Anda di halaman 1dari 29

PTERYGIUM

NUNKI INDAH HIDAYATI


20174011165
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Bp. R
• Usia : 66 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan : SMP
• Agama : Islam
• Alamat : Kedungsari, Kab. Magelang
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Kedua mata kabur sejak lebih dari 1 tahun yang lalu.
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli Mata pada tanggal 27 Agustus 2018 dengan keluhan
keluhan mata kabur sejak beberapa tahun (lebih dari satu tahun) dan memburuk
empat bulan terakhir. Keluhan dirasakan lebih kabur pada mata kanan pasien.
Keluhan mata merah, nyeri mata, berair, dan bayangan yang mengganggu
penglihatan pada mata disangkal. Pasien menyangkal ada riwayat trauma mata
atau kepala sebelumnya
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa : disangkal Keluhan sama : disangkal
Riwayat HT : disangkal Riwayat trauma : disangkal
Riwayat DM : disangkal Riwayat alergi : disangkal
Riwayat trauma : disangkal Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat alergi : disangkal Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik OD
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)

Visus Jauh 6/24 6/15

Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Pemeriksaan OD OS
1. Sekitar mata (supersilia) Kedudukan alis baik, scar (-) Kedudukan alis baik, scar (-)
2. Kelopak mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Lebar rima 10 mm 10 mm
- Kulit N N
- Tepi kelopak N N
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula lakrimalis N N
- Sekitar sacus lakrimalis N N
- Uji flurosensi - -
- Uji regurgitasi - -
- Tes Anel - -
4. Bola Mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Ukuran N N
1. ]
- Palpebra superior N N
- Forniks Tenang Tenang
- Palpebra inferior N N
- Bulbi Hiperemis (-), tampak selaput Hiperemis (-), tampak selaput
berbentuk segitiga dari nasal dan berbentuk segitiga dari nasal
apex melewati limbus dan telah dan apex belum mencapai
mencapai pupil limbus
1. Sklera Ikterik (-), perdarahan (-) Ikterik (-), perdarahan (-)

1. Kornea
- Ukuran Ø 12 mm Ø 12 mm
- Kecembungan N N
- Permukaan N N
- Uji Flurosensi - -
- Placido - -
- Arcus senilis + +
1. Camera oculi anterior
- Ukuran N N
- Isi Jernih, fler (-), hifema (-), hipopion (-) Jernih, fler (-), hifema (-), hipopion (-)
10.Iris
- Warna Coklat Coklat
- Bentuk Bulat Bulat
11. Pupil
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm
- Bentuk Bulat Bulat
- Tempat Sentral Sentral
- Tepi Reguler Reguler
- Reflek direct + +
- Reflek indirect + +
12. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada
- Kejernihan Jernih Jernih

- Letak Sentral, belakang iris Sentral, belakang iris


KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS
- Mata Tenang - Mata tenang
- Visus 6/24 - Visus 6/15
- Konjungtiva Hiperemis (-), - Konjungtiva Hiperemis (-), tampak
tampak selaput berbentuk selaput berbentuk segitiga dari nasal
segitiga dari nasal dan apex dan apex belum mencapai limbus
melewati limbus dan telah
mencapai pupil
DIAGNOSIS

• Diagnosis banding
• Pinguekula
• Pseudopterigium
• Diagnosis kerja
• OD : Pterygium Grade IV
• OS : Pterygium Grade I
TERAPI

• Pengobatan definitif pada pasien dengan pterigium grade


IV adalah dengan melakukan tindakan operasi.
PROGNOSIS

• ad Visum : bonam
• ad Sanam : bonam
• ad Vitam : bonam
• ad Comesticam : bonam
MASALAH YANG DIKAJI

• Apa saja klasifikasi dari pterygium?


• Bagaimana tatalaksana yang sesuai pada kasus pterygium?
PTERYGIUM
DEFINISI PTERYGIUM
• Pterygium adalah kelainan pada konjungtiva bulbi, pertumbuhan fibrovaskular
konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terdapat
pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke
daerah kornea. Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di
daerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagian
pterigium akan berwarna merah. Pterigium sering mengenai kedua mata. Menurut
Hamurwono pterygium merupakan Konjungtiva bulbi patologik yang menunjukkan
penebalan berupa lipatan berbentuk segitiga yang tumbuh menjalar ke kornea
dengan puncak segitiga di kornea . Pterygium berasal dari bahasa yunani, yaitu pteron
yang artinya “wing” atau sayap.
JENIS DAN KLASIFIKASI PTERYGIUM
Berdasarkan stadium pterygium dibagi menjadi 4 derajat yaitu:
Derajat I : jika pterygium Derajat II : jika pterygium sudah
melewati limbus dan belum
hanya terbatas pada limbus mencapai pupil, tidak lebih dari 2
kornea mm melewati kornea.

Derajat III : jika pterygium sudah melebihi Derajat IV : jika pertumbuhan pterigium
derajat II tetapi tidak melebihi pinggiran sudah melewati pupil sehingga
pupil mata dalam keadaan cahaya normal mengganggu penglihatan.
(diameter pupil sekitar 3-4 mm).
JENIS DAN KLASIFIKASI PTERYGIUM

• Berdasarkan perjalanan penyakitnya, pterigium dibagi menjadi


yaitu:
Pterigium progresif : tebal dan vaskular dengan beberapa
infiltrat di kornea di depan kepala pterigium (disebut cap dari
pterigium)

Pterigium regresif : tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya


menjadi bentuk membran, tetapi tidak pernah hilang.
JENIS DAN KLASIFIKASI PTERYGIUM
• Berdasarkan terlihatnya pembuluh darah episklera di pterigium dan harus
diperiksa dengan slit lamp pterigium dibagi 3 yaitu:
T1 (atrofi) : pembuluh darah episkleral jelas
terlihat

T2 (intermediet) : pembuluh darah episkleral


sebagian terlihat

T3 (fleshy, opaque) : pembuluh darah tidak jelas


ANAMNESIS
• Pterigium pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa keluhan sama sekali
(asimptomatik).Beberapa keluhan yang sering dialami pasien antara lain:
• Mata sering berair dan tampak merah.
• Merasa seperti ada benda asing
• Timbul astigmatase akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterigium tersebut,
biasanya astigmatase with the rule ataupun astigmatase irregular sehingga
menganggu penglihatan.
• Pada stadium yang lanjut ( derajat III dan IV ) dapat menutupi pupil dan aksis visual
sehingga tajam penglihatan menurun.
PEMERIKSAAN FISIK
Pterigium bisa berupa berbagai macam perubahan fibrofaskular pada permukaan
konjungtiva dan pada kornea. Penyakit ini lebih sering menyerang pada konjungtiva
nasal dan akan meluas ke kornea nasal meskipun bersifat sementara dan juga pada lokasi
yang lain.
Gambaran klinis bisa dibagi menjadi 2 katagori umum, sebagai berikut :

Kelompok kesatu pasien yang Pada kelompok kedua pterygium


mengalami pterygium berupa ploriferasi mempunyai riwayat penyakit tumbuh
minimal dan penyakitnya lebih bersifat cepat dan terdapat komponen elevasi
atrofi. Pterygium pada kelompok ini jaringan fibrovaskular. Ptrerygium
cenderung lebih pipih dan dalam grup ini mempunyai
pertumbuhannya lambat mempunyai perkembangan klinis yang lebih cepat
insidensi yang lebih rendah untuk dan tingkat kekambuhan yang lebih
kambuh setelah dilakukan eksisi. tinggi untuk setelah dilakukan eksisi.
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS

Jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang terdiri dari kepala


yang mengarah ke kornea dan badan.

Derajat pertumbuhan pterigium • Stadium 1 : Jika hanya terbatas pada limbus kornea
ditentukan berdasarkan bagian • Stadium 2: Sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
kornea yang oleh pertumbuhan • Stadium 3: Sudah melebihi derajat dua tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam
pterigium dan dapat menjadi keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm)
• Stadium 4: sudah melewati pupil sehingga menganggu penglihatan.
gradasi.
PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa
Bila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata
dekongestan. Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konservatif atau
dilakukan pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya
astigmaisme ireguler atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan
Lindungi mata dengan pterigium dari sinar matahari, debu dan udara kering
dengan kacamata pelindung. Bila terdapat tanda radang berikan air mata
buatan dan bila perlu dapat diberi steroid.
PENATALAKSANAAN
Tindakan operatif
Indikasi operasi : • Telah masuk daerah pupil atau melewati
• Pterigium telah memasuki kornea lebih limbus.
dari 4 mm. • Alasan kosmetik.
• Pertumbuhan yang progresif, terutama • Mengganggu pergerakan bola mata.
pterigium jenis vascular. • Mendahului operasi intra okuler
• Mata terasa mengganjal. Pascaoperasi biasanya akan diberikan terapi
• Visus menurun, terus berair. lanjut seperti pengggunaan sinar radiasi β
atau terapi lainnya untuk mencegah
• Mata merah sekali. kekambuhan seperti mitomycin C.
Teknik Pembedahan

Gambar: Jenis-jenis operasi


pterigium
• a. Bare sclera
• b. Simple closure
• c. Sliding flap
• d. Rotational flap
• e. Conjungtival graft
KOMPLIKASI

• Salah satu komplikasi yang disebabkan oleh pterigium adalah astigmat karena
pterigium dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea akibat adanya mekanisme
penarikan oleh pterigium serta terdapat pendataran dari pada meridian horizontal
pada kornea yang berhubungan dengan adanya astigmat. Mekanisme pendataran dari
meridian horizontal itu sendiri belum jelas. Hal ini diduga akibat terbentuknya “tear
meniscus” antara puncak kornea dan peninggian pterigium. Astigmat yang ditimbulkan oleh
pterigium adalah astigmat “with the rule “ dan irregular astigmat. Komplikasi lain yang dapat
disebabkan yaitu mata kemerahan, iritasi, luka kronik dari konjungtiva dan kornea
Komplikasi intra-operatif dapat terjadi perforasi kornea atau sclera dan trauma pada
muskulus rektus medial atau lateral. Komplikasi post-operatif bisa terjadi infeksi, granuloma
dan sikatriks kornea.
PROGNOSIS

• Prognosis visual dan kosmetik dari eksisi pterigium adalah


baik. Prosedur dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien,
dan disamping rasa tak nyaman pada hari- hari pertama
post-operatif, pasien bisa melanjutkan aktivitas secara
penuh dalam 48 jam.

Anda mungkin juga menyukai