Anda di halaman 1dari 51

Referat Vertigo

Tiara Ulfah Kurniasih 20194010040


Nurzahra Vianisa 20193010070
Identitas Pasien
• Nama : Ny. R
• Umur : 37 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Sewon, Bantul
• Agama : Islam
• Status Pernikahan : Menikah
• Pendidikan terakhir : SMA
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Anamnesis
• Keluhan Utama : Pusing berputar
• RPS : Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. keluhan dirasakan hilang timbul,
setiap serangan hilang dengan sendiri setelah kurang lebih 10 sampai
15 detik dan yang berputar adalah ruangan sekitar pasien. Keluhan
dirasakan lebih parah dengan perubahan posisi misalnya saat bangun
dari tidur, tidur menyamping, dan saat membungkuk pada waktu
shalat. Berkurang saat memejamkan mata dan istirahat.
lanjutan
• Saat serangan, pasien merasa mual dan terkadang muntah. Pasien
muntah sebanyak 2 kali, sekitar 1 gelas aqua setiap kali muntah dan
berisi makanan. Batuk pilek (-), nyeri kepala (-), pandangan kabur (-),
trauma kepala (-), telinga berdenging/penurunan pendengaran(-)
kelemahan anggota gerak (-). Pasien mengatakan 2 minggu yang lalu
berobat karena infeksi pada telinga dan sudah selesai pengobatan.
• RPD : infeksi telinga (+), DM (-), hipertensi (-), penyakit jantung (-),
Riwayat stroke (-)
• RPK : keluhan serupa disangkal, DM(-), Hipertensi (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

a. Kesan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

Vital sign

c. Tekanan darah : 110/70 mmHg

d. Nadi : 72 kali/menit

e. Nafas : 20 kali/menit

f. Suhu : 36.7ocelcius

g. VAS score saat serangan : 7


PEMERIKSAAN SISTEM
Thorax
- Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
• Kepala : Simetris - Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera sama , ketinggalan gerak nafas (-)
Ikterik (-/-) - Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Hidung : Deviasi (-), discharge (-), -Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
pendarahan (-) wheezing (-/-), S1/S2 regular, bising jantung (-)
• Telinga : Normotia, simetris
kanan kiri
• Mulut: Sianosis (-), Mukosa bibir
lembab, lidah kotor (-)

Abdomen
• Inspeksi : Deformitas (-), Jejas (-)
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas
• Palpasi : Supel (+) , hepar dan lien
Superior : Akral hangat (+ /+), edema (-/-),
tak teraba, nyeri tekan (-)
crt<2 detik
Inferior : Akral hangat (+ /+), edema (-/-),
crt <2 detik
Status Neurologis

• Kesadaran : kompos mentis, GCS E4V5M6


• Tanda Rangsang Meningeal :
- Kaku kuduk : (-)
- Brudzinski’s I,II,III,IV : (-)
- Kernig : (-)
Nervus Fungsi Kanan Kiri Nervus Fungsi Kanan Kiri
N.I Daya pembau N N N.V Membuka + +
mulut
N.II Daya N N
penglihatan Sensibilitas N N
Pengenalan N N muka
warna Trismus - -
Medan N N
penglihatan N.VI Gerakan + +
mata ke
N.III Ptosis - - lateral
Gerakan bola + + N.VII Kerdipan + +
mata mata
Ukuran pupil 3mm 3mm Kerutan alis + +
Bentuk pupil Bulat Bulat Mengerutka + +
n dahi
Refleks cahaya + +
langsung Menutup + +
mata
Refleks cahaya + +
tak langsung Meringis + +

Strabismus - - N.VIII Mendengar + +


divergen suara/berbisi
k
N.IV Gerakan mata + +
ke medial
bawah N.IX & X Arkus faring Simetris
Menelan +
Pemeriksaan Koordinasi
Status Neurologis Keseimbangan
Nervus Fungsi Kanan Kiri
• Cara berjalan : sulit dinilai
N.XI Memalingkan + +
kepala • Romberg-Test : tidak dilakukan pemeriksaan

• Disdiadokokinesis : dalam batas normal


Mengangkat + +
bahu • Dismetria : dalam batas normal
Trofi otot + +
bahu • Tes tunjuk hidung : dalam batas normal
N.XII Tremor lidah -
• Uji Dix-Hallpike : positif
Menjulurkan + +
lidah
Pemeriksaan Laboratorium

- Leukosit : 7.300 /mm3

- Hb : 14,9 gr/dl

- Ht : 44,7%

- Tr : 113.000/mm3

- GDS : 82

- Ureum : 23,8

- Creatinin : 0,9
Diagnosis
• Diagnosis Klinis : kepala pusing berputar disertai mual dan muntah
• Diagnosis Topis : Sistem Vestibularis
• Diagnosis Etiologi : BPPV (benign paroksismal positional vertigo)
• DD : Neuritis Vestibular
Penatalaksanaan

Nonmedikamentosa
• Edukasi pasien untuk bangun
dari tempat tidur secara
perlahan-lahan.
• Memberitahu pasien tentang
latihan Brandt-Daroff untuk
latihan di rumah agar pasien
terbiasa dengan beberapa
posisi sehingga tidak muncul
keluhan pusing berputar saat
berpindah posisi.
Penatalaksanaan

Medikamentosa:
• Inf. NaCl 0,9% 20 tpm
• Inj. Ondancentron 4mg/12 jam
• Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
• Flunarizin 1 x 10mg
• Betahistine 3 x 8mg
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad malam
VERTIGO
VERTIGO

Bahasa yunani:
vertere memutar

persepsi yang salah


dari gerakan
seseorang atau Gangguan keseimbangan.
Istilah orang awam: puyeng,
lingkungan sekitarnya sempoyongan, pusing, dll

Berdasarkan letak lesinya, dikenal :


Vertigo vestibular perifer (terjadi pada lesi di labirin dan nervus
vestibularis)
Vertigo vestibular sentral (timbul pada lesi di nukleus vestibularis
batang otak, thalamus, sampai ke korteks serebri
FISIOLOGI KESEIMBANGAN TUBUH
Rangsangan gerakan
membangkitkan
gelombang pada
endolimfe yang Kanal ion
Ca(kalsium) terbuka
Ion masuk kedalam
hair cells
mengandung ion K

Merangsang
Akan
pelepasan
Menekuk rambut sel mengembangkan
neurotransmiter
potensial aksi
(glutamat)

Untuk
Kemudian Timbul influks ion K
menghantarkan
membuka/menutup dari endolimfe
transmisi impuls ke
kanal ion K kedalam hair cells
neuron berikutnya
MEKANISME KESEIMBANGAN

Reseptor Pengelola data Efektor

• Mata Saraf Pusat • Otot skelet


• Vestibuler • Mata
• Propioseptik • Leher
• Badan
• Anggota gerak
Receptor Central Nervous System Sign & Simptom

Cerebral cortex NAUSEA


Dizziness
Hypothalamus Somnolence
Headache
Depression
Retina Performance-
Vestibular
Cerebellum decrement

Pituitary Increased
Secretion of
Motion Vestibular Vestibular ADH, ACTH,
stimuli Apparatus Nuclei GH, PRL
CTZ Autonomic
centres
SWEATING
PALLOR
Somatosensory Decreased Gastric
Receptors Vomiting centre motility,
Cardiovasculer &
Inspiratory changes

VOMITING
NORMAL PROCESSING
Vestibular system
Visus
Propiocepsis

Sensory information

= coordinated

CENTRA = known pattern

Oculomotor centra

Stabilization of visual field

Muscles of the body

Static and kinetic equilibrium


ABNORMAL PROCESSING
Vestibular system
Visus
Propiocepsis

Sensory information

=abnormal stimuli
=Excesive
=Discordant information

CENTRA

= unknown patern NEUROVEG.


ALARM CENTRA
WARNING Oculomotor centra: NISTAGMUS

Muscles : DEVIATION
CORTEX BECOMES CONSCIOUS VERTIGO
AFFECTIVE COMPONENT
Head Acceleration Head angular Velocity Endolymph Displacement

Cilia Bending Cupular Angle

Receptor Cell Potential

Synaptic Action

Generator Potential

Primay Afferent
Action Potentials

CNS Ket:
CNS: Central Nervous System
VOR: Vestibulo Ocular Reflex
Perception VOR Posture
VERTIGO SENTRAL VERTIGO PERIFER
PENYEBABNYA: Terjadi pada lesi dilabirin dan
• Stroke batang otak atau TIA nervus vestibularis, penyebab
vertebrobasiler vertigo jenis perifer:
• Neoplasma  neuritis vestibular
• Trauma  Vertigo posisional benigna
• Perdarahan dicerebellum  Penyakit meniere
• Infark dibatang otak  Trauma
 Obat-obatan
 Tumor difossa posterior
PERBEDAAN VERTIGO PERIFER DAN
SENTRAL
Ciri-ciri Vertigo perifer Vertigo sentral
Sensasi berputar Melayang
Bangkitan Lebih mendadak Lebih lambat
Tempo serangan Episodik Kontinyu/konstan
Beratnya vertigo berat ringan
Mual, muntah, keringatan + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Tidak ada pengaruh
Masa laten 3-40detik Tidak ada
CIRI-CIRI VERTIGO PERIFER VERTIGO SENTRAL
Penyebab Vertigo posisional paroksismal Iskemik batang otak,
jinak (BPPV), penyakit meniere, vertebrobasiler insufisiensi,
neurionitis vestibular, labirinitis, neoplasma, migren basiler
neuroma akustik, trauma
Gangguan SSP Tidak ada Diplopia, parestesi, gangguan
sensibilitas dan fungsi motorik,
disartia
Habituasi Ya -
Nistagmus Horizontal atau rotatoar Horizontal, vertikal, rotatoar
BPPV : gangguan yang terjadi di telinga dalam dengan gejala
vertigo posisional yang terjadi secara berulang-ulang dengan
tipikal nistagmus paroksismal
PATOFISIOLOGI
• Otokonia dari utrikulus lepas ->
Teori melekat pada kupula -> menjadi
sensitif terhadap gravitasi
kupulolithiasis

• Otokonia dari utrikulus lepas ->


Teori mengapung pada bagian terendah dari
KSS -> gerakan pada posisi tertentu
kanalithiasis debris akan bergerak -> vertigo
Anamnesis
A. Bentuk serangan vertigo : pusing berputar, rasa goyang, atau melayang
B. Sifat serangan vertigo : periodik, kontinu, ringan, atau berat
C. Faktor pencetus atau situasi pencetus dapat berupa : perubahan gerakan kepala atau
posisi, situasi keramaian dan emosional, suara
D. Gejala otonom yang menyertai keluhan vertigo : mual, muntah, keringat dingin
E. Ada tidaknya gejala gangguan pendengaran : tinitus, tuli
F. Obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo : streptomicin, gentamisin, kemoterapi
G. Tindakan tertentu : temporal bone surgery, transtympanal treatment
H. Penyakit yang diderita pasien : DM, HT, kelainan jantung
I. Defisit neurologis : hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral numbness, disfagia,
hemiparesis, penglihatan ganda, ataksia serebelaris
Pemeriksaan Fisik
Px fisik umum
Px sistem kardiovaskuler yang meliputi pemeriksaan tekanan darah pada saat
baring, duduk, dan berdiri dengan perbedaan lebih dari 30 mmHg
Px neurologis
1. Kesadaran
2. Nervus kranialis
3. Motorik
4. Sensorik
5. Keseimbangan (nistagmus, rhomberg, tes jalan tandem, fukuda, past pointing
)
Tatalaksana
• Dilakukan latihan vestibular dengan metode BrandDaroff
• Simtomatik :
• 1. Antihistamin
• - Dimenhidrinat 25-50 mg, 4 kali sehari
• - Difenhidramin HCl 25-50 mg, 4 kali sehari
• -Betahistin : betahistin mesylate 12 mg, 3 kali sehari ; betahistin HCl 8-
24 mg, 3 kali sehari
• 2. Kalsium antagonis :Cinnarizine 15-30 mg, 3 kali sehari
NEURITIS VESTIBULAR
DEFINISI

Neuritis vestibularis adalah suatu bentuk penyakit organik


yang terbatas pada apparatus vestibular dan terlokalisir pada
perjalanan saraf ke atas mencakup nuklei vestibular pada
batang otak. Pada pasien ini muncul vertigo dengan dengan
spektrum luas disertai sakit kepala yang bermula dari
pandangan gelap sesaat sampai ketidakseimbangan yang
kronis, disertai kelainan tes kalori unilateral maupun bilateral.
ETIOLOGI
Infeksi Herpes simplex virus tipe 1, dengan kenyataan :
• Pola endemik
• Studi post mortem : degenerasi inflamatif
• Peningkatan protein pada liquor serebrospinalis
• Ditemukan HSV-1 DNA dan RNA di ganglion vestibularis

Iskemia pada pembuluh darah yang memperdarahi bagian telinga


PATOFISIOLOGI
• Infeksi virus pada alat keseimbangan di telinga dalam.
• Terjadi serangan vertigo berulang beberapa jam atau beberapa hari
• Seringkali disertai perasaan cemas
• Seringkali dialami setelah infeksi virus sebelumnya, tidak disertai
gangguan maupun penurunan pendengaran.
• Temuan klinis menunjukan adanya disrupsi mendadak dari masukan
neuron dari salah satu labirin
• Sensasi vertigo dan nistagmus
• Adanya nistagmus spontan horizontal (komponen major: horizontal,
komponen minor : vertikal dan torsial)
• Adanya gangguan respons terhadap stimulasi kalorik, menunjukan
bahwa aktivitas afferen dari kanalis semisirkularis horizontal terganggu
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis pada stadium akut
• vertigo
• Nistagmus spontan dan gangguan respons kalorik.
• kelainan-kelainan pada stimulasi galvanik, test rotasional, test gerakan mata lain

Vertigo biasanya digambarkan sebagai tipe rotasional. pasien sering membuat


pernyataan yang membingungkan dan kontradiktif tentang arah rotasi. Macam
vertigonya antara lain, sebagai berikut :
1. Sensasi gerak diri sendiri yang subjektif murni searah dengan fase cepat
nistagmus spontannya (ke sisi telinga yang sehat).
2. Tendensi untuk jatuh ke arah telinga yang sakit disebabkan oleh reaksi
vestibulospinal kompensatorik.
3. Ilusi liingkungan sekeliliingnnya berputar (bukan dirinya yang berputar).
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis Neuritis Vestibularis sebagai berikut :
• Vertigo berat dan nausea spontan, onset dalam beberapa jam, menetap lebih dari 24 jam.
• Sikap (stance) dan gaya jalan : ataksik
• Nistagmus spontan, arah menetap, horizontal, ke arah telinga yang sehat, menetap lebih dari 24
jam.
• Caloric canal paresis yang unilateral bermakna.
• Otoscopy normal, pendengaran normal.
• Defisit neurologik lain : tidak ada.
PEMERIKSAAN

• Dilakukan pemeriksaan fungsi pendengaran dan


elektronistagmografi
• Memasukkan sejumlah kecil air es ke dalam setiap saluran
telinga lalu pergerakan mata pasien direkam
• Nistagmus
• Tes Romberg yang dipertajam (sharpen Romberg Test)
• Stepping test
• Salah tunjuk (past pointing)
PENATALAKSANAAN
NON FARMAKOLOGIS
• Pasien harus dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap
selama 1-2 hari pertama
• Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan
mengurangi perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan
gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis
• Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus
diberikan untuk mencegah dehidrasi
• Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah
gejala akut mereda untuk rnemperkuat mekanisme
kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular
akut
PENATALAKSANAAN (2)
• ANTIHISTAMIN
• ANTIKOLINERGIK
• ZAT SIMPATOMIMETIK
TES ROMBERG
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata

tertutup badan penderita akan bergoyang

menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi,

pada mata terbuka badan penderita tetap

tegak. Sedangkan pada kelainan serebellar

badan penderita akan bergoyang baik pada

mata terbuka maupun mata tertutup


TANDEM GAIT
• Pada kelainan vestibuler
perjalanannya akan mengalami
deviasi kesisi lesi, dan pada
kelainan serebeler penderita
akan cenderung jatuh kesisi
lesi
Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Pada kelainan vestibular ketika
mata tertutup maka jari pasien
akan deviasi kearah lesi.
Demikian juga pada kelainan
sereberal
TES FUKUDA
Tes fukuda dianggap
abnormal jika deviasi
kesatu sisi >30 derajat atau
maju/ mundur > 1 meter.
Tes fukuda ini menunjukan
lokasi kelainan disisi kanan
atau kiri.
PEMERIKSAAN NISTAGMUS
• Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa kekiri atau kekanan 30
derajat untuk melihat adanya nistagmus horizontal
• Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa kearah atas dan bawah untuk
melihat adanya nistagmus vertikal
• Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen cepat sedangkan
komponen lambat menunjukkan lokasi lesi
Pemeriksaan nistagumus (Maneuver Nylen – Barany atau Manuver
Hallpike)

Pada kelainan perifer: lamanya


nistagmus 10-30 detik atau <1
menit, disertai gejala vertigo yang
berat. Pada kelainan sentral:
nistagmus langsung muncul,
gejala vertigo bisa ada atau tidak
Pemeriksaan nistagmus (Tes Kalori)
Kepala penderita dibuat menegagadah agar bejana lateral dilabirin
dalam posisi vertikal tabung suntikan berukuran 20ml dengan ujung
jarum dilindungi pleh karet ukuran no 15 diisi dengan air bersuhu 30
derajat air disemprotkan keliang telinga dengan kecepatan
1ml/dtkamati bola matanya terhadap adanya nistagmus
Pemeriksaan nistagmus (Tes Kalori)
Catat arah, lama dan frekuensi nistagmusnyaistirahat 5 menittetes
telinga ke 2bandingkan lamanya nistagmus dike2 sisibila tidak
muncul nistagmus dapat disuntikan air es 20ml selama 30dtkbila
tidak muncul jugamaka dapat dianggap labirin tidak berfungsi

Anda mungkin juga menyukai