Preseptor:
Oleh:
Azizi Yemahul 1940312149
Fitriani Afifah 1940312129
Trise Anestesia Masykur 1940312133
Indri Permata Rani 1940312154
Athaya Fadhillah 1940312158
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 ........................................................................................................................ 1
iv
4.5 Alternatif Pemecahan Masalah................................................................... 76
4.5.1 Manusia ................................................................................................. 76
4.5.2 Metode .................................................................................................. 77
4.5.3 Sarana .................................................................................................... 77
4.5.4 Lingkungan ........................................................................................... 78
BAB 5 ...................................................................................................................... 79
5.1 Tahap Perencanaan (Planning).................................................................... 79
5.1.1 Rancangan Kegiatan ............................................................................. 79
5.1.2. Launching Program .............................................................................. 80
5.2. Pelaksanaan Program (DO) ........................................................................ 80
5.2.1 Membuat aplikasi Whatsapp Business dan WhatssAuto Reply ............. 80
5.2.2 Membuat Video Edukasi Mengenai Vaksinasi COVID-19 .................. 81
5.2.3 Sosialisasi Operasional Program sebagai Program Edukasi Berbasis
Online di Masa Pandemi COVID-19 .................................................... 82
5.3 Matriks POA ............................................................................................... 83
5.4 Rancangan Anggaran Biaya (RAB) ............................................................ 87
5.5 CHECK (Tahap Evaluasi) ........................................................................... 87
5.6 ACTION (Rencana Berkelanjutan).............................................................. 88
5.6.1 Aplikasi Whatsapp Business dan WhatssAuto Reply............................ 88
5.6.2 Video Edukasi Mengenai Vaksinasi COVID-19 .................................. 88
5.6.3 Sosialisasi Vaksinasi COVID-19 kepada Kader Posyandu .................. 89
BAB 6 ...................................................................................................................... 90
6.1. Pembuatan Whatsapp Business Puskesmas Kuranji ................................... 90
6.1.1. Tahap Persiapan.................................................................................... 90
6.1.2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 90
6.1.3. Tahap Evaluasi ..................................................................................... 95
6.2. Pembuatan Video Edukasi Mengenai Vaksinasi COVID-19...................... 95
6.2.1. Tahap persiapan .................................................................................... 95
6.2.2. Tahap pelaksanaan................................................................................ 95
6.2.3. Tahap evaluasi ...................................................................................... 98
6.3. Sosialisasi Operasional Program sebagai Program Edukasi Berbasis Online
di Masa Pandemi COVID-19 ....................................................................... 99
6.3.1. Tahap persiapan .................................................................................... 99
6.3.2. Tahap pelaksanaan................................................................................ 99
v
6.3.3. Tahap evaluasi .................................................................................... 108
BAB 7 .................................................................................................................... 110
7.1 Kesimpulan ............................................................................................... 110
7.2 Saran .......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 111
vi
DAFTAR GAMBAR
Desember 2020
Gambar 3.5 Peta Sebaran Kasus COVID di Wilayah Kerja Puskesmas
Kuranji Tahun 2020 58
Gambar 3.6 Grafik Capaian Program TPM Puskesmas Kuranji Tahun 2020 60
vii
Gambar 6.11 Penjelasam terkait video eduaksi vaksin diruang tunggu
poliklinik 98
Gambar 6.12 Penayangan video & tanya jawab terkait vaksin 98
Gambar 6.13 Tanya jawab terkait vaksin 99
Gambar 6.14 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu Pincuran 7 100
Gambar 6.15 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu
Tanah Sirah. 100
Gambar 6.16 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu Kuntjie 101
Gambar 6.17 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu RW03 102
Gambar 6.18 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu Panti 102
Gambar 6.19 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu Tapak
Durian 103
Gambar 6.20 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu Mawar
Putih 103
Gambar 6.21 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Durian 3 Batang 104
Gambar 6.22 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Simpang Jariang 105
Gambar 6.23 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Buletin 105
Gambar 6.24 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Karya Rei 106
Gambar 6.25 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Durian 3Rambutan 107
Gambar 6.26 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Kamboja 107
Gambar 6.27 Gambaran penegetahuan kader sebelum dan sesudah
sosialisasi vaksinasi COVID-19 di Kelurahan Korong Gadang 108
Gambar 6.28 Gambaran penegetahuan kader sebelum dan sesudah
sosialisasi vaksinasi COVID-19 di Kelurahan Kalumbuk 109
Gambar 6.29 Hasil T-Paired Test 109
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.8 Capaian Standar Pelayanana Minimal Puskesmas Kuranji tahun 2020 44
Tabel 3.9 Pencapaian Program Promkes Puskesmas Kuranji tahun 2020 46
Tabel 3.10 Cakupan Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kuranji
Tahun 2020 47
Tabel 3.11 Pencapaian Program Kesehatan Ibu Pada Puskesmas Kuranji 48
2020 49
Tabel 3.13 Pencapaiaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas
Kuranji Tahun 2020 51
Tabel 3.18 Hasil Intervensi Lanjut PIS-PK Puskesmas Kuranji Tahun 2020 62
ix
Tabel 3.19 Pencapaian Indikator PIS-PK Puskesmas Kuranji Tahun 2020 63
Tabel 3.20 Capaian Program Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas
Kuranji Tahun 2020 66
Tabel 4.1. Identifikasi Masalah di Puskesmas Kuranji 67
Tabel 4.2 Daftar Prioritas Masalah di Puskesmas Kuranji Januari 2020-Juni
2021 69
Tabel 5.1 Matriks POA 83
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Sementara itu, tingkat kerentanan masyarakat semakin meningkat yang
disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol
kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak minimal 1
– 2 meter. Tanpa intervensi kesehatan masyarakat yang cepat dan tepat,
diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus COVID-19 akan memerlukan perawatan di
rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian yang diperkirakan mencapai
250.000 kematian. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya
dari sisi penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang
efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit, yaitu melalui upaya
vaksinasi.5
Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan
COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19,
mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity), dan melindungi
masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.
Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan
merata di seluruh wilayah. Upaya pencegahan melalui pemberian program
vaksinasi jika dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila
dibandingkan dengan upaya pengobatan.5
Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan dalam 4 tahapan mempertimbangkan
ketersediaan, waktu kedatangan, dan profil keamanan vaksin. Kelompok prioritas
penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia ≥18
tahun. Kelompok penduduk berusia di bawah 18 tahun dapat diberikan vaksinasi
apabila telah tersedia data keamanan vaksin yang memadai dan persetujuan
penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) atau penerbitan
nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Namun, cakupan
vaksinasi COVID-19 di Indonesia hingga tanggal 28 Juni 2021 adalah 10% dari
seluruh jumlah penduduk.5
Vaksinasi COVID-19 di Kecamatan Kuranji pada tahun 2021 telah
memasuki tahap keempat. Dimana pada tahap ini, target vaksinasi COVID-19
adalah lansia. Berdasarkan laporan vaksinasi di Kecamatan Kuranji bahwa sasaran
lansia untuk vaksinasi COVID-19 sebanyak 1.261 orang. Namun dari bulan Maret
2021 sampai Juni 2021, lansia yang mendapatkan vaksinasi hanya 99 orang
2
(7,85%). Sehingga didapatkan gap sebesar 92,15%. Berdasarkan latar belakang
tersebut, dibutuhkan program untuk meningkatkan pengetahuan vaksinasi
COVID-19 sehingga mampu mendorong kesadaran masyarakat tentang
pentingnya vaksinasi dan mengikuti vaksinasi yang sudah difasilitasi oleh
puskesmas.
3
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Masyarakat
Menambah ilmu pengetahuan mengenai COVID-19 dan vaksinasi
COVID-19 serta meningkatkan kesadaran pentingnya vaksinasi COVID-19
pada lansia.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 COVID-19
2.1.1 Definisi
Coronavirus disease (COVID-19) merupakan penyakit pneumonia baru
yang disebabkan oleh infeksi virus Severe acute respiratory syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan di kota
Wuhan, Cina, awalnya merupakan penyakit yang transmisinya melalui hewan ke
manusia dan kemudian dapat menular dari manusia ke manusia.6
2.1.2 Epidemiologi
COVID-19 ini pertama kali ditemukan sebagai kasus pneumonia baru di
Tiongkok, pada 31 Desember 2019 yang meningkat dalam waktu singkat hingga
jutaan kasus. Pada 11 Februari 2020, World Health Organzation memberi nama
virus penyebab pneumonia baru ini SARS-CoV-2 dan nama penyakitnya
Cornavirus Disease 2019.6 Kasus COVID-19 pertama kali di Indonesia pada 2
Maret 2020, yang awalnya hanya sebanyak 2 kasus dan semakin meningkat
hingga mencapai 1,9 juta kasus pada Juni 2021 ini.7 Sementara itu, untuk
Sumatera Barat, kasus COVID-19 hingga 13 juni 2021 tercatat sebanyak 47.774
kasus dan Kota Padang 21.343 kasus.8
2.1.3 Etiologi
Coronavirus termasuk virus yang menyerang saluran pernapasan.4 Virus
yang berhubungan dengan infeksi pada saluran pernapasan akan menggunakan sel
epitel dan mukosa saluran napas sebagai target awal dan menyebabkan infeksi
pada saluran pernapasan atau kerusakan organ. Virus corona merupakan virus
RNA rantai tunggal dan rantai positif yang masuk keluarga coronaviridae yang
dibagi menjadi subfamili menurut serotip dan genotip karakteristik yang meliputi
a, β, γ dan δ.9 Coronavirus pada umumnya menyerang hewan khususnya
kelelawar dan unta. Coronavirus mempunyai sampul (enveloped), dengan partikel
bulat dan seringkali berbentuk pleomorfik. Dinding coronavirus dilapisi oleh
protein S sebagai protein antigenik utama yang dapat berikatan dengan reseptor
yang ada di tubuh hostnya. Terdapat enam jenis coronavirus yang ditemukan di
5
saluran napas pada manusia yaitu 229E, NL63 dari genus Polygonum, OC43 dan
HPU dari genus beta, Middle East Respiratory Syndrome-associated Coronavirus
(MERSCoV), and Severe Acute Respiratory Syndromeassociated Coronavirus
(SARS-CoV). Coronavirus jenis baru atau SARS-CoV2 penyebab COVID-19
dapat diklasifikasikan dalam kelompok betacoronavirus yang menyerupai SARS-
CoV dan MERS-CoV tetapi tidak sama persis.10Coronavirus pada kelelawar
merupakan sumber utama yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome-
associated Coronavirus (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome-
associated Coronavirus.11 Coronavirus sensitif terhadap panas, dengan suhu 56
derajat celcius selama 30 menit dinding lipid dapat dihancurkan.10 Alkohol 75%,
klorin mengandung desinfektan, asam peroksiasetat dan klorform juga dapat
melarutkan lipid coronavirus.5 Menurut Van Doremalen dkk, 2020 menyebutkan
bahwa coronavirus lebih stabil pada plastik dan stainless steel >72 jam
dibandingkan tembaga (4 jam) dan kardus (24 jam).12
2.1.4 Patogenesis
Coronavirus atau COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus,
hasil anasilis menunjukkan adanya kemiripan dengan SARS. Pada kasus COVID-
19, trenggiling diduga sebagai perantaranya karena genomnya mirip dengan
coronavirus pada kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV2 (91%).9 Coronavirus
disease 2019 (COVID-19) atau yang sebelumnya disebut SARS-CoV2. COVID-
19 pada manusia menyerang saluran pernapasan khususnya pada sel yang
9
melapisi alveoli. COVID-19 mempunyai glikoprotein pada enveloped spike
atau protein S. Untuk dapat menginfeksi “manusia” protein S virus akan
berikatan dengan reseptor ACE2 pada plasma membrane sel tubuh manusia Di
dalam sel, virus ini akan menduplikasi materi genetik dan protein yang
dibutuhkan dan akan membentuk virion baru di permukaan sel.13 Sama halnya
SARS-CoV setelah masuk ke dalam sel selanjutnya virus ini akan mengeluarkan
genom RNA ke dalam sitoplasma dan golgi sel kemudian akan ditranslasikan
14
membentuk dua lipoprotein dan protein struktural untuk dapat bereplikasi.
Faktor virus dengan respon imun menentukan keparahan dari infeksi COVID-19
ini. Efek sitopatik virus dan kemampuannya dalam mengalahkan respon imun
merupakan faktor keparahan infeksi virus. Sistem imun yang tidak adekuat dalam
6
merespon infeksi juga menentukan tingkat keparahan, di sisi lain respon imun
yang berlebihan juga ikut andil dalam kerusakan jaringan. Saat virus masuk ke
dalam sel selanjutnya antigen virus akan dipresentasikan ke Antigen Presentation
Cell (APC). Presentasi sel ke APC akan merespon sistem imun humoral dan
seluler yang dimediasi oleh sel T dan sel B. IgM dan IgG terbentuk dari sistem
imun humoral. Pada SARS-CoV IgM akan hilang pada hari ke 12 dan IgG akan
15
bertahan lebih lama. Virus dapat menghindar dari sistem imun dengan cara
menginduksi vesikel membran ganda yang tidak mempunyai pattern recognition
receptors (PRRs) dan dapat bereplikasi di dalam vesikel tersebut sehingga tidak
dapat dikenali oleh sel imun.
Pasien konfirmasi potitif COVID-19 dengan gejala klinis ringan
menunjukkan respon imun didapatkan peningkatan sel T terutama CD8 pada hari
ke 7-9, selain itu ditemukan T helper folikular dan Antibody Secreting Cells
(ASCs). (20) Pada hari ke 7 hingga hari ke 20, ditemukan peningkatan IgM/IgG
16
secara progresif. Jika dibandingkan dengan kontrol sehat, jumlah monosit
CD14+ dan CD16+ mengalami penurunan. Namun pada orang konfirmasi positif
COVID-19 dengan tanda dan gejala yang ringan tidak ditemukan peningkatan
17
kemokin dan sitokin proinflamasi. Pada pasien konfirmasi positif Covid- 19
dengan gejala klinis berat memberikan hasil profil imunologi yang berbeda
dengan klinis ringan. Pada kasus klinis berat ditemukan hitung limfosit yang
rendah, serta hasil monosit, basofil, dan eosinofil lebih rendah pada pasien
COVID-19 dengan klinis berat. Teradapat pula peningkatan mediator
proinflamasi (TNF-α, IL 1, IL6 dan IL 8) namun pada sel T helper, T supresor dan
T regulator mengalami penurunan pada kasus COVID-19 klinis berat. Pasien
COVID-19 yang mengalami Acute Distress Respiratory Syndrome (ADRS) juga
ditemukan sel T CD4 dan CD 8 mengalami penurunan, limfosit CD 4 dan CD8
mengalami hiperaktivasi. ARDS merupakan salah satu penyebab kematian pada
kasus COVID-19 yang diakibatkan oleh peningkatan mediator proinflamasi (badai
sitokin) yang tidak terkontrol. Hal itu akan mengakibatkan kerusakan paru
terbentuknya jaringan fibrosis sehingga dapat terjadinya kegagalan fungsi18
7
2.1.5 Manifestasi klinis
Rata-rata masa inkubasi adalah 4 hari dengan rentang waktu 2 sampai 7 hari.
19
Masa inkubasi dengan menggunakan distribusi lognoral yaitu berkisar antara
2,4 sampai 15,5 hari.20 Periode bergantung pada usia dan status imunitas pasien. 19
Rerata usia pasien adalah 47 tahun dengan rentang umur 35 sampai 58 tahun serta
0,9% adalah pasien yang lebih muda dari umur 15 tahun. 19 Gejala umum di awal
penyakit adalah demam, kelelahan atau myalgia, batuk kering. Serta beberapa
organ yang terlibat seperti pernapasan (batuk, sesak napas, sakit tenggorokan,
hemoptisis atau batuk darah, nyeri dada), gastrointestinal (diare,mual,muntah),
neurologis (kebingungan dan sakit kepala).
Namun tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah demam (83-98%), batuk
(76-82%), dan sesak napas atau dyspnea (31-55%).21 Pasien dengan gejala yang
ringan akan sembuh dalam watu kurang lebih 1 minggu, sementara pasien dengan
gejala yang parah akan mengalami gagal napas progresif karena virus telah
merusak alveolar dan akan menyebabkan kematian.21 Kasus kematian terbanyak
adalah pasien usia lanjut dengan penyakit bawaan seperti kardiovaskular,
hipertensi, diabetes mellitus, dan parkinson.22 Seperempat pasien yang dirawat di
rumah sakit Wuhan memiliki komplikasi serius berupa aritmia, syok, cedera ginjal
akut dan acute respiratory distress syndrome (ARDS).23 Pasien yang menjalani
pemeriksaan penunjang CT Scan, menunjukkan tanda pneumonia bilateral dengan
opasitas bilateral ground glass.24 Perlu diingat, terdapat kesamaan gejala antara
betacoronavirus dengan COVID-19 yaitu batuk, sesak napas, dan opasitas
bilateral ground glass pada CT Scan dada.
2.1.6 Diagnosis
Definisi kasus COVID-19
Definisi operasional kasus COVID-19 yaitu kasus suspek, kasus probable, kasus
konfirmasi dan kontak erat.
Kasus suspek :
a. Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis dan salah satu kriteria
epidemiologis
Kriteria klinis :
8
- demam akut (> 380 C)/ riwayat demam dan batuk Atau
- terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut : demam/riwayat
demam, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri
tenggorokan, coryza/pilek/hidung tersumbat, sesak nafas,
anoreksia/mual/muntah, diare atau penurunan kesadaran.
Kriteria epidemiologis
- Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal
atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan
- Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal
atau berpergian di negara/wilayah indonesia yang melaporkan
transmisi lokal
- Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas
kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non medis, serta
petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus
dan kontak, atau
b. Seseorang dengan ISPA Berat
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi kriteria
epidemiologis dengan hasil hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
Kasus probable
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis dan
Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable; atau terkonfirmasi;
atau berkaitan dengan cluster COVID-19
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19
c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan
tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki
riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau
berkaitan dengan klaster COVID-19
Kasus konfirmasi : Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-
19 dengan kriteria sebagai berikut:
9
a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif Dan memenuhi
kriteria definisi kasus probable atau kasus suspek (kriteria Aatau B)
c. Seseorang tanpa gejala (asimptomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-
CoV-2 positif dan memiliki riwayat kontak erat dengan kasus propable
atau terkonfirmasi
Kontak erat : orang yang meiliki riwayat kontak dengan kasus propable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain :
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti
bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau
konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi
setempat
Berdasarkan beratnya kasus, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa gejala, ringan,
sedang, berat dan kritis
1. Tanpa gejala
Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan
gejala
2. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas
pendek, mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan,
kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu
(anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset
gejala pernapasan juga sering dilaporkan. Pasien usia tua dan
immunocompromised gejala atipikal seperti fatigue, penurunan kesadaran,
mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, delirium, dan tidak ada
10
demam
3. Sedang
Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat
termasuk SpO 2 > 93% dengan udara uangan ATAU Anak-anak : pasien
dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas +
napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia
berat).
Kriteria napas cepat :
usia <2 bulan, ≥60x/menit;
usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ;
usia >5 tahun, ≥30x/menit.
4. Berat/pneumonia berat
Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas >
30 x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara
ruangan. ATAU
Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau
kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
sianosis sentral atau SpO 2 <93% ;
distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan
dinding dada yang sangat berat); tanda bahaya umum:
ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan
kesadaran, atau kejang.
Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia <2 bulan,
≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit; usia 1–5 tahun,
≥40x/menit; usia >5 tahun, ≥30x/menit.
5. Kritis
Pasien dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS), sepsis dan
syok sepsis.
11
2.1.7 Tatalaksana6
1. Pemeriksaan Swab
Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis. Bila
pemeriksaan di hari pertama sudah positif, tidak perlu lagi pemeriksaan di
hari kedua, Apabila pemeriksaan di hari pertama negatif, maka diperlukan
pemeriksaan di hari berikutnya (hari kedua).
Pada pasien yang dirawat inap, pemeriksaan PCR dilakukan sebanyak tiga
kali selama perawatan.
Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan
pemeriksaan PCR untuk follow-up. Pemeriksaan follow-up hanya
dilakukan pada pasien yang berat dan kritis.
Untuk PCR follow-up pada kasus berat dan kritis, dapat dilakukan setelah
sepuluh hari dari pengambilan swab yang positif.
Bila diperlukan, pemeriksaan PCR tambahan dapat dilakukan dengan
disesuaikan kondisi kasus sesuai pertimbangan DPJP dan kapasitas di
fasilitas kesehatan masing-masing.
Untuk kasus berat dan kritis, bila setelah klinis membaik, bebas demam
selama tiga hari namun pada follow-up PCR menunjukkan hasil yang
positif, kemungkinan terjadi kondisi positif persisten yang disebabkan oleh
terdeteksinya fragmen atau partikel virus yang sudah tidak aktif.
Pertimbangkan nilai Cycle Threshold (CT) value untuk menilai infeksius
atau tidaknya dengan berdiskusi antara DPJP dan laboratorium pemeriksa
PCR karena nilai cutt off berbeda-beda sesuai dengan reagen dan alat
yang digunakan.
2. Tanpa gejala
a. Isolasi dan pemantauan
Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak pengambilan spesimen
diagnosis konfirmasi, baik isolasi mandiri di rumah maupun di fasilitas
publik yang dipersiapkan pemerintah.
- Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
- Kontrol di FKTP terdekat setelah 10 hari karantina untuk
12
pemantauan klinis
b. Non-farmakologis
Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan
Untuk pasien :
- Selalu menggunakan masker jika keluar kamar saat berinteraksi
dengan anggota keluarga
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
sesering mungkin
- Upayakan kamar tidur sendiri/terpisah
- Menerapkan etika batuk
- Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
- Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
(sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore)
- Pakaian yang telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong
plastik/wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor
keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan
mesin cuci
- Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari
- Segera beri informasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga
jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 380 C
Lingkungan/kamar
- Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
- Membuka jendela kamar secara berkala
- Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan
kamar (setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung
tangan dan goggle).
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand
sanitizer sesering mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau
bahan desinfektan lainnya
13
Keluarga
- Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien
sebaiknya memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit.
- Anggota keluarga senanitasa pakai masker
- Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien - Senantiasa mencuci
tangan
- Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih -
Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi
udara tertukar
- Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh
pasien misalnya gagang pintu dll
c. Farmakologi
- Bila terdapat penyakit penyerta/komorbid, dianjurkan untuk
tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila
pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dnegan
golongan ACE inhibitor dan angiontensin reseptor blocker
perlu konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau
spesialis jantung
- Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan :
Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral
(untuk 14 hari)
Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30
hari)
Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet
/24 jam (selama 30 hari),
Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin
C,B, E, Zink
- Vitamin D
- Obat-obatan suportif baik tradisional maupun obat modern asli
indonesia yang teregistrasi di BPOM
- Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan
-
14
3. Derajat ringan
a. Isolasi dan pemantauan
- Isolasi mandiri di rumah/ fasilitas karantina selama maksimal 10 hari
sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan
gangguan pernapasan. Jika gejala lebih dari 10 hari, maka isolasi
dilanjutkan hingga gejala hilang ditambah dengan 3 hari bebas gejala.
Isolasi dapat dilakukan mandiri di rumah maupun di fasilitas publik
yang dipersiapkan pemerintah
- Petugas FKTP diharapkan proaktif melakukan pemantauan kondisi
pasien.
- Setelah melewati masa isolasi pasien akan kontrol ke FKTP terdekat.
b. Non farmakologis
Edukasi tindakan yang harus dilakukan (sama dnegan edukasi tanpa
gejala)
c. Farmakologis
- Vitamin C
- Vitamin D
- Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
- Antivirus :
Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 57 hari
(terutama bila diduga ada infeksi influenza) ATAU
Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12
jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
d. Pengobatan simtomatis seperti parasetamol bila demam.
e. Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat
Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan
perkembangan kondisi klinis pasien
f. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
15
4. Derajat sedang
a. Isolasi dan pemantauan
- Rujuk ke Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/
Rumah Sakit Darurat COVID-19
- Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/
Rumah Sakit Darurat COVID-19
b. Non farmakologis
- Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status
hidrasi/teraoi cairan, oksigen
- Pemantauan laboratorium Darah Perifer lengkap dengan hitung
jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi
ginjla, fungsi hati dan foto thoraks berkala
c. Farmakologis
- Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
dalam 1 jam diberikan secara drip Intravena (IV) selama
perawatan
- Terapi farmakologis berikut :
Azitromisin 500mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7
hari) atau sebagai alternatif Levofloksasin dapat diberikan
apabila curiga adainfeksi bakteri : dosis 750mg/24 jam per
iv atau per oral (untuk 5-7 hari)
Ditambah
Salah satu antivirus berikut :
- Favipiravir (avigan sediaan 200 mg) loading dose
1600mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya
2x600 mg (hari ke 2-5) atau
- Remdesivir 200 mg Iv drip (hari ke-1) dilanjutkan
100mg drip (hari ke 2-5 atau 2-10)
Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJo
Pengobatan simptomatis
Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
16
5. Derajat berat atau kritis
a. Isolasi dan pemantauan
- Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujuka atau rawat secara
kohorting
- Pengambilan swab PCR dilakukan
b. Non farmakologis
- Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status
hidrasi dan oksigen
- Oemantauan labratorium darah periffer lengkap berikut dengan
hitung jenis, bila memungkinkan tambahkan CRP, fungsi ginjal,
fungsi hati, hemostasis, LDH, D-dimer
- Pemeriksaan foto toraks serial bila diperlukan
- Monitor tanda-tanda :
Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,
Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari), -
PaO 2 /FiO 2 ≤ 300 mmHg,
Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru-paru
pada pencitraan thoraks dalam 24-48 jam,
Limfopenia progresif,
Peningkatan CRP progresif,
Asidosis laktat progresif.
- Monitor keadaan kritis
Gagal napas yg membutuhkan ventilasi mekanik, syok atau
gagal multiorgan yang memerlukan perawatan ICU.
Bila terjadi gagal napas disertai ARDS pertimbangkan
penggunaan ventilator mekanik (alur gambar 1) –
3 langkah yang penting dalam pencegahan perburukan
penyakit, yaitu sebagai berikut
a) Gunakan high flow nasal cannula (HFNC) atau non-
invasive mechanical ventilation (NIV) pada pasien
dengan ARDS atau efusi paru luas. HFNC lebih
disarankan dibandingkan NIV. (alur gambar 1)
17
b) Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien
dengan edema paru.
c) Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake
prone position).
- Terapi oksigen
Inisiasi terapi oksigen jika ditemukan SpO2 <93% dengan
udara bebas dengan mulai dari nasal kanul sampai NRM 15
L/menit, lalu titrasi sesuai target SpO2 92 – 96%.
Tingkatkan terapi oksigen dengan menggunakan alat HFNC
(High Flow Nasal Cannula) jika tidak terjadi perbaikan
klinis dalam 1 jam atau terjadi perburukan klinis.
Inisiasi terapi oksigen dengan alat HFNC; flow 30 L/menit,
FiO2 40% sesuai dengan kenyamanan pasien dan dapat
mempertahankan target SpO 2 92 96%
o Tenaga kesehatan harus menggunakan respirator
(PAPR, N95).
o Titrasi flow secara bertahap 5 – 10 L/menit, diikuti
peningkatan fraksi oksigen, jika
a) Frekuensi nafas masih tinggi (>35x/menit)
b) Target SpO 2 belum tercapai (92 – 96%)
c) Work of breathing yang masih meningkat
(dyspnea, otot bantu nafas aktif)
o Kombinasi Awake Prone Position + HFNC selama
2 jam 2 kali sehari dapat memperbaiki oksigenasi
dan mengurangi kebutuhan akan intubasi pada
ARDS ringan hingga sedang
o Evaluasi pemberian HFNC setiap 1 - 2 jam dengan
menggunakan indeks ROX.
o Jika pasien mengalami perbaikan dan mencapai
kriteria ventilasi aman (indeks ROX >4.88) pada
jam ke-2, 6, dan 12 menandakan bahwa pasien tidak
membutuhkan ventilasi invasif, sementara ROX
18
<3.85 menandakan risiko tinggi untuk kebutuhan
intubasi.
o Jika pada evaluasi (1–2 jam pertama), parameter
keberhasilan terapi oksigen dengan HFNC tidak
tercapai atau terjadi perburukan klinis pada pasien,
pertimbangkan untuk menggunakan metode
ventilasi invasif atau trial NIV.
o De-eskalasi bertahap pada penyapihan dengan
perangkat HFNC, dimulai dengan menurunkan FiO
2 5-10%/1-2 jam hingga mencapai fraksi 30%,
selanjutnya flow secara bertahap 5-10 L/12 jam)
hingga mencapai 25 L. o Pertimbangkan untuk
menggunakan terapi oksigen konvensional ketika
flow 25 L/menit dan FiO 2 < 30%.
19
c. Farmakologis
- Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
dalam 1 jam diberikan secara drip Intravena (IV) selama
perawatan
- Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
- Vitamin D - Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam
bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet
hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 57 hari) atau
sebagai alternatif Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi
bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).
- Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi
bakteri, pemilihan antibiotik disesuaikan dengan kondisi klinis, fokus
infeksi dan faktor risiko yang ada pada pasien. Pemeriksaan kultur darah
harus dikerjakan dan pemeriksaan kultur sputum (dengan kehati-hatian
khusus) patut dipertimbangkan.
- Antivirus :
Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12
jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau
Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV
drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
- Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP (lihat halaman 66-
75)
- Deksametason dengan dosis 6 mg/24 jam selama 10 hari atau
kortikosteroid lain yang setara seperti hidrokortison pada kasus berat yang
mendapat terapi oksigen atau kasus berat dengan ventilator.
- Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
- Apabila terjadi syok, lakukan tatalaksana syok sesuai pedoman tatalaksana
syok yang sudah ada (lihat hal. 55).
- Obat suportif lainnya dapat diberikan sesuai indikasi
- Pertimbangkan untuk diberikan terapi tambahan, sesuai dengan kondisi
klinis pasien dan ketersediaan di fasilitas pelayanan kesehatan masing-
20
masing apabila terapi standar tidak memberikan respons perbaikan.
Pemberian dengan pertimbangan hati-hati dan melalui diskusi dengan tim
COVID-19 rumah sakit. Contohnya anti-IL 6 (tocilizumab), plasma
konvalesen, IVIG atau mesenchymal Stem Cell (MSCs)/ sel Punca, terapi
plasma exchange dan lain-lain
21
dapat diberikan vaksinasi apabila telah tersedia data keamanan vaksin yang memadai dan
persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) atau
penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
22
merupakan kelompok berisiko tinggi mengalami keparahan bahkan kematian apabila
terinfeksi COVID-19.25
Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau
milik masyarakat/ swasta yang memenuhi persyaratan:25,26
- Puskesmas, Puskesmas Pembantu
- Klinik
- Rumah Sakit dan/ atau
- Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas juga daApat membuat pos
pelayanan vaksinasi COVID-19.
Individu yang Boleh dan Tidak Boleh Vaksinasi COVID-19
Vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat. Ada beberapa kriteria
individua tau kelompok yang tidak boleh di vaksinasi COVID-19 :
- Orang yang sedang demam dengan suhu > 37,5 °C
- Orang dengan hipertensi tidak terkontrol yaitu tekanan darah > 180/110
mmHg (Jika tekanan darah >180/110 mmHg pengukuran tekanan darah
diulang 5 (lima) sampai 10 menit kemudian. Jika masih tinggi maka
vaksinasi ditunda sampai terkontrol)
- Orang yang mengalami alergi berat setelah divaksinasi COVID-19
sebelumnya (vaksinasi dosis 1) maka tidak bisa mendapatkan vaksinasi
COVID-19 dosis kedua.
- Orang yang sedang hamil, ditunda sampai melahirkan.
- Orang yang mengidap penyakit autoimun seperti asma lupus. Vaksinasi
ditunda jika sedang dalam kondisi akut atau belum terkendali.
- Orang yang sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah,
kelainan darah, defisiensi imun dan penerima produk darah/transfusi. Vaksinasi
ditunda dan dirujuk.
- Orang yang sedang mendapat pengobatan immunosupresan seperti
kortikosteroid dan kemoterapi. Vaksinasi ditunda dan dirujuk.
- Orang yang memiliki penyakit jantung berat dalam keadaan sesak. Vaksinasi
ditunda dan dirujuk.
23
- Lansia yang dalam pemeriksaannya (sesuai format skrining) menjawab lebih
dari 3 pertanyaan dengan jawaban ya.
- Orang yang memiliki riwayat alergi berat setelah divaksinasi COVID-19
sebelumnya maka vaksin tidak dapat diberikan.25
Nama :
Umur :
NIK :
Hasil Pemeriksaan
Suhu :
Tekanan Darah :
24
7. Apakah Anda menderita penyakit jantung
(gagal jantung/penyakit jantung coroner)?
8. Apakah Anda menderita penyakit Autoimun
Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis, dan
autoimun lainnya)?
9. Apakah Anda menderita penyakit ginjal?
(penyakit ginjal kronis/sedang menjalani
hemodialysis/dialysis peritoneal/transplantasi
ginjal/sindroma nefrotik dengan kortikosteroid)
10. Apakah Anda menderita penyakit Reumatik
Autoimun/Rhematoid Arthritis?
11. Apakah Anda menderita penyakit saluran
pencernaan kronis?
12. Apakah Anda menderita penyakit
Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun?
13. Apakah Anda menderita penyakit kanker,
kelainan darah, imunokompromais/defisiensi
imun, dan penerima produk darah/transfusi?
Keterangan:2
*Khusus untuk Vaksin Sinovac berdasarkan rekomendasi PAPDI (apabila
terdapat perkembangan terbaru terkait pemberian pada komorbid untuk Vaksin
Sinovac dan/atau untuk jenis vaksin lainnya akan ditentukan kemudian)
- Apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin sedang
demam (≥ 37,5 0C), vaksinasi ditunda sampai pasien sembuh dan terbukti bukan
25
menderita COVID-19 dan dilakukan skrining ulang pada saat kunjungan
berikutnya
- Apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil ≥140/90 maka
vaksinasi tidak diberikan.
- Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu pertanyaan nomor 1 – 13, maka
vaksinasi tidak diberikan
- Untuk pertanyaan nomor 14, Penderita DM tipe 2 terkontrol dan HbA1C di
bawah 58 mmol/mol atau 7,5% dapat diberikan vaksinasi
- Untuk pertanyaan nomor 15, bila menderita HIV, tanyakan angka CD4 nya. Bila
CD4 <200 atau tidak diketahui maka vaksinasi tidak diberikan.
- Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu pertanyaan nomor 16, vaksinasi
ditunda sampai kondisi pasien terkontrol baik
o Untuk Pasien TBC dalam pengobatan dapat diberikan vaksinasi, minimal
setelah dua minggu mendapat Obat Anti Tuberkulosis
- Untuk penyakit lain yang tidak disebutkan dalam format skrining ini dapat
berkonsultasi kepada dokter ahli yang merawat
Kesimpulan:
Dapat diberikan Vaksinasi
Vaksinasi ditunda
Tidak diberikan
Penyintas COVID-19 dapat divaksinasi 3 bulan setelah sembuh. Apabila setelah
dosis pertama sasaran terinfeksi COVID-19 maka dosis pertama vaksinasi tidak perlu
diulang tetap diberikan dosis kedua dengan interval yang sama yaitu 3 bulan sejak
dinyatakan sembuh. Seseorang tidak mengetahui dirinya COVID-19 dan tidak ada
gejala klinik yang dicurigai atau dalam kondisi sehat lalu diberikan vaksin
COVID-19, secara medis tidak ada efek samping yang ditimbulkan.25
26
penerapan perilaku 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
atau hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas)
adalah upaya perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit COVID-
19. 25,26,27
Terkait vaksin COVID-19 akan melindungi kita dalam jangka panjang dan
seberapa ampuh vaksin ini melindungi kita dari penularan, itu masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui rentang periode jangka panjang dari
perlindungan vaksin COVID-19. Efektivitas atau seberapa ampuh suatu vaksin
dapat melindungi dari penularan penyakit dapat dilihat dari hasil uji klinis.
Berdasarkan data hasil uji klinis vaksin yang tersedia terbukti aman dan dapat
menimbulkan kekebalan terhadap COVID-19.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, vaksin tidak 100% membuat
kita kebal terhadap COVID-19. Namun akan mengurangi dampak yang
ditimbulkan jika kita tertular COVID-19. Untuk itu, meskipun sudah divaksinasi,
masyarakat harus tetap menerapkan protocol Kesehatan 5M.25,26,27
27
- Reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh, (myalgia), nyeri
sendi (atralgia), badan lemah, mual dan sakit kepala.
Apabila mengalami reaksi/gejala/keluhan setelah vaksinasi diharapkan untuk tetap
tenang. Segera lapor kepada petugas kesehatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan
yang memberikan layanan vaksinasi atau ke puskesmas terdekat.25,26,28
2.2.5 Prinsip Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
Prinsip dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yaitu:26
1. Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan
yang memiliki kompetensi.
2. Pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan
imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya;
3. Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum
dilakukan pemberian vaksinasi;
4. Menerapkan protokol kesehatan; serta
5. Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam
mendeteksi kasus dan analisa dampak.
28
Prioritas yang akan divaksinasi menurut Roadmap WHO Strategic
Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) adalah;
1. Petugas kesehatan yang berisiko tinggi hingga sangat tinggi untuk
terinfeksi dan menularkan SARS-CoV-2 dalam komunitas.
2. Kelompok dengan risiko kematian atau penyakit yang berat (komorbid).
Indikasi pemberian disesuaikan dengan profil keamanan masingmasing
vaksin.
3. Kelompok sosial / pekerjaan yang berisiko tinggi tertular dan
menularkan infeksi karena mereka tidak dapat melakukan jaga jarak
secara efektif (petugas publik).
2. Pendataan Sasaran
Pendataan sasaran penerima vaksin dilakukan secara top-down melalui
Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 yang bersumber dari
Kementerian/Lembaga terkait atau sumber lainnya meliputi nama, Nomor Induk
Kependudukan, dan alamat tempat tinggal sasaran. Melalui Sistem Informasi Satu
Data Vaksinasi COVID-19 dilakukan penyaringan data (filtering) sehingga
diperoleh sasaran kelompok penerima vaksin COVID-19 sesuai kriteria yang telah
ditetapkan. Penentuan jumlah sasaran per kelompok penerima vaksin dilakukan
melalui pertimbangan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (KPC-PEN). Penetapan jumlah sasaran per kelompok penerima vaksin
untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan menjadi dasar dalam penentuan
alokasi serta distribusi vaksin dan logistik vaksinasi dengan juga
mempertimbangkan cadangan sesuai kebutuhan.26
3. Pendataan dan Penetapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pelaksana
Pelayanan Vaksinasi COVID-19
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi pelaksana pelayanan vaksinasi
COVID-19 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Memiliki tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19;
b) Memiliki sarana rantai dingin sesuai dengan jenis Vaksin COVID-
19 yang digunakan atau sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
c) Memiliki izin operasional Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau
29
penetapan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak dapat memenuhi persyaratan
poin 2 dapat menjadi tempat pelayanan vaksinasi COVID-19 namun dikoordinasi
oleh puskesmas setempat.26
4. Prinsip Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
Prinsip dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yaitu:
1. Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat
atau bidan yang memiliki kompetensi.
2. Pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19 tidak menganggu
pelayanan imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya;
3. Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran
sebelum dilakukan pemberian vaksinasi;
4. Menerapkan protokol kesehatan; serta
5. engintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama
dalam mendeteksi kasus dan analisa dampak.26
Alur Pelayanan Vaksinasi COVID-19
30
b) Menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan hand sanitizer
c) Jarak antar meja 1-2 meter
d) Menyediakan tempat duduk sebelum vaksinasi dan 30 menit sesudah
vaksinasi untuk memantau terjadinya KIPI
e) Mengikuti alur pelayanan berikut:
Meja 1:
a. Petugas memanggil sasaran penerima vaksin sesuai nomor urut
kedatangan
b. Petugas memastikan sasaran sesuai E-KTP
c. Petugas melakukan verifikasi data melalui aplikasi P-care
Meja 2: Skrining Pasien
a. Meja ini diisi oleh dokter
b. Dokter melakukan anamnesa dan identifikasi komorbid pada sasaran
sesuai blanko skrining COVID-19
c. Dokter melakukan pemeriksaan fisik sederhana dan cek gula darah
sewaktu bila diperlukan
d. Data skrining di input pada aplikasi P-care, Aplikasi akan
mengeluarkan rekomendasi hasil skrining.
e. Sasaran menandatangani informed consent untuk persetujuan
penyuntikan vaksin
f. Sasaran yang layak vaksin, lanjut ke meja 3.
Meja 3: Pemberian vaksin
a. Vaksin yang diberikan yaitu vaksin sinovac. Diberikan oleh
vaksinator (dokter/perawat/bidan) secara IM dengan dosis 0,5 ml
sesuai prinsip penyuntikkan yang aman. Vaksin diberikan dalam
jumlah 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jadwal pemeberian hari ke 0
dan 14
b. Petugas mengikuti Langkah dan prosedur penyuntikan vaksin
COVID-19 sebagai berikut :
- Pengambilan vaksin dengan cara memasukkan jarum ke
dalam vial vaksin dan memastikan ujung jarum selalu berada
dibawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara yang
31
masuk ke dalam spuit.
- Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam
spuit dan keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat
suntik dan mendorong torak sampai sklala 0,5 ml, kemudian cabut
jarum dari vial.
- Bersihkan kulit tempat pemberian suntikaan dengan alcohol swab
dan tunggu hingga kering
- Untuk penyuntikkan IM tidak perlu dilakukan aspirasi terlebih
dahulu
- setelah vaksin disuntikkan secara IM, jarum suntik ditarik keluar,
kemudian ambil alcohol swab lalu tekan pada bekas suntikan. Jika
terjadi perdarahan, kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan
sehingga darah berhenti.
- buang alat suntik habis pakai ke dalam safety box tanpa menutup
Kembali jarum
c. Petugas memasukkan nama vaksin dan nomor batch vaksin yang
diberikan kepada sasaran aplikasi PCare ataupun manual. Bila,
manual tuliskan nama vaksin dan nomor batch vaksin pada sebuah
memo. Memo diberikan kepada sasaran untuk diserahkan kepada
petugas di meja 4.
Meja 4: Pencatatan dan Observasi
a. Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi Pcare
b. Bagi sasarn yang ditunda pemberian vaksinnya dilaporkan dijadwalkan
ulang melalui aplikasi PCare
c. Sasaran di Observasi selama 30 menit untuk Memonitor kemungkinan
KIPI
d. Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19
e. Petugas encetak kartu vaksinasi dari aplikasi PCare dan diberikan kepada
sasaran.
32
BAB 3
ANALISIS SITUASI
33
3.2 Kondisi Demografis dan Sasaran Puskesmas
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kuranji pada tahun 2020
adalah sebanyak 29.639 jiwa dengan luas wilayah ±13.1 km2, adapun distribusi
kependudukan menurut kelurahan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Puskesmas Kuranji
Tahun 2020
Tabel 3.2 Jumlah Kepala Keluarga (KK) per Kelurahan di Puskesmas Kuranji
Tahun 2020
No Kelurahan Jumlah KK
1 Korong Gadang 4.1.76
2 Kalumbuk 2.288
Jumlah 6.464
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
34
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa jumlah KK terbanyak pada
Kelurahan Korong Gadang yaitu 4.176 kepala keluarga.
Tabel 3.3 Jumlah RT dan RW per Kelurahan di Puskesmas Kuranji Tahun 2020
No Kelurahan RT RW
1 Korong Gadang 71 16
2 Kalumbuk 28 8
Jumlah 99 24
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa jumlah RT dan RW di
wilayah kerja Puskesmas Kuranji terbanyak pada Kelurahan Korong Gadang
tahun 2020 yaitu sebanyak 71 RT dan 16 RW.
Jumlah distribusi sasaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kuranji
tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Jumlah Sasaran Pelayanan Kesehatan per Kelurahan di Puskesmas
Kuranji Tahun 2020
7 Batita (0-2 Thn) 496 488 984 267 256 523 1.507
8 Balita (0-4 Thn) 823 803 1.626 443 421 864 2.490
9 Anak Prasekolah 357 360 717 192 188 380 1.097
10 Anak Balita (1-4 Thn) 655 635 1.290 352 332 684 1.974
35
1 2 3 4 5 6 7 8 9
11 Anak Usia Kls I SD 166 162 329 89 85 174 503
(7 Th)
12 Anak Usia Kls II SD 166 161 327 89 85 174 501
(8 Th)
13 Anak Usia Kls III SD 164 160 324 89 84 173 497
(8 Th)
14 Anak SD (7-12 Th) 979 949 1.928 527 497 1.024 2.952
15 Usia 18+ Tahun 6.617 6.739 13.356 3.557 3.527 7.084 20.440
Usia Belum Produktif 2.472 2.410 4.882 1.330 1.261 2.591 7.473
16 (0-14 Tahun)
17 Usia 15 Tahun Keatas 7.172 7.309 14.481 3.856 3.828 7.684 22.165
18 Usia Produktif (15-59 6.499 6.546 13.045 3.494 3.427 6.921 19.966
Tahun)
Usia Tidak Produktif
19 (65+Tahun) 383 452 835 206 237 443 1.278
20 WUS (15-39 Th) 4.398 2.303 6.701
21 WUS (15-49 Th) 5.641 2.954 8.595
22 Wanita Usia 30-50 Th 2.712 1.420 4.132
23 Lansia (60+ Th) 674 764 1.438 362 400 762 2.200
24 Lansia Risti (70+ Th) 187 251 438 100 132 232 670
25 PUS 3.406 2.294 5.700
26 BUMIL 366 191 557
27 BULIN/ BUFAS 349 183 532
28 Kelahiran Hidup 337 178 515
29 Target DM 172 176 348 92 92 184 532
30 Target HT 1.368 1.502 2.870 1.036 926 1.962 4.832
31 Target IVA 1.085 569 1.654
32 Target Pneumonia 32 31 64 17 16 34 97
36
1 2 3 4 5
18 Panti Sosial 0 1 1
19 TPM 59 4 108
20 TTU 40 27 57
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Persebaran posyandu di dua kelurahan wilayah kerja Puskesmas Kuranji
yaitu Kelurahan Kodrong Gadang terdapat 17 posyandu, dan kelurahan Kalumbuk
12 Posyandu. Jumlah posyandu yang ideal menurut Departemen Kesehatan RI,
yaitu 1 posyandu untuk 100 balita atau lansia. Dengan jumlah posyandu 29 pos
se-wilayah Puskesmas Kuranji dan jumlah bayi dan balita sebanyak 2.489 maka 1
posyandu diasumsikan melayani 85 orang bayi/balita. Untuk posyandu lansia
yang berjumlah 28 buat untuk otta; lansia sebanyak 2.200 orang, artinya satu
posyandu lansia untuk 79 lansia. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
jumlah posyandu balita dan pnsyandu lansia di Puskesmas Kuranji sudah ideal.
37
8 S1–Kesehatan Masyarakat (gizi) 1 orang 1 -
38
serta peribadatan penduduk berjalan dengan baik. Suku terbanyak di wilayah
kerja adalah suku Minang. Adapun mata pencaharian penduduk antara lain :
Tabel 3.6 Distribusi Penduduk per Kelurahan Menurut Mata Pencaharian Tahun
2020
Jenis Mata Kelurahan
No Jumlah
Pencaharian Korong Gadang Kalumbuk
1 PNS 3809 1956 5765
2 Swasta 2688 1254 3942
3 Wiraswasta 2056 1345 3401
4 Tani 875 122 997
5 Buruh 914 957 1871
6 Nelayan 5 0 5
7 Pensiunan 561 307 868
8 Pedagang 2703 1507 4210
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk mayoritas
adalah sebagai PNS dan yang paling sedikit sebagai nelayan.
Adapun distribusi Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Kuranji adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Distribusi Penduduk per Kelurahan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun
2020
Kelurahan
No Tingkat Pendidikan Korong Jumlah
Kalumbuk
Gadang
1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 1103 2039 3142
2 Tidak/Belum Tamat SD 452 840 1292
3 Sekolah Dasar 1062 1973 3035
4 Sekolah Menengah Pertama 1355 2518 3873
5 Sekolah Menengah Atas 2783 5173 7956
6 Sekolah Menengah Atas Kejuruan 1591 2957 4548
7 Diploma I/II/III 480 891 1371
8 Universitas 1424 2649 4073
39
Jumlah 10250 19040 29290
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
penduduk yang terbanyak adalah sekolah menengah atas adalah 7956 jiwa.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan masyarakat. Keluarga yang berpendidikan rendah pada umumnya
pasrah bila gangguan kesehatan sudah berat, sehingga pencarian upaya
kesehatan sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Orang yang berpendidikan
tinggi mempunyai peluang yang lebih tinggi untuk memanfaatkan pelayanan
kesehtan ibanding dengan yang berpendidikan rendah.
40
3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kuranji tahun 2020
41
3.7 Visi, Misi, Tujuan, Tata Nilai, dan Motto Puskesmas
3.7.1 Visi Puskesmas Kuranji
Adapun visi puskesmas kuranji adalah sebagai berikut: “
Terwujudnya Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji yang Sehat,
Mandiri dan Madani untuk Mencapai Kecamatan Kuranji Sehat”
42
6. Inovatif : Selalu berupaya mengembangkan program dan
inovasi untuk mencapai hasil optimal
43
3.8 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Pencapaian SPM Puskesmas Kuranji tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Capaian Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Kuranji tahun 2020
Yang
Yang
mendapatkan Capaian
No Jenis Pelayanan Sasaran SPM (%) mendapatkan GAP
pelayanan sesuai (%)
pelayanan
standar
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 557 100 371 370 99,7 -0,3
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 530 100 371 312 84,1 -15,9
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 507 100 373 355 95,1 -4,9
4 Pelayanan kesehatan balita 2490 100 1371 1232 89,7 -10,3
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan 4329 100 2391 2391 100 0
Dasar
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 19.666 100 8783 8783 100 0
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 2200 100 1082 386 35,7 -64,3
8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 4832 100 1027 804 78,2 -21,8
9 Pelayanan kesehatan penderita DM 377 100 298 127 42.6 -57,4
10 Pelayanan kesehatan orang dengan 62 100 65 60 92,3 -7,7
gangguan jiwa berat
44
1 2 3 4 5 6 7 8
11 Pelayanan kesehatan orang terduga TBC 771 100 248 203 81,9 -18,1
12 Pelayanan kesehatan orang dengan resiko 676 100 296 296 100 0
terinfeksi HIV
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
45
Pada tabel 3.9 menunjukkan bahwa hanya 3 indikator dari 12 indikator yang
telah mencapai target 100%. Capaian target terendah adalah pelayanan kesehatan
pada usia lanjut, yaitu 35,7%, kemudian diikuti oleh pelayanan kesehatan pada
penderita DM dan hipertensi.
Menurut wawancara dengan kepala Puskesmas Kuranji, jumlah capaian
yang rendah dari target disebabkan terbatasnya kegiatan Posyandu lansia yang
dilakukan, serta terbatasnya kunjungan penderita DM dan Hipertensi pada masa
pandemi ini. Sejak pandemi kegiatan Posyandu Lansia ditiadakan dan berfokus
pada kegiatan sweeping atau kunjungan rumah. Penderita DM dan hipertensi takut
untuk mengambil obat dan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas.
Target Pencapaian
Program Promkes Sasaran
No (%) Kum /Abs % Keterangan
1 Penyuluhan
Tercapai
Dalam Gedung Luar 96 100 103 107
Tidak tercapai
Gedung 543 100 336 61.88
2 Cakupan D/S 2490 85 1486 59,70 Tidak
Tercapai
3 Keluarga Siaga 2 100 2 100 Tercapai
4 Pembentukan 0 1 0 0 Tidak
Poskestren Tercapai
5 Rumah Tangga yang 3568 60 1796 50,34 Tidak
ber-PHBS Tercapai
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
46
Dari tabel 3.10 dapat dilihat beberapa target yang belum tercapai yaitu
penyuluhan luar gedung, cakupan D/S dan Rumah Tangga ber-PHBS.
47
Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa cakupan kegiatan kesling semua
program tidak tercapai, ditandai dengan masih banyaknya yang tidak memenuhi
syarat terutama pada sampah yang memenuhi syarat hanya 42,38%.
3.9.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana
Program Kesehatan Ibu dan Anak mencakup pemberian pelayanan
kesehatan terhadap Ibu dan Anak seperti pemeriksaan dan pengawasan terhadap
ibu hamil dan menyusui, pemeriksaan dan pengawasan terhadap neonatus, bayi
dan balita dan pelayanan Keluarga Berencana. Berikut ini hasil pencapaian
program Kesehatan Ibu dan Anak beserta KB:
1. Kesehatan Ibu
Adapun pencapaian program kesehatan Ibu pada tahun 2020 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.11 Pencapaian Program Kesehatan Ibu Pada Puskesmas Kuranji
Pencapaian per
Kelurahan (%)
Target PKM
No Indikator Sasaran Korong Kalumbuk GAP
(%)
Gadang
1 Kunjungan K1 557 100 72,95 59,68 68,40 -31,6
2 Kunjungan K4 473 100 68,57 62,82 66,66 -33,34
4 Bumil Resti 111 100 58,90 81,5 66,67 -33,33
3 Persalinan
Oleh Tenaga 530 100 70,11 69,78 70 -30,00
Kesehatan
4 Kunjungan KF 530 90 68,39 65,38 67,35 -32,65
Lengkap
5 Kematian Ibu - - 0 0 0
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.12 diketahui bahwa seluruh pencapaian program KIA tidak
mencapai target.
48
2. Kesehatan Anak
Adapun pencapaian program kesehatan Anak adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Pencapaian Program Kesehatan Anak Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Pencapaian per Kelurahan (%)
Sasaran
No Indikator Target Puskesmas GAP
Kalumbuk
Korong
gadang
Jml (%) Korong Gadang Kalumbuk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Cakupan
1 Bayi Lahir Hidup 348 182 530 100 243 69,83 130 71,43 373 70,38 -29,62
Cakupan KN
2 Lengkap 334 175 509 100 236 70,66 123 70,29 359 70,53 -29,47
Cakupan Neonatus
dgn Komplikasi
3 yang ditangani 52 27 79 100 3 100,00 14 100,00 17 100,00 0
Cakupan Kunjungan
4 bayi sesuai standar 332 175 507 95 257 77,41 142 81,14 399 78,70 -16,3
49
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 Cakupan Kunjungan
anak balita sesuai
standar 1289 684 1982 100 848 65,79 384 56,14 1232 62,16 -37,84
6 Cakupan DDTK
Apras 2 kali 717 380 1097 100 436 60,81 219 57,63 655 59,71 -40,29
7 Kematian Bayi Kelainan
- - - - - - 1 - 1 Jantung
8 Kematian Balita - - - - - - -
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
50
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hanya satu program
kesehatan anak yang mencapai target, yaitu cakupan neonatus dengan komplikasi
yang ditangani.
3. Program KB
Adapun pencapaian program keluarga berencana cakupan peserta KB aktif
tahun 2020 adalah sebagai berikut:
62.
6
6 59.9
55.6
5
Gambar 3.3 Grafik Cakupan Peserta KB Aktif Puskesmas Kuranji Tahun 2020
51
(BB/U)
1 2 3 4 5 6 7
2 Balita Stunting (TB/U) 2490 28% 7,9 3,6 6,3
3 Balita Wasting (BB/TB) 2490 9.50 5 5,6 5,2
%
4 Ibu Hamil Anemia 557 28% 14,8 15,7 15,2
5 Bayi BBLR 515 8% 0,7 2,5 1,1
6 Bayi usia < 6 Bulan 515 50% 87,7 89 88,2
mendapatkan ASI
Eksklusif
7 Bayi Usia 6 bulan 515 50% 82 86 83,3
mendapat Asi Eklusif
8 Ibu hamil mendapat 557 98% 68,6 62,8 66,6
TTD min 90
tabelt selama hamil
9 Bumil KEK Mendapat 557 95% 100 100 100
PMT
10 balita Kurus mendapat 557 90% 100 100 100
PMT
11 Remaja Putri mendapat 409 30% 50 50 50
TTD
12 Bayi yang Mendapat 515 50% 69,8 71,4 70,4
IMD
13 Balita yang di timbang 2490 85% 58,6 62,1 59,7
Berat badannya D/S
14 Balita yang mempunyai 2490 80% 95,3 97,8 96,1
Buku KMS
15 balita yang di timbang 2490 90% 85,8 81,8 84,4
berat badan N/D
16 Balita yang datang 2 T 2490 45% 9,3 10,7 9,8
17 Balita 6 - 59 Bulan 2278 90% 92,1 92 92
Vitamin A
52
18 Ibu Nifas mendapat 532 98% 70,1 69,8 70
kapsul Vitamin A
1 2 3 4 5 6 7
19 Rumah tangga konsumsi 100 90% 97,5 96,6 97,1
garam Beryodium
20 PENIMBANGAN 0.8 1.25 1.09
MASAL(BB/U)
Buruk
Kurang 2.41 4.69 3.85
Normal 93.31 91.56 92.20
Lebih 3.48 2.50 2.86
PENIMBANGAN 1.07 2.27 1.83
MASAL (TB/U)
Sangat Pdk
Pendek 2.54 5.71 4.54
Normal 92.90 90.38 91.31
Tinggi 2.81 1.17 1.78
PENIMBANGAN 0.80 1.02 0.94
MASAL (BB/TB)
Sangat Krs
Kurus 4.82 3.99 4.29
Normal 89.29 89.68 89.54
Gemuk 0.13 0.63 0.44
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Berdasarkan tabel diketahui indikator program perbaikan gizi telah
mencapai target.
53
Tabel 3.14 Pencapaian Program Imunisasi Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Cakupan
No Kegiatan Sasaran Target
ABS %
1 HB O 506 95% 362 71,54
2 BCG 506 95% 363 71,74
3 POLIO 1 506 95% 363 71,74
4 DPT HIB 1 506 95% 359 70,95
5 POLIO 2 506 95% 359 70,95
6 DPT HIB 2 506 95% 354 69,96
7 POLIO 3 506 95% 354 69,96
8 DPT HIB 3 506 95% 349 68,97
9 POLIO 4 506 95% 349 68,97
10 IPV 506 95% 109 21,54
11 CAMPAK 506 95% 346 68,38
12 IDL 506 95% 346 68,38
13 BOSTER DPT HIB 1015 50% 164 16,16
14 BOSTER CAMPAK 1015 50% 182 17,93
MR
15 BIAS DT 0 100% 0 0,00
16 BIAS MR 0 90% 0 0,00
17 BIAS Td 0 100% 0 0,00
18 TT 2+ 563 90% 237 42,10
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.15 diketahui seluruh indikator program imunisasi
tidak mencapai target.
3.9.5.2 Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
1. P2 TB
Penjaringan kasus TB Paru di Puskesmas Kuranji dilakukan secara pasif
dan aktif baik melalui penemuan tersangka penderita yang berobat ke Puskesmas
ataupun yang terjaring di lapangan dengan bantuan kader TB Puskesmas. Selain
itu semua kontak penderita BTA+ dengan gejala yang sama juga dijaring sebagai
54
suspek untuk diperiksa dahaknya. Target dan Realisasi suspek dan BTA+
pertriwulan selama tahun 2020 tercantum pada Tabel di bawah ini:
Tabel 3.15 Capaian Kegiatan Program TB Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Target Realisasi
Suspek BTA + Suspek BTA + % BTA +
771 77 200 11 14,28
Berdasarkan tabel 3.16 diketahui % BTA (+) terhadap suspect 14,28%
2. P2 Rabies
Selama tahun 2020 terdapat 7 kasus rabies menurun jika dibandingkan
tahun 2019. Dari 7 kasus rabies, yang diberika VAR berjumlah 5 orang.
3. P2 Demam Berdarah dengue
Kasus demam berdarah dengue atau DBD diwilayah kerja Puskesmas
Kuranji pada tahun 2020 berjumlah 14 orang. Kasus terbanyak ada pada
kelurahan Gadang.
55
4. P2 ISPA
Kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) atau ILI (Influensa Like
Illness) di Puskesmas Kuranji masih menempati urutan teratas dari 10 penyakit
terbanyak pada tahun 2020. Tercatat sebanyak 65 kunjungan balita dengan kasus
ISPA. Sementara hanya 9 orang (13,84%) kasus pneumonia ditemukan dari target
115 kasus.
5. P2 Diare
Kasus diare Puskesmas Kuranji Tahun 2020 berjumlah 92 kasus.
Kelurahan Korong Gadang sebanyak 66 kasus, kalumbuk 26 kasus.
6. P2 Campak
Pada tahun 2020 terdapat 5 pasien suspek campak. 5 pasien tersebut
berdomisili di kelurahan Korong gadang.
7. P2 Difteri
Selama tahun 2020 tidak ditemukan kasus difteri di wilayah kerja
Puskesmas Kuranji.
8. P2 Filariasis
Pemberian Obat cacing umur 1-12 tahun dalam rangka eliminasi penyakit
Filariasis dilaksanakan di TK, SD dan Posyandu. untuk puskesmas Kuranji di
laksanakan di 18 TK/PAUD, 14 SD dan 29 Posyandu. Namun, pada tahun 2020
tidak dilaksanakan pemberian obat cacing dikarenakan pandemi COVID-19.
9. P2 HIV
Berikut capaian pemeriksan VCT dan sasaran HIV Puskesmas Kuranji
Tahun 2020 adalah 295 ( 52,96%) dari target 557 orang.
10. P2 Malaria
Selama tahun 2020 tidak ada kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji.
11. P2 COVID
Corona Virus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh Novel Corona Virus (2019-nCoV) atau yang dinamakan SARS-
CoV-2 yang merupakan virus jenis baru yang belum pernah di identifikasi
sebelumnya pada manusia. Tanda dan gejala umum infeksi COVID 19 antara lain
: gejala gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk dan sesak nafas hingga
56
pada kasus yang berat menyebabkan Pneumonia, Sindrom penafasan akut, gagal
ginjal bahkan kematian. Manifestasi klinisnya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari
setelah terjadi pejanan. Hingga saat ini masih di yakini bahwa transmisi penularan
Covid- 19 adalah melalui droplet dan kontak langsung, kecuali bila tindakan
medis yang memicu terjadi aerosol (misalnya: resusitasi jantung paru,
pemeriksaan gigi, pemeriksaan THT, nebulizer dan pengambilan swab) dapat
memicu terjadinya risiko penularan airborne.
Penambahan dan penyebaran kasus COVID-19 secara global berlangsung
cukup cepat. Pada tgl 28 Maret 2020 WHO Risk Assesment memasukan dalam
kategori Very High dimana saat itu telah dilaporkan total temuan kasus infeksi
sebesar 571.678 kasus dengan total kematian 26.494. Kasus konfirmasi COVID-
19 di Indonesia pertama kali di temukan pada 2 Maret 2020, kasus ini terus
bertambah, hingga pada tanggal 3 Mei 2020 total kasus positif sebanyak 11.192
kasus, 1.876 kasus sembuh dan 845 kasus meninggal.
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO secara
nasional melalui keputusan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.
9A Tahun 2020 di perbaharui melalui keputasan No 13A Tahun 2020 telah
ditetapkan status keadaan tertentu Darurat Bencana wabah penyakit akibat Virus
Corona di Indonesia. Selanjutnya dengan memperhatikan Eskalasi dan perluasaan
wilayah terdampak, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun
2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan
penanganan COVID-19, serta KEPPRES No. 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di perbaharui dengan KEPPRES
No. 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan Bencana Non Alam penyebaran COVID-
19 sebagai Bencana Nasional. Berikut hasil kegiatan P2 Covid di Puskesmas
Kuranji selama tahun 2020:
57
Trend Konfirmasi Covid19 Bulan Maret – Desember Tahun
207
69
49 41
12 23
0 2 2 4
MARET APRIL MEI JUL AGUS SEPT OKT NOV DES
JUN
Jumlah
58
Kegiatan vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Kuranji telah
dilaksanakan sejak bulan Februari 2021. Hingga Juni 2021 ini, telah
memasuki tahap ketiga. Dengan data capaian vaksinasi COVID-19 hingga
bulan Juni 2021 dapat dilihat pada tabel 3.17 di bawah ini.
59
Pemberantasan Penyakit Tidak menular
6000
4832
5000
4000
3.9.6 Perkesmas
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
merupakan salah satu upaya puskesmas yang mendukung peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dengan memadukan ilmu/ praktik
keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta
aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
60
Lainnya 4
Stroke 3
Osteoarthritis
1
Diabetes 4
Melitus 10
8
Hipertensi
7
Gangguan Jiwa
Lansia Risti 8
Penyakit 0
Menular 1
Masalah Gizi 3
0 2 4 6 8 10 12
61
3.9.7 Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
Adapun pencapaian program PIS-PK Puskesmas Kuranji Tahun 2020 seperti tabel berikut ini:
Tabel 3.18 Hasil Intervensi Lanjut PIS-PK Puskesmas Kuranji Tahun 2020
Fokus Sasaran Target Update Jumlah % Entrian Validasi IKS Intervensi Lanjut IKS
2020 IKS Sasaran dikunjungi kunjungan aplikasi entrian sehat Prasehat Tidak 2020
sehat
Korong 4176 0,35 4170 2138 51,27 4176 102 1621 2337 213 0,38
Gadang (100%) (2,44) (38,87) (56,04) (5,10)
Kalumbuk 2288 0,35 2285 1430 62,58 2288 0 972 1255 58 0,42
(100%) (45,23) (54,92) (2,53)
Puskesmas 6464 0,35 6455 3568 55,27 6464 102 2593 3592 271 0,40
(100%) (1,56 (40,17) (55,64) (4,19)
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
62
Berdasarkan tabel 3.17 diketahui bahwa ada sekitar 4,19% keluarga di
wilayah Puskesmas Kuranji tidak sehat. Permasalahan per indikator dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.19 Pencapaian Indikator PIS-PK Puskesmas Kuranji Tahun 2020
No Indikator Korong Kalumbuk Puskesmas
Gadang
1 Keluarga mengikuti KB 58,76 73,59 63,86
2 Persalinan ibu du Fasilitas 100 100 100
pelayanan kesehatan
3 Bayi mendapatkan imunisasi 86,95 84,02 85,89
dasar
4 Bayi mendapatkan ASI 85,97 88,74 86,96
eksklusif
5 Pertumbuhan balita dipantau 82,11 85,82 83,46
6 Penderita TB paru yang berobat 78 68,96 74,68
sesuai standar
7 Penderita HT berobat teratur 75,27 73,43 74,62
8 Penderita gangguan jiwa berat 61,53 70,58 65,11
diobati teratur
9 Anggota keluarga Tidak ada 47,02 40,91 44,86
yang merokok
10 Keluarga sudah menjadi 80,23 73,65 77,90
anggota JKN
11 Keluarga memiliki 98,70 99,25 98,90
akses/menggunakan sarana air
bersih
12 Keluarga memiliki akses 89,08 98,42 92,39
menggunakan jamban sehat
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kuranji Tahun 2020
63
Berdasarkan tabel 3.19 diketahui bahwa ada 4 indikator PIS-PK
yang belum mancapai target. Pada tahun 2020 telah dilaksanakan
monitoring evaluasi PIS-PK di dua kelurahan dengan metode sampling.
64
terdapat di sekolah tersebut. Kegiatan ini dilakukan 1 kali dalam setahun.
Selain itu pelaksanaan Posbindu PTM juga ada yang bersifat tentative,
seperti jika sedang ada pelaksaan program puskesmas di perkantoran
ataupun cakupan wilayah kerja puskesmas kuranji maka akan dilaksanakan
juga program skrinning PTM.
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Kuranji, yaitu:
a. Posbindu dilaksanakan rutin 1x/bulan, namun semenjak COVID-19,
Posbindu terakhir terlaksana pada bulan Maret 2020. Selama bulan
April – Juli 2020 program Posbindu tidak aktif terlaksana. Posbindu
ini baru kembali dijalankan pada bulan Agustus 2020
b. Pelaksanaan Posbindu dimasa pandemi COVID-19 dimulai dari
Agustus 2020 tidak dilakukan oleh masing-masing posbindu per
kelurahan melainkan berintegrasi dengan PIS-PK untuk melakukan
skrinning dari rumah ke rumah.
c. Pada pelaksanaan Posbindu PTM terdapat tenaga dari puskesmas
sebannyak 2 orang dan dibantu oleh kader terlatih. Selama masa
pandemi dikarenakan persyaratan kader harus sesuai dengan protokol
kesehatan, maka tidak semua kegiatan dibantu oleh kader tersebut.
d. Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan di masjid, lapangan futsal,
kantor lurah, dan lapangan terbuka menyesuaikan dengan waktu
pelaksanaan. Posbindu PTM juga dilaksanakan di kantor – kantor,
ataupun sekolah wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Salah satu
contohnya adalah SMPN 28
e. Kegiatan Posbindu PTM diawali dengan pendaftaran atau registrasi,
selanjutnya dilakukan wawancara kepada masyarakat terkait faktor
risiko penyakit tidak menular.
f. Dilakukan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, indeks
masa tubuh, lingkar perut, pemeriksaan tekanan darah, dan
pemeriksaan gula darah sewaktu.
g. Hasil pemeriksaan kemudian disesuaikan dengan rentang nilai normal
dan dilakukan identifikasi faktor risiko.
h. Warga yang memiliki risiko dan memiliki keluhan akan dilakukan
65
edukasi untuk pergi memeriksaan diri ke Puskesmas, selain itu warga
tetap diberikan lembaran KIE untuk promosi kesehatan. Kegiatan
Posbindu PTM di Puskesmas Kuranji juga mengadakan penyuluhan
terkait diet makanan seimbang, berhenti merokok dan rutin aktifitas
fisik pada masyarakat yang datang ke Posbindu PTM.
Definisi Operasional :
Persentase usia produktif umur (15 -
49 tahun) yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar di
wilayah kerja dalam satu tahun
Definisi Operasional :
Persentase penderita Hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di wilayah kerja dalam
satu tahun
3 PENGENDALIAN PTM 100% 79%
Cakupan pelayanan kesehatan
penderita Diabetes Melitus
Definisi Operasional :
Persentase penderita Diabetes
Meletus yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah
kerja dalam satu tahun
66
BAB 4
PEMBAHASAN MASALAH
67
4.2 Penentuan Prioritas Masalah
68
Tabel 4.2 Daftar Prioritas Masalah di Puskesmas Kuranji Januari 2020- Juni 2021
No Masalah Urgensi Intervensi Biaya Mutu Total Ranking
1. Vaksinasi 4 4 4 3 15 1
COVID-19 pada
lansia
2. Pelayanan 2 2 3 4 11 3
kesehatan pada
usia lanjut
3. Cakupan 3 4 4 3 14 2
penjaringan TB
a Urgensi : 4 (Penting)
Usia lanjut merupakan kelompok yang rentan terhadap infeksi COVID-19
dan risiko kematian yang tinggi jika sudah terinfeksi virus tersebut. Hal ini
sesuai dengan data tingkat kematian individu berusai > 60 tahun akibat
COVID-19 sebesar 48,1% dan paling tinggi dibandingkan dengan kelompok
usia lainnya. Selain itu, berdasarkan data Satgas Covid Kota Padang,
Kecamatan Kuranji merupakan wilayah dengan kasus konfirmasi COVID-19
tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya, dan seluruh kelurahan di
Kecamatan Kuranji sudah pernah ditemukan kasus terkonfirmasi positif
COVID-19.
Saat ini, vaksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin Sinovac dan
AstraZeneca. Penelitian dalam skala besar yang dilaksanakan di Chile terkait
efektifitas penggunaan vaksin Sinovac ini menunjukkan bahwa vaksin ini
65,9% dapat mencegah COVID-19 bergejala, 87,5% mencegah rawat inap
akibat COVID-19, 90,3% mencegah masuk ICU akibat COVID-19, dan
86,3% efektif untuk mencegah kematian akibat COVID-19. Tetapi untuk
efektifitas mencegah terinfeksi dan tertular COVID-19 belum ada data sampai
saat ini. Sementara itu, penelitian di Indonesia vaksin Sinovac 94% mencegah
dari infeksi virus penyebab COVID-19. Perlindungan ini terjadi sejak 7 hari
setelah vaksin kedua diberikan. Sedangkan menurut penelitian di Inggris
terjadi penurunan risiko terinfeksi COVID-19 sebesar 79% setelah
mendapatkan dosis kedua vaksin AstraZeneca dan menurunkan risiko terkena
COVID-19 bergejala sebesar 92%.
69
Varian virus penyebab COVID-19 yang telah ditemukan di Indonesia saat
ini adalah varian B.1.1.7 (alpha), B.1.351 (beta), dan B. 1.617.2 (Delta).
Diantara kedua vaksin yang sudah digunakan di Indonesia saat ini, data terkait
efektifitas vaksin untuk varian tersebut yang terbukti efektif dari data WHO
adalah vaksin AstraZeneca. Tetapi, hal ini akan dicapai jika telah
mendapatkan vaksinasi ke-2. Untuk vaksin sinovac sampai saat ini sudah
terbukti dapat menetralisir varian alpha dan beta, tetapi belum ada data untk
efektifitas terhadap varian delta. Meskipun demikian, berdasarkan keterangan
kementrian kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa semua vaksin tersebut
sama baiknya, dan sudah lolos uji klinis tahap 3 serta masuk daftar vaksin
yang disarankan oleh WHO.
70
c Biaya :4 (Murah)
Optimalisasi vaksinasi COVID-19 melalui kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat termasuk murah karena hanya memerlukan dana untuk percetakan
leaflet, kartu informasi whatsapp, sedangkan pembuatan video edukasi dan
akun aplikasi whatsapp business tidak memerlukan biaya .
d Mutu : 3 (Sedang)
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran vaksinasi COVID-19 pada lansia
dapat meningkatkan mutu kesehatan masyarakat melalui realisasi kegiatan
vaksinasi. Hal ini akan berpengaruh dalam mengurangi penularan COVID-19,
gejala yang lebih ringan jika terinfeksi, menurunkan angka kematian, dan
pencapaian mutu pelayanan puskesmas yang lebih baik.
71
pemangku kebijakan, masyarakat, kader, dan petugas puskesmas, sehingga
kegiatan penyuluhan dapat berkoordinasi dengan program tersebut.
c Biaya : 4 (Murah)
72
menyosialisasikan kegiatan posyandu dan mengajak lansia untuk datang ke
posyandu. Dari segi fasilitas, puskesmas masih kekurangan dalam penyediaan
glucocheck untuk posyandu sehingga diperlukan pengadaan glucocheck
tersebut.
c Biaya : 3 (Cukup mahal)
Optimalisasi peningkatan pelayanan kesehatan usia lanjut membutuhkan
biaya cukup mahal. Hal ini karena diperlukan dana yang cukup banyak untuk
biaya pemeriksaan dan pembuatan media promosi kesehatan yang
berkelanjutan.
d Mutu : 4 (Tinggi)
Melalui kegiatan penyuluhan, skrining penyakit pada lansia dan edukasi
melalui video terkait penyakit pada lansia dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan lansia. Hal ini karena, dengan kegiatan skrining lansia
menyadari kondisi kesehatannya, dan disertai dengan materi tersebut semakin
meningkatkan kesadaran pentingnya pencegahan dan pengendalian penyakit
tersebut.
4.3.1 Manusia
Tidak tercapainya target capaian program vaksinasi COVID-19 pada lansia
berkaitan dengan sumber daya manusia yang ada di wilayah kerja Puskesmas
73
Kuranji. Pengetahuan kader yang belum memadai mengenai vaksinasi COVID
sehingga kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terutama lansia mengenai
vaksin COVID-19. Selain itu, rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat mengenai vaksin COVID-19 sehingga rendahnya partisipasi
masyarakat untuk vaksinasi COVID-19. Tingkat pengetahuan masyarakat dinilai
dari hasil wawancara dengan beberapa lansia di Puskesmas Kuranji yang diambil
secara random. Wawancara dilakukan kepada lima orang lansia, dari hasil
wawancara didapatkan bahwa kelima lansia tersebut tidak mengetahui adanya
pelayanan vaksin COVID-19 di Puskesmas Kuranji, empat dari lima orang lansia
mengatakan tidak mau divaksin karena bermacam-macam alasan seperti tidak
diperbolehkan oleh anak, tidak percaya adanya COVID-19, dan adanya penyakit
penyerta sehingga dianggap akan berbahaya jika mendapatkan vaksin COVID-19.
Sementara itu, kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan sebagai
tindakan pencegahan penularan COVID-19 juga masih rendah.
4.3.2 Metode
Terdapat kendala dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 karena
kesulitan mengumpulkan lansia dilihat dari laporan terbaru angka kunjungan
pelayanan kesehatan usia lanjut di puskesmas pada bulan Januari-Mei 2021 serta
kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap program vaksinasi COVID-19.
4.3.3 Sarana
Kendala yang ada pada Puskesmas Kuranji adalah kurangnya pemanfaatan
media elektronik (LCD TV) di puskesmas untuk pemutaran video edukasi
vaksinasi COVID-19.
4.3.4 Lingkungan
Kurangnya dukungan keluarga kepada lansia untuk melakukan vaksinasi
COVID-19 menyebabkan jumlah lansia yang sudah mendapatkan vaksin sedikit
dan masih beredarnya informasi yang tidak benar mengenai vaksin (hoaks) di
masyarakat, yang membuat masyarakat enggan untuk vaksinasi COVID-19.
74
4.4. Diagram Ishikawa
Dari hasil analisis sebab akibat masalah tersebut, maka dapat disimpulkan dalam diagram Ishikawa (diagram tulang ikan/fishbone)
sebagai berikut :
Manusia Sarana
Lingkungan Metode 75
4.5 Alternatif Pemecahan Masalah
4.5.1 Manusia
a. Masalah :
- Pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai manfaat vaksin
COVID-19 sebagai salah satu upaya pencegahan COVID-19.
- Masih rendah kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan
sebagai upaya pencegahan terhadap COVID-19.
- Pengetahuan kader yang belum memadai mengenai vaksinasi COVID-19
sehingga sosialisasi kepada masyarakat terutama lansia mengenai vaksin
COVID-19 belum optimal.
b. Rencana :
- Mengedukasi masyarakat bagaimana pentingnya vaksin dalam usaha
melawan COVID-19, serta bermanfaat untuk mengurangi gejala yang
berat serta dalam menurunkan angka kematian
- Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan
mengenai vaksinasi COVID-19
- Meningkatkan pengetahuan kader mengenai program vaksinasi dari
pemerintah, dan apa saja kriteria orang yang bisa di vaksinasi sehingga
pengetahuan masyarakat terutama lansia dapat meningkat mengenai
vaksin COVID-19 dan mau untuk melakukan vaksinasi.
c. Pelaksana :
Pemegang program promosi kesehatan, penanggung jawab posyandu,
kader Puskesmas Kuranji, dan dokter muda Puskesmas Kuranji.
d. Sasaran :
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kuranji, terutama bagi masyarakat
yang telah memenuhi kriteria untuk di vaksin
e. Target :
- Kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan untuk
pencegahan COVID-19 meningkat
- Meningkatnya angka vaksinasi terutama pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Kuranji
- Terlaksananya promosi kesehatan terkait COVID-19 melalui kader
76
posyandu.
4.5.2 Metode
a. Masalah :
- Sosialisasi kepada masyarakat mengenai program vaksinasi COVID-19
belum optimal.
- Kegiatan vaksinasi terkendala karena kesulitan mengumpulkan lansia
dilihat dari rendahnya angka kunjungan pelayanan kesehatan usia lanjut di
Puskesmas Kuranji pada bulan Januari-Mei 2021.
b. Rencana : Terlaksana penyuluhan mengenai vaksinasi melalui kader
menggunakan media leaflet dan media elektronik (video edukasi)
mengenai vaksinasi COVID-19 sehingga minat lansia untuk
mendapatkan vaksinasi jadi meningkat.
c. Pelaksana : Penanggung jawab promosi kesehatan, penanggung jawab
posyandu, kader posyandu, dan dokter muda Puskesmas Kuranji.
d. Waktu :-
e. Tempat :-
f. Target : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kuranji terutama pada
lansia.
4.5.3 Sarana
a. Masalah : Pemanfaatan media elektronik (LCD TV) untuk pemutaran video
edukasi COVID-19 di Puskesmas Kuranji belum terlaksana.
b. Rencana : Membuat video mengenai edukasi vaksin COVID-19 dan
whatsapp business untuk mempermudah masyarakat mendapatkan
informasi mengenai vaksin COVID-19 dan alur pendaftaran vaksin
COVID-19 di Puskesmas Kuranji
c. Pelaksana : Dokter muda Puskesmas Kuranji.
d. Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kuranji.
e. Waktu : Tentatif
f. Tempat : Tentatif
g. Target : Penambahan jumlah media promosi kesehatan berupa video
edukasi mengenai vaksinasi COVID-19.
77
4.5.4 Lingkungan
a. Masalah :
- Pengetahuan keluarga serumah mengenai vaksin COVID-19 masih
kurang.
- Masih beredarnya informasi yang tidak benar mengenai vaksin COVID-19
(hoaks) di masyarakat sehingga membuat masyarakat enggan untuk
divaksin.
b. Rencana : Meningkatkan pengetahuan vaksin COVID-19 kepada keluarga
serumah melalui kader dan whatsapp business yang dapat diakses
di jam kerja serta mengubah stigma masyarakat mengenai hoaks
yang beredar dengan menggunakan media video edukasi mengenai
fakta dan mitos vaksin COVID-19.
c. Pelaksana : Kader posyandu dan dokter muda Puskesmas Kuranji.
d. Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kuranji.
e. Waktu : Tentatif
f. Tempat : Tentatif
g. Target : Meningkatnya jumlah lansia yang mendapatkan vaksin COVID-
19 di wilayah kerja Puskesmas Kuranji.
78
BAB 5
79
19 agar dapat menyebarluaskan kepada lansia di sekitar wilayah
kerja kader tersebut.
e. Memberikan pretest dan postest kepada kader untuk mengevaluasi
pengetahuan kader sebelum dan sesudah penyampaian materi
penyuluhan mengenai vaksinasi COVID-19.
f. Memanfaatkan media elektronik (LCD TV) yang ada di Puskesmas
Kuranji dan aplikasi chatting berupa penggabungan WhatsApp
Business dan WhatsAuto sebagai wahana penyebarluasan informasi
vaksin COVID-19 dan mengedukasi masyarakat mengenai vaksin
COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Kuranji.
80
membalas secara spesifik dengan otomatis kata kunci/pesan masuk khusus dari
pengirim yang mengaksesnya. Kata kunci pertama untuk menyambut
masyarakat dalam program di Whatsapp ini dapat diatur melalui aplikasi
whatsauto reply tersebut. Kata kunci dan balasan berikutnya diatur melalui
google sheet yang tersinkronisasi dengan whatsapp business ini. Kata kunci
yang digunakan untuk mengakses informasi pada akun whatsapp ini adalah
angka 1-7. Sebagai contoh apabila pengguna whatsapp mengetik angka 1 pada
kolom chat, maka whatsapp ini akan lansung membalas dengan pengertian
vaksinasi. Begitu seterusnya jika pengguna mengetik angka lainnya maka akan
muncul informasi sesuai angka yang diketik oleh pengguna whatsapp
Puskesmas Kuranji.
Selain itu, whatsapp Puskesmas Kuranji juga memfasilitasi pengguna
whatsapp untuk melakukan pendaftaran vaksinasi COVID-19 secara online.
Sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan jadwal vaksinasi
COVID-19 melalui whatsapp. Cara penggunaan dan mengakses fasilitas dari
whatsapp business kemudian ini disosialisasikan kepada masyarakat dan kader
khususnya
5.2.2 Membuat Video Edukasi Mengenai Vaksinasi COVID-19
Video edukasi berisi fakta dan mitos mengenai vaksinasi COVID-19,
penjelasan oleh ahli terkait informasi yang tidak benar mengenai vaksinasi
COVID-19 yang beredar di masyarakat, dan alur pendaftaran vaksinasi COVID-
19 di Puskesmas Kuranji. Video ini ditayangkan pada LCD TV yang tersedia di
ruang tunggu pelayanan poliklinik Puskesmas Kuranji dan di-upload pada gdrive
email Puskesmas Kuranji sehingga diharapkan video tersebut dapat ditonton oleh
seluruh masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji.
Selain itu, bentuk penyebarluasan video ini melalui link gdrive email
Puskesmas Kuranji yang dicantumkan pada pesan pembuka whatsapp business
Puskesmas Kuranji.
81
5.2.3 Sosialisasi Operasional Program sebagai Program Edukasi Berbasis
Online di Masa Pandemi COVID-19
82
5.3 Matriks POA
Tabel 5.1 Matriks POA
Bulan Juni-Juli (Minggu)
No Kegiatan Tujuan Rincian Kegiatan Pelaksana
M2 M3 M4 M1 M2
1. Identifikasi Menetapkan Meninjau laporan tahunan - Dokter muda IKM
masalah dan masalah utama Puskesmas Kuranji tahun - Kepala Puskesmas
menetapkan yang perlu diatasi 2020 dan data pencapaian - Penanggung jawab Upaya
prioritas pelaksanaan vaksinasi Kesehatan Masyarakat dan
masalah di COVID-19 di Puskesmas Keperawatan Kesehatan
wilayah Kuranji tahun 2021 Masyarakat
kerja - Penanggung jawab program
Puskesmas vaksinasi COVID-19
Kuranji
2. Pertemuan Memperkenalkan - Sosialisasi whatsapp - Dokter muda IKM
Internal aplikasi whatsapp business - Kepala Puskesmas
dan video edukasi - Simulasi penggunaan - Penanggung jawab Upaya
sebagai wahana aplikasi whatsapp Kesehatan Masyarakat dan
edukasi mengenai business Keperawatan Kesehatan
vaksinasi COVID- Masyarakat
19
83
- Penanggung jawab
program
3. Pertemuan Memperkenalkan - Sosialisasi whatsapp - Dokter muda IKM
Eksternal aplikasi whatsapp Business - Kepala Puskesmas
business
- Sosialisasi video
“Puskesmas
vaksinasi COVID-19
Kuranji” dan
- Simulasi akses ke - Penanggung jawab program
video edukasi
layanan aplikasi - Kader puskesmas
sebagai wahana
whatsapp
edukasi kepada
lintas sektor serta
memberikan
sosialisasi
mengenai vaksin
COVID-19
4. Sosialisasi Memberitahukan - Penyuluhan tentang - Dokter muda IKM
Whatsapp bahwa seluruh vaksin COVID-19 - Kepala Puskesmas
kepada masyarakat dapat - Simulasi akses ke - Penanggung jawab program
jajaran mengakses layanan aplikasi
petugas Whatsapp Whatsapp
puskesmas
5. Launching Meresmikan Meresmikan - Dokter muda IKM
84
Program Program program whatsapp - Kepala puskesmas
Puskesmas Kuranji dan
- Penanggung jawab program
video edukasi mengenai
- Perwakilan kader
fakta dan mitos vaksin
- Pegawai puskesmas
COVID-19
85
COVID-19, cara
penggunaan whatsapp
Puskesmas Kuranji,
dan video edukasi
vaksin COVID-19
kepada kader
posyandu.
- Memberikan post test
setelah sosialisasi
vaksinasi COVID-19
kepada kader posyandu
7. Penayangan Akses - Penayangan video - Dokter Muda IKM
video edukasi promosi edukasi kepada
kesehatan pengunjung Puskesmas
melalui video Kuranji melalui LCD
edukasi TV.
mengenai fakta - Memberikan sosialisasi
dan mitos seputar mengenai vaksinasi
vaksin COVID- COVID-19 kepada
19. pengunjung Puskesmas
Kuranji.
86
5.4 Rancangan Anggaran Biaya(RAB)
87
3. Terlaksananya pemberian materi kepada kader posyandu terkait vaksinasi
COVID-19.
4. Terlaksananya sosialisasi dan pembagian leaflet serta kartu promosi terkait
akun whatsapp business Puskesmas Kuranji.
5. Peningkatan pengetahuan kader posyandu tentang vaksin COVID-19.
88
whatsapp Puskesmas Kuranji.
89
BAB 6
PEMBAHASAN PROGRAM PDCA
90
program di Whatsapp ini, dapat diatur melalui aplikasi whatsauto reply
tersebut.
91
tertera pada gambar google sheet di atas.
92
lainnya mengenai vaksinasi COVID-19. Informasi tersebut akan
muncul berdasarkan angka yang diketikkan oleh masyarakat yang
mengakses sesuai dengan informasi yang diinginkan. Tampilan
layanan informasi vaksin COVID-19 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
93
4. Melalui akun whatsapp Puskesmas Kuranji, masyarakat dapat
melakukan pendaftaran vaksinasi COVID-19 secara online dengan
mengirimkan nama lengkap dan foto KTP. Admin whatsapp akan
memberitahukan jadwal vaksinasi kepada yang bersangkutan melalui
whatsapp ini.
94
6.1.3. Tahap Evaluasi
Pembuatan akun whatsapp business ini mendapat respon baik dari pihak
puskesmas dan mendukung adanya inovasi baru ini. Kendala yang ditemukan
dalam penggunaan whatsapp business untuk saat ini belum adanya hp yang
mumpuni dari puskesmas sehingga masih menggunakan hp salah satu petugas
administrasi puskesmas. Tetapi untuk selanjutnya kepala puskesmas bersedia
untuk mengalokasikan dana untuk pengadaan hp puskesmas sebagai penunjang
keberlangsungan program ini.
95
Gambar 6.7 Penayangan video edukasi fakta dan mitos vaksin
COVID-19
96
Gambar 6.9 Arahan cara penggunaan whatsapp business oleh DM
IKM.
97
Gambar 6.11 Penjelasam terkait video eduaksi vaksin diruang tunggu
poliklinik.
98
Gambar 6.13 Tanya jawab terkait vaksin.
99
a. Selasa 6 juli 2021, posyandu pincuran 7, tanah sirah ,dan kuntjie
100
Gambar 6.16 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di
Posyandu Kuntjie.
b. Rabu , 7 juli 2021, posyandu RW 3, Panti, Tapak Durian, Mawar
Putih
101
Gambar 6.17 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Posyandu RW03.
102
Gambar 6.19 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di
Posyandu Tapak Durian.
103
c. Kamis, 8 juli 2021, posyandu Durian 3 Batang, Simpang Jariang,
Buletin, Karya Rei
104
Gambar 6.22 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Simpang Jariang.
105
Gambar 6.24 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Karya Rei.
d. Jumat, 9 juli 2022, Posyandu Durian 3 Rambutan, Kamboja
106
Gambar 6.25 Sosialisasi terkait vaksin bersama kader di Durian 3
Rambutan.
107
6.3.3. Tahap evaluasi
Dalam pelaksanaan sosialisasi, kader menyambut dengan baik kegiatan
tersebut dibuktikan dengan kesediaan dan keseriusan kader dalam mengisi
kuisioner dan mendengarkan sosialisasi. Tetapi kendalanya dalam penggunaaan
fasilitas whatsapp tidak semua kader memiliki smartphone.
Berikut hasil evaluasi pengetahuan kader posyandu tentang vaksinasi
COVID-19 di Kelurahan Korong Gadang dan Kelurahan Kalumbuk dicantumkan
pada gambar 6.27 dan 6.28 di bawah ini.
108
120
97,5 96 96
100 87 90 90
78 75
72,5
le 80 66
itT 60
60
isx 43
A 40
20
0
Tanah sirah Pincuran 7 RW 3 Panti Kapuk SP Jariang SP 3 Rambutan
Kalumbuk
Axis Title
Analisis nilai pre test dan post test setelah sosialisasi tentang vaksinasi
pada kader posyandu di wilayah kerja puskesmas Kuranji dengan menggunakanT-
Paired Test, didapatkan hasil sebagai berikut :
109
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Tiga masalah kesehatan terbesar yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Kuranji adalah capaian vaksinasi COVID-19 pada lansia,
pelayanan kesehatan usia lanjut, dan cakupan penjaringan TB yang
belum mencapai target.
2. Prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kuranji
berdasarkan kriteria skoring Hanlon adalah capaian vaksinasi
COVID-19 pada lansia masih sangat rendah.
3. Capaian vaksinasi COVID-19 pada lansia masih rendah disebabkan
oleh karena masalah terkait faktor manusia, sarana, lingkungan, dan
metode.
4. Pengetahuan kader posyandu meningkat setelah dilakukan
penyuluhan vaksinasi COVID-19, informasi vaksin COVID-19
melalui akun whatssapp business Puskesmas Kuranji, dan video
edukasi fakta dan mitos terkait vaksin COVID-19.
7.2 Saran
1. Diharapkan whatsapp Puskesmas Kuranji dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan oleh pihak puskesmas sebagai media informasi dan
edukasi mengenai vaksinasi COVID-19 serta digunakan sebagai
media pendaftaran secara online untuk vaksinasi COVID-19.
2. Diharapkan video edukasi mengenai fakta dan mitos vaksinasi
COVID-19 dapat dimanfaatkan oleh pihak Puskesmas Kuranji
sebagai salah satu media promosi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Kuranji.
110
DAFTAR PUSTAKA
111
COVID-19 berat tanpa kompliksasi. 2020;(19):7.
12. Van Doremalen, Neeltje; Trenton Bushmaker; Dylan H. Morris, et al.
Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-
CoV-1. Nejm. 2020;0–2.
13. Zhang T, Wu Q, Zhang Z. Probable Pangolin Origin of SARS-CoV-2
Associated with the COVID-19 Outbreak. Curr Biol [Internet].
2020;30(7):13461351.e2.
14. De Wit E, Van Doremalen N, Falzarano D, 55 Munster VJ. SARS and
MERS: Recent insights into emerging coronaviruses. Nat Rev Microbiol.
2016;14(8):523–34.
15. Cikmaz S, Kutoglu T, Kanter M, Mesut R. Effect of Formaldehyde
Inhalation on Rat Livers: a Light and Electron Microscopic Study. Toxicol
Ind Health. 2010;26(2):113–9.
16. Li G, Fan Y, Lai Y, Han T, Li Z, Zhou P, et al. Coronavirus infections and
immune responses. J Med Virol. 2020;92(4):424– 32.
17. Wang C, Horby PW, Hayden FG, Gao GF. A novel coronavirus outbreak
of global health concern. Lancet. 2020;395(10223):470–3.
18. Zumla A, Hui DS, Azhar EI, Memish ZA, Maeurer M. Reducing mortality
from 2019nCoV: host-directed therapies should be an option. Lancet
[Internet]. 2020;395(10224):e35–6.
19. Guan W, Ni Z, Hu Y, Liang W, Ou C, He J, et al. Clinical characteristics of
coronavirus disease 2019 in China. N Engl J Med. 2020;382(18):1708–20.
20. Backer JA, Klinkenberg D, Wallinga J. Incubation period of 2019 novel
coronavirus (2019- nCoV) infections among travellers from Wuhan, China,
20 28 January 2020. Eurosurveillance. 2020;25(5):1–6.
21. Hamid S, Mir MY, Rohela GK. Novel coronavirus disease (COVID-19): a
pandemic (epidemiology, pathogenesis and potential therapeutics). New
Microbes New Infect [Internet]. 2020;35:100679.
22. Adhikari SP, Meng S, Wu Y, Mao Y, Ye R, Wang Q, et al. A scoping
review of 2019 Novel Coronavirus during the early outbreak period:
Epidemiology, causes, clinical manifestation and diagnosis, prevention and
control. 2020;1–12.
112
23. Wang D, Hu B, Hu C, Zhu F, Liu X, Zhang J, et al. Clinical Characteristics
of 138 Hospitalized Patients with 2019 Novel Coronavirus-Infected
Pneumonia in Wuhan, China. JAMA - J Am Med Assoc.
2020;323(11):1061–9.
24. Meng, L; Hua, F; Bian, Z. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19):
Emerging and Future Challenges for Dental and Oral Medicine. J Dent Res.
2020;1–7.
25. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.Buku Saku: Tanya Jawab
Seputar Vaksinasi COVID-19. Jakarta:Kemenkes RI.2021.
26. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19).Jakarta:Kemenkes RI.2021.
27. Mansyur M. Vaksinasi COVID-19 bagi Pekerja, Harapan Pulihnya
Produktivitas. Journal of the Indonesian Medical Association.2021;71(1).
28. Hanung E, Hanif L, Mustikasari,Krisnanda, Pradana A, Permatasari A.
Gambaran Karakteristik Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19 Pada
Tenaga Kesehatan Alumni Universitas „Aisyiyah Surakarta. Journal Ilmiah
Kesehatan.2021;11(1).
29. SK Kepala Puskesmas Kuranji. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-
19.Kuranji:2021.
113
Lampiran 1. Pre/Post Test Pengetahuan Kader Posyandu Terkait Vaksin
COVID-19
114
o Orang demam boleh mendapatkan vaksin asalkan suhu tidak lebih
dari 400C
115
o Tidak, vaksin dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan jika
tertular COVID-19
o Seseorang yang sudah divaksin akan terbebas dari COVID-19
o Tidak, karena dapat memperberat dampak yang ditimbulkan oleh
COVID-19
10. Berapa kali seseorang mendapatkan vaksin COVID-19?
o 2 kali, dengan jarak 30 hari anatara dosis pertama dan kedua
o 3 kali, dengan jarak masing-masing dosis 10 hari
o Cukup satu kali pemberian
o 4 kali, dengan jarak masing-masing dosis 7 hari
11. Selain vaksin, apa tindakan lain yang membantu agar terhindar dari
COVID-19?
o Menjalankan 5 M, (memakai masker dengan benar, mencuci
tangan pakai sabun, menjaga jarak minimal 1 meter, menghindari
kerumunan, dan membatasi mobilisasi)
o Tidak perlu, karena vaksin dapat melindungi 100% dari COVID-19
o Menjalankan 3 M (mengubur, menguras, dan menutup)
o Menjalankan 3M (mencuci tangan pakai sabun, memakai masker,
menjaga jarak)
116
Lampiran 2. Leaflet Cara Penggunaan Whatsapp Business Puskesmas Kuranji
117
Lampiran 3. Kartu Promosi Whatsapp Business Puskesmas Kuranji
118
Lampiran 4. Video Edukasi Fakta dan Mitos Vaksin COVID-19
119
Lampiran 5. Tabel Nilai Pre Test dan Post Test Kader Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Kuranji
120
K3 50 90
K1 60 90
K2 60 90
Pincuran 7
K3 80 100
K4 40 80
K1 60 100
K2 60 90
RW 3
K3 80 100
Kalumbuk
K4 70 100
K5 60 90
K1 80 100
K2 80 100
Panti Kapuk
K3 60 90
K4 70 100
K1 80 100
K2 80 100
K3 Sp. Jariang 70 100
K4 100 100
K5 60 80
K1 80 100
Sp. 3
K2 60 90
Rambutan
K3 90 100
121
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk
122
Lampiran 7. Hasil T-Paired Test
123