Anda di halaman 1dari 34

BED SIDE TEACHING

Vertigo

Disusun oleh:
Yolanda Karina Thea Hasugian (1415162)

Pembimbing:
dr. Noveline Sagita, SpS

SMF ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2018
Keterangan Umum
Nama : Ny. T
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 65 tahun 09 bulan
Alamat : Bandung
Pekerjaan :
Status perkawinan : sudah menikah
Agama : katolik
Bangsa : Indonesia
Tanggal masuk : 5 Maret 2018
Tanggal periksa : 5 Maret 2018
Anamnesis
• Keluhan utama: Pusing berputar
• Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan terjadi tiba-tiba saat pasien sedang menonton TV dan
berlangsung selama beberapa menit. Pasien merasa dirinya yang
berputar. Pusing dipengaruhi gerakan kepala.
• Pasien mengeluh adanya mual, muntah sebanyak 10x berisi cairan
dan makanan, keringat dingin, menggigil, pucat, dan pilek.
• Pasien menyangkal adanya telinga berdenging, gangguan
pendengaran, rasa penuh di telinga, demam, baal, kesemutan,
maupun riwayat cedera kepala.
Anamnesis tambahan
• RPD:
• Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
• Riwayat hipertensi (+)
• Riwayat kolesterol (+)
• Riwayat kencing manis (+)
• R. Penggunaan obat: amlodipine, irbesartan, simvastatin, glimepiride,
acarbose, dan furosemide
• RPK: tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa
• Usaha berobat: belum ada usaha berobat untuk keluhan utama
• Kebiasaan: tidak merokok, tidak minum alkohol
• R. Alergi: tidak ada
Keadaan Umum
• Kesadaran : compos mentis
• Kesan sakit : sakit sedang
• Tinggi badan : 145 cm
• Berat badan : 47 kg
• BMI : 22

Tanda vital
• TD : 130/90 mmHg
• Nadi : 72x/menit
• Respirasi : 20x/menit
• Suhu : 36,3 °C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : bentuk dan ukuran simetris
• mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Leher : KGB tidak teraba membesar
• Thorax : bentuk dan pergerakan simetris
• Jantung : bunyi jantung murni, batas jantung dalam batas normal, murmur (-)
• Paru : VBS kanan = kiri, wheezing -/-, ronkhi -/-
• Abdomen : datar, soepel, BU (+) normal
• Ekstremitas : akral hangat, CRT <2”
Pemeriksaan Neurologis
• Penampilan
• Kepala : bentuk dan ukuran normal
• Collumna vertebra : tidak ada deformitas
• GCS: 15 (E4 M6 V5)
• Rangsang meningen
• Kaku kuduk :-
• Brudzinsky 1 :-
• Brudzinsky 2 :-
• Brudzinsky 3 :-
• Kernig :-
• Laseque :-
Saraf kranial
•NI
• Penciuman : normosomia
• N II
• Ketajaman penglihatan: baik
• Lapang pandang : baik
• Funduskopi : tidak dilakukan pemeriksaan
• N III/IV/VI
• Ptosis : -/-
• Pupil : bulat, isokor, d = 3 mm
• Refleks cahaya ODS direk +/+, indirek +/+
• Posisi mata : sentral
• Gerakan bola mata : baik ke segala arah
• NV
• Sensorik
• Oftalmikus : baik, simetris
• Maksilaris : baik, simetris
• Mandibularis: baik, simetris
• Motorik : baik
• N VII
• Angkat alis : simetris
• Memejamkan mata : sama kuat kanan = kiri
• Plika nasolabialis : simetris
• Gerakan wajah : simetris
• Rasa kecap 2/3 muka lidah: tidak dilakukan pemeriksaan
• N VIII
• Pendengaran : baik
• Keseimbangan : tidak dilakukan pemeriksaan
• N IX/X
• Suara : disfonia (-)
• Menelan : dysphagia (-)
• Arkus farinks : simetris
• Uvula : sentral
• Refleks farinks : tidak ditemukan kelainan
• Rasa kecap 1/3 blkg: tidak dilakukan pemeriksaan
• N XI
• Angkat bahu : simetris
• Menengok ke kanan dan ke kiri : dalam batas normal
• N XII
• Gerakan lidah : tidak ada kelainan
• Atrofi :-
• Fasikulasi :-
• Sensorik
• Lengan kiri : baik
• Lengan kanan : baik
• Batang tubuh : baik
• Tungkai kiri : baik
• Tungkai kanan : baik
• Motorik
• Anggota badan atas : 5|5, atrofi (-), fasikulasi (-)
• Anggota badan bawah : 5|5, atrofi (-), fasikulasi (-)
• Koordinasi
• Cara bicara : baik
• Tremor :-
• Tes telunjuk hidung : DBN
• Diadokokinesis : DBN
• Heel to toe : DBN
• Refleks fisiologis • Refleks patologis
• Biceps : +/+ • Babinsky : -/-
• Triceps : +/+ • Chaddock : -/-
• Radius : +/+ • Oppenheim: -/-
• Ulna : +/+ • Gordon : -/-
• KPR : +/+ • Schaefer : -/-
• APR : +/+ • Klonus –
• Refleks primitif
• Glabella –
• Snout reflex –
• Palmomental –
• Pemeriksaan fungsi luhur
• Hubungan psikis : baik
• Afasia
• Sensorik -
• Motorik -
• Ingatan
• Jangka pendek : baik
• Jangka panjang : baik
• Kemampuan berhitung : baik
Resume
• Keluhan utama: vertigo
• Vertigo sejak 1 hari yang lalu, terjadi mendadak, berlangsung selama
beberapa menit. Pasien merasa dirinya yang berputar. Pusing
dipengaruhi gerakan kepala.
• Mual (+), muntah (+) 10x isi cairan dan makanan, keringat dingin (+),
menggigil (+), pucat (+), pilek (+)
• Tinnitus (-), gangguan pendengaran (-), rasa penuh di telinga (-),
demam (-), baal (-), kesemutan (-), riwayat cedera kepala (-)
Anamnesis tambahan
• RPD: HT (+), DM (+), kolesterol (+)
• R. Penggunaan obat: amlodipine, irbesartan, simvastatin, glimepiride,
acarbose, dan furosemide
• RPK: (-)
• Usaha berobat: (-)
• Kebiasaan: merokok (-), alkohol (-)
• R. Alergi: (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: CM, sakit sedang
• Tanda vital
• TD: 130/90 mmHg
• Nadi: 72x/menit
• Respirasi: 20x/menit
• Suhu: 36,3 °C
• Status interne: dalam batas normal
• Status neurologi:
• Rangsang meningen: kaku kuduk (-)
• Saraf kranial: tidak ada kelainan (dalam batas normal)
• Motorik: atrofi (-), fasikulasi (-) 5 5
5 5
• Sensorik : baik
• Refleks fisiologis : +/+
• Refleks patologis : -/-
• Fungsi luhur : baik
Diagnosis

• Diagnosis
• Klinis : vertigo
• Lokalisasi: perifer
• Etiologi : Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
• Diagnosis kerja: vertigo perifer e.c BPPV
• Diagnosis banding:
• Vertigo perifer e.c neuritis vestibularis
Usulan Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit, eritrosit)
• Fungsi ginjal: ureum, kreatinin
• Kadar glukosa darah (sewaktu, 2JPP, puasa)
• Profil lipid (kolesterol total, TG, HDL, LDL)
• Elektrolit (Na, K)
• Foto thorax
• EKG
Penatalaksanaan
• Non medikamentosa
• Tirah baring
• Infus RL
• Komunikasi dan informasi
• Manuver epley
• Medikamentosa
• Betahistine mesylate 3x6-12 mg/hari PO
• Ondansetron 2x4 mg IV
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
CASE BASED DISCUSSION
Vertigo

Disusun oleh:
Yolanda Karina Thea Hasugian (1415162)

Pembimbing:
dr. Noveline Sagita, SpS

SMF ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2018
Definisi
• Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau
lingkungan sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa:
• Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada gangguan vestibular.
• Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang, mengambang yang
timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual
Klasifikasi Vertigo
Berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo vestibular, yaitu:
• Vertigo vestibular perifer.
• Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis
• Vertigo vestibular sentral.
• Timbul pada lesi di nucleus vestibularis batang otak, thalamus sampai ke
korteks serebri.
Etiologi
• Vertigo merupakan suatu gejala dengan berbagai penyebabnya, antara lain:
akibat kecelakaan,stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan,
terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Secara spesifik,
penyebab vertigo, adalah:
Vertigo vestibular
• Vertigo perifer disebabkan oleh Benign Paroxismal Positional Vertigo (BPPV),
Meniere’s Disease, neuritis vestibularis, labirhinitis, obat ototoksik, autoimun,
tumor nervus VIII.
• Vertigo sentral disebabkan oleh migren, tumor, epilepsi, demielinisasi,
degenerasi.
Vertigo non vestibular
• Disebabkan oleh polineuropati, mielopati, artrosis servikalis, trauma leher,
presinkop, hipotensi ortostatik, hiperventilasi, tension headache, penyakit
sistemik.
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular
Sensasi Rasa berputar Melayang, hilang keseimbangan
Tempo serangan Episodik Kontinu, konstan
Mual/muntah + -
Gangguan +/- -
pendengaran
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual
Situasi pencetus - Keramaian, lalu lintas
Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Vestibular
Perifer Sentral
Bangkitan vestibular Lebih mendadak Lebih lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala ++ +/-
Gejala otonom (mual, ++ +
muntah, keringat)
Gangguan pendengaran + -
(tinnitus, tuli)
Tanda fokal otak - +
Pemeriksaan
• Dix-Hallpike maneuver
Penatalaksaan
• Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan
metode brandDaroff.
• Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung,
dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi,
pertahankan selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik,
baringkan dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk
kembali. Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari masing-
masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2 minggu atau 3 minggu dengan
latihan pagi dan sore hari.
• Manuver Epley
• Manuver semont
Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin)
• Dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Obat dapat diberi per oral atau
parenteral (suntikan intramuskular dan intravena), dengan dosis 25 mg – 50 mg (1
tablet), 4 kali sehari.
• Difenhidramin HCl. Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg
(1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral.
Senyawa Betahistin (suatu analog histamin):
• Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral.
• Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagi dalam
beberapa dosis.
Kalsium Antagonis
• Cinnarizine, mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular dan dapat mengurangi
respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15-30 mg, 3 kali
sehari atau 1x75 mg sehari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai