Anda di halaman 1dari 38

BED SIDE TEACHING

Oleh : Pembimbing : dr. Anni Rota Rimbun, Sp.S, M.Kes

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN SARAF


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN / UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2019
Keterangan Umum
Nama : Tn. MAR
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Alamat :
Pekerjaan : Pedagang
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Tanggal pemeriksaan : 17 Juni 2019
ANAMNESA
Autoanamnesa
Keluhan Utama : Lemas Anggota gerak kanan
Anamnesa Khusus:

• Pasien datang dengan keluhan lemas anggota gerak sebelah

kanan sejak 2 hari yang lalu. Hal ini terjadi setelah pasien shalat,

pasien tiba-tiba menjadi lemas dan terjatuh. Keluhan disertai

dengan mulut menjadi mencong dan berbicara rero. Pasien tidak

mengeluh sakit kepala, tidak ada kejang, dan tidak ada muntah.
• Riwayat penyakit dahulu : HT menkonsumsi obat
tapi tidak teratur, Kolesterol mengkonsumsi obat tapi
tidak teratur
• Riwayat penyakit keluarga : -
• Riwayat pengobatan : -
Riwayat Kebiasaan : merokok (+) minum alkohol (-)
Riwayat Alergi : -
Pemeriksaan Fisik

• Tanda vital
• TD : 150/100 mmHg
• Nadi : 94 x/menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Suhu : 36,6 °C
Kepala : lihat status neurologis
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : lihat status neurologis
Pemeriksaan Neurologis
Penampilan
– Kepala : Bentuk dan ukuran normal
– Collumna vertebra: Tidak ada kelainan
Rangsangan meningen
– Kaku kuduk :-
– Brudzinsky 1 :-
– Brudzinsky 2 :-
– Brudzinsky 3 :-
– Kernig :-
– Laseque :-
 Saraf otak
 NI
 Penciuman : tidak ada kelainan
 N II
 Ketajaman penglihatan : tidak ada kelainan
 Kampus : tidak ada kelainan
 Funduskopi : tidak dilakukan
 N III/IV/VI
 Ptosis :-
 Pupil : bulat, isokor, 3 mm.
 Refleks cahaya ODS D/I : +/+
 Posisi mata : DBN
 Gerakan bola mata: DBN
N V
 Sensorik
 Oftalmikus : tidak ada kelainan
 Maksilaris : tidak ada kelainan
 Mandibularis : tidak ada kelainan
 Motorik : tidak ada kelainan
N VII
 Angkat alis kanan : tidak ada kelainan
 Memejamkan mata kanan : tidak ada kelainan
 Plika nasolabialis : tdk simetris, kanan datar
 Gerakan wajah : tdk simetris
 Rasa kecap 2/3 muka lidah : tidak dilakukan
N VIII
 Pendengaran : tidak ada kelainan
 Keseimbangan : tidak dilakukan
N IX/X
 Suara : tidak ada kelainan
 Menelan : tidak ada kelainan
 Arkus farinks : tidak terlihat
 Uvula : tidak terlihat
 Kontraksi palatum : dalam batas normal
 Refleks farinks : tidak dilakukan
 Rasa kecap 1/3 : tidak dilakukan
N XI
 Angkat bahu : tidak ada kelainan
 Menengok ke kanan dan kiri : tidak ada kelainan
N XII
 Gerakan lidah : tidak ada kelainan
 Atrofi :-
 Tremor/fasikulasi : -
Motorik
Anggota Kekuatan Tonus atrofi fasikulasi
badan
Atas 3/5 n/n -/- -/-
Bawah 4/5 n/n -/- -/-

• gerakan involunter : -
•Cara berjalan/gait : tidak dilakukan
Sensorik
 Anggota badan atas : tidak ada kelainan
 Batang tubuh : tidak ada kelainan
 Anggota badan bawah : tidak ada kelainan
Koordinasi
 Cara bicara : bicara rero
 Tremor :-
 Tes telunjuk hidung : tidak ada kelainan
 Diadokokinesis : tidak ada kelainan
 Heel to toe : tidak ada kelainan
Refleks
Patologis
Fisiologis  Hofman trommer -/-
 Biceps +/+  Babinsky +/+
 Triceps+/+  Chaddock -/-
 Radius+/+  Oppenheim -/-
 Ulna+/+  Gordon -/-
 KPR+/+  Schaefer -/-
 APR+/+
• Pemeriksaan fungsi luhur
• Hubungan psikis : Baik
• Afasia
• Sensorik : -
• Motorik : -
• Ingatan
• Jangka pendek : Baik
• Jangka panjang : Baik
• Kemampuan berhitung : Baik
Resume
• Autoanamnesa :
Seorang laki-laki, 45 th, datang dengan keluhan
hemiparese dextra timbul mendadak sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan muncul saat selesai shalat tiba-
tiba lemas dan jatuh. Keluhan disertai mulut
mencong dan bicara rero.
Vomitus (-), otalgia (-),cephalgia (-), konvulsi (-)
RPD : hipertensi (+). Kolesterol (+), Konsumsi
obat tetapi tidak rutin
RPK :-
R. Berobat : -
R. Kebiasaan : merokok + , alkohol -
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : CM, sakit ringan
• Rangsangan meningens: Kaku kuduk (-)
• Saraf cranial parese :
• Parese N. VII dekstra sentral
• Motorik : Hemiparese kanan
• Sensorik : dalam batas normal
• Refleks fisiologis : KPR +/+, APR +/+
• Refleks patologis : Babinsky +/+,
• DIAGNOSIS
• Diagnosis klinik : Stroke
• Lokalisasi : Sistem carotis sinistra
• Etiologi : Infark DD/PIS
• Usul Pemeriksaan :
• Hematologi rutin
• Gds,2jpp
• Kolestrol total, LDL, TG, HDL
• CT scan kepala
USUL TERAPI
• Non medikamentosa :
• Kontrol Vital sign dan neurologis
• Pemberian nutrisi peroral sesuai kebutuhan kalori
pasien
• Mobilisasi dan rehabilitasi medik
• Medikamentosa : - Citicolin 2 x 500mg IV
- Aspilet 1 x 80mg PO
- Amlodipin 1x5mg
• Prognosis
• Quo ad vitam : ad Bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
CASE BASED DISCUSSION

Oleh : Jason Enrico/ 1815013


Pembimbing : dr. Anni Rota Rimbun, Sp.S, M.Kes

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN SARAF


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN / UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2019
Vaskularisasi Otak
DEFINISI
• Stroke (WHO) : terjadinya gangguan fungsional
otak fokal maupun global secara mendadak dan
akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak.
KLASIFIKASI
• Berdasarkan gambaran klinik dan profil waktu:
• Improving stroke : defisit neurologi sembuh dalam
waktu lebih dari 24 jam-3 minggu
• Worsening stroke : defisit neurologi menjadi berat
secara progresif. Berdasarkan perjalanan kliniknya
dibagi:
• Smooth worsening (gradual/bertahap)
• Steplike worsening (diselingi periode menetap)
• Fluctuating worsening (diselingi perbaikan)
• Stable stroke : defisit neurologi langsung lengkap tidak
banyak perubahan lagi dalam perjalanan waktu.
• Berdasarkan gambaran patologis intrakranial :
• Infark otak : nekrosis pada sebagian jaringan otak
karena berkurangnya perfusi vaskular akibat stenosis
atau oklusi pembuluh darah.
infark aterotrombotik,
kardioemboli,
infark lakunar (terjadi infark kecil-kecil)
• Perdarahan intraserebral
perdarahan dalam jaringan parenkim otak karena
ruptur vaskular.
• Perdarahan subarachnoid
pecahnya pembuluh darah dan masuknya darah
kedalam rongga subarachnoid.
• BERDASARKAN LOKASI LESI VASKULER
• Sistem karotis
•Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
•Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
•Visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks
•Fungsi luhur : afasia, agnosia
• Sistem vertebrobasiler
•Motorik : hemiparese alternans, disartria
•Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
•Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
FAKTOR RISIKO

• Non modifable :
• usia
• jenis kelamin
• ras/etnik
• herediter
• Modifable :
• hipertensi
• penyakit jantung
• DM
• hiperkolesterolemia
• stenosis karotis
• perokok
• alkoholik
Patofisiologi
• Oklusi pembuluh darah
intrakranial akibat emboli
dari tempat lain
(cardiogenic)
• In situ thrombosis
• Hipoperfusi karena
stenosis pembuluh darah
ekstrakranial/ intrakranial
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium
• foto thorax
• Transcranial doppler (TCD) & doppler karotis
• CT – scan / MRI
PENATALAKSANAAN
• Tujuan : mencegah meluasnnya kerusakan otak

Setelah diagnosis klinis stroke ditegakkan :

ABC (Airway, Breathing, Circulation)


Pengobatan hipoglikemi/hiperglikemi
Noncontrast CT scan  membedakan
iskemik/hemoragik
• Non medikamentosa :
• Perawatan  sistem CVS dan pernafasan diperhatikan
agar oksigenasi jaringan otak baik
• Nutrisi  PO / parenteral
• Monitoring glukosa darah dan tekanan darah
• Monitoring GCS
• Fisioterapi
• Medikamentosa
• Anti hipertensi :
• TD >230/140 mmHg : nitroprusid
• TD 180-230/105-140 : labetalol IV, esmolol, enalapril, diltiazem IV,
lisinopril, verapamil
• TD <180/105 mmHg : tunda pemberian
• TTIK :
• Manitol 20% (0.25-0.5 g/kgBB/4 jam)
• Neuroprotektan : piracetam
PENCEGAHAN
• Kontrol dan makan obat untuk hipertensi dan DM
secara teratur
• OR secara teratur
• Stop rokok, kurangi alkohol
• Perbanyak konsumsi buah dan sayur
• Kurangi konsumsi Na, saturated fat, kolesterol
KOMPLIKASI

• Neurologik : • Non neurologik :


• Edema otak • Akibat proses di otak :
(herniasi otak) • TD meningkat
• Hiperglikemia
• Infark berdarah • Kelainan jantung
(pada emboli otak) • Akibat imobilisasi :
• Vasospasme • Bronkopneumonia
(terutama pada PSA) • Tromboflebitis
• ISK
• Hidrosefalus
• Dekubitus
• Higroma • Kontraktur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai