Anda di halaman 1dari 39

Oleh

dr. Rera Richard Rabi Mewo

DPJP
dr. Martin Tory, Sp.S

Pembina
dr. Ironasia Maddolangan, M.M. Kes.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 43 tahun
Alamat : Desa Lahei, Barito Utara, Kalteng
Pekerjaan : Swasta
Status : menikah
Suku bangsa : Dayak
Tanggal MRS : 20/8/2022
Dirawat ke :1
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama: pusing berputar

Keluhan tambahan : nyeri kepala, mual , muntah,


telinga berdenging
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar disetai mual. 5 hari sebelum masuk
RS pasien mengalami kecelakaan terjatuh dari belakang mobil yang ditumpangi pasien.
Setelah jatuh, pasien mengalami penurunan kesadaran dan keluar darah dari telinga dan
hidung pasien. Pasien segera diantar ke puskesmas terdekat dan dirawat. Keesokan hari
pasien merasakan nyeri kepala berdenyut terus- menerus mulai dari kepala bagian depan
hingga kepala bagian atas. Jika berubah posisi: bangun ke tidur atau tidur ke bangun,
pasien merasa pusing berputar. Pusing dirasakan selama ±2 menit, sifatnya hilang timbul,
saat pusing berputar pasien merasa mual dan sering disertai muntah (>5x sehari). Selain
itu, pasien juga mengeluh telinga berdenging. Namun karena pusing yang dirasakan
pasien tidak hilang, dianjurkan ke IGD RS.

 Riwayat penyakit dahulu


 Tidak ada

 Riwayat penyakit keluarga


 Tidak ada

 Riwayat sosio ekonomi


 kurang
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis

Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x /menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 oC
Gizi :cukup
Kepala
Rambut : hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis, sklera anikterik,
pupil isokor, refleks cahaya +/+
Telinga : Liang telinga lapang, membran
timpani
intak, serumen +/+
Hidung : Septum tidak deviasi, konka tidak
hipertrofi,
Mulut : Bibir tidak kering, lidah tidak kotor
Leher
Pembesaran KGB: tidak ada
Pembesaran tiroid : simetris
JVP : tidak ada
Trachea : tidak terlihat
Thorax
Jantung : dalam batas normal
Pulmo : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal

Extremitas
Superior : Oedem (-/-)
Inferior : Oedem (-/-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
N. Olfaktorius (N.I)
 penciuman hidung: Normal/Normal

N. Optikus (N.II)


 Tajam penglihatan : OD > 2/60 , OS > 2/60
 Lapang penglihatan : OD normal, OS normal
 Tes warna : Normal
 Fundus oculi : Tidak dilakukan

N.Occulomotorius (N. III), N.Trochlearis (N.IV)


N.Abdusens (N.VI)
 Kelopak mata
 Ptosis :-/-
 Endophtalmus : - / -
 Expothalmus : - /-
lANJUTAN…

 Pupil
 Ukuran : diameter 4 mm
 Bentuk : bulat/bulat
 Isokor/anisokor : isokor/isokor
 Posisi : sentral/sentral
 Refleks cahaya lsg :+/+
 Refleks cahaya tak lsg : + / +
 Gerakan bola mata
 Medial : +/+
 Lateral : +/+
 Superior : +/+
 Inferior : +/+
 Obliquus superior : +/+
 Obliquus inferior : +/+
 Refleks pupil akomodasi : +/+
 Refleks pupil konvergensi : +/+
LANJUTAN…

N.Trigeminus (N.V)
Sensibilitas
 Ramus oftalmikus : normal/normal
 Ramus maksilaris : normal/normal
 Ramus mandibularis : normal/normal
Motorik
 M. Temporalis : normal/normal
 M. Masseter : normal/normal
 M. Ptrygoideus : normal/normal
Refleks
 Refleks kornea :normal
 Refleks bersin :normal
lanjutan…

N. Facialis (N.VII)


Inspeksi wajah sewaktu
 Diam : simetris
 Tertawa : smetris
 Meringis : simetris
 Bersiul : simetris
 Menutup mata : simetris
Pasien disuruh untuk
 Mengerutkan dahi : simetris
 Menutup mata kuat-kuat : simetris
 Menggebungkan pipi : simetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 lidah depan lidah : baik
lanjutan...

 N. Vestibulocochlearis (N.VIII)
N. Cochlearis
 Ketajaman pendengaran : +/+
 Tinitus : +/+
N. Vestibulus
 Tes vertigo :+
 Nistagmus : +/+
 N. Glossopharingeus (N. IX), N. Vagus (N. X)
Suara bindeng/nasal : (-)
Posisi uvula : ditengah
Palatum mole : tidak ada kelainan
Arcus palatoglosus Istirahat : simetris
Bersuara : terangkat
Arcus pharingeus Istirahat : simetris
Bicara : terangkat
lanjutan…

 Refleks batuk : (+)


 Refleks muntah : (+)
 Peristaltik usus : BU normal
 Bradikardi : (+)
 Takikardi : (-)

 N. Accesorius (N.XI)
 M. Sternocleidomastoideus : normal/normal
 M. Trapezius : normal/normal

 N. Hipoglosus (XII)
 Atropi : (-)
 Fasikulasi : (-)
 Deviasi posisi : (-)
Lanjutan…

Tanda Rangsang Selaput Otak


 Kaku kuduk : (-)
 Kernig test : (-)
 Lasseque : (-)
 Brudzinsky I : (-)
 Brudzinsky II : (-)
Sistem Motorik Superior (kanan/kiri) Inferior (kanan/kiri)

Gerak normoaktif/ normoaktif normoaktif / normoaktif


Kekuatan otot 5/5 5/5
Tonus normal / normal normal / normal

Klonus -/- -/-


Trophi normal / normal normal / normal
lanjutan…

Refleks Fisiologis:
 Biceps : + / +
 Triceps : + / +
 Patella : + / +
 Achilles : + / +

Refleks Patologis:
 Hofman trummer :-/-
 Babinski :-/-
 Chaddock :-/-
 Oppenheim :-/-
 Schaefer :-/-
 Gordon :-/-
Lanjutan…
Sensibilitas
Eksteroseptif
 Rasa raba : baik/baik
 Rasa nyeri : baik/baik
 Rasa suhu panas: baik/baik
 Rasa suhu dingin : baik/baik
Propioseptif
 Rasa sikap : baik/baik
 Rasa getar : baik/baik
 Rasa nyeri dalam : baik/baik
Fungsi kortikal untuk sensibilitas:
 Astereognosis : +/+
 Agnosa taktil : +/+
Koordinasi
 Test tunjuk hidung : normal/normal
 Pronasi/supinasi : normal/normal
Lanjutan…

Susunan saraf otonom


 Miksi :+
 Defekasi :+
 Salivasi :+
Fungsi Luhur
 Fungsi bahasa : baik
 Fungsi orientasi : baik
 Fungsi memori : baik
 Fungsi emosi : baik
Resume
Laki-laki berumur 43 tahun, datang dengan keluhan
nyeri kepala berdenyut terus-menerus mulai dari
kepala bagian depan hingga kepala bagian atas. Jika
berubah posisi: bangun ke tidur atau tidur ke
bangun, pasien merasa pusing berputar. Pusing
dirasakan selama ±2 menit, sifatnya hilang timbul,
saat pusing berputar pasien merasa mual dan sering
juga disertai muntah (>5x sehari). Selain itu, pasien
juga mengeluh telinga berdenging. Terdapat riwayat
keluarnya cairan dari hidung maupun telinga
penurunan kesadaran
Pemeriksaan fisik :
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran :kompos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda-tanda vital :
TD = 110/70 mmhg
N = 80x/menit
RR = 20x/menit
T = 36,7 °C
Status neurologis :
 gangguan pada nervus cocleris: tinitus (+)
 gangguan pada nervus vestibularis
- tes vertigo (+), nistagmus (+)
Status Vertigo pasien
Sifat vertigo rasa berputar
Serangan episodik
Gangguan pendengaran -
Gerakan pencetus Perubahan posisi
Situasi pencetus -
Bangkitan vertigo Cukup cepat
Derajat vertigo ringan
Pengaruh gerakan -
kepala +
Gejala otonom (mual,  
muntah, keringat) -
Gangguan pendengaran  
(tinitus, tuli) -
Jadi capai/lelah -
Habituasi +

Tanda fokal otak


Kesimpulan: Vertigo Vestibular tipe sentral
DIAGNOSIS
Klinis = Vertigo Vestibular
Topis = N. Vestibular lesi sentral
Etiologi = Trauma Kapitis (hematom
subdural

DIAGNOSIS BANDING
Vertigo vestibular lesi perifer
PENATALAKSANAAN
1. Umum
Tirah baring
IVFD RL gtt XV/menit
Medikamentosa
Analgesik: Paracetmol 500mg 3x1 tab
Anti emetik : Dimenhidrinate 3x1 tab
Antasida : Ranitidin 150mg 3x1 tab
 Suplemen vitamin B1, B6, B12: Neurodex 2x1 tab
3. Perawatan luka
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Darah lengkap : Hb, Ht, Diff count, LED,
Trombosit
Radiologi (foto thorak, Schedel)
 CT - Scan
PROGNOSIS
Quo ad vitam = Dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam = Dubia ad malam
Quo ad Sanationam = Dubia ad bonam
Status Vertigo pasien
Sifat vertigo rasa berputar
Serangan episodik
Gangguan pendengaran -
Gerakan pencetus Perubahan posisi
Situasi pencetus -

Bangkitan vertigo Cukup cepat


Derajat vertigo ringan
Pengaruh gerakan kepala -
Gejala otonom (mual, +
muntah, keringat)  
Gangguan pendengaran +
(tinitus, tuli)  
Jadi capai/lelah -
Habituasi -
+
Tanda fokal otak
Penatalaksanaan
-IVD Ringer laktat gtt xv/menit
Analgesik: Paracetmol 500mg 3x1 tab
Anti emetik : Dimenhidrinate 3x1 tab
Antasida : Ranitidin 150mg 3x1 tab
 Suplemen vitamin B1, B6, B12: Neurodex 2x1
tab
I.TRAUMA KAPITIS

merupakan salah satu penyebab kematian dan


kecacatan utama pada kelompok usia produktif
dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas
Klasifikasi

1. Mekanisme, berdasarkan adanya penetrasi duramater


 Trauma tumpul : Kecepatan tinggi (tabrakan otomobil)
 Kecepatan rendah (terjatuh, dipukul)
 Trauma tembus (luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya).
2. Keparahan cedera
- Ringan : GCS 14-15
- Sedang : GCS 9-13
- Berat : GCS 3-8
3. Morfologi
 Fraktur tengkorak
 Lesi intrakranial
Trauma Kapitis Tertutup:

1. Komusio serebri ( Gegar otak )


2. Konkusi otak (kontusio cerebri)
3. Hematoma epidural
4. Hematoma subdural
5. Hematoma Intraserebral
Prognosis

Skor GCS waktu masuk rumah sakit memiliki nilai


prognostik yang besar
Sindroma pascakonkusi berhubungan dengan
sindrom kronis nyeri kepala, keletihan, pusing,
ketidakmampuan berkonsentrasi, iritabilitas, dan
perubahan kepribadian yang berkembang pada
banyak pasien setelah cedera kepala
vertigo

 perasaan seolah-olah bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda


di sekitar penderita bergerak atau berputar, yg biasanya disertai dgn
mual, muntah, keringat dingin dan kehilangan keseimbangan.

 Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem


keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan,
metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun.
Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular
Sifat vertigo rasa berputar melayang,hilangkeseimbangan
Serangan episodik kontinu
Mual/muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus gerakan kepala gerakan obyek visual
Situasi pencetus - keramaian, lalu lintas
Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral
Gejala Vertigo Vestibular Perifer Vertigo Vestibular Sentral
Bangkitan vertigo lebih mendadak lebih lambat
Derajat vertigo berat ringan
Pengaruh gerakan kepala ++ +/-
Gejala otonom (mual, muntah, ++ +
keringat)
Gangguan pendengaran + -
(tinitus, tuli)
Tanda fokal otak - +
Jenis Vertigo Disertai Keluhan Tidak Disertai Timbul Karena
Berdasarkan Waktu Telinga Keluhan Telinga Perubahan Posisi
Serangan
Vertigo paroksismal Penyakit Meniere, TIA arteri vertebro- Benign paroxysmal
tumor fossa cranii basilaris, epilepsi, positional vertigo
posterior, transient vertigo akibat lesi (BPPV)
ischemic attack (TIA) lambung
arteri vertebralis

Vertigo kronis Otitis media kronis, Kontusio serebri, Hipotensi ortostatik,


meningitis sindroma paska vertigo servikalis
tuberkulosa, tumor komosio, multiple
serebelo-pontine, lesi sklerosis, intoksikasi
labirin akibat zat obat-obatan
ototoksik

Vertigo akut Trauma labirin, herpes Neuronitis -


zoster otikus, vestibularis,
labirinitis akuta, ensefalitis
perdarahan labirin vestibularis, multipel
sklerosis
Pemeriksaan Fisis dan Neurologis
Pemeriksaan fisis dasar yang terutama adalah menilai
perbedaan besar tekanan darah pada perubahan
posisi
pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menilai
fungsi vestibular, saraf kranial, dan motorik-sensorik
Tatalaksana terdiri dari 3 jenis:
1. Kausal
2. Simptomatik → me (-) rasa berputar& gejala otonom→
vestibular suppresant dan antiemetik.
3. rehabilitatif→membangkitkan & me (↑) kompensasi sentral
dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular.
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai