Anda di halaman 1dari 27

 Herpes Zoster Oftalmikus (HZO)

merupakan hasil reaktivasi dari Varisela


Zoster Virus (VZV) pada Nervus Trigeminal
(N.V).
 Semua cabang dari nervus tersebut bisa
terpengaruh, dan cabang frontal divisi
pertama N.V merupakan yang paling
umum terlibat. Cabang ini menginervasi
hampir semua struktur okular dan
periokular
 Herpes zoster disebabkan oleh Varisela
Zoster Virus (VZV).
 VZV mempunyai kapsid yang tersusun
dari 162 sub unit protein dan berbentuk
simetri isohedral dengan diameter 100
nm. Virion lengkapnya berdiameter 150-
200 nm, dan hanya virion yang
berselubung yang bersifat infeksius
 HZO khas mempengaruhi 10-20 % populasi.
HZO biasanya berpengaruh pada usia tua
dengan meningkatnya pertambahan usia.
Dari data insiden terjadinya HZO pada
populasi Caucasian adalah 131 : 100.000.7
Populasi American-Afrika mempunyai
insiden 50 % dari Caucasian. Alasan untuk
perbedaan ini tidak sepenuhnya dipahami.
Kebanyakan kasus HZO disebabkan
reaktivasi dari virus laten
a. Kondisi imunocompromise (penurunan
imunitas sel T)
 Usia tua
 HIV
 Kanker
 Kemoterapi
 Infeksi primer VZV menular ketika kontak
langsung dengan lesi kulit VZV atau
sekresi pernapasan melalui droplet
udara. Infeksi VZV biasanya merupakan
infeksi yang self-limited pada anak-anak,
sedangkan pada orang dewasa atau
imunosupresif bisa berakibat fatal
 Kerusakan jaringan yang terlihat pada
wajah disebabkan oleh infeksi yang
menghasilkan inflamasi kronik dan
iskemik pembuluh darah pada cabang
N. V. Hal ini terjadi sebagai respon
langsung terhadap invasi virus pada
berbagai jaringan
a. Prodormal (didahului ruam sampai beberapa hari)
 Nyeri lateral sampai mengenai mata
 Demam
 Malaise
 Sakit kepala
 Kuduk terasa kaku
 Dermatitis
 Nyeri mata
 Lakrimasi
 Perubahan visual
 Mata merah unilateral
 Kelopak mata :
 HZO sering mengenai kelopak mata. Hal
ini ditandai dengan adanya
pembengkakan kelopak mata, dan
akhirnya timbul radang kelopak, yang
disebut blefaritis, dan bisa timbul ptosis.
Kebanyakan pasien akan memiliki lesi
vesikuler pada kelopak mata, ptosis,
disertai edema dan inflamasi
 Konjungtiva
 Konjungtivitis adalah salah satu
komplikasi terbanyak pada HZO. Pada
konjungtiva sering terdapat injeksi
konjungtiva dan edema, dan kadang
disertai timbulnya petechie. Ini biasanya
terjadi 1 minggu. Infeksi sekunder akibat
S. aureus bisa berkembang di kemudian
hari.
 Sklera
 Skleritis atau episkleritis mungkin berupa
nodul atau difus yang biasa menetap
selama beberapa bulan.
 Kornea
 Komplikasi kornea kira-kira 65 % dari kasus HZO. Lesi
pada kornea sering disertai dengan keratouveitis
yang bervariasi beratnya sesuai dengan kekebalan
tubuh pasien.
 keratitis HZV mengenai stroma dan uvea anterior
pada awalnya, lesi epitelnya keruh dan amorf,
kecuali kadang-kadang ada pseudodendrit linear
yang mirip dendrit pada HSV
 Keratitis epithelial : gejala awal, berupa punctat
epitel. Multipel, lesi vocal dengan fluoresen atau rose
Bengal. Lesi ini mengandung virus keratitis stroma.
 Traktus uvea
 Sering menyebabkan peningkatan TIO.
Tanpa perawatan yang baik penyakit ini
bisa menyebabkan glaukoma dan
katarak.
 Retina
 Retinitis pada HZO digambarkan
sebagai retinitis nekrotik dengan
perdarahan dan eksudat, oklusi
pembuluh darah posterior, dan neuritis
optik. Lesi ini dimulai dari bagian retina
perifer.
 Anamnesis
-gejala prodromal (demam, malaise, nyeri
dermatom)
 Pemeriksaan fisik
› Periksa struktur eksternal/superfisial dahulu
secara sistematik mengikut urutan daripada
bulu mata, kunjungtiva dan pembengkakan
sklera
› Periksa keadaan integritas motorik ekstraokular
dan defisiensi lapang pandang.
› Lakukan pemeriksaan funduskopi dan coba
untuk mengeradikasi fotofobia untuk
menetapkan kemungkinan terdapatnya iritis.
› Pengurangan sensitivitas kornea dapat dilihat
dengan apabila dicoba dengan serat cotton.
› Lesi epitel kornea dapat dilihat setelah diberikan
fluorescein. Defek epitel dan ulkus kornea akan
jelas terlihat dengan pemeriksaan ini.
› Pemeriksaan slit lamp seharusnya dilakukan
untuk melihat sel dalam segmen anterior dan
kewujudan infiltrat stroma
› Setelah ditetes anestesi mata, ukur tekanan
intraokular (tekanan normal ialah dibawah 12 –
15 mmHg).
 Pemeriksaan penunjang
› Pemeriksaan mikroskopik
› Pemeriksaan serologi
 Kondisi yang memperlihatkan
penampakan luar yang sama
› Herpes simplek
› Ulkus blefaritis

 Kondisi yang menyebabkan penyebaran


nyeri
› Migrain
› Pseudotumor orbita
› Selulitis orbita
› Nyeri akibat sakit gigi
 Komplikasi mata terjadi pada 50 % kasus.
› Nyeri terjadi pada 93% kasus dan 31% nya
masih ada sampai 6 bulan berikutnya
› anterior uveitis
› keratitis 52%
› Pada 6 bulan, 28% mengenai mata dengan
uveitis kronik, keratitis.
 Antiviral: Acyclovir 5x800mg PO perhari
selama 7-10 hari
 Topikal steroid
 Topikal antibiotik
 Analgetik PO
 Tindakan preventif yang harus dilakukan
penderita ialah tidak mengusap-usap
mata, menyentuh lesi kulit, dan
menggaruk luka untuk menghindari
penyebaran gejala. Bagi orang sekitar
hendaknya menghindari kontak
langsung dengan penderita terutama
anak-anak.
 Umumnya baik, pada herpes zoster
oftalmikus prognosis bergantung pada
tindakan perawatan secara dini..
Kesembuhan penyakit ini umunya baik
pada dewasa dan anak-anak dengan
perawatan secara dini.

Anda mungkin juga menyukai