Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kasus - Vertigo

Pembimbing:
dr. Istiqomah,Sp.S

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Saraf


RSUD Tugurejo Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
Identitas Pasien
• Nama : Tn. Aris
• Umur : 60 th (8 Agustus 1958)
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Status Perkawinan : menikah
• Pendidikan : SLTP
• Pekerjaan : swasta
• Alamat : Sri Rejeki, Semarang
• No. RM : 5549xx
Anamnesis
• Keluhan Utama : pusing berputar
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang
dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan pertama kali muncul kurang lebih satu
minggu yang lalu, yaitu pusing berputar muncul
secara mendadak dan hilang timbul. Pasien
mengatakan ruangan dirasakan berputar saat pasien
membuka mata. Keluhan bertambah parah dengan
perubahan posisi terutama saat bangun dari tidur
atau pada posisi tidur menyamping. Keluhan
berkurang saat memejamkan mata dan istirahat.
Pasien tidak mengalami nyeri kepala atau pingsan.
Anamnesis
Mulanya pasien mengatakan keluhan tidak
mengganggu aktivitas, namun sejak 2 hari yang
lalu pasien merasakan pusing bertambah parah
sampai pasien mual dan muntah. Muntah
sebanyak 3 kali sebelum masuk IGD, muntah
berupa makanan yang dimakan.
Pasien mengatakan pandangan terasa mulai
kabur sejak beberapa bulan ini terutama pada
mata kanan. Pasien tidak mengeluhkan
penglihatan ganda. Tidak ada gangguan
pendengaran dan telinga berdenging. Nafsu
makan pasien menurun sejak merasakan pusing.
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
▫ Riwayat keluhan pusing berputar sebelumnya
disangkal
▫ Riwayat hipertensi diakui
▫ Riwayat diabetes mellitus tidak tahu
▫ Riwayat penyakit jantung diakui
▫ Riwayat trauma kepala disangkal
▫ Riwayat sakit telinga disangkal
▫ Riwayat kolesterol tinggi tidak tahu
▫ Riwayat alergi obat diakui, pasien alergi antalgin
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa, hipertensi, dm,
penyakit jantung disangkal

• Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien seorang pekerja swasta, tinggal
bersama istri, anak, dan cucu. Biaya pengobatan
menggunakan BPJS Non-PBI (mandiri), kesan
ekonomi cukup.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Kesadaran Tanda-tanda Vital


Tampak lemas E4M6V5 • TD : 156/90 mmHg
(Compos Mentis) • Nadi : 86x/ menit
• Suhu : 37oC
• RR : 24x/menit
Pemeriksaan Fisik
mesosefal, deformitas (-)

refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm

deformitas (-/-), nyeri (-/-), otorhea (-/-)

septum deviasi (-) letak di tengah, rhinore (-)

mukosa hiperemis (-), tonsil T1-1, uvula di tengah, karies (-), missing (+)

pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB(-),


Pemeriksaan Fisik
COR
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba, tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : reguler
Suara jantung : BJ I > II (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-)

PULMO
• I : datar, simetris statis dinamis, AP>L, napas tertinggal(-)
• P : stem fremitus ka=ki, pelebaran ICS(-),
• P : sonor seluruh lapang paru
• A : suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Pemeriksaan Fisik
Superior Inferior
EKSTRIMITAS
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary Refill <2 detik / <2 detik <2 detik / <2 detik

Gerak Dalam batas normal Dalam batas normal


5/5 5/5
5/5 5/5

ABDOMEN
Inspeksi : perut cembung, warna kulit normal,
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani regio abdomen
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-)
palpasi dalam tidak dilakukan
Status Neurologis
• Kesadaran : compos mentis

• GCS : E4 M6 V5

• Orientasi : baik

• Jalan pikiran : koheren

• Kemampuan bicara : baik


Status Neurologis – Nervus Cranialis
Nervus Cranialis Pemeriksaan
N. I : normal
N.II : visus tidak dilakukan
Lapang pandang tidak dilakukan
N.III, IV, VI : ptosis (-/-)
Pupil isokor, bulat, ø 3mm/3mm
Refleks cahaya direct (+/+)
Refleks cahaya indirect (+/+)
Gerak bola mata bebas ke segala arah
Diplopia (-/-)
Status Neurologis – Nervus Cranialis
Nervus Cranialis Pemeriksaan
N.V : motorik
m. maseter normal
gerak membuka mulut normal
gerak rahang normal
: sensorik
V.1 sensibilitas normal
V.2 sensibilitas normal
V.3 sensibilitas normal
Refleks kornea (+/+) normal
N.VII : muka simestris, deviasi (-)
Mengangkat alis simetris
Mengerutkan dahi simestris
Menyeringai simetris
Kembung pipi simetris
Pengecapan 2/3 anterior lidah tidak dilakukan
Status Neurologis – Nervus Cranialis
Nervus Cranialis Pemeriksaan
N.VIII : n. vetibularis
Nistagmus (-/-)
: n. koklearis
Gesekan jari terdengar
Test rinne tidak dilakukan
Test weber tidak dilakukan
Test swabach tidak dilakukan
N.IX, X : arkus faring simetris, uvula di tengah
Disfonia (-)
Disfagia (-)
Refleks muntah (+)
Pengecapan 1/3 posterior tidak dilakukan
Status Neurologis – Nervus Cranialis
Nervus Cranialis Pemeriksaan
N.XI : angkat bahu normal
Memalingkan kepala normal
N.XII : deviasi lidah (-)
Atrofi (-)
Artikulasi normal
Tremor lidah (-)
Menjulurkan lidah (+)

Status Neurologis – Fungsi Motorik


Gerak : Bebas Bebas
Kekuatan :555 555
:555 555
Tonus : Normotonus Normotonus
: Normotonus Normotonus
Status Neurologis
Refleks Fisiologis Hasil Rangsang Meningeal Hasil
Biceps +/+ Kaku kuduk -
Triceps +/+ Kernig sign -
Patella +/+ Laseque -
Achilles +/+ Brudzinski I -
Brudzinski II -
Brudzinski III -
Refleks Patologis Hasil
Brudzinski IV -
Babinski -/-
Chaddock -/-
Oppenheim -/-
Gordon -/-
Schaeffer -/-
Hoffman Trommer -/-
Fungsi Sensoris Hasil

Status Neurologis Eksterioseptif


Nyeri : +/+

Koordinasi dan Hasil : +/+


keseimbangan Raba : +/+

Test telunjuk-hidung Normal : +/+

Test tumit-lutut Normal Suhu : +/+


: +/+
Test romberg +
Propioseptif
Test romberg dipertajam +
Gerak dan sikap : +/+
: +/+
Getar : +/+
: +/+
Diskriminatif
Gramestesia : +/+
: +/+
Barognosia : +/+
: +/+
Topognosia : +/+
: +/+
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Laboratorium
Darah Rutin 18/03/2019
Lekosit 12.01 (H) 10^3/ul 3.8 – 10.6
Eritrosit 4.89 10^6/ul 4.4 – 5.9
Haemoglobin 15.30 g/dl 13.2 – 17.3
Hematokrit 43.50 % 40 – 52
MCV 89.00 fL 80 – 100
MCH 31.30 Pg 26 – 34
MCHC 35.20 g/dl 32 – 36
Trombosit 257 10^3/ul 150 – 440
Kimia Klinik
SGOT 15 U/L 0 – 35
SGPT 26 U/L 0 – 35
Ureum 32.0 mg/dL 10.0 – 50.0
Kreatinin 1.10 mg/dL 0.70 – 1.10
Kalium 3.89 mmol/L 3.5 – 5.0
Natrium 144.2 mmol/L 135 – 145
Chloride 98.9 mmol/L 95.0 – 105
Kalsium 9.9 mg/dL 8.1 – 10.4
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Laboratorium
Kimia Klinik 19/03/2019
Glukosa Puasa 136 (H) mg/dL 75 – 115
HbA1c (A1c) 6.6 (H) % Good diabetic control: < 6
Fair diabetic control: 6 – 8
Poor diabetic control: > 8
Cholesterol total 284 (H) mg/dL < 200: desirabele
200 – 239: borderline high
≥ 240: high
Trigliserida 141 μg/dL > 150: borderline high
200 – 499: high
≥ 500: very high
Cholesterol HDL 52 (L) mg/dL ≤ 40: low (kurang baik)
≥ 60: high (baik)
Cholesterol LDL 229.0 (H) mg/dL < 100: optimal
100 – 129: near optimal
130 – 159: borderline high
160 – 189: high
>190: very high
Resume
Pasien mengeluhkan pusing berputar yang bertambah parah
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Awitan sejak satu
minggu yang lalu dan bertambah parah dengan dirasakannya
pusing berputar ketika pasien membuka mata, terutama jika
terjadi perubahan posisi.

Pasien mengeluhkan mual dan muntah, nafsu makan


menurun. Tidak didapatkan gangguan pendengaran sedangkan
pandangan dikeluhkan kabur tanpa adanya pandangan ganda.

Dari pemeriksaan fisik pasien didapatkan tekanan darah


156/90 mmHg. Pada pemeriksaan generalisata pasien dalam
batas normal, sedangkan pada pemeriksaan status neurologis
didapatkan test Romberg (+), dan test Romberg dipertajam (+)
Diagnosis
Diagnosa Klinis

Vertigo Perifer
Hipertensi

Diagnosa Topis

Sistem Vestibular

Diagnosia Etiologi

Idiopatik
Initial Plan
• Medikamentosa
▫ Infuse RL 20tpm
▫ Injeksi primperan 10mg 3x1amp
▫ Betahistine tab 6mg 3x1 tab
▫ Flunarisin tab 5 mg 2x1 tab
▫ Amlodipin tab 10mg 1x1 tab
• Non-Medikamentosa
▫ Edukasi pasien untuk bangun dari tempat tidur secara
perlahan
▫ Memberitahukan kepada pasien tentang latihan
Brandt-Daroff untuk latihan di rumah agar pasien
terbiasa dengan beberapa posisi sehingga tidak
muncul keluhan pusing berputar saat berpindah posisi
Prognosis
• Qou ad Vitam : dubia ad bonam
• Qou ad Sanationam : bonam
• Qou ad Fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Alat
Keseimbangan Tubuh
Terdapat 3 sistem pengaturan keseimbangan tubuh:
1. Sistem Vestibular + 54%
(Aparatus vestibularis, Nervus Vestibularis, Vestibular
Sentra)
2. Sistem Proprioseptik (gerakan, posisi, getaran)
3. Sistem Optik (penglihatan)
Sistem keseimbangan (Aparatus Vestibular) terdapat di
rongga telinga bagian dalam terdiri dari:

1. Canalis semicircularis anterior


2. Canalis semicircularis Posterior
3. Canalis semicircularis Lateris
4. Organ Otolith yaitu sacculus dan utriculus
Definisi Vertigo
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan
keseimbangan dalam telinga bagian dalam sehingga
menyebabkan penderita merasa pusing atau ruang di
sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang.

Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya


memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga
mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.
Etiologi
• Keadaan Lingkungan : Mabuk darat, Mabuk laut
• Obat-obatan, alkohol
• Endapan kalsium dalam kanalis semisirkularis
• Infeksi telinga luar dan tengah : Otitis Media dan Tumor
• Infeksi telinga dalam, labirinitis, neuritis saraf otak
• Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster
• Trauma kepala
• Tumor otak
• Gangguan sistem peredaran darah, anemia, Transient
ischemic attack
Klasifikasi
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vertigo Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang
otak atau cerebellum.
2. Vertigo Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam
atau nervus cranialis vestibulocochlear (N. VIII).

Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan (+) (-)
kepala
Gejala otonom (++) (-)
Gangguan pendengaran (+) (-)
Ciri-ciri Vertigo Perifer Vertigo Sentral

Lesi Sistem vestibuler (telinga dalam, saraf Sistem vertebrobasiler dan


perifer) gangguan vaskular (otak,
batang otak, serebelum)
Penyebab Vertigo posisional paroksismal jinak iskemik batang otak,
(BPPV), penyakit maniere, neuronitis vertebrobasiler insufisiensi,
vestibuler, labirintis, neuroma akustik, neoplasma, migren basiler
trauma
Gejala gangguan Tidak ada Diantaranya :diplopia,
SSP parestesi, gangguan
sensibilitas dan fungsi
motorik, disartria, gangguan
serebelar
Masa laten 3-40 detik Tidak ada

Habituasi Ya Tidak

Intensitas vertigo Berat Ringan

Telinga berdenging Kadang-kadang Tidak ada


dan atau tuli
Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau
nervus cranialis vestibulocochlear (N. VIII)

▫ Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)


• Onsetnya lebih sering terjadi pada usia rata-rata 51
tahun.
• Disebabkan oleh pergerakan otolit dalan kanalis
semisirkularis pada telinga dalam.
• Otolit mengandung Kristal-kristal kecil kalsium
karbonat yang berasal dari utrikulus telinga dalam .
Pergerakan dari otolit distimulasi oleh perubahan posisi
dan menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan
nistagmus.
• Biasanya idiopatik tapi dapat juga diikuti trauma kepala,
infeksi kronik telinga, operasi dan neuritis vestibular
sebelumnya
▫ Meniere Disease
• Ditandai dengan vertigo yang intermiten diikuti
dengan keluhan pendengaran. Gangguan
pendengaran berupa tinnitus (nada rendah), dan
tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah,
dan sensasi penuh pada telinga.
• Merupakan akibat dari hipertensi endolimfatik. Hal
ini terjadi karena dilatasi dari membrane labirin
bersamaan dengan kanalis semisirularis telinga
dalam dengan peningkatan volume endolimfe.
• Dapat terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi
virus atau bakteri telinga atau gangguan metabolik.
▫ Vestibular Neuritis
• Berhubungan dengan infeksi virus pada nervus
vestibularis.
• Labirintis terjadi dengan komplek gejala yang
sama disertai dengan tinnitus atau penurunan
pendengaran.
Gejala Klinis
Gejala Primer:
• Rasa Pusing berputar-putar
• Impulsion (sensasi berpindah, terdorong/diangkat)
• Oscilopia (ilusi pergerakan dunia yg diprovokasi dengan
pergerakan kepala)
• Ataxia (ketidakstabilan berjalan)
• Gangguan pendengaran, tinnitus
• Kadang disertai nistagmus
Gejala Sekunder:
• Mual
• Gejala otonom
• Kelelahan
• Sakit kepala
• Sensitivitas visual
Patofisiologi
Ketidakseimbangan cairan telinga
dalam Aparatus vestibularis

Pembengkakan rongga
endolimfatikus

Keseimbangan tubuh
(vestibuler) terganggu

Vertigo
Tinitus

•Gejala primer:
Pusing berputar- •Gejala sekunder: Gangguan pola
putar Mual, Gejala otonom, tidur
Implusion, oscilopia, Kelelahan, Sakit
ataxia, tinnitus, kepala,
nistagmus. Sensitivitas visual.
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada
Vertigo
Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan tanda vital (duduk – berbaring)
2. Pemeriksaan Neurologik
3. Test Keseimbangan:
• Romberg’s sign
• Romberg’s sign dipertajam
Pemeriksaan penunjang:
1. Test Audiometric.
2. Vestibular Testing.
3. Evaluasi Laboratorium : elektrolit, gula darah,
fungsi tyroid.
4. Evaluasi Radiologi : MRI atau CT Scan
I. Diagnosis
Sekitar 20-40% pasien dapat didiagnosis
segera setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan
komplek gejala yang terdapat pada pasien.
Diagnosis Banding
Vertigo dengan tuli Vertigo tanpa tuli Vertigo dengan tanda intracranial

Ménière’s disease Vestibular neuritis Tumor Cerebellopontine angle


Labyrinthitis Benign positional vertigo Vertebrobasilar insufficiency dan
thromboembolism
Labyrinthine trauma Acute vestiblar dysfunction Tumor otak
 Misalnya, epyndimoma atau
metastasis pada ventrikel keempat
Acoustic neuroma Medication induced vertigo Migraine
e.g aminoglycosides

Acute cochleo-vestibular Cervical spondylosis Multiple sklerosis


dysfunction
Syphilis (rare) Following flexion-extension Aura epileptic attack-terutama
injury temporal lobe epilepsy
Obat-obatan- misalnya, phenytoin,
barbiturate
Syringobulosa
J. Penatalaksanaan
Medikasi umum terapi vertigo:
a. Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, difenhidramin)
b. Antagonis Kalsium (Cinnarizine/ Stugeron, Flunarizine/
Sibelium)
c. Fenotiazine (Promethazine, Khlorpromazine)
d. Obat Simpatomimetik (Efedrin)
e. Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam)
f. Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)
Terapi Fisik :
Kadang-kadang obat tidak banyak
membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular.
Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan
vestibular, membiasakan atau mengadaptasi diri
terhadap gangguan keseimbangan.
Contoh Latihan:
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan
mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi,
fleksi, ekstensi, gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka,
kemudian dengan mata tertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka
kemudian dengan mata tertutup.
5. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit
kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam
melangkah).
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang
bergerak dan juga memfiksasi pada objek yang diam.
Terapi Fisik Brand-Darrof
1. Ambil posisi duduk.
2. Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan,
kemudian balik posisi duduk.
3. Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi
kiri. Masing-masing gerakan lamanya sekitar satu
menit, dapat dilakukan berulang kali.
4. Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama
makin bertambah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai