Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Papanjang
rt.01
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
KELUHAN UTAMA:
Bintik kemerahan yang disertai rasa
perih dan gatal pada mata kiri sejak
± 2 hari smrs.
Awalnya ± 1 minggu smrs pasien mengatakan terasa
nyeri dan panas pada daerah sekitar mata kiri dan
kulit pada daerah tersebut berwarna kemerahan, lalu
mulai muncul bintik bintik merah berisi cairan yang
jernih pada bagian tersebut.
20 kali/menit
140/90
mmHg
Compos
mentis KEADAAN 37,5 °C
UMUM &
Kesadara TANDA-
n TANDA
8 VITAL
Mulut dan faring : Mata : CA (-/-), Kepala :
Bibir sianosis (-), SI(-/-), RC (+/+), pupil Normocephalic,
perdarahan (-) isokor, oedem (+) OS, simetris, deformitas
hiperemis (+) (-)
Leher : Pem.
KGB (-), Pembesaran
tiroid (-)
Abdomen
Inspeksi : cembung,
Thoraks: datar, sikatriks (-), spider nevi (-)
simetris Palpasi : supel, nyeri
Paru : tekan (-)
Vesikuler (+/+), Hepar, lien & ginjal: tidak
ronki (-/-), teraba
wheezing (-/-) Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+)
N
Jantung :
BJ I/II regular,
murmur (-),
gallop (-)
9
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
(pemeriksaan
•Tes anjuran)
fluorescence
•Polymerase chain
reaction (PCR) DIAGNOSA
•Tzanck smear
•Direct KERJA
DIAGNOSA
immunofluorescen
ce BANDING
Herpes
Zoster
• Herpes zoster Oftalmikus
• Herpes Simplek Sinistra
• Ulkus blefaritis
TATALAKSANA
NONMEDIKAMENTOSA
• Menjelaskan kepada pasien mengenai
penyakit yang diderita
• Menerangkan bahwa rasa nyeri mungkin
dapat muncul kembali tanpa disertai dengan
munculnya bruntus-bruntus dikemudian hari.
• Jangan menggaruk lesi jika gatal karena dapat
menimbulkan luka dan infeksi
• Menyampaikan pentingnya menjaga sistem
ketahanan tubuh.
• Mengedukasi pentingnya kepatuhan minum
MEDIKAMENTOSA
obat.
• Menganjurkan untuk lebih banyak beristirahat
dan makan-makanan bergizi
Sistemik
Asiklovir tablet 5 x 800 mg
selama 10 hari
Paracetamol tab 3 x 500 mg
Tramadol tab 4x50mg
TATALAKSANA
Prognosis
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Nervus oftalmikus yang Nervus opthalmicus
mempersarafi sarafi dahi, merupakan divisi
mata, hidung, selaput otak, pertama dari trigeminus
sinus paranasalis dan
sebagian dari selaput lendir dan merupakan saraf
hidung. sensorik.
Saraf ini memasuki rongga Cabang-cabang n.
tengkorak melalui fissura opthalmicus
orbitalis superior. menginervasi kornea,
badan ciliaris dan iris,
glandula lacrimalis,
conjunctiva, bagian
membran mukosa
cavum nasal, kulit
palpebra, alis, dahi dan
hidung.
Herpes Zoster Oftalmikus (HZO)
merupakan hasil reaktivasi dari Varisela
Zoster Virus (VZV) pada Nervus Trigeminal
(N.V).
Semua cabang dari nervus tersebut bisa
terpengaruh, dan cabang frontal divisi
pertama N.V merupakan yang paling
umum terlibat. Cabang ini menginervasi
hampir semua struktur okular dan
periokular
Herpes zoster disebabkan oleh Varisela
Zoster Virus (VZV).
VZV mempunyai kapsid yang tersusun
dari 162 sub unit protein dan berbentuk
simetri isohedral dengan diameter 100
nm. Virion lengkapnya berdiameter 150-
200 nm, dan hanya virion yang
berselubung yang bersifat infeksius
HZO khas mempengaruhi 10-20 %
populasi. HZO biasanya berpengaruh
pada usia tua dengan meningkatnya
pertambahan usia.
Dari data insiden terjadinya HZO pada
populasi Caucasian adalah 131 :
100.000.7
a. Kondisi imunocompromise (penurunan
imunitas sel T)
Usia tua
HIV
Kanker
Kemoterapi
Infeksi primer VZV menular ketika kontak
langsung dengan lesi kulit VZV atau
sekresi pernapasan melalui droplet
udara. Infeksi VZV biasanya merupakan
infeksi yang self-limited pada anak-anak,
sedangkan pada orang dewasa atau
imunosupresif bisa berakibat fatal
Kerusakan jaringan yang terlihat pada
wajah disebabkan oleh infeksi yang
menghasilkan inflamasi kronik dan
iskemik pembuluh darah pada cabang
N. V. Hal ini terjadi sebagai respon
langsung terhadap invasi virus pada
berbagai jaringan
a. Prodormal (didahului ruam sampai beberapa hari)
Nyeri lateral sampai mengenai mata
Demam
Malaise
Sakit kepala
Kuduk terasa kaku
Dermatitis
Nyeri mata
Lakrimasi
Perubahan visual
Mata merah unilateral
Kelopak mata :
HZO sering mengenai kelopak mata. Hal
ini ditandai dengan adanya
pembengkakan kelopak mata, dan
akhirnya timbul radang kelopak, yang
disebut blefaritis, dan bisa timbul ptosis.
Kebanyakan pasien akan memiliki lesi
vesikuler pada kelopak mata, ptosis,
disertai edema dan inflamasi
Konjungtiva
Konjungtivitis :komplikasi terbanyak pada
HZO.
Pada konjungtiva sering terdapat injeksi
konjungtiva dan edema, dan kadang
disertai timbulnya petechie. Ini biasanya
terjadi 1 minggu. Infeksi sekunder akibat
S. aureus bisa berkembang di kemudian
hari.
Sklera
Skleritis atau episkleritis mungkin berupa
nodul atau difus yang biasa menetap
selama beberapa bulan.
Kornea
Komplikasi kornea kira-kira 65 % dari kasus HZO. Lesi
pada kornea sering disertai dengan keratouveitis
yang bervariasi beratnya sesuai dengan kekebalan
tubuh pasien.
keratitis HZV mengenai stroma dan uvea anterior
pada awalnya, lesi epitelnya keruh dan amorf,
kecuali kadang-kadang ada pseudodendrit linear
yang mirip dendrit pada HSV
Keratitis epithelial : gejala awal, berupa punctat
epitel. Multipel, lesi vocal dengan fluoresen atau rose
Bengal. Lesi ini mengandung virus keratitis stroma.
Traktus uvea
Sering menyebabkan peningkatan TIO.
Tanpa perawatan yang baik penyakit ini
bisa menyebabkan glaukoma dan
katarak.
Retina
Retinitis pada HZO digambarkan
sebagai retinitis nekrotik dengan
perdarahan dan eksudat, oklusi
pembuluh darah posterior, dan neuritis
optik. Lesi ini dimulai dari bagian retina
perifer.
Anamnesis
-gejala prodromal (demam, malaise, nyeri
dermatom)
Pemeriksaan fisik
› Periksa struktur eksternal/superfisial dahulu
secara sistematik mengikut urutan daripada
bulu mata, kunjungtiva dan pembengkakan
sklera
› Periksa keadaan integritas motorik ekstraokular
dan defisiensi lapang pandang.
› Lakukan pemeriksaan funduskopi dan coba
untuk mengeradikasi fotofobia untuk
menetapkan kemungkinan terdapatnya iritis.
› Pengurangan sensitivitas kornea dapat dilihat
dengan apabila dicoba dengan serat cotton.
› Lesi epitel kornea dapat dilihat setelah diberikan
fluorescein. Defek epitel dan ulkus kornea akan
jelas terlihat dengan pemeriksaan ini.
› Pemeriksaan slit lamp seharusnya dilakukan
untuk melihat sel dalam segmen anterior dan
kewujudan infiltrat stroma
› Setelah ditetes anestesi mata, ukur tekanan
intraokular (tekanan normal ialah dibawah 12 –
15 mmHg).
Pemeriksaan penunjang
Tes fluorescence
Polymerase chain reaction (PCR)
Tzanck smear
Direct immunofluorescence assay
Kondisi yang memperlihatkan
penampakan luar yang sama
› Herpes simplek
› Ulkus blefaritis