IDENTITAS
• Nama : Ny. S
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 23 tahu
• Pekerjaan : Mahasiswi
• Status Perkawinan. : Belum Kawin
• Suku Bangsa : Indonesia
• Alamat : Kampung Tangah Jorong Koto, Agam
ANAMNESIS
• Keluhan Utama:
Lemah kedua tungkai sejak 12 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
● Lemah kedua tungkai sejak 12 hari SMRS, terjadi berangsur-angsur, dimana awalnya pasien merasa kaki
kanan terasa pegal, kesemutan dan kalau berjalan pasien pincang sejak pertengahan bulan november
• Napas : 22x/menit
• Suhu : 36,6 oC
STATUS INTERNUS
• Kulit : tidak ada kelainan • Telinga : Pendengaran baik
• Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut • Hidung : tidak ada kelainan
• Kepala : Normocephal
• Mulut : caries tidak ada
• KGB : Tidak ada pembesaran
• Leher : Jugular Venous Pressure 5-2
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
cmH2O
ikterik
Paru: Jantung :
kiri , statis dan dinamis • Palpasi : Iktus teraba pada 1 jari medial linea
• Muntah proyektil : -
•Sakit kepala progresif : -
•Pupil isokor Ø ukuran 3 mm/3mm
Nervus Kranialis
• N.I : Penghiduan baik • N.VIII : pendengaran baik
• N.II : Penglihatan baik • N.IX : Sensasi lidah 1/3 belakang ada
• N.III,IV,VI : Bola mata baik dan bisa • N.X : efleks muntah tidak diperiksa
digerakkan ke segala arah • N.XI : bisa menoleh dan mengangkat
• N.V : membuka mulut (+), bahu kanan dan kiri
mengunyah (+), mengigit (+), refleks • N.XII : kedudukan lidah normal,
kornea +/+ deviasi lidah (-), tremor (-)
• N.VII : Bisa menutup mata sempurna,
menggerakkan dahi, sensasi lidah 2/3
depan ada
Motorik: Sensorik
• Kekuatan: Stocking phenomenon (+)
Nyeri :+
Sensibilitas : berkurang
• Tonus : eutonus
• Trofi : eutrofi
Fungsi Otonom
• Miksi : normal terkontrol
• Defekasi : normal terkontrol
• Sekresi keringat: dalam batas normal
Refleks fisiologis Refleks fisiologis
- EMG
DIAGNOSIS
• Diagnosis Klinis : Lemah Anggota Gerak
Umum: Khusus:
• Diagnosis Sindroma Guillain Barre ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada anamnesis diketahui pasien merasakan kelemahan pada kedua tungkai. Kelemahan
dirasakan lebih dulu pada kaki kanan lalu diikuti pada kaki kiri. Kelemahan yang dialami tanpa
diserrtai penurunan kesadaran. Kelemahan disertai rasa baal dan kesemutan di kaki. Sebelum
kelemahan terjadi, pasien mengalami demam disertai batuk.
• Penatalaksanaan pasien ini diberi pengobatan metilprednisolon 4 x 250 mg, ranitidin 2 x 50 mg,.
Metilprednisolon merupakan kortikosteroid yang diharapkan dapat menekan reaksi inflamasi pada
pasien, sebab menurut beberapa teori pada SGB terdapat adanya kemungkinan inflamasi pada
serabut saraf. Prognosis pasien ini belum dapat diketahui secara pasti, sehingga perlu dirawat dan
diobservasi respon klinis pasien terhadap tatalaksana yang didapatkan pasien selama masa
perawatan di rumah sakit.