1. Kornea
- Ukuran Ø 12 mm Ø 12 mm
- Kecembungan N N
- Permukaan N N
- Uji Flurosensi - -
- Placido - -
- Arcus senilis + +
1. Camera oculi anterior
- Ukuran N N
- Isi Jernih, fler (-), hifema (-), hipopion (-) Jernih, fler (-), hifema (-), hipopion (-)
10.Iris
- Warna Coklat Coklat
- Bentuk Bulat Bulat
11. Pupil
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm
- Bentuk Bulat Bulat
- Tempat Sentral Sentral
- Tepi Reguler Reguler
- Reflek direct + +
- Reflek indirect + +
12. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada
- Kejernihan Jernih Jernih
• Diagnosis banding
• Pinguekula
• Pseudopterigium
• Diagnosis kerja
• OD : Pterygium Grade IV
• OS : Pterygium Grade I
TERAPI
• ad Visum : bonam
• ad Sanam : bonam
• ad Vitam : bonam
• ad Comesticam : bonam
MASALAH YANG DIKAJI
Derajat III : jika pterygium sudah melebihi Derajat IV : jika pertumbuhan pterigium
derajat II tetapi tidak melebihi pinggiran sudah melewati pupil sehingga
pupil mata dalam keadaan cahaya normal mengganggu penglihatan.
(diameter pupil sekitar 3-4 mm).
JENIS DAN KLASIFIKASI PTERYGIUM
Derajat pertumbuhan pterigium • Stadium 1 : Jika hanya terbatas pada limbus kornea
ditentukan berdasarkan bagian • Stadium 2: Sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
kornea yang oleh pertumbuhan • Stadium 3: Sudah melebihi derajat dua tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam
pterigium dan dapat menjadi keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm)
• Stadium 4: sudah melewati pupil sehingga menganggu penglihatan.
gradasi.
PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa
Bila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata
dekongestan. Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konservatif atau
dilakukan pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya
astigmaisme ireguler atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan
Lindungi mata dengan pterigium dari sinar matahari, debu dan udara kering
dengan kacamata pelindung. Bila terdapat tanda radang berikan air mata
buatan dan bila perlu dapat diberi steroid.
PENATALAKSANAAN
Tindakan operatif
Indikasi operasi : • Telah masuk daerah pupil atau melewati
• Pterigium telah memasuki kornea lebih limbus.
dari 4 mm. • Alasan kosmetik.
• Pertumbuhan yang progresif, terutama • Mengganggu pergerakan bola mata.
pterigium jenis vascular. • Mendahului operasi intra okuler
• Mata terasa mengganjal. Pascaoperasi biasanya akan diberikan terapi
• Visus menurun, terus berair. lanjut seperti pengggunaan sinar radiasi β
atau terapi lainnya untuk mencegah
• Mata merah sekali. kekambuhan seperti mitomycin C.
Teknik Pembedahan
• Salah satu komplikasi yang disebabkan oleh pterigium adalah astigmat karena
pterigium dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea akibat adanya mekanisme
penarikan oleh pterigium serta terdapat pendataran dari pada meridian horizontal
pada kornea yang berhubungan dengan adanya astigmat. Mekanisme pendataran dari
meridian horizontal itu sendiri belum jelas. Hal ini diduga akibat terbentuknya “tear
meniscus” antara puncak kornea dan peninggian pterigium. Astigmat yang ditimbulkan oleh
pterigium adalah astigmat “with the rule “ dan irregular astigmat. Komplikasi lain yang dapat
disebabkan yaitu mata kemerahan, iritasi, luka kronik dari konjungtiva dan kornea
Komplikasi intra-operatif dapat terjadi perforasi kornea atau sclera dan trauma pada
muskulus rektus medial atau lateral. Komplikasi post-operatif bisa terjadi infeksi, granuloma
dan sikatriks kornea.
PROGNOSIS