Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah laporan Case Based Discussion ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan ini dibuat dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
di Bagian/SMF Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar, di RSUD
Dr. R. Soedjono Selong .
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Sri Subekti, Sp.M., M.SC
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Simblefaron merupakan perlekatan abnormal antara permukaan
konjungtiva yang dapat terjadi akibat reaksi radang, trauma, ataupun operasi.
Simblefaron dapat didefinisikan sebagai sebuah kondisi dimana terjadi
perlekatan bola mata akibat adhesi antara konjungtiva palpebra dan
konjungtiva bulbi.1,2
Simblefaron dapat terjadi akibat proses penyembuhan permukaan antara
konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbi. Penyebab umumnya dapat
berupa trauma kimia, trauma panas, konjungtivitis membran, ulserasi
konjungtiva, dan Stevens Johnson Syndrome. Simblefaron dapat juga
disebabkan oleh komplikasi beberapa penyakit seperti cicatricial
conjunctivitis, cicatrcial pemphigoid, eritema multiform, pemfigus bulosa,
dan kerato conjuntivitis.2,4
Komplikasi yang terjadi pada simblefaron meliputi mata yang kering,
penebalan dan keratinisasi konjungtiva akibat paparan yang lama dan ulserasi
kornea (exposure keratitis). Simblefaron dapat menyebabkan gangguan
penglihatan ringan sampai berat. Hal tersebut terjadi karena cicatricial
entropion atau gangguan dari arah bulu mata, atau trauma mekanis terhadap
permukaan mata. Trauma berulang tersebut dapat menyebabkan defisiensi
limbalstem cell dan penipisan kornea bahkan perforasi kronea. Oleh karena itu
penanganansimblefaron merupakan hal yang sangat penting.5,6
Dalam menangani kasus simblefaron, mencari penyebab simblefaron
adalah hal yang penting. Jika simblefaron bersifat asimtomatik, simblefaron
munkin tidak perlu pengobatan dan hanya mencari kausa terjadinya scarring.
Menyingkirkan simblefaron yang disebabkan oleh progressive conjungtival
scaring disease seperti ocular cicatricial pemphigoid merupakan hal penting
juga. Pengobatan simblefaron yang bersifat kuratif meliputi simblefarektomi.
Area terbuka yang terbentuk dapat ditutupi dengan memobilisasi konjungtiva
3
sekitar pada kasus yang ringan. Conjungtival atau buccal mocusa graft
mungkin perlu dilakukan pada beberapa kasus.2,5,6
1.2 Tujuan
Melaporkan salah satu kasus Simblefaron di RSUD dr. R. Soedjono
Selong.
4
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IdentitasPasien
- Nama : Ayu
- Umur : 59 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Sakra Selatan, Lombok Timur.
- Agama : Islam
- Status : Menikah
- Pekerjaan : IRT
2.2 Anamnesa
KeluhanUtama :
Kesulitan menggerakkan kelopak mata
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Mata dengan keluhan kesulitan
menggerakkan kelopak mata, terasa gatal, mata berair, mata terus menerus
mengeluarkan kotoran sejak 1tahun yang lalu. Diketahui pada tahun 2009
pasien telah melakukan operasi katarak pada kiri, dan dilanjutkan pada
tahun 2010 untuk operasi katarak mata sebelah kanan yang dilakukan di
RSUD dr. R. Soedjono Selong. Tidak ada yang memperberat keluhan dan
yang memperingan keluhan, pasien belum pernah memberikan pengobatan
apapun pada matanya.
Penglihatan kabur dirasakan ada, keluhan seperti ada yang
mengganjal juga ada, dan mata berair terus-menerus, serta pasien sulit
membuka mata. Penglihatan ganda disangkal, keluhan sakit kepala disertai
rasa sakit pada daerah mata disangkal, kotoran mata yang kental disangkal,
bengkak (-), demam (-).
5
Riwayat Penyakit Dahulu
‐ Pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya (-)
‐ Riwayat operasi : ada, yaitu operasi katarak OS/OD pada tahun 2009 dan
2010.
‐ Riwayat trauma (-)
‐ Riwayat alergi makanan (-)
‐ Riwayat Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit yang sama.
- Riwayat keluarga dengan alergi (-), asma (-), hipertensi (-), diabetes (-).
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga, pasien tinggal bersama suami dan
anaknya.
Status Oftalmologi
Tabel.1. Hasil Pemeriksaan Status Opthalmologi Pasien
ORBITA DEKSTRA STATUS ORBITA SINISTRA
(OD) OFTALMOLOGI (OS)
1/∞ LP (+) Visus 15/70
Injeksi Konjungtiva (-) Injeksi Konjungtiva (-)
Konjungtiva
Injeksi Silier (-) Injeksi Silier (-)
6
sikatrik (-) Sikatrik (-)
Jernih Jernih
Kornea
Edema (-) Edema (-)
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
Normal COA Normal
BentukBulat BentukBulat
Letaksentral Pupil Letaksentral
Reflekcahaya (+) Reflekcahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Terganggu Baikkesagalaarah
Palpasi Palpasi
TIO
(Kesan Normal) (Kesan Normal)
7
2.4 Diagnosa
DiagnosaKerja : Simblefaron
Diagnosa Banding : Ankiloblefaron
Trakoma
Ektropion
Entropion
2.6 Penatalaksaan
Polidemisin ed 4xODS
Amlodipin tab 10 mg 1x1
2.7 Komplikasi
Gangguan penglihatan
Blepharospasme
Lagoftalmus
Entropion
Trichiasis
Depresi
2.8 Prognosis
Advitam : Dubia ad bonam
Adsanam : Dubia ad bonam
Adfungsionam : Dubia ad bonam
Adcosmeticum : Dubia ad bonam
8
BAB III
FOLLOW UP
Tanggal Follow Up
04/11/2019 S kesulitan menggerakkan kelopak mata (+), terasa gatal (+), mata
berair(+), mata terus menerus mengeluarkan kotoran(+)
O (OD) STATUS (OS)
OFTALMOLOG
I
1/∞ LP (+) Visus 15/70
Injeksi Konjungtiva Injeksi
Konjungtiva (-) Konjungtiva (-)
Injeksi Silier (-) Injeksi Silier (-)
sikatrik (-) sikatrik (-)
Jernih Kornea Jernih
Edema (-) Edema (-)
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
Normal COA Normal
BentukBulat Pupil BentukBulat
Letaksentral Letaksentral
Reflekcahaya (+) Reflekcahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Terganggu Pergerakan bola Baikkesagalaarah
mata
9
A Simblefaron
Ankiloblefaron
Trakoma
Ektropion
Entropion
P Polidemisin ed 4xODS
Amlodipin tab 10 mg 1x1
10
mata
11
Letaksentral Letaksentral
Reflekcahaya (+) Reflekcahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Terganggu Pergerakan bola Baikkesagalaarah
mata
OD Simblefaron
A Simblefaron
Ankiloblefaron
Trakoma
Ektropion
Entropion
P Cftriaxon inj 1 gr 2x1
12/11/2019 S kesulitan menggerakkan kelopak mata (+), terasa gatal (+),
mata berair(+), mata terus menerus mengeluarkan kotoran(+)
12
O (OD) STATUS (OS)
OFTALMOLOGI
1/∞ LP (+) Visus 15/70
Injeksi Konjungtiva Injeksi
Konjungtiva (-) Konjungtiva (-)
Injeksi Silier (-) Injeksi Silier (-)
sikatrik (-) sikatrik (-)
Jernih Kornea Jernih
Edema (-) Edema (-)
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
Normal COA Normal
BentukBulat Pupil BentukBulat
Letaksentral Letaksentral
Reflekcahaya (+) Reflekcahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Terganggu Pergerakan bola Baikkesagalaarah
mata
13
OD Simblefaron
A Simblefaron
Ankiloblefaron
Trakoma
Ektropion
Entropion
P Asam mefenamat 500 mg tab 3x1
13/11/2019 S kesulitan menggerakkan kelopak mata (+), terasa gatal (+),
mata berair(+), mata terus menerus mengeluarkan kotoran(+)
O (OD) STATUS (OS)
OFTALMOLOGI
1/∞ LP (+) Visus 15/70
Injeksi Konjungtiva Injeksi
Konjungtiva (-) Konjungtiva (-)
Injeksi Silier (-) Injeksi Silier (-)
sikatrik (-) sikatrik (-)
Jernih Kornea Jernih
Edema (-) Edema (-)
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
Normal COA Normal
14
BentukBulat Pupil BentukBulat
Letaksentral Letaksentral
Reflekcahaya (+) Reflekcahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Terganggu Pergerakan bola Baikkesagalaarah
mata
OD Simblefaron Post OP
A Simblefaron
Ankiloblefaron
Trakoma
Ektropion
Entropion
P Amlodipin tab 5 mg 0-0-1
Alprazolam tab 0,5 mg 1-0-1
C. Xitrol ed 6x1 OD
Ciprofloxacin 500 mg 2x1
18/11/2019 S kesulitan menggerakkan kelopak mata (-), terasa gatal (-),
15
mata berair(-), mata terus menerus mengeluarkan kotoran(-)
O (OD) STATUS (OS)
OFTALMOLOGI
1/300 Visus 15/70
Injeksi Konjungtiva Injeksi
Konjungtiva (-) Konjungtiva (-)
Injeksi Silier (-) Injeksi Silier (-)
sikatrik (-) sikatrik (-)
Jernih Kornea Jernih
Edema (-) Edema (-)
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
Normal COA Normal
BentukBulat Pupil BentukBulat
Letaksentral Letaksentral
Reflekcahaya (+) Reflekcahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Terganggu Pergerakan bola Baikkesagalaarah
mata
16
OD Simblefaron Post OP
A Simblefaron
Ankiloblefaron
Trakoma
Ektropion
Entropion
P C. Xitrol ed 6x1 OD
Amlodipin tab 5 mg 0-0-1
Alprazolam tab 0,5 mg 1-0-1
Ciprofloxacin 500 mg 2x1
17
BAB IV
PEMBAHASAN
tindakan operasi. 6
18
dapat terjadi karena kurang basahnya pada permukaan mata dan
pemendekan forniks. Gangguan penglihatan karena penyebab sekunder
dapat terjadi karena obstruksi misal ankiloblefaron ataupun keterbatasan
motilitas mata dan menyebabkan diplopia. Gangguan penglihatan akan
menyebabkan kualitas hidup seseorang sangat menurun. Oleh karena itu
rekontruksi permukaan mata dengan cara menyingkirkan parut
konjungtiva dan simblefaron merupakan tindakan yang sangat penting
19
BAB IV
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21