Anda di halaman 1dari 7

Borang Portofolio Kasus Medis

No. ID dan Nama Peserta dr. Afni Apla Rizka Hamid


No. ID dan Nama Wahana Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu
Topik Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Tanggal (kasus) 25 Agustus 2017
Nama Pasien Ny. M / 37 Tahun No. RM 14.801
Tanggal Presentasi 19 Oktober 2017 Pendamping dr. Hj. Helmanizar
Tempat Presentasi Ruang Konfrens/ Aula Puskesmas Pasar Ikan Bengkulu
Objektif Presentasi
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi Perempuan, 47 tahun dengan keluhan pusing berputar
Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Benign Paroxysmal Positional Vertigo
□ Tujuan
(BPPV)
Bahan □ Tinjauan □ Kasus
□ Riset □ Audit
Bahasan Pustaka
Cara □ Presentasi dan
□ Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas Diskusi
Data Pasien Nama : Ny.M / 37 Tahun No. Registrasi : 14.801
Nama Wahana/RS : Puskesmas Pasar
Telp : - Terdaftar sejak : 2014
Ikan Kota Bengkulu
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Keluhan Utama : Pusing berputar
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh pusing berputar sejak 1 hari yang lalu, muncul secara tiba-tiba. Ketika
serangan, pasien merasa ruangan sekitar berputar. Pusing berputar dirasakan meningkat pada
perubahan posisi dari tidur ke duduk, tidur menyamping, dan saat membungkuk, serta ketika
pusing setiap membuka mata terasa akan muntah, Pusing dirasakan berkurang saat
memejamkan mata dan istirahat. Keluhan dirasakan hilang timbul, setiap serangan hilang
dengan sendiri setalah kurang lebih 20-30 detik. Pusing berputar disertai dengan mual dan
muntah. Muntah dirasakan terjadi 3 kali sejak pagi sebelum pasien datang ke puskesmas, sekitar
5-6 sendok makan setiap kali muntah, dan berisi makanan. Pasien tidak mengeluhkan telinga
berdenging dan pendengaran pasien masih berfungsi dengan baik. Pasien mengaku beberapa
hari terakhir sedang banyak pekerjaan sehingga kurang istirahat. Penyakit ini dirasakan untuk
ketiga kalinya dalam 2 tahun belakangan ini. Pasien sudah membeli obat pusing di warung tapi
gejala tidak membaik. Pasien tidak mengeluhkan demam, pandangan ganda, ataupun pingsan.
BAK dan BAB normal.

1
2. Riwayat Pengobatan : Pasien membeli obat pusing (antalgin) diwarung, baru diminum 1 kali.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat
HT (-), DM (-), penyakit jantung (-), riwayat infeksi telinga (-). Riwayat alergi sebelumnya
(-), riwayat asma dan rinitis (-)
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada yang berhubungan.
5. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal bersama
suami dan tiga orang anaknya. Pekerjaan suami pasien adalah pegawai swasta. Menurut pasien,
pendapatan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan lingkungan rumah cukup
bersih.
7. Lain-lain : Pasien mengaku beberapa hari terakhir sedang banyak pekerjaan sehingga kurang
istirahat dan makan tidak teratur.
Daftar Pustaka :
1. Iskandar N, Editor. 2008. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI. Hal. 94-101 
2. Joesoef AA .2000. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. p.341-590
3. Mumenthaler m, Mattle H. 2004. Neurology. New York: Thieme p. 691-712
4. Bashiruddin J. 2008. Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N, Editor. Telinga,
Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal. 104-9
5. Mardjono M, Sidharta P. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat.
6. Perdossi. 2012. Pedoman Tatalaksana Vertigo.
7. Sura, DJ dan Newell, S. 2010. Vertigo: Diagnosis and Management in Primary Care, BJMP
2010:3(4):a315.

Hasil Pembelajaran :
1. Penegakan diagnosis Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
2. Penatalaksanaan Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
3. Edukasi pencegahan kekambuhan

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif :
 Pusing berputar dirasakan sejak 1 hari yang lalu dan muncul secara tiba-tiba
 Pusing berputar bertambah saat terjadi perubahan posisi tubuh

2
 Pusing berputar berkurang saat memejamkan mata dan istirahat
 Serangan pusing berputar hilang timbul. Tiap kali serangan muncul, dirasakan selama 20-30
detik
 Pasien merasakan yang berputar adalah ruangan sekitarnya
 Mual (+), muntah (+) , riwayat telinga berdenging (-)
2. Objektif :
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis cooperatif, GCS E4M6V5

Tanda – Tanda Vital :


 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Frekuensi nadi : 88 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup.
 Pernafasan : 20 x/menit, regular.
 Suhu : 36,5 oC (per axiller).
Berat badan : 54 kg
Tinggi badan : 158 cm

Status Generalis:
Kepala dan Leher : Normosefali, deformitas (-), bengkak (-), pembesaran KGB (-)
Mata : Reflek cahaya +/+, CA -/-, SI -/-, pupil isokor (3mm/3mm)
Nistagmus (-)
Hidung : Deformitas (-), nyeri (-), secret (-), septum nasi di tengah
Telinga : Deformitas (-), nyeri (-), secret (-), MT intak
Mulut/faring : Mukosa sianosis (-), tonsil T1/T1, tidak hiperemis, uvula ditengah
Thorax : Pulmo : vesicular (+/+), RH (-/-)
Cor : S1S2 tunggal regular
Abdomen : Nyeri tekan epigastrik (-), bunyi usus normal, supel (+)
Ektremitas : akral hangat, CRT <2”, edema (-/-)
Status Neurologis:
GCS: E4M6V5
Tanda rangsangan meningeal: kaku kuduk (-), brudzinsky (-), kernig (-)
Tanda peningkatan tekanan intrakranial:
- muntah proyektil (-)
- nyeri kepala progresif (-)

3
Nervus kranialis:
- NI : Penciuman baik
- N II : Reflek cahaya +/+
- N III, IV, VI : Pupil bulat, diameter 3 mm/ 3 mm, gerakan bola mata bebas ke segala arah,
nistagmus (-)
- NV : Bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan
- N VII : Bisa menutup mata, mengangkat alis simetris
- N VIII : Fungsi pendengaran baik
- N IX, X : Arcus faring simetris, uvula di tengah
- N XI : Bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan
- N XII : Lidah deviasi (-)
 Keseimbangan dan Koordinasi:
Tes Romberg (+), Romberg dipertajam (+)
Motorik: 5555 5555
5555 5555

Sensorik: Eksteroseptif: rasa raba, tekan, dan nyeri baik


Propioseptif: rasa getar dan posisi sendi baik

 Fungsi otonom: BAK dan BAB normal


 Reflek fisiologis: reflek bisep (+/+), trisep (+/+), patella (+/+)
 Reflek patologis: Reflek hofman Tromner (-/-), babinsky (-/-)

3. Assesment (penalaran klinis) :


Ny. M, 37 tahun datang berobat ke Puskesmas Pasar Ikan Bengkulu karena keluhan pusing
berputar yang meningkat dengan perubahan posisi yang terjadi secara tiba-tiba terjadi sejak 1 hari
yang lalu. Pusing berputar bertambah berat saat perubahan posisi dari tidur ke duduk, tidur
menyamping, dan saat membungkuk serta ketika pusing setiap membuka mata terasa akan muntah,.
Pusing dirasakan berkurang saat memejamkan mata dan istirahat. Keluhan dirasakan hilang timbul,
setiap serangan hilang dengan sendiri setalah kurang lebih 20-30 detik. Mual (+), muntah (+), telinga
berdenging (-), telinga terasa penuh (-), gangguan pendengaran (-). Riwayat pusing berputar
sebelumnya (+), riwayat hipertensi (-), Riwayat DM(-). Riwayat sakit jantung (-), riwayat infeksi
telinga (-).
Dari pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis

4
didapatkan nystagmus (-). Tes romberg (+) dan romberg dipertajam (+). Fungsi motorik, sensorik,
luhur, dan vegetatif normal.
Pusing berputar dirasakan mendadak, hilang timbul dan dicetuskan oleh perubahan posisi.
Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya defisit neurologis lain dan pada pemeriksaan sistem
vestibularis diperoleh nistagmus (-), romberg test (+) dan romberg test dipertajam (+). Sehingga
didapatkan diagnosis klinis vertigo perifer, diagnosis topik n. vestibularis, dan diagnosis etiologi
benign paroxysmal positional vertigo.
Berikut beberapa tanda dan gejala yang membedakan antara vertigo perifer dan sentral:
Tanda dan Tipe Vertigo
gejala
Vestibular Perifer Ventibuler sentral
Mual,muntah Ada Ringan
, diaphoresis
Intensitas Berat Ringan
vertigo
Nistagmus Nistagmus vestibuler spontan ke Nistagmus vestibuler spontan
arah berlawanan
Gangguan Umumnya ada Umumnya tidak ada
pendengaran,
tinnitus
Tes Deviasi ke sisi yang terganggu Deviasi, tidak selalu satu arah
Romberg,
Gangguan Umumnya tidak ada Umumnya ada
neurologis
lain
Berdasarkan klinis yang muncul pada pasien, vertigo perifer ini dibagi menjadi tiga yaitu
vertigo perifer paroksismal bila klinis muncul mendadak, beberapa detik perhari lalu hilang
sempurna namun suatu ketika serangan muncul lagi (ada fase dimana pasien bebas dari keluhan
vertigo), vertigo perifer akut bila klinis muncul tiba-tiba dan berangsur menurun, namun tidak ada
fase bebas keluhan, sedangkan vertigo perifer kronik bila klinis menetap lama serta konstan.
Vertigo paroksismal yang dipengaruhi oleh perubahan posisi ini dibagi dua yaitu yang benigna
dan laten. Kedua tipe ini dibedakan berdasarkan berat klinis yang muncul pada pasien. Pada kasus
ini, pasien masih dapat berjalan sendiri ke puskesmas,masih kooperatif dan tidak terlihat mengeluh
pusing sekali. Keadaan klinis yang berat sering muncul pada pasien dengan keluhan vertigo sentral
yang biasanya diikuti oleh kelainan pada sistem saraf pusat.
Beberapa pemeriksaan neurologis khusus dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis BPPV,

5
yakni pemeriksaan nistagmus, romberg test, romberg test dipertajam, past pointing test serta
pemeriksaan khusus oto neurologis seperti uji dix hallpike dan tes kalori. Pemeriksaan ini dapat
membantu dalam menentukan apakah termasuk vertigo perifer ataupun vertigo sentral, namun tetap
didukung dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik umum yang telah dilakukan.
Penatalaksanaan pada pasien BPPV dapat berupa terapi non farmakologi, farmakologi maupun
kombinasi. Pada pasien ini diberikan terapi farmakologi berupa betahistine mesylate 3x6 mg untuk
menekan sistem vestibularis sehingga diharapkan keluhan vertigo dapat menurun, domperidon 3x10
mg untuk menekan sistem vestibular perifer sekaligus sebagai antiemetik dan vitamin B kompleks
2x1 tab untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh pasien yang sedang menurun dalam
beberapa hari ini. Selain itu pasien juga diedukasi untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan-
lahan serta mengajarkan pasien manuver reposisi partikel yang dapat dicoba pasien di rumah apabila
pasien merasa nyaman setelah manuver yang diajarkan. Namun, jika pasien masih tidak nyaman
dengan latihan yang diberikan ataupun keluhan menetap, pasien disarankan untuk konsultasi dengan
dokter spesialis saraf agar mendapatkan penatalaksanaan selanjutnya.

4. Plan :
Diagnosis kerja : Vertigo Perifer ec susp. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Diagnosis Banding : - Vertigo perifer ec meniere’s disease
- Vertigo sentral
-Dizziness ec susp. Space Occupying Lesions (SOL)
Penatalaksanaan :
 Betahistin mesylate tab 6 mg 3 x 1 (P.O)
 Domperidon 10 mg tab 3 x 1 (P.O)
 Vitamin B Komplek tab 2 x 1 (P.O)

Pendidikan (Edukasi) :
Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa selain terapi medika mentosa, pemberian terapi dengan
manuver reposisi partikel/Particle Repositioning Maneuver (PRM) dapat secara efektif
menghilangkan vertigo pada BPPV, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko jatuh
pada pasien. Keefektifan dari manuver-manuver yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%.
Beberapa efek samping dari melakukan manuver seperti mual, muntah, vertigo, dan nistagmus
dapat terjadi, hal ini terjadi karena adanya debris otolitith yang tersumbat saat berpindah ke
segmen yang lebih sempit misalnya saat berpindah dari ampula ke kanal bifurcasio. Setelah

6
melakukan manuver, hendaknya pasien tetap berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk
menghindari risiko jatuh. Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah untuk mengembalikan
partikel ke posisi awalnya yaitu pada makula utrikulus.

Konsultasi :
Konsultasi dilakukan dengan spesialis saraf untuk penatalaksanaan selanjutnya serta apabila
keluhan menetap.

Kontrol :
Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan
Anamnesis dan memeriksa 3-5 hari setelah pengobatan Gejala pusing berputar
tensi berkurang dan kondisi pasien
membaik.
Nasihat Saat pasien kontrol Pasien diminta untuk
menjalankan terapi secara
teratur baik medikamentosa
maupun non-medikamentosa
untuk hasil yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai