Anda di halaman 1dari 46

PENDAHULUAN

1 Varicella golongan virus DNA




Infeksi Primer Chicken Pox
Reeaktivasi  HERPES ZOSTER.

2 HZ = manifestasi reaktivasi infeksi laten


endogen virus varicella zoster didalam
neuroganglion sensoris radiks dorsalis,
ganglion saraf kranialis, atau ganglion
saraf autonomik yang menyebar
kejaringan saraf dan kulit dengan
segmen yang sama.
Laporan Kasus

Identitas Pasien

Nama : Ny. F
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Papanjang
rt.01
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
KELUHAN UTAMA:
Bintik kemerahan yang disertai rasa
perih dan gatal pada mata kiri sejak
± 2 hari smrs.
 Awalnya ± 1 minggu smrs pasien mengatakan terasa
nyeri dan panas pada daerah sekitar mata kiri dan
kulit pada daerah tersebut berwarna kemerahan, lalu
mulai muncul bintik bintik merah berisi cairan yang
jernih pada bagian tersebut.

 Pasien juga mengatakan nyeri dirasakan terasa


sampai ke kepala dan juga pada mata kiri, keluhan
disertai mata merah, bengkak dan terasa gatal.
Pasien juga mengatakan mengeluhkan demam
disertai badan terasa lemas dan pasien ke puskesmas
dan diberikan obat penurun panas dan juga obat
untuk penghilang nyeri dan demam turun ketika
pasien mengkonsumsi obat penurun panas yang
didapatkan dari puskesmas namun keluhan nyeri
pada mata tidak berkurang.
 ± 2 hari smrs pasien mengeluhkan timbul bintik
kemerahan pada daerah sekitar mata kiri disertai rasa
panas, nyeri dan juga terasa gatal. Bintik kemerahan
tersebut semakin banyak dan semakin meluas sampai
ke sebagian daerah kening dan pelipis yang berbentuk
bulat, kecil dan terdapat cairan jernih didalamnya
yang semakin lama semakin menyebar.
 Keluhan disertai rasa gatal, panas dan nyeri pada
daerah tersebut. Nyeri dirasakan terus menerus
terutama pada bola mata kiri, semakin memberat jika
pasien mencoba membuka mata kirinya dan sedikit
berkurang jika pasien berbaring sambil menutup
matanya, nyeri hanya dirasakan pada mata kiri dan
mata bengkak dan perih saat melihat. Pasien juga
mengatakan badan terasa semakin lemas, kepala
semakin pusing dan mengatakan nafsu makannya
menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya (-).
Riwayat penyakit cacar (+) saat usia 9 tahun
Riwayat alergi (-)
Riwayat DM(+)
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat trauma fisik (-), gigitan serangga (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa (-),
riwayat alergi (-), DM (-)

Riwayat Sosial dan Ekonomi


Pasien telah menikah dan tinggal bersama
suami dan anak nya. Os merupakan ibu rumah
tangga.
86kali/meni
t

20 kali/menit
140/90
mmHg

Compos
mentis KEADAAN 37,5 °C
UMUM &
Kesadara TANDA-
n TANDA
8 VITAL
Mulut dan faring : Mata : CA (-/-), Kepala :
Bibir sianosis (-), SI(-/-), RC (+/+), pupil Normocephalic,
perdarahan (-) isokor, oedem (+) OS, simetris, deformitas
hiperemis (+) (-)

Leher : Pem.
KGB (-), Pembesaran
tiroid (-)
Abdomen
Inspeksi : cembung,
Thoraks: datar, sikatriks (-), spider nevi (-)
simetris Palpasi : supel, nyeri
Paru : tekan (-)
Vesikuler (+/+), Hepar, lien & ginjal: tidak
ronki (-/-), teraba
wheezing (-/-) Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+)
N
Jantung :
BJ I/II regular,
murmur (-),
gallop (-)

9
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
(pemeriksaan
•Tes anjuran)
fluorescence
•Polymerase chain
reaction (PCR) DIAGNOSA
•Tzanck smear
•Direct KERJA
DIAGNOSA
immunofluorescen
ce BANDING
Herpes
Zoster
• Herpes zoster Oftalmikus
• Herpes Simplek Sinistra
• Ulkus blefaritis
TATALAKSANA
NONMEDIKAMENTOSA
• Menjelaskan kepada pasien mengenai
penyakit yang diderita
• Menerangkan bahwa rasa nyeri mungkin
dapat muncul kembali tanpa disertai dengan
munculnya bruntus-bruntus dikemudian hari.
• Jangan menggaruk lesi jika gatal karena dapat
menimbulkan luka dan infeksi
• Menyampaikan pentingnya menjaga sistem
ketahanan tubuh.
• Mengedukasi pentingnya kepatuhan minum
MEDIKAMENTOSA
obat.
• Menganjurkan untuk lebih banyak beristirahat
dan makan-makanan bergizi
Sistemik
Asiklovir tablet 5 x 800 mg
selama 10 hari
Paracetamol tab 3 x 500 mg
Tramadol tab 4x50mg
TATALAKSANA
Prognosis

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
 Nervus oftalmikus yang  Nervus opthalmicus
mempersarafi sarafi dahi, merupakan divisi
mata, hidung, selaput otak, pertama dari trigeminus
sinus paranasalis dan
sebagian dari selaput lendir dan merupakan saraf
hidung. sensorik.
 Saraf ini memasuki rongga  Cabang-cabang n.
tengkorak melalui fissura opthalmicus
orbitalis superior. menginervasi kornea,
badan ciliaris dan iris,
glandula lacrimalis,
conjunctiva, bagian
membran mukosa
cavum nasal, kulit
palpebra, alis, dahi dan
hidung.
 Herpes Zoster Oftalmikus (HZO)
merupakan hasil reaktivasi dari Varisela
Zoster Virus (VZV) pada Nervus Trigeminal
(N.V).
 Semua cabang dari nervus tersebut bisa
terpengaruh, dan cabang frontal divisi
pertama N.V merupakan yang paling
umum terlibat. Cabang ini menginervasi
hampir semua struktur okular dan
periokular
 Herpes zoster disebabkan oleh Varisela
Zoster Virus (VZV).
 VZV mempunyai kapsid yang tersusun
dari 162 sub unit protein dan berbentuk
simetri isohedral dengan diameter 100
nm. Virion lengkapnya berdiameter 150-
200 nm, dan hanya virion yang
berselubung yang bersifat infeksius
 HZO khas mempengaruhi 10-20 %
populasi. HZO biasanya berpengaruh
pada usia tua dengan meningkatnya
pertambahan usia.
 Dari data insiden terjadinya HZO pada
populasi Caucasian adalah 131 :
100.000.7
a. Kondisi imunocompromise (penurunan
imunitas sel T)
 Usia tua
 HIV
 Kanker
 Kemoterapi
 Infeksi primer VZV menular ketika kontak
langsung dengan lesi kulit VZV atau
sekresi pernapasan melalui droplet
udara. Infeksi VZV biasanya merupakan
infeksi yang self-limited pada anak-anak,
sedangkan pada orang dewasa atau
imunosupresif bisa berakibat fatal
 Kerusakan jaringan yang terlihat pada
wajah disebabkan oleh infeksi yang
menghasilkan inflamasi kronik dan
iskemik pembuluh darah pada cabang
N. V. Hal ini terjadi sebagai respon
langsung terhadap invasi virus pada
berbagai jaringan
a. Prodormal (didahului ruam sampai beberapa hari)
 Nyeri lateral sampai mengenai mata
 Demam
 Malaise
 Sakit kepala
 Kuduk terasa kaku
 Dermatitis
 Nyeri mata
 Lakrimasi
 Perubahan visual
 Mata merah unilateral
 Kelopak mata :
 HZO sering mengenai kelopak mata. Hal
ini ditandai dengan adanya
pembengkakan kelopak mata, dan
akhirnya timbul radang kelopak, yang
disebut blefaritis, dan bisa timbul ptosis.
Kebanyakan pasien akan memiliki lesi
vesikuler pada kelopak mata, ptosis,
disertai edema dan inflamasi
 Konjungtiva
 Konjungtivitis :komplikasi terbanyak pada
HZO.
 Pada konjungtiva sering terdapat injeksi
konjungtiva dan edema, dan kadang
disertai timbulnya petechie. Ini biasanya
terjadi 1 minggu. Infeksi sekunder akibat
S. aureus bisa berkembang di kemudian
hari.
 Sklera
 Skleritis atau episkleritis mungkin berupa
nodul atau difus yang biasa menetap
selama beberapa bulan.
 Kornea
Komplikasi kornea kira-kira 65 % dari kasus HZO. Lesi
pada kornea sering disertai dengan keratouveitis
yang bervariasi beratnya sesuai dengan kekebalan
tubuh pasien.
 keratitis HZV mengenai stroma dan uvea anterior
pada awalnya, lesi epitelnya keruh dan amorf,
kecuali kadang-kadang ada pseudodendrit linear
yang mirip dendrit pada HSV
 Keratitis epithelial : gejala awal, berupa punctat
epitel. Multipel, lesi vocal dengan fluoresen atau rose
Bengal. Lesi ini mengandung virus keratitis stroma.
 Traktus uvea
 Sering menyebabkan peningkatan TIO.
Tanpa perawatan yang baik penyakit ini
bisa menyebabkan glaukoma dan
katarak.
 Retina
 Retinitis pada HZO digambarkan
sebagai retinitis nekrotik dengan
perdarahan dan eksudat, oklusi
pembuluh darah posterior, dan neuritis
optik. Lesi ini dimulai dari bagian retina
perifer.
 Anamnesis
-gejala prodromal (demam, malaise, nyeri
dermatom)
 Pemeriksaan fisik
› Periksa struktur eksternal/superfisial dahulu
secara sistematik mengikut urutan daripada
bulu mata, kunjungtiva dan pembengkakan
sklera
› Periksa keadaan integritas motorik ekstraokular
dan defisiensi lapang pandang.
› Lakukan pemeriksaan funduskopi dan coba
untuk mengeradikasi fotofobia untuk
menetapkan kemungkinan terdapatnya iritis.
› Pengurangan sensitivitas kornea dapat dilihat
dengan apabila dicoba dengan serat cotton.
› Lesi epitel kornea dapat dilihat setelah diberikan
fluorescein. Defek epitel dan ulkus kornea akan
jelas terlihat dengan pemeriksaan ini.
› Pemeriksaan slit lamp seharusnya dilakukan
untuk melihat sel dalam segmen anterior dan
kewujudan infiltrat stroma
› Setelah ditetes anestesi mata, ukur tekanan
intraokular (tekanan normal ialah dibawah 12 –
15 mmHg).
Pemeriksaan penunjang
 Tes fluorescence
 Polymerase chain reaction (PCR)
 Tzanck smear
 Direct immunofluorescence assay
 Kondisi yang memperlihatkan
penampakan luar yang sama
› Herpes simplek
› Ulkus blefaritis

 Kondisi yang menyebabkan penyebaran


nyeri
› Migrain
› Pseudotumor orbita
› Selulitis orbita
› Nyeri akibat sakit gigi
 Komplikasi mata terjadi pada 50 % kasus.
› Nyeri terjadi pada 93% kasus dan 31% nya
masih ada sampai 6 bulan berikutnya
› anterior uveitis
› keratitis 52%
› Pada 6 bulan, 28% mengenai mata dengan
uveitis kronik, keratitis.
 Antiviral: Acyclovir 5x800mg PO perhari
selama 7-10 hari
 Topikal steroid
 Topikal antibiotik
 Analgetik PO
 Tindakan preventif yang harus dilakukan
penderita ialah tidak mengusap-usap
mata, menyentuh lesi kulit, dan
menggaruk luka untuk menghindari
penyebaran gejala. Bagi orang sekitar
hendaknya menghindari kontak
langsung dengan penderita terutama
anak-anak.
 Umumnya baik, pada herpes zoster
oftalmikus prognosis bergantung pada
tindakan perawatan secara dini..
Kesembuhan penyakit ini umunya baik
pada dewasa dan anak-anak dengan
perawatan secara dini.
ANAMNESIS
Anamnesis Teori
Bercak kemerahan yang stadium awal dari Herpes
melebar disertai rasa zoster adalah stadium
gatal pada mata kiri prodormal yang
sejak ± 2 hari yang lalu. biasanya ditandai
Awalnya 1 minggu smrs dengan rasa sakit dan
pasien mengeluh nyeri parestesia pada
pada daerah sekitar dermatom yang terkena
mata kiri yang disertai disertai dengan panas
dengan badan lemas dan malaise
dan juga demam yang
turun setelah pasien
mengkonsumsi obat.
PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis Teori
Pada pemeriksaan fisik Terdapat krusta pada
didapatkan keadaan sekitar hidung dan diatas
umum tampak baik. pelipis kiri. Terdapat
Pemeriksaan visus mata karakteristik dari erupsi
kanan 3/60 dan mata kiri kulit pada herpes zoster
4/60, yang artinya tajam terdiri atas vesikel-vesikel
penglihatan pasien berkelompok, dengan
menurun. dasar eritematosa,
Pada kelopak mata unilateral, dan mengenai
bengkak, disertai dengan satu dermatom. vesikel-
edema dan injeksi vesikel ini terumblikasi
konjungtiva. dan rupture dan menjadi
krusta dalam seminggu
sampai 10 hari, dan
menetap 2 hingga 3
minggu .Konjungtivitis
dan pembengkakan
kelopak mata adalah
salah satu komplikasi
terbanyak pada HZO.
Tatalaksana
Kasus Teori
Acyclovir tablet 5x800mg Pengobatan pada herpes zoster
selama 10 hari berupa antiviral sistemik dengan
salah satu pilihannya yaitu
Paracetamol 3x500mg dan acyclovir dengan dosis 5x800 mg
tramadol 4x50mg dimana pada herpes zoster
oftalmikus pemberian antiviral
diberikan untuk 10 hari.

Tramadol (opioid ringan)


dikombinasikan dengan
paracetamol sebagai analgetik
non opioid bertujuan sebagai
pengobatan simptomatik yaitu
untuk mengatasi nyeri yang
dirasakan pasien dengan skala
nyeri 7 yang termasuk nyeri
sedang.

Anda mungkin juga menyukai