SKRIPSI
Oleh:
ARDINA PAKPAHAN
1801012057
Skripsi
ARDINA PAKPAHAN
1801012057
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
(Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt) (Ihsanul Hafiz, S.Farm., M.Si., Apt)
Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Farmasi Dan Kesehatan
(Adek Chan,S.Si.,M.Si.,Apt)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
anugerah-Nya yang berlimpah shingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “STUDI LITERATUR EFEK FARMAKOLOGI EKSTRAK DAUN
JAMBU AIR (SYZYGIUM SAMARANGENSE)”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada Program Studi S1 Fakultas
Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Umum Helvetia. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai
pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. dr. Hj. Razia /Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia dan sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan motivasi
selama penyusunan Skripsi ini.
5. Adek Chan, S.Si, M.Si, Apt selaku Ketua Program Studi S1 Fakultas Farmasi
Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
6. Ihsanul Hafiz, S.Farm., M.Si, Apt selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan Skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi S1 Farmasi yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Teristimewa kepada kedua orang tua penulisyang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
i
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan Skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.
ARDINA PAKPAHAN
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................. 2
1.4. ManfaatPenelitian............................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 4
2.1. Uraian Tumbuhan............................................................ 4
2.1.1. SistematikaTumbuhan.......................................... 4
2.1.2. Morfologi Tumbuhan............................................ 5
2.1.3. Kandungan Kimia................................................. 6
2.1.4. Efek Farmakologi................................................. 11
iii
5.1 Kesimpulan...................................................................... 35
5.2 Saran................................................................................ 35
DAFTAR TABEL
iv
Halaman
DAFTAR GAMBAR
v
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
maka dari itu obat tradisional berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia memiliki
terbesar kedua setelah Negara Brazil. Meskipun banyak tanaman yang dapat
digunakan sebagai bahan obat tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal oleh
memiliki efek samping relatif lebih sedikit dari pada obat modern (2), atau alasan
harga obat sintetis yang semakin meningkat seiring dengan efek sampingnya bagi
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar (3).
Penggunaan bahan alami seperti konsumsi buah, sayur dan bahan alami lainnya
menyembuhkan penyakit, tetapi juga memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (4).
Salah satu tanaman yang memiliki efek farmakologi adalah tanaman jambu
1
potensial, banyak publikasi yang melaporkan bahwa ekstrak daun tanaman ini
imunomodulator (5).
air dapat meningkatkan proses penyembuhan luka bakar (6), memiliki efek
antiobesitas (7), aktivitas analgetik dan antiinflamasi dan SPP (8), efek antibakteri
macam khasiat sebagai obat tradisional, serta banyaknya penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti lain inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan studi
dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : “Apa saja efek farmakologi dari daun
2
1.4. Manfaat Penelitian
lanjut tentang manfaat dan khasiat dari tanaman daun jambu air,
peneliti peneliti berikutnya dan menjadi bahan rujukan dan referensi bagi
jambu air serta manfaat dan khasiat dari daun jambu air (Syzygium
samarangense).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
banyak air. Tumbuhan ini menyukai curah hujan rendah dengan musim
hujan yang tidak lebih dari delapan bulan, ketinggian ideal adalah 500m
jambu air berbuah kecil yang rata-rata asam dan jambu air yang berbuah
besar dan manis. Yang pertama disebut memiliki nama latin Syzygium
dari bahasa Yunani kuno syzgios yang artinya menyatu, merujuk pada
letak daun tunggal yang berhadapan. aqueum berasal dari bahasa latin
berikut:
Kingdom : Plantae
4
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Mangnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
3-5 mm. Helaian daun berbentuk jorong atau jorong lonjong dengan
ukuran 10-25 x 5-12 cm, bertepi tipis, berbintik tembus cahaya, dan
atau muncul di ketiak daun yang telah gugur (aksial), berisi 3-30 kuntum.
Bunga jambu air berwarna kuning keputihan, dengan banyak benang sari
yang mudah berguguran. Buahnya bertipe buah buni, seperti lonceng atau
buah pir yang melebar, dengan lekuk atau alur-alur dangkal membujur di
merah hijau kecoklatan. Daging buah putih, memiliki banyak air, dengan
bagian dalam seperti spons, aromatik, manis atau asam manis (12).
5
Gambar 2.1 Jambu air (Syzygium samarangense)
a. Tanin
Tanin adalah senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawa polifenol
6
besar dengan berat molekul lebih dari 2000. Senyawa ini merupakan turunan
Umumnya senyawa tanin larut dalam air karena bersifat polar. Secara kimia
terdapat dua jenis tanin, yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin
dua (13).
Sifat utama tanin tergantung pada gugus fenolik yang terkandung dalam
tanin, dan sifat tersebut secara garis besar yaitu sifat kimia dan sifat fisik. Sifat
kimia tanin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus fenol dan bersifat koloid,
karena itu di dalam air bersifat koloid dan asam lemah. Semua jenis tanin dapat
larut dalam air. Kelarutannya besar, dan akan bertambah besar apabila dilarutkan
dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik seperti
Sifat fisik tanin umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi dan
bentuknya amorf dan tidak mempunyai titik leleh. Tanin berwarna putih
Tanin berbentuk serbuk dan berlapis lapis seperti kulit kerang, berbau khas dan
mempunyai rasa sepat. Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya
langsung atau dibiarkan di udara terbuka. Tanin mempunyai sifat atau daya
7
Tanin berfungsi sebagai astringen yang dapat menyebabkan penciutan pori-
pori kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan, sehingga mampu
menutupi luka dan mencegah pendarahan yang biasa timbul pada luka (15). Zat
b. Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang
ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan
artinya kerangka karbonnya terdiri atas gugus C6 disambungkan oleh dua rantai
Flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kulit,
bunga, buah dan biji. Flavonoid terdiri dari beberapa golongan utama antara lain
antosianin, flavanol dan flavon yang tersebar luas dalam tumbuhan. Sedangkan
terbatas pada golongan tertentu saja (17). Flavonoid merupakan senyawa polar
yang umumnya mudah larut dalam pelarut polar seperti etanol, mentanol, butanol,
Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang berperan aktif untuk tubuh.
8
analgesik. Zat tersebut diketahui memiliki efek meningkatkan proses
epitelisasi (19).
c. Alkaloid
Alkaloid dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti bunga, biji,
daun, ranting, akar dan kulit batang. Ciri ciri alkaloid umumnya berbentuk padat
(kristal), meskipun dalam suhu kamar ada yang cair (misalkan nikotin), memutar
bidang polarisasi, terasa pahit, bentuk garam larut dalam air dan larut dalam
biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi adapula yang sangat berguna
dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan strikhnin, adalah alkaloid yang
ditemukan didalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa
yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan (21). Manfaat alkaloid dalam
bidang kesehatan antara lain adalah untuk memacu sistem saraf, menaikkan atau
9
Alkaloid dari tumbuhan dapat diisolasi menggunakan cara ekstraksi. Alkaloid
sukar larut dalam air namun dapat larut dalam pelarut organik yang umum, seperti
memiliki rasa pahit, bau yang kuat, dan efek toksik (21).
d. Triterpenoid
yaitu kerangka karbon yang dibangun oleh enam satuan C5 dan diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berbentuk siklik atau asiklik
dan sering memiliki gugus alkohol, aldehida, atau asam karboksilat (23).
senyawa tak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis
(23).
10
2.1.4. Efek Farmakologi
saponin yang dapat memacu aktivasi makrofag dan TGF-B yang dapat
luka. Selain itu zat tersebut mempunyai aktivitas sebagai antiseptik dan antibakteri
(6).
Terdapat zat flavonoid, tanin, dan saponin yang mempunyai peranan penting
dalam proses penyembuhan luka yang terkandung di dalam daun jambu air.
Flavonoid merupakan zat anti inflamasi, sedangkan tanin saponin merupakan zat
antibakteri. Kedua zat ini berperan dalam meningkatkan proses kesembuhan luka
factor dan sitokin seperti EGF, TGF-B, IL-1, IL-4, IL-8, yang berfungsi untuk
induksi proliferasi dan migrasi fibroblas. Fibroblas ini akan menghasilkan kolagen
b. Antiobesitas
antiobesitas. Salah satu mekanisme pemberian obat anti obesitas adalah dengan
asimilasi dan penyerapan mereka. Hal ini dapat mengurangi asupan kalori pada
11
Ekstrak etanol, fraksi n-heksana, dan fraksi etil asetat daun jambu air
(p<0,05) tanpa efek anoreksan atau laksatif, dan tidak dapat menurunkan
timbunan lemak pada jaringan lemak hati dan perut. Aktivitas tertinggi
ditunjukkan oleh fraksi n-heksana dengan daya hambat kenaikan berat badan
peradangan (8).
senyawa tanin, alkaloid, flavonoid dan terpenoid. Flavonoid merupakan salah satu
12
senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar dan terluas. Menurut
e. Efek Antioksidan
Salah satu tanaman lokal yang berpotensi sebagai antioksidan adalah daun
jambu air (Syzygium samarangense). Aktivitas antioksidan ekstrak daun jambu air
(Syzygium samarangense) menunjukkan nilai IC50 41,01 ppm. Nilai IC50 pada
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Waktu
3.3.1 Populasi
populasi jurnal dan subjeknya tidak terlalu banyak (25). Populasi dalam
penelitian ini adalah daun jambu air (Syzygium samarangense) dan farmakologi
3.3.2 Sampel
dimiliki oleh sebuah populasi (26). Sampel pada penelitian ini adalah jurnal
Kriteria inklusi :
14
Kriteria ekslusi:
Pada Studi Literatur ini instrumen yang digunakan adalah berupa jurnal
penelitian 10 tahun terakhir yang memenuhi kriteria inklusi dam ekslusi, laptop
untuk menyusun data, Google scholar dan Portal Garuda sebagai mesin pencarian
online dalam mencari jurnal penelitian, dan jaringan internet sebagai pendukung
dalam mencari jurnal penelitian yang digunakan pada studi literatur ini..
samarangense) pada studi literatur review ini meliputi: Efek Penyembuhan Luka
yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata kunci, yakni : daun jambu air
yang diperoleh kemudian diolah dan disimpulkan. Metode yang digunakan untuk
15
pengumpulan data yaitu dengan mengambil data di pustaka, membaca, mencatat
jumlah 16 5
16
BAB IV
Studi literatur adalah studi literatur yang dilakukan oleh penulis dengan
arsip, majalah, artikel, dan jurnal, atau dokumen-dokumen yang relevan dengan
permasalahan yang dikaji, sehingga informasi yang didapat dari studi kepustakaan
literatur ini dilakukan oleh peneliti setelah menentukan topik penelitian dan
4.1.2 Tujuan
Studi literatur ini bertujuan untuk mereview efek farmakologi dari daun
jambu air dengan menggunakan metode studi literatur dengan mereview 5 jurnal.
Dimana jurnal yang dimaksud yaitu jurnal yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
pendek dan menebal, panjangnya 3-5 mm. Helaian daun berbentuk jorong atau
jorong lonjong dengan ukuran 10-25 x 5-12 cm, bertepi tipis, berbintik tembus
cahaya, dan berbau aromatis apabila diremas. Kandungan senyawa yang terdapat
pada daun jambu air adalah, Air, nitrogen, protein, lemak, mineral anorganik,
17
fruktosa, glukosa, kalsium besi (fe), magnesium, potasium, seng (zn), thiamin,
Berdasarkan dari beberapa jurnal yang telah direview ditemukan hasil efek
Luka bakar disebabkan oleh kontak dengan sumber panas seperti air, api,
bahan kimia, listrik dan radiasi yang mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit
tetapi pada pasien dengan luka bakar yang luas (mayor), tubuh tidak mampu lagi
Daun jambu air mengandung flavonoid dan saponin yang dapat memacu
yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Selain itu zat tersebut
tannin dan saponin yang mempunyai peranan penting dalam proses penyembuhan
luka yang terkandung di dalam daun jambu air. Flavonoid merupakan zat anti
inflamasi, sedangkan tanin saponin merupakan zat antibakteri. Kedua zat ini
seperti EGF, TGF-B, IL-1, IL-4, IL-8, yang berfungsi untuk proliferasi dan
18
migrasi fibroblas. Fibroblas ini akan menghasilkan kolagen sehingga luka akan
cepat menutup.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ain Yuanita Insani Dkk dengan
vivo. Luka bakar dibuat dengan cara menempelkan koin selama 10 detik yang
sebelumnya dioven selama 5 menit dalam suhu 70°C. Rattus Wistar sebagai
diberi salep ektrak masing-masing setiap hari secara topikal dalam dosis 15%,
30%, dan 45%. Terminasi dilakukan pada hari ke 7. Uji statistika dengan
Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa ekstrak daun jambu air (Syzygium
Berdasarkan hasil pengukuran luas tingkat kesembuhan luka (Tabel 4.1), dengan
metode Munim didapatkan kecenderungan yang terlihat pada tabel bahwa terdapat
Presentase terbesar ada pada kelompok F (salep 45%), disusul kelompok E (salep
30%) dan kelompok D (salep 15%). Hasil ini diperkuat melalui analisis statistik,
19
Tabel 4.1 Presentase tingkat kesembuhan luka
Kelompok Persentase tingkat kesembuhan luka
(Mean±Deviasi)
B 12,5±18,5,
C 7,8±11,7
D 10,2±0,8
E 18,7±1,5
F 21,4±2,5
kelompok yang diberi salep. Tingkat kepadatan kolagen terbesar pada kelompok F
(salep 45%). Dari uji anova didapatkan nilai p<0,05 (p=0,025) pada kelompok F
signifikan dari pemberian salep ekstrak daun jambu air konsentrasi 45% terhadap
jumlah sel lemak, penambahan isi lemak pada masing-masing sel lemak, atau
20
gabungan keduanya. Kelebihan bobot badan atau Overweight didefinisikan
sebagai Indeks Masa Tubuh (IMT) yang lebih besar daripada 25 kg/m 2, dimana
penelitian telah menunjukkan sebagai agen obat yang berguna. Salah satunya
resistensi insulin terkait obesitas dengan meningkatkan konsumsi air dan asupan
diabetes.
judul aktivitas anti-obesitas dari ekstrak berbagai fraksi daun jambu air (Syzygium
samarangense) pada wistar betina, ekstrak daun jambu air memiliki aktivitas
penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% selama 3 hari
pada suhu kamar kemudian ekstrak cair diuapkan pada suhu 40°C dengan
menggunakan ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan air.
21
Penelitian ini dilakukan pada tikus betina wistar yang diinduksi makanan
(MSG) 2g/kg berat badan tikus selama 5 hari berturut-turut diikuti dengan
dilanjutkan selama waktu perawatan. Hewan coba dibagi menjadi tujuh kelompok,
Kelompok 4 : tikus obesitas diberi ekstrak 50 mg/kg bb ekstrak daun jambu air
Kelompok 5 : tikus obesitas diberi perlakuan fraksi n-heksana 0,13 mg/kg bb tikus
Kelompok 6 : tikus obesitas diberi perlakuan fraksi etil asetat 1,98 mg/kg bb tikus
Kelompok 7 : tikus obesitas diberi perlakuan fraksi air 4,83 mg/kg bb tikus.
berat badan secara signifikan pada kelompok kontrol positif (p<0,05) yang berarti
metode yang digunakan dalam penelitian ini valid. Ekstrak etanol daun jambu air,
fraksi n-heksana, dan fraksi etil asetat juga menunjukkan aktivitas antiobesitas.
22
fraksi n-heksana daun jambu air dengan daya hambat 85,96% (ditunjukkan pada
Tabel 4.2).
dengan efek pencahar, maka penting untuk mengetahui ekstrak yang diberikan 14
konsistensi feses tikus diantara semua kelompok selama perlakuan, begitu pula
indeks feses tikus. Tidak ada efek pencahar dari orlistat, ekstrak etanol dan semua
jaringan lemak hati dan perutnya dilanjutkan dengan ekstraksi jaringan lemak
metode soxhlet dengan pelarut n-heksana untuk mendapatkan kadar lemak bersih.
berlemak karena obesitas. Hati merupakan organ yang dapat menumpuk timbunan
lemak.
23
Tabel 4.3 Indeks jaringan lemak organ hati dan perut tikus setelah perlakuan
Kelompok Indeks hati(%) Indeks lemak perut (%)
Kontrol positf 3.69±0.31 0.11 ± 0.02
Orlistat 3.78±0.55 0.20 ± 0.07
Ekstrak etanol 50 mg/kg 4.27±0.76 0.34 ±0.83
bb tikus
Fraksi n-heksana 4.21±0.32 1.56 ±1.62
Fraksi etil asetat 4.45±0.61 0.98 ± 0.58
Fraksi air 3.84±0.29 0.84 ± 0.86
indeks hati pada semua kelompok dibandingkan dengan kelompok kontrol positif
setelah perlakuan (p>0,05) seperti terlihat pada tabel 4.3. Ekstrak Etanol dan
fraksi daun tidak dapat menurunkan timbunan lemak pada hati. Juga, tidak ada
perbedaan yang signifikan pada indeks jaringan lemak perut diantara semua
(p>0,05). Ekstrak Etanol dan fraksi daun jambu air tidak dapat mengurangi
menjadi empat jenis, berupa ransangan kimia, mekanik, panas dan dingin.
Mekanisme terjadinya nyeri dimulai pada saat saraf perifer menerima stimulus
hingga ambang batas tertentu dari luar tubuh. Stimulus tersebut memicu sintesis
prostaglandin (PG) serta beberapa senyawa lain oleh membran fosfolipid sel
ditransmisikan ke sistem saraf pusat agar dapat diproyeksikan menjadi rasa nyeri
(30).
24
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran (31). Inflamasi adalah respon yang diberikan tubuh saat
cidera. Proses inflamasi melibatkan proses yang kompleks dan melibatkan banyak
aktivitas tipe sel dan mediator inflamasi. Aktivitas sel dan mediator inflamasi
analgesik, anti-inflamasi dan SSP ekstrak metanol daun jambu air menunjukkan
bahwa ekstrak metanol dari daun jambu air memiliki efek analgesik, anti-
inflamasi dan efek SPP yang signifikan. Uji aktivitas analgesik dilakukan dengan
sedangkan kelompok III dan IV diberi ekstrak daun jambu air 100mg/kg dan
200mg/kg bb. Sampel uji dan pembawa diberikan secara oral 30 menit sebelum
selang waktu 5 menit mencit diamati kontraksi tubuh yang disebut menggeliat
terhadap geliatan yang diinduksikan asam asetat pada tikus. Pemberian ekstrak
25
metanol daun jambu air secara signifikan (p<0.05) menghambat respon
menggeliat yang diinduksikan asam asetat dengan cara yang tergantung dosis.
Tabel 4.4 Pengaruh ekstrak metanol dari daun jambu air (Syzygium
samarangens) dibiarkan menggeliat akibat asam asetat pada mencit
Kelompok Dosis (mg/kg) Jumlah % penghambatan
menggeliat
I pembawa 35.60 -
II 10 10.10 71.62*
III 100 19.40 45.50*
IV 200 12.14 65.89*
diinduksikan karagenan pada tikus. Tikus dibagi menjadi enam kelompok yang
masing-masing terdiri dari 5 hewan. Kelompok uji diberi ekstrak 100mg/kg dan
200 mg/kg bb, kelompok pembanding diberi Ibuprofen (10mg/kg bb), sedangkan
belakang kanan. Volume kaki diukur pada 1,2,3 dan 4 jam setelah injeksi
Tabel 4.5. Pengaruh ekstrak metanol daun jambu air pada inflamasi yang
diinduksikan karagenan
Diameter edema(mm) Penghambatan (%)
Dosis(mg/
KEL 2
kg) 1jam 2jam 3 jam 4 jam 1jam 3 jam 4 jam
jam
I pembawa 5.4±0.20 6.35±0.49 6.06±0.58 6.3±0.84
II 10 70.7
2.4±0.47* 1.86±0.46* 1.44±0.3* 1.0±0.32* 55.33 76.25 84.18
2
III 100 41.4
4.06±0.30* 3.72±0.29* 3.36±0.34* 3.16±0.49* 25.06 44.57 50.02
4
26
IV 200 43.9
3.66±0.34* 3.56±0.30* 3.02±0.29* 2.2±0.29* 32.45 50.18 65.20
5
Uji aktivitas depresan SSP dilakukan dengan uji silang lubang (Hole Cross
Test) dan uji lapangan terbuka (Open Field Test). Uji silang lubang dilakukan
dengan mengelompokkan hewan uji yang terdiri dari kelompok kontrol zat
pembawa (air), kelompok uji yang diberi ekstrak daun jambu air dosis 100mg/kg
dan 200 mg/kg bb), kelompok standar diberi diazepam dengan dosis 1mg/kg bb
secara oral. Setiap hewan kemudian ditempatkan pada salah satu sisi bilik dan
jumlah lintasan setiap hewan melalui lubang dari satu bilik ke bilik yang lain
hewan uji di lantai lapangan terbuka ( 100cm x 100cm x 40cmh) dibagi menjadi
dihitung selama 3 menit pada 0, 30, 60 dan 90 menit selama periode penelitian.
Hasil dari uji ini menunjukkan penurunan pergerakan hewan uji pada semua
tingkat dosis yang diuji dan mengikuti respon yang bergantung pada dosis. Efek
Tabel 4.6 Pengaruh ekstrak metanol daun jambu air pada uji silang lubang
pada mencit
Jumlah gerakan
Kel Dosis
0 menit 30 menit 60 menit 90 menit 120 menit
III 100 mg/kg 1.80 ± 0.67* 1.60 ± 0.95* 3.8±1.89 1.4± 0.74* -
27
Tabel 4.7. Pengaruh ekstrak metanol daun jambu air pada lapangan terbuka
Jumlah gerakan
Kel Dosis
0 menit 30 menit 60 menit 90 menit 120 menit
Hasil uji ini menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu air dapat digunakan
inflamasi dan penyakit depresan. Ekstrak daun jambu air memiliki aktivitas
terkenal karena kemampuannya untuk menghambat persepsi nyeri serta sifat anti-
inflamasi karena efek penghambatannya pada enzim yang terlibat dalam produksi
protein, dan menghambat kerja enzim. Senyawa yang berperan dalam merusak
dinding sel antara lain fenol, flavonoid, dan alkaloid. Senyawa fitokimia tersebut
28
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Choironi Dkk, yang berjudul
skrining fitokimia dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu air, daun
jambu air memiliki aktivitas antibakteri, dimana ekstrak etanol daun jambu air
diekstrak kembali dua kali dengan metode dan pelarut yang sama. Ekstrak etanol
Pengenceran serial dua kali lipat dari sampel dilakukan dalam lempeng mikro 96
29
K. rhizophila 156 3.9
jambu air memiliki aktivitas antibakteri yang bervariasi dari aktivitas kuat hingga
aktivitas lemah terhadap kelima bakteri uji dengan nilai MIC antara 78-2500
µg/mL. Nilai MIC ditentukan sebagai konsentrasi ekstrak terendah yang mampu
daun jambu air efektif melawan B. cereus dan S. enterica dibandingkan strain lain
Radikal bebas (free radical) adalah suatu senyawa atau molekul yang
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya.
30
reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul
struktur sel, molekul termodifikasi yang tidak dapat dikenali oleh sistem imun,
dan bahkan mutasi. Semua bentuk gangguan tersebut dapat memicu munculnya
berbagai penyakit seperti penyakit degeneratif hingga kanker. Oleh sebab itu,
tubuh kita memerlukan suatu substansi penting, yakni antioksidan yang dapat
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan meredam dampak negatifnya
(34).
dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya,
sangat kuat dari pada ekstrak n-heksana, sehingga berpotensi dibuat produk
minuman untuk dikonsumsi sehari hari. Akan tetapi, penelitian tentang aktivitas
antioksidan pada ekstrak air daun jambu air belum pernah dilakukan serta waktu
dan suhu penyeduhan yang optimum sebagai pemanfaatan minuman dari daun
jambu air, karena itu Ulil Albab dkk melakukan penelitian yang berjudul aktivitas
antioksidan daun jambu air (Syzygium samarangense) serta optimasi suhu dan
lama penyeduhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan waktu yang
31
optimum dalam mengekstrak daun jambu air dan mengetahui nilai aktivitas
memanaskan aquades 50 ml dengan variasi suhu yaitu 70, 80, 90 dan 100°C dan
direndam selama variasi waktu 5,20, dan 15 menit. Selama perendaman dilakukan
optimasi panjang gelombang dan pengujian air seduhan daun jambu air
DPPH 20 ppm. Dihomogenkan dan diinkubasikan pada penangas air dengan suhu
37°C selama 30 menit. Serta diikuti perubahan warna dari ungu menjadi kuning.
menit dengan suhu 70°C sedangkan absorbansi tertinggi terdapat pada waktu 15
menit dengan suhu 100°C. Hasil absorbansi ditunjukkan pada tabel 4.9.
32
2 0.31 0.458 0.543 0.996
15
3 0.355 0.492 0.643 1.039
menit
Rata-rata
absorbansi 0.309 0.445 0.550 0.897
Pada penentuan IC50, daun jambu air diekstraksi dengan metode maserasi.
Daun kering yang dimaserasi sebanyak 300 gram dengan masing-masing pelarut
n-heksana, etil asetat, metanol dan air sebanyak 3000ml selama 24 jam dan diaduk
beberapa kali. Maserasi dilakukan sebanyak 2 kali dalam tiap pelarut dan filtrat
hingga pelarutnya menguap seluruhnya selama 24 jam. Hasil filtrat dari pelarut air
penangkal radikal bebas DPPH. Uji ini menggunakan perbandingan 0,1 ml larutan
ekstrak daun jambu air dengan konsentrai 25, 50, 75 dan 100 ppm ditambahkan
33
penangas air dengan suhu 37°C selama 30 menit. Serta diikuti perubahan warna
Tabel 4.10 Hasil analisis absorben ekstrak air daun jambu air
Konsentrasi Absorbansi 1 Absorbansi 2 % Inhibisi 1 % Inhibisi 2 Rata-rata %
(ppm) inhibisi
0 0,224 0,203
25 0,176 0,089 21,428 56,157 38,793
50 0,128 0,056 42,857 72,413 57,635
75 0,099 0,029 55,803 85,714 70,758
100 0,055 0,016 75,446 92,118 83,782
dari persamaan linier kemudian dapat menentukan harga EC 50. Dari hasil
Nilai IC50 pada pada sampel ekstrak daun jambu air menandakan bahwa
Berdasarkan penelitian didapatkan persen (%) inhibisi paling tinggi pada suhu
memiliki nilai aktivitas antioksidan (IC 50) yaitu 41,01 ppm. Dengan demikian
ekstrak daun jambu air ini memiliki potensi yang bagus terhadap penangkal
radikal bebas.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
yang telah di review dapat ditarik kesimpulan bahwa daun jambu air (Syzygium
memiliki efek antiobesitas, aktivitas analgetik dan antiinflamasi dan SPP, efek
5.2 Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
36
10. Anastasia, R. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen Terhadap Buah Jambu Air (Syzygium Samarangense)
Di Pasar Modern Kawasan Semarang Tengah (Skripsi). Semarang:
Universitas Diponegoro; 2017.
11. Pujiastuti, E. Jambu Air Eksklusif. Depok: PT. Trubus Swadaya; 2015.
12. Kusuma, A. Identifikasi Jenis Lalat Buah (Diptera : Tephritidae) Pada Jambu
Air Dalhari (Syzygium Samarangense)Di Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta;
2012.
13. Irianty, R., Yenti, S. Pengaruh Perbandingan Pelarut Etanol-Air Terhadap
Kadar Tanin pada Sokletasi Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb). SAGU.
13(1): 1-7: 2014.
14. Nofita, D., Dewangga, R. Optimasi Perbandingan Pelarut Etanol Air
Terhadap Kadar Tanin pada Daun Matoa (Pometia pinnata J.R & G.Forst)
Secara Spektofotometri. Chimica et Natura Acta. 9(3): 102-106: 2021.
15. Zakiah, N., Dinna, C., Aulianshah, V., Vonna, A., Yanuarman., Rasidah.
Efek Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.)
Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat II pada Mencit (Mus musculus).
Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research. 02: 90-101: 2017.
16. Palumpun, E., Wiraguna, A., Pangkahila, W. Pemberian Ekstrak Daun Sirih
(Piper betle) Secara Topikal Meningkatkan Ketebalan Epidermis, Jumlah
Fibroblas, dan Jumlah Kolagen Dalam Proses Penyembuhan Luka pada Tikus
Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Jurnal e-Biomedik (eBm). 5(1): 1-7:
2017.
17. Wahyulianingsih., Handayani, S., Malik, A. Penetapan Kadar Flavonoid
Total Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry).
Jurnal Fitofarmaka Indonesia. 3(2): 188-193.
18. Sariyem., Sadimin., Sunarjo, L., Haniyati, M. Efektivitas Ekstrak Daun
Sukun Hasil Perebusan Terhadap Pertumbuhan Koloni Bakteri Streptococus
mutans. Jurnal Kesehatan Gigi. 2(2): 104-109: 2015.
19. Yaacob, M., Megantara, S. Artikel Review : Uji Aktivitas dan Efek
Farmakologi Daun Salam (Eugenia polyantha). Farmaka. 16(3): 44-54.
20. Maisarah, M., Chatri, M., Advinda, L., Violita. Karakteristik dan Fungsi
Senyawa Alkaloid Sebagai Antifungi pada Tumbuhan. Serambi Biologi. 8(2):
231-236: 2023.
21. Heliawati, L. Kimia Organik Bahan Alam. Bogor: Pascasarjana UNPAK:
2018.
22. Widi, R., Indriati, T. Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam
Batang Kayu Kuning (Arcangelisia flava Merr). Jurnal Ilmu Dasar. 8(1): 24-
29: 2007.
23. Balafif, R., Andayani, Y., Gunawan, E. Analisis Senyawa Triterpenoid dari
Hasil Fraksinasi Air Buah Buncis (Phaseolus Vulgaris Linn). Chem. Prog.
6(2): 56-61: 2013.
24. Liniawari, S., Saleh, C., Erwin. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Triterpenoid
dari Ekstrak n-Heksana Fraksi 8 Noda ke-2 dari Daun Merah Pucuk Merah
37
(Syzygium myrtifolium Walp). Jurnal Kimia Mulawarman. 16(2). 73-77:
2019.
25. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. 2006.
26. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta. 2008.
27. Nur fatin
28. Handaya, A. Daya Antimikroba Infusum Jambu Air Semarang Syzygium
samarangenses (BL) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans, in vitro
(Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia; 2013.
29. Patonah., Susilawati, E., Riduan, A. Aktivitas Antiobesitas Ekstrak Daun
Katuk (Sauropus androgynus L.Merr) pada Model Mencit Obesitas.
Pharmacy. 14(2): 137-152: 2017.
30. Bajuber, Q., Indiastuti, D., Kusuma, E. Efek Analgesik Ekstrak Etanol
Zingiber cassumunar Roxb pada Mencit dengan Metode Writhing Test. Jurnal
Medik Veteriner. 3(1): 45-50: 2020.
31. Turama, D., Bodhi, W., Jayanto, I. Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol Daun
Kucai (Allium tuberosum) pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus).
Pharmacon. 9(3): 412-418: 2020.
32. Latief, M., Fisesa, A., Sari, P., Tarigan, I. Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Daun Sungkai (Peronema canescens Jack) pada Mencit terinduksi
Karagenan. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis. 7(2): 144-153: 2021.
33. Septiani., Dewi, E., Wijayanti, I. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Lamun
(Cymodocea rotundata) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Journal of Fisheries Science and Technology. 13(1): 1-6:
2017.
34. Amin, A., Wunas, J., Anin, Y. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Klika Faloak (Sterculia quadrifida R.Br) dengan Metode DPPH. Jurnal
Fitofarmaka Indonesia. 2(2): 111-114.
38