Anda di halaman 1dari 32

Audy Marsha Melinda

PRIMARY OPEN-ANGLE 20174011142

GLAUCOMA Pembimbing :
dr. Esti Mahanani, Sp.M
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Agama : Katolik
Alamat : Gejayan
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pandangan kedua mata seperti kotor/gelap.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli dengan keluhan pandangan kedua mata seperti kotor/gelap.
Keluhan dirasakan sudah lama tetapi mulai memberat sejak ± 5 bulan yang lalu.
Selain itu, pasien juga merasa bahwa kedua mata terasa pedes dan terasa
mengganjal.. Keluhan lain seperti mata merah, gatal dan berair disangkal. Sebelumnya
pasien sudah memeriksakan penyakitnya ke puskesmas dan mendapatkan obat tetes
mata dan obat minum tetapi belum membaik.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat penyakit serupa (-) • Riwayat penyakit serupa (-)


• Riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol • Riwayat penyakit hipertensi (-)
• Riwayat DM (-) • Riwayat penyakit DM (-)
• Riwayat trauma (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat opname (-)
• Riwayat operasi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik
Vital sign :
Tekanan darah : 200/75
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Antropometri
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 151 cm
Pemeriksaan Subjektif

Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)


Visus Jauh 4/6  dengan pinhole tidak 0
membaik
Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi Sinar Dapat membedakan arah sinar Tidak dapat membedakan arah
sinar
Proyeksi Warna Dapat membedakan warna Tidak dapat membedakan
warna
Pemeriksaan Objektif

Pemeriksaan OD OS
1. Sekitar mata Kedudukan alis baik, scar (-) Kedudukan alis baik, scar (-)
(supersilia)

2. Kelopak mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Lebar rima 10 mm 10 mm
- Kulit N N
- Tepi kelopak N N
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula N N
lakrimalis
- Sekitar sacus N N
lakrimalis
- Uji flurosensi - -
- Uji regurgitasi - -
- Tes Anel - -
4. Bola Mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Ukuran N N
5. TIO
6. Konjungtiva
- Palpebra N N
superior
- Forniks Tenang Tenang
- Palpebra inferior N N

- Bulbi Injeksi konjungtiva (-), Hiperemis Injeksi konjungtiva (-),


Hiperemis
Trantas dots (-)
Trantas dots (-)
7. Sklera Ikterik (-), perdarahan (-) Ikterik (-), perdarahan (-)
8. Kornea
- Ukuran Ø 12 mm Ø 12 mm
- Kecembungan N N

- Permukaan N N

- Uji Flurosensi - -

- Placido - -
- Arcus senilis + +

9. Camera oculi anterior


- Ukuran N N
- Isi Jernih, fler (-), hifema (-), Jernih, fler (-), hifema (-),
hipopion (-) hipopion (-)
10.Iris
- Warna Coklat Coklat
- Bentuk Bulat Bulat
11. Pupil
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm
- Bentuk Bulat Bulat
- Tempat Sentral Sentral
- Tepi Reguler Reguler
- Reflek direct + -

- Reflek indirect + +
12. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada

- Kejernihan Keruh (-) Keruh (-)

- Letak Sentral, belakang iris Sentral, belakang iris


13. Foto Fundus
- Gambar retina : merah ke oren-orenan - Gambar retina : suram
- Papil nervi opticus tampak lebih muda - Papil nervi opticus tampak lebih muda
- Arteri jernih, vena berwarna merah tua - Arteri jernih, vena berwarna merah
- Cup disk ratio 0.6 tua
- Cup disk ratio 0.7

OD OS
Kesimpulan Pemeriksaan

OD OS
- Mata tenang - Mata tenang
- Visus 4/6 tidak membaik dengan pinhole - Visus 0
- Dapat membedakan arah sinar - Tidak dapat membedakan arah sinar
- Dapat membedakan warna - Tidak dapat membedakan warna
- TIO = 14 - TIO = 39
- Arcus senelis (+) - Arcus senelis (+)
- RCL (+) - RCL (-)
- RCTL (+) - RCTL (+)
- Foto fundus: Gambar retina merah ke oren-orenan, - Foto fundus: Gambar retina suram, papil nervi opticus
papil nervi opticus tampak lebih muda, arteri tampak lebih muda, arteri jernih, vena berwarna
jernih, vena berwarna merah tua, cup disk ratio 0.6 merah tua, cup disk ratio 0.7
DIAGNOSIS
Diagnosis banding
Primary Open-Angle Glaucoma
Glaukoma normotensi
Glaukoma sudut tertutup kronik
Hipertensi ocular

Diagnosis kerja
ODS Primary Open-Angle Glaucoma
PLANNING
- Usul pemeriksaan perimetri
Farmakologi
Timolol 0,5% ed 2 x ODS
Edukasi
Penyakit ini tidak nyata diperngaruhi emosi
Olahraga merendahkan tekanan bola mata sedikit
Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan
Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata
Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan cepat akan mengakibatkan bertambah terancamnya saraf mata
oleh tekanan mata
Penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik dan lapang pandang 6 bulan sekali.
Bila terdapat riwayat keluarga glaucoma, buta, myopia tinggi, anemia, hipotensi, menderita diabetes mellitus
maka control dilakukan lebih sering
PROGNOSIS
OD OS
ad Visum Dubia Ad malam
ad Sanam Dubia Ad malam
ad Vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
ad Comesticam Ad bonam Ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Primary Open-Angle Glaucoma (POAG)


merupakan neuropati optik yang bersifat kronik,
progresif, yang ditandai dengan kerusakan saraf
optik dan kelainan lapang pandang yang khas.
Keadaan ini disebut primer karena tidak
diketahui penyebab yang jelas atau idiopatik.
Glaukoma ini biasanya bersifat genetik yang
diturunkan secara poligenik atau multifactorial.
EPIDEMIOLOGI
Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan permanen
di dunia. Jumlah penderita glaukoma di dunia dari data
World Health Organization 60,7 juta orang di tahun 2010,
dan diprediksi akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020. Data
survey kesehatan mata Departemen Kesehatan Republik
Indonesia menunjukkan bahwa glaukoma adalah penyebab
kebutaan kedua terbanyak setelah katarak.
Diperkirakan hampir 45 juta orang menderita glaukoma sudut
terbuka di seluruh dunia pada tahun 2010. Dan pada taun
2020 jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 58,5
juta orang. Jenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-
laki dengan Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
ETIOLOGI
Glaukoma terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan
dan pengaliran humor aqueous. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat
penyakit mata lain (glaukoma primer). Sedangkan pada kasus lainnya,
peningkatan tekanan intraokular, terjadi sebagai manifestasi penyakit mata
lain (glaukoma sekunder).
FAKTOR RISIKO
Tekanan Intraokular

Ras

Jenis Kelamin

Umur

Kelainan refraksi

Genetik
PATOFISIOLOGI
Ada dua teori utama:
a. Teori mekanik: Peningkatan tekanan intraocularkerusakan mekanik pada akson saraf optik dan
penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina, iris dan korpus siliar juga menjadi
atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin sehingga terjadi penurunan
penglihatan.
b. Teori vascular: Peningkatan tekanan intraoculariskemia akson saraf akibat berkurangnya aliran
darah pada papil saraf optik. Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan
optikus.
KLASIFIKASI GLAUKOMA
Glaukoma
sudut terbuka
Glaukoma
primer
Glaukoma
sudut tertutup
Glaukoma
sekunder
Glaukoma
Glaukoma
kongenital

Glaukoma
absolut
MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya tidak ada atau sangat ringan, biasanya keluhannya hanya rasa tidak
nyaman atau pegal di mata: penglihatan tetap jelas pada fase awal; karena
penglihatan sentral belum terlibat.
Lapangan pandang mulai menyempit. Gejala lain adalah kesulitan berjalan,
misalnya sering tersandung kalau naik-turun tangga atau tidak tahu benda
disampingnya karena hilangnya lapang pandang perifer.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Tidak ada gejala sampai stadium akhir. Mulai timbulnya gejala glaukoma primer sudut
terbuka agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya
berlanjut dengan kebutaan. Pada glaukoma sudut terbuka, kerusakan lapangan pandang mata
dimulai dari tepi lapangan pandang dan lambat laun meluas ke bagian tengah.
Pemeriksaan Oftalmologi
a. Pemeriksaan tajam penglihatan
b. Slit-lamp
c. Pengukuran tekanan intraokular
d. Pemeriksaan sudut bilik mata depan (teknik Van Herick, gonioskopi)
e. Penilaian diskus optikus
f. Pemeriksaan lapangan pandang
PENATALAKSANAAN

Non Bedah/Medikamentosa

• Obat-obatan topical
• Obat-obatan sistemik

Bedah dan Laser

• Trabekuloplasti laser
• Trabekulektomi
KOMPLIKASI
Kontrol tekanan intraokular yang jelek akan menyebabkan semakin rusaknya nervus
optik dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan.
PROGNOSIS
Apabila terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan
baik secara medis. Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang
secara perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila obat tetes
antiglaukoma dapat mengontrol tekanan intaokular pada mata yang belum
mengalami kerusakan glaumatosa luas, prognosis akan baik (walaupun penurunan
lapangan pandang dapat terus berlanjut).

Anda mungkin juga menyukai