkan parameter yang harus dipenuhi untuk validasi metode analisis produk
obat-obatan meliputi spesifisitas, linieritas, kisaran, limit deteksi, limit kuantitasi,
ketelitian dan ketepatan.

Paracetamol merupakan zat aktif pada obat yang banyak digunakan dan
dimanfaatkan sebagai analgesic dan antipiretik. Paracetamol tergolong kedalam
kelompok besar antiinflamasi nonsteroid (Non Steroid Antiinflamatory
Drugs/NSAIDS). Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV (Hal. 649-650), Paracetamol
mempunyai beberapa sinonim yakni Prasetamolum, Asetaminofen, dan 4-
hidroksiasetanilida, dengan rumus kimia C₈H₉NO₂ dan berat molekul 151,61.
Senyawa ini berwujud serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau dengan rasa sedikit
pahit, paracetamol bersfat mudah larut dalam etanol, air mendidih dan dalam NaOH
1N.
1. Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analisis
sengat tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalm keseluruhan tahapan
anaisis. Oleh karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat
dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan
peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik,
pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur
(Gandjar, 2007).
Akurasi dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode simulasi (spiked-
placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method )
(Riyadi, 2009). Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat
sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Dalam metode simulasi,
sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam plasebo, lalu campuran
tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar standar yang
ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Recovery dapat ditentukan dengan cara
membuat sampel plasebo (eksepien obat, cairan biologis) kemudian ditambah
analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar analit
yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi
(Riyadi, 2009).

2. Presisi
Uji presisi adalah uji yang dilakukan untuk menentukan kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang-ulang pada sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
Ada 3 jenis presisi yaitu repeatability (keterulangan), presisi antara, dan
reprodusibitas (ketertiruan).
a. Repeatability (keterulangan)
Keterulangan adalah kemampuan metode untuk memberikan hasil analisis yang sama
untuk beberapa sampel yang kadarnya sama yang dilakukan oleh satu orang analis pada
waktu terhadap beberapa sampel yang sama. Keterulangan diukur terhadap 6 jenis
sampel dengan konsentrasi yang sama (100% dari konsentrasi actual) atau 3 jenis
sampel dengan konsentrasi 80, 100, 120% dari konsentrasi actual yang ditetapkan
masing-masing tiga kali (triplikasi).
b. Presisi antara
Presisi antara adalah pengukuran kinerja metode dimana sampel-sampel diuji dan
dibandingkan dilakukan oleh analis yang berbeda. Menggunakan peralatan berbeda dan
pada hari yang berbeda. Presisi antara tidak perlu diuji jika kajian reprodusibilitas telah
dilakukan.

c. Reprodusibitas (ketertiruan)
Uji ketertiruan adalah pengujian presisi yang terakhir dan tuntas. Reprodusibilitas diuji
dengan cara menyiapkan sampel yang homogeny dan stabil, lalu diuji oleh beberapa
laboratorium (studi kolaboratif). Hasil ini akan memperlihatkan adanya galat acak yang
disebabkan oleh sampel dan laboratorium, serta galat sistematik. Datanya diolah dengan
uji Anova.

IV. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Tabung sentrifuga Blanko HCL 6N
Labu ukur Lar. PCT NaNO3 10%
Spektro uv-vis Es batu As. Amidosulfonat 15%
Vortex Plasma NaOH 10%
Metanol Dapar pospat pH 7,4

V. Prosedur Kerja

Siapkan 6 tabung sentrifuga

Blanko 1 2 3 4 5

+ 500 µl plasma
VI. Data Pengamatan
Absorbansi PCT λ 243 nm

Sampe Konsentrasi
l Absorban (y) (ppm) % recovery
1 0,2712    
2 0,3555    
3 0,3501    
4 0,3321    
5 0,4006    
Σ=

Absorbansi PCT λ 435 nm

Sampe Konsentrasi
l Absorban (y) (ppm) % recovery
1 0,0153    
2 0,0177    
3 0,0193    
4 0,0111    
5 0,0299    
Σ=

VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
IX. Daftar Pustaka
Gandjar, G.I & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Belajar.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai