Anda di halaman 1dari 50

CASE REPORT SESSION

Vulnus Perforasi Kornea ec Trauma Tembus OS

Pembimbing : dr. Gita Mayani, Sp.M

Desti Emiliani
Pendahuluan
SLIDE 2

Trauma okuli merupakan trauma yang terjadi pada mata yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan
rongga orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit sehingga
mengganggu fungsi mata sebagai indra penglihat

salah satu penyebab yang sering menyebabkan kebutaan unilateral


pada anak dan dewasa muda

Penyebabnya dapat bermacam-macam, diantaranya kecelakaan di rumah,


kekerasan, ledakan, cedera olahraga, dan kecelakaan lalu lintas.
Identitas Pasien

An.MR
6 tahun
Laki-laki
pelajar
Islam
Jl. Hidayah 14 Rawa Sari
Alam barajo Kota Jambi

14-11-2019
Keluhan Utama
Mata kiri merah riw.post op sejak ± 1 bulan
yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang berobat ke poli mata Keesokan harinya mata pasien tidak
RSUDH.Abdul Manap pada taggal 14 membaik, mata merah, berair dan
November 2019. ± 1 bulan yang lalu belekan. Lalu, orangtua pasien
pasien mengeluhkan mata kiri merah membawa pasien berobat ke puskesmas
disertai rasa nyeri akibat terkena STM atas, atas saran dokter puskesmas
ledakan mancis saat terjatuh bermain. pasien dirujuk ke RSUDH.Abdul Manap.
Orang tua pasien langsung membawa ke Riwayat mata merah sebelumnya (-),
RS Baiturahim di IGD mata pasien nyeri pada mata (+), pandangan kabur
dibersihkan dan diberikan obat salep (+), riwayat minum obat-obatan
lalu pulang. sebelumnya (-).
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat mengalami keluhan serupa (-)


Riw. gangguan penglihatan sejak lahir/kecil (-)
Riwayat mata merah berulang (-)
Riw. penggunaan kacamata (-)
Riw. penggunaan tetes mata jangka panjang (-)
Riw. operasi(+) ± 1 bulan yang lalu
Riwayat DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang


mengalami keluhan serupa
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
PENYAKIT SISTEMIK

Tract. Respiratorius : tidak ada keluhan

Tract. Digestivus : tidak ada keluhan

Kardiovaskuler : tidak ada keluhan

Endokrin : tidak ada keluhan

Neurologi : tidak ada keluhan

THT : tidak ada keluhan

Kulit : tidak ada keluhan


OD OS

Visus : 6/6 Visus : 6/60

Pemeriksaan visus dan refraksi


OS
Palpebra superior Palpebra superior

Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),

sekret mukopurulen (-) sekret mukopurulen (-)


Palpebra inferior Palpebra inferior

Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),

sekret mukopurulen (-) sekret mukopurulen (-)


Cilia Cilia

Trikiasis (-), distikiasis (-) Trikiasis (-), distikiasis (-)


Ap. lacrimalis Ap. lacrimalis

Pembengkakan kelj. dan sakus lakrimal (-), Pembengkakan kelj. dan sakus lakrimal (-),
hiperemis punktum lakrimal sup et inf (-), hiperemis punktum lakrimal sup et inf (-),
pus (-) pus (-)

Conjungtiva tarsus superior Conjungtiva tarsus superior

Hiperemis (-), edem (-) Hiperemis (-), edem (-)


Conjungtiva tarsus inferior Conjungtiva tarsus inferior

Hiperemis (-), edem (-) Hiperemis (-), edem (-)


Kornea Kornea

Jernih (-)

COA COA

Kedalaman dalam, pus (-) Kedalaman dalam, pus (-)

Pupil Pupil

Bulat,anisokor, diameter 3 mm, Tidak Bulat,anisokor, diameter


refleks pupil direct dan indirect sulit dinilai, refleks pupil direct
(+), dan indirect (+),
Iris Iris

Warna coklat, kripta jelas Warna Coklat, kripta jelas

Lensa : jernih Lensa : Jernih


TONOMETER & FUNDUSKOPI

tidak dilakukan tidak dilakukan

VISUAL FIELD

Sama dengan pemeriksa Tidak dapat dinilai


PEMERIKSAAN FISIK UMUM

VITAL SIGN
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos mentis

Tekanan Darah : 100/60 mmHg

Nadi : 86 kali per menit, reguler.

Pernapasan : 20 kali per menit

Suhu : 36,5oC.

TB/BB : 100 cm/ 20 kg (normoweight)


Diagnosa kerja:

Vulnus Perforasi Kornea ec


Trauma Tembus OS
ANJURAN PEMERIKSAAN

USG
Tatalaksana

Non Medikamentosa
- Edukasi

Medikamentosa
-LFX ED 4X1 OS
-P-PRED ED 4x OS
-Amoxycillin syr 3X CTH
-C. Tropin ED 3x1 OS

04
3
Prognosis

Quo ad vitam: bonam


Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: bonam
Definisi Trauma Tembus Okuli

trauma mata yang menyebabkan kerusakan pada


keseluruhan ketebalan dinding bola mata
Epidemiologi

• Trauma okular merupakan penyebab tersering


kebutaan monokular pada anak-anak dan dewasa
muda (< 40 tahun).
• Pada tahun 2001, di Amerika Serikat diperkirakan
1.990.872 (6.98 per 1000 populasi) mengalami trauma
mata dan memerlukan terapi di ruang gawat darurat,
poliklinik atau praktek dokter umum.
• Trauma tembus mata lebih sering terjadi pada pria
daripada wanita dan lebih sering mengenai golongan
usia yang lebih muda. Penyebabnya antara lain adalah
serangan, kecelakaan domestik dan olahraga.
Klasifikasi Trauma Mata

• Kontusio: tidak terdapat luka pada dinding


Trauma mata mata, tetapi dapat terjadi kerusakan
intraokular seperti ruptur koroid atau
tertutup (Closed perubahan bentuk bola mata
• Laserasi lamelar. Trauma yang menyebabkan
globe injury) kerusakan parsial dinding mata

Trauma mata • Ruptur: kerusakan seluruh ketebalan


dinding mata akibat cedera benda tumpul
terbuka (Open • Laserasi: kerusakan seluruh ketebalan dinding
mata yang disebabkan oleh benda tajam
globe injury).
Etiologi

Kecelakaan saat kerja

Bermain

Berolahraga

Luas cedera ditentukan oleh ukuran benda yang mempenetrasi, kecepatan saat
impaksi, dan komposisi benda tersebut
PATOFISIOLOGI

Benda asing menembus seluruh lapisan sklera atau kornea serta


jaringan lain dalam bukbus okuli sampai ke segmen posterior

kemudian bersarang di dalamnya bahkan dapat mengenai os orbita

ditemukan suatu luka terbuka dan biasanya terjadi prolaps (lepasnya)


iris, lensa, ataupun corpus viterus.

Perdarahan intraokular dapat terjadi apabila trauma mengenai


jaringan uvea, berupa hifema atau henophthalmia
GEJALA KLINIS

• Tajam penglihatan akan menurun


• Bila terdapat perforasi kornea akan terlihat bilik mata yang dangkal
• akan terlihat jaringan iris yang prolaps keluar
• bentuk pupil yang lonjong atau terjadinya perubahan bentuk pupil
• Kadang-kadang terdapat hifema
• Tanda-tanda lain adalah kemosis hemoragik, laserasi konjungtiva, atau
kamera anterior yang dangkal dengan atau tanpa dilatasi pupil yang
eksentrik
•Selain ruptur dinding sklera, gaya kontusif pada
bola mata dapat menimbulkan gangguan
motilitas, perdarahan subkonjungtiva, edema
kornea, iritis, hifema, glaukoma sudut sempit,
midriasis traumatik, ruptur sfingter iris,
iridodialisis, paralisis akomodasi, dislokasi lensa
Gambar Hifema dan katarak
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

Keadaan saat
Mekanisme trauma Riwayat medis
terjadinya trauma
• jenis trauma : • Waktu dan lokasi • riwayat trauma
tumpul, penetrasi terjadinya trauma mata atau operasi
atau perforasi • Penggunaan mata
• benda penyebab : kacamata koreksi • visus dan fungsi
bentuk dan ukuran atau pelindung penglihatan
benda mata lainnya sebelum trauma
• kemungkinan • apakah pasien • penyakit mata yang
adanya benda mempunyai miopia ada pada pasien
asing pada bola berat karena mata saat ini
mata karena dapat miopia lebih rentan • penggunaan obat
menimbulkan terhadap trauna saat initermasuk
komplikasi kompresi anterior- obat tetes mata
nantinya seperti posterior dan alergi
infeksi
Nyeri :

GEJALA
Tajam
penglihatan
biasanya Diplopia
berkurang
jauh
dicari dengan teliti.
Hindari memberikan tekanan pada bola
mata

Pemeriksaan segmen posterior mungkin


sulit dilakukan

Pemeriksaan harus dilakukan dengan


sistematis

Hindari manipulasi mata yang berlebihan


untuk pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik
Tajam
penglihatan
dan gerak
Temuan lain Bola mata

Bilik mata Kelopak mata

PEMERIKSAAN FISIK

Lensa Konjungtiva

Kornea dan
Pupil
sklera
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

CT-Scan

Foto Rontgen

MRI

Ultrasonografi
TATALAKSANA TRAUMA TEMBUS

PENILAIAN AWAL
 menerapkan prinsip umum bantuan hidup lanjut pada kasus trauma
 diperiksa fungsi aferen dan eferennya, ketajaman penglihatan,
pergerakan bola mata, deformitas, perforasi, darah, kemosis, distopia,
enoftalmus, eksoftalmus dan telekantus
 Tidak perlu diberikan siklopegik maupun antibiotik topikal sebelum
operasi dilakukan
 Mata diberi perlindungan, dengan Fox shield atau dengan gelas
berbahan kertas yang dipotong pada sepertiga bawah yang ditutupkan ke
mata, dan bisa diberikan antibiotik oral, seperti ciprofloxacin 2x500 mg.
 Analgesik dan antiemetik dapat diberikan selama diperlukan. Anti-
tetanus juga dapat diberikan
 Pada setiap trauma mata, perlu dilakukan system scoring.
TATALAKSANA TRAUMA TEMBUS

PENGOBATAN
1. Tanpa Operasi
Pada luka tembus yang minimal, tanpa kerusakan intraokuler, tidak ada
prolap, diberikan terapi antibiotik sistemik dengan atau topical, dengan
observasi yang ketat.
2. Operasi
• Repair korneo sklera
• Anastesi
• Yang perlu diperhatikan
• Repair sekunder
• Pengobatan paska operasi
operasi
Repair korneo Anastesi Yang perlu
sklera Anastesi umum diperhatikan
Tujuan primer repair dipergunakan untuk Tidak dipasang
korneosklera adalah repair bola mata, fiksasi rektus karena
untuk memperbaiki sebab anastesi repair palpebra kan
integritas bola mata. retrobulber atau menekan
Tujuan sekunder peribulber akan permukaan mata,
adalah untuk meningkatkan maka selesaikan
memperbaiki visus tekanan bola mata. dulu repair kornea
Repair sekunder

• Pengangkatan benda asing intraokuler, rekonstruksi iris, ekstraksi


katarak, vitrektomi, insersi lensa intraokuler dan krioterapi pada
robekan retina.
• Bila kekeruhan lensa bertambah inflamasi intraokuler akan
bertambah parah sehingga kesempatan untuk meletakkan lensa
intraokuler akan hilang.
• Bila benda asing terlihat di segmen anterior sebaiknya diangkat
melalui lubang atau insisi limbal.
• Bila pengangkatan lensa diperlukan perlu diketahui apakah
kapsula posterior masih utuh atau tidak.
• Perbaikan ruptur iris tidak hanya memperbaiki fungsi iris dan visus
tapi juga mengembalikan iris pada tempatnya untuk
menghindarkan sinekia. Bila terjadi iridodialis akan menyebabkan
diplopia dan eksentrik pupil sehingga perlu reposisi.
Pengobatan paska operasi

• Terapi untuk cegah infeksi, supresi inflamasi, kontrol TIO dan


hilangkan rasa sakit.
• Antibiotik intravena sampai 3-5 hari. Antibiotik topikal sampai 7
hari sedangkan kortikosteroid dan sikloplegia dikurangi
berdasarkan tingkat inflamasinya.
• Jahitan kornea bila tak longgar dapat diletakkan sampai 3 bulan
lalu diangkat bertahap
• Karena risiko ablatio retina maka pemeriksaan segmen
posterior harus sering dilakukan, bila tak terlihat dapat dengan
menggunakan USG.
• Koreksi penglihatan sesegera mungkin karena pada anak-anak
resiko ambliopia meningkat apabila rehabilitasi visus ditunda
• profilaksis sistemik untuk cegah traumatik endoftalmitis
KOMPLIKASI

Endoftalmitis dapat terjadi baik eksogen maupun


pasca operasi.

Endoftalmitis yang terjadi dapat bakteri atau


jamur.

Oftalmia simpatetik
dapat diprediksi dengan memperhatikan beberapa faktor, meskipun ada pro
kontra terhadapnya, yaitu diantaranya usia, penyebab trauma, endoftalmitis,
luasnya luka, fraktur wajah, hifema, ketajaman penglihatan inisial, tipe trauma,
benda asing intra okuler, lokasi benda asing intra okuler, trauma mata sebelahnya,
trauma lensa, keberadaan lensa, no light perception, trauma perforasi, ablasi
retina, jenis kelamin, prolaps jaringan, perdarahan vitreal, lokasi dan panjangnya
luka.

PROGNOSIS
Definisi Trauma Okuli Tumpul

trauma pada mata yang diakibatkan benda yang keras dengan ujung
tumpul, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan
kencang atau lambat sehingga terjadi kerusakan pada jaringan bola
mata atau daerah sekitarnya.

Trauma tumpul dapat bersifat Coupe maupun Counter Coupe, yaitu


terjadinya tekanan akibat trauma diteruskan pada arah horisontal di
sisi yang berseberangan sehingga jika tekanan benda mengenai bola
mata akan diteruskan sampai dengan makula
Skema diagram alur trauma okuli
Patofisiologi pada trauma tumpul

Reflected Rebound
Direct impact Compression compression wave
wave force compression
wave force force
Manifestasi Trauma Okuli

• Gejala klinis yang dapat terjadi


pada trauma mata antara lain
perdarahan atau keluar cairan dari
mata, memar pada sekitar mata,
penurunan visus dalam waktu yang
mendadak, penglihatan ganda,
mata bewarna merah, nyeri dan
rasa menyengat pada mata, sakit
kepala, mata terasa Gatal, terasa
ada yang mengganjal pada mata,
dan fotopobia
Hematoma palpebra
• pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak akibat
pecahnya pembuluh darah palpebra
• Penanganan pertama dapat diberikan kompres dingin untuk
menghentikan perdarahan. Selanjutnya untuk memudahkan absorpsi
darah dapat dilakukan kompres hangat pada palpebra

Edema konjungtiva
• Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik
(edema)
• Bila palpebra terbuka dan konjungtiva secara langsung terekspose
dengan dunia luar tanpa dapat mengedip maka keadaan ini telah dapat
mengakibatkan edema pada konjungtiva

Hematoma subkonjungtiva
• terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat dibawah
konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera
Trauma Tumpul pada Kornea

Edema kornea Erosi kornea

• Trauma tumpul dapat mengenai • keadaan terkelupasnya epitel


membran descement yang kornea yang dapat diakibatkan
mengakibatkan edema kornea oleh gesekan keras pada epitel
• Edema kornea dapat meberikan kornea
keluhan berupa penglihatan • Pada erosi pasien akan merasa
kabur dan terlihatnya pelangi sakit sekali akibat erosi merusak
sekitar bola lampu atau sumber kornea yang mempunyai serat
cahaya yang dilihat. Kornea sensibel yang banyak, mata
dapat terlihat keruh berair, fotofobia dan penglihatan
akan terganggu oleh media yang
keruh. Pada kornea akan terlihat
adanya defek epitel kornea yang
bila diberi fuorosein akan
berwarna hijau
Trauma Tumpul pada Uvea

Iridoplegia Iridodialisis

• Kelumpuhan otot sfingter pupil • iris terlepas dari pangkalnya


yang bisa diakibatkan karena sehingga bentuk pupil tidak
trauma tumpul pada uvea bulat dan pada pangkal iris
sehingga menyebabkan pupil terdapat lubang
menjadi lebar atau midriasis • dapat mengakibatkan robekan
• sukar melihat dekat karena pada pangkal iris sehingga
gangguan akomodasi dan bentuk pupil menjadi berubah
merasakan silau karena • Pada iridodialisis akan terlihat
gangguan pengaturan masuknya pupil lonjong. Biasanya
cahaya ke pupil. Pupil anisokoria iridodialisis terjadi bersama-
dan bentuk pupil dapat menjadi sama dengan terbentuknya
ireguler. Pupil biasanya tidak hifema.
bereaksi terhadap sinar.
Trauma Tumpul pada Uvea

Hifema Iridosiklitis

• darah di dalam bilik mata depan • radang pada uvea anterior yang
(camera okuli anterior/COA) yang terjadi akibat reaksi jaringan uvea
dapat terjadi akibat trauma pada post trauma
tumpul sehingga merobek • Pada mata akan terlihat mata
pembuluh darah iris atau badan merah, akbat adanya darah yang
siliar berada di dalam bilik mata depan
• Pasien akan mengeluh sakit maka akan terdapat suar dan pupil
disertai dengan epifora dan mata yang mengecil yang
blefarospasme. Penglihatan pasien mengakibatkan visus menurun.
akan sangat menurun dan bila Sebaiknya pada mata diukur
pasien duduk hifema akan terlihat tekanan bola mata untuk
terkumpul dibagian bawah bilik persiapan memeriksa fundus
mata depan dan dapat memenuhi dengan midriatika
seluruh ruang bilik mata depan
Trauma Tumpul pada Lensa

Subluksasi Lensa Luksasi Lensa Anterior Luksasi Lensa Posterior

• lensa yang berpindah • seluruh zonula zinii di • seluruh zonula zinii di


tempat akibat putusnya sekitar ekuator putus sekitar ekuator putus
sebagian zonula zinii akibat trauma sehingga akibat trauma sehingga
ataupun dapat terjadi lensa masuk ke dalam lensa jatuh ke dalam
spontan karena trauma bilik mata depan badan kaca dan
atau zonula zinii yang • Pasien akan mengeluh tenggelam di dataran
rapuh (sindrom penglihatan menurun bawah fundus okuli.
Marphan). mendadak. • Pasien akan mengeluh
• lensa akan menjadi • Terdapat injeksi siliar adanya skotoma pada
cembung dan mata yang berat, edema lapang pandangnya
akan menjadi lebih kornea, lensa di dalam karena lensa
miopi. Lensa yang bilik mata depan. Iris mengganggu kampus.
cembung akan terdorong ke belakang Mata menunjukan
membuat iris terdorong dengan pupil yang gejala afakia, bilik mata
ke depan sehingga bisa lebar. depan dalam dan iris
mengakibatkan tremulans
terjadinya glaukoma
sekunder
Trauma Tumpul Retina dan Koroid

Edema
Retina

Avulsi papil Edema


saraf optik makular

Ruptur Ablasi
Koroid Retina
Video
pasien mengeluhkan mata kiri merah disertai rasa
nyeri akibat terkena ledakan mancis saat terjatuh Pada pemeriksaan fisik
bermain. Orang tua pasien langsung membawa ke didapatkan TD 100/60
RS Baiturahim, di IGD mata pasien dibersihkan mmHg, HR: 86 x/menit, RR:
menggunakan air infus dan diberikan obat tetes
20 x/menit, Suhu: afebris.
mata
Keesokan harinya mata pasien tidak membaik, Dari pemeriksaan visus
mata merah, berair dan belekan. didapatkan pada mata
dirujuk ke RSUDH.Abdul Manap. Di RSUDH.Abdul kanan tajam penglihatannya
Manap pasien dilakukan tindakan operasi. 6/6, dan mata kirinya 6/60.
Pada pemeriksaan bola
Riwayat mata merah sebelumnya (-), nyeri pada mata versi dan duksi baik.
mata (+), pandangan kabur (+), riwayat minum Pada pemeriksaan fisik
obat-obatan sebelumnya (-), sakit kepala (-), terasa
mata kiri didapatkan
gatal (-), terasa ada yang mengganjal pada mata
(+), fotopobia (-), adanya selaput seperti tabir robekan pada kornea dan
pada pandanganya (-), kotoran mata yang kental (- sulit dinilai karena
), demam (-) mengalami perforasi.

Kesimpulan
Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi pada mata
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata,
saraf mata dan rongga orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit
sehingga mengganggu fungsi mata sebagai indra penglihat. Trauma okuli
dibagi menjadi dua yaitu trauma okuli perforans dan trauma okuli non
perforans. Sedangkan klasifikasi trauma okuli berdasarkan mekanisme
trauma terbagi atas trauma mekanik (trauma tumpul dan trauma tajam),
trauma radiasi (sinar inframerah, sinar ultraviolet, dan sinar X) dan
trauma kimia (bahan asam dan basa).

Kesimpulan
Thank You! 

• TRIDESI HUTASOIT

Anda mungkin juga menyukai