PROPOSAL
Oleh:
TIAR FAHROZI
1901011368
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Evaluasi Penggunaan
Obat Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Puskesmas Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program S1 Farmasi di Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
Selama proses penyusunan proposal ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M.,M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helveti.
3. Drs. Dr. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. apt. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Pembimbing I Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. apt. Adek Chan, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi
Institut Kesehatan Helvetia Medan.
6. apt. Pricella Ginting, S.Farm., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan proposal ini.
7. dr. Jefri Naldi, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan yang bermanfaat untuk perbaikan proposal ini.
8. Seluruh Staf Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama
pendidikan.
Penulis menyadari baik dari segi penggunaan bahasa, cara menyusun
proposal ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tiar Fahrozi
1901011368
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 4
1.3 Hipotesis Penelitian......................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian............................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian........................................................... 6
1.6 Kerangka Konsep............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PENELITIAN........................................................... 8
2.1 Tekanan Darah................................................................. 8
2.2 Hipertensi......................................................................... 9
2.2.1 Pengertian Hipertensi........................................... 9
2.2.2 Penyebab Hipertensi............................................ 10
2.2.3 Faktor Pemicu Hipertensi.................................... 11
2.2.4 Gejala Hipertensi................................................. 15
2.2.5 Manifestasi Klinik................................................ 15
2.2.6 Patofisiologi......................................................... 17
2.2.7 Penatalaksanaan Hipertensi................................. 18
2.2.8 Terapi Farmakologi.............................................. 20
2.2.9 Komplikasi........................................................... 21
2.2.10 Klasifikasi............................................................ 23
2.3 Penggunaan Obat Rasionalitas........................................ 25
2.3.1 Pemberian Obat Rasional..................................... 25
2.3.2 Kriteria Pengunaan Obat Secara Rasional........... 25
2.3.3 Pemberian Obat Tidak Rasional.......................... 26
2.3.4 Kategori Pemberian Obat Tidak Rasional........... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................. 28
3.1 Jenis Penelitian................................................................ 28
3.2 Tempat dan Waktu........................................................... 28
3.2.1 Tempat Penelitian................................................ 28
3.2.2 Waktu Penelitian.................................................. 28
3.3 Populasi dan Sampel........................................................ 28
3.3.1 Populasi Penelitian............................................... 28
ii
3.3.2 Sampel Penelitian................................................ 28
3.4 Defenisi Operasional....................................................... 30
3.5 Pengumpulan Data........................................................... 30
3.6 Pengolahan Dan Analisis Data........................................ 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 32
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
penanganan dengan efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung
jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan
peningkatan volume aliran darah. Hal tersebut terjadi karena kerja jantung yang
yang berlebih saat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi oleh tubuh. Hipertensi yang tidak tertangani dengan baik dapat berujung
pada kematian. Hampir 1 miliar orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah
tinggi. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup dengan
dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di kawasan asia timur-selatan. Sekitar
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat atau tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung penyakit jantung koroner dan otak menyebabkan stroke bila tidak
1
2
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien
hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat.
Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang
mengidap hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Salah satu cara untuk
diberikan terapi dengan tepat kan menyebabkan terjadinya komplikasi yang dapat
antihipertesi. Menurut WhO penggunaan obat yang rasional yaitu pasien yang
menirima terapi pngobatan yang sesuai dengan nebutuhan klinisnya, dalam dosis
yang tepata dan sesuai, dalam periode waktu yang sesuai, serta dengan biaya ang
Penggunaan obat yang tidak tepat akan mengakibatkan terapi tidak efektif,
pasien. Semakin tinggi kasus hipertensi dengan atau tanpa komorbid maka
sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas serta memberi manfaat bagi
Rumah Sakit Peningkatan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
resiko antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko
yang tidak dapat diubah atau dikontrol) dan gaya hidup seperti kebiasaan
terjadi dan jika hipertensi tidak ditangani dengan tepat, maka evaluasi penggunaan
penggunaan obat agar tercapai tekanan darah yang optimal. Evaluasi penggunaan
obat merupakan suatu proses jaminan mutu yang terstruktur, dilaksanakan terus-
tepat, aman dan efektif (5). Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan aspek-
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil dari evaluasi ini selanjutnya dijadikan
untuk jangka waktu yang cukup dan pada biaya terendah bagi pasien (5).
4
adanya tekanan darah yang melebihi batas normal. Endotel yang terkelupas akan
pembuluh darah tidak kuat lagi menahan tekanan darah yang tinggi maka akan
penderita hipertensi, dimana penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk
penderita (6).
penyakit tidak menular (PTM) dengan jumlah tertinggi yng banyak di jumpai di
Kabupaten Nagan Raya sudah di dominasi oleh penyakit tidak menular. Dengan
telah menyerang baik remaja maupun lansia. Dalam hasil survey awal yang telah
dilakukan pasein hipertensi dalam 6 bulan terdapat sejumlah 735, hal ini
2023?
2023?
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya tahun 2023 sudah tepat
indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan waspada efek samping.
2023.
a. Untuk penulis
hipertensi.
7
Jenis kelamin
Umur
Tekanan darah
Penggunaan obat
TINJAUAN PENELITIAN
pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini paling besar pada arteri dekat jantung
dan paling rendah pada vena yang mengembalikan darah ke jantung. Tekanan
darah dalam arteri berubah-ubah secara berirama sejalan dengan denyut jantung
yang mencapai maksimum saat ventrikel kiri mengeluarkan darah ke dalam aorta
(sistole) dan turun kembali selama diastole, yang mencapai minimum tepat
ini terdiri atas sebuah manset yang dipasangkan mengelilingi lengan dan
Tekanan dalam manset diukur dengan kolom air raksa dan sederajat dengan
tekanan darah maksimum, tekanan darah sistolik, bila arteri disumbat. Manset
arteri. Suara detak terdengar melalui stetoskop. Bisingnya akan melemah saat
aliran darah dalam arteri tidak mengalami bendungan sama sekali. Tekanan dalam
manset kemudian sesuai dengan tekanan terendah selama siklus jantung- tekanan
darah diastolik. Tekanan darah dinyatakan dengan dua angka, misalnya 120/80,
dimana 120 menyatakan tekanan darah sistolik dalam milimeter air raksa (mmHg)
dan 80 menyatakan tekanan darah diastolik dalam milimeter air raksa. Tekanan
8
9
darah normal beragam nilainya. Seorang dewasa muda yang sehat bisa
mempunyai tekanan darah dari kira-kira 100/60 sampai kira-kira 150/90. Ini
bervariasi dalam hubungannya dengan tidur, kerja fisik dan emosi, serta
2.2 Hipertensi
yang sangat perlu dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Selain tingkat
kejadiannya yang tinggi, penyakit ini juga bersifat progresif, yakni secara
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan
bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik yaitu
tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
10
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
a. Penggunaan estrogen.
b. Penyakit ginjal.
d. Hiperaldosteronisme primer.
e. Sindrom chushing.
f. Feokromositoma.
g. Koarktasio aorta
h. Kehamilan (7).
Hipertensi dapat dipicu oleh berbagai faktor. Faktor- faktor yang memiliki
faktor risiko. Pada kejadian hipertensi, faktor risiko dibagi menjadi dua kelompok
yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.
Faktor risiko kejadian hipertensi yang tidak dapat diubah terdiri dari usia, jenis
1. Usia
Usia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang tidak
terdapat kecenderungan bahwa pria dengan usia lebih dari 45 tahun lebih
tahun (9).
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko ter- jadinya hipertensi
yang tidak dapat diubah. Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak
karena adanya dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang sehat
3. Keturunan (Genetik)
Keturunan atau genetik juga merupakan salah satu fak- tor risiko
akan lebih tinggi pada orang dengan keluarga dekat yang memiliki riwayat
hiperten- si. Selain itu, faktor keturunan juga dapat berkaitan de- ngan
itu, faktor risiko kejadian hipertensi yang dapat diubah terdiri dari obesitas,
4. Obesitas
5. Merokok
seperti nikotin dan karbon monoksida. Zat tersebut akan terisap melalui
(9).
14
peningkatan volume sel da- rah merah, dan kekentalan darah yang
dapat membuat jan- tung berpacu lebih cepat sehingga mengalirkan darah
lebih banyak setiap detiknya. Akan tetapi, dalam hal ini, kafein memiliki
mengandung natrium yang dapat menarik cairan di luar sel agar tidak
Hal inilah yang membuat peningkatan volume dan tekanan darah (9).
8. Stres
Stres juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya hi- pertensi. Kejadian
darah (9).
15
tersebut sering kali tidak terkait dengan hipertensi, jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala, antara lain sakit kepala, kelelahan,
berdengung, sulit tidur, rasa berat di tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian
belakang, otot lemah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat
berlebihan, kulit tampak pucat atau kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat,
atau tidak teratur, impotensi, darah di urine, mimisan (jarang dilaporkan) (10).
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing. wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya
berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
16
3. Muntah
4. Sesak napas
5. Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
medis. Manifestasi klinis hipertensi pada lansia secara umum adalah: sakit
kesemutan pada kaki dan tangan, sesak napas, kejang atau koma, nyeri
dada
tetapi penderitanya dapat hidup secara normal seperti layaknya orang sehat
17
orang masih muda dan sehat harus selalu memantau tekanan darahnya, minimal
penyakit jantung, riwayat keluarga ada yang menderita tekanan darah tinggi, ibu
hamil minum pil kontrasepsi, perokok dan orang yang pernah dinyatakan tekanan
darahnya sedikit tinggi. Hal ini dilakukan kerena bila hipertensi diketahui lebih
2.2.6 Patofisiologi
resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak
sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
melalui sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat
yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem
dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin.
Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang
ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
garam dan rendah lemak sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
mengkonsumsi buah-buahan segar sepeti pisang, sari jeruk dan diet dan
yang belum diawetkan dan tidak diberi kandungan garam yang berlebih.
Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat Gaya hidup dapat merugikan
karena jika pasien memiliki tekanan darah tinggi tetapi tidak mengontrol
dan merubah gaya hidup menjadi lebih baik maka akan banyak komplikasi
berlebih atau kalori total. Kurangi konsumsi garam dalam konsumsi harian
juga dapat mengontrol tekanan darah dalam batas normal. Perbanyak buah
c. Menejemen Stres Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, rasa marah,
dengan olahraga teratur membuat badan lebih rileks dan sering melakukan
sangat penting untuk menjaga tekanan darah pasien dalam batas normal
yang dimaksut adalah latihan menggerakan semua nadi dan otot tubuh
seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda, aerobik. Oleh karena itu
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6
bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
21
Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga
2. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
3. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada
farmakologi
2.2.9 Komplikasi
(PIH) (15).
1. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan
pendarahan tekanan tinggi dibotak atau akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada
anurisma (15).
2. Infark Miokardium
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang artero sklerotik
3. Gagal ginjal
hipertensi padagagal ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air
kebutaan dan tak jarang juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan
2.2.10 Klasifikasi
rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah. Klasifikasi tersebut meliputi 5
1. Diuretik
daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya
2. ACE-Inhibitor
timbul adalah batuk kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh obat
yang tergolong jenis ini adalah Catopril, enalapril, dan lisinopril (17).
yang tergolong jenis obat ini adalah amlodipine, diltiazem dan nitrendipine
(17).
4. ARB
5. Beta blocker
jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
metoprolol (17).
dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang sesuai dan
penggunaan antibiotika adalah hal dasar dalam desain intervensi langsung baik
secara regional maupun lokal dalam optimalisasi penggunaan obat yang rasional
(19).
1. Tepat Obat
Tepat obat adalah penggunaan antibiotik sesuai dengan tanda atau gejala
2. Tepat Dosis
3. Tepat Indikasi
4. Tepat Pasien
dengan kondisi patologi maupun fisiologi dari pasien dan tidak ada
kontraindikasi
5. Tepat Diagnosis
sehari-hari. Peresepan obat tanpa indikasi yang jelas; penentuan dosis, cara, dan
lama pemberian yang keliru, serta peresepan obat yang mahal merupakan
dikatakan tidak rasional jika kemungkinan dampak negatif yang diterima oleh
Yaitu jika pemberian obat kurang dari yang seharusnya diperlukan, baik
obat yang diperlukan untuk penyakit yang diderita juga termasuk dalam
kategori ini.
Yaitu jika memberikan beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang
sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat
untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
Mencakup pemberian obat untuk indikasi yang keliru, untuk kondisi yang
yang keliru mengenai obat yang diberikan kepada pasien, dan sebagainya
(21).
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2023
dengan menggunakan rumus Slovin. Sampel adalah bagian yang mewakili dari
keseluruhan bagian dari populasi. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini
keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
735
n= =88 orang untuk pasien umum
1+ 735(0,01)
Kriteria inklusi dan yang masuk kriteria eksklusi tidak dimasukkan dalam
sampel penelitian.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
1. Penyakit Hipertensi adalah suatu kondisi abnormal yang terjadi pada diri
tekanan darah sistoliknya >140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya >90
mmHg.
captopril.
dialami pasien.
5. Tepat dosis adalah ketepatan jumlah dari obat yang diberikan pada pasien,
6. Rekam Medis adalah buku yang digunakan sebagai bahan data yang
Data yang didapat dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Peneliti mendapatkan data dari data rekam medik di Puskesmas Kecamatan Darul
yang diterima oleh pasien hipertensi (29). Peneliti mendapatkan data dari rekam
menggunakan Microsoft Excel dan SPPS disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
(30)
DAFTAR PUSTAKA
32
33
Salah Satu Rumah Sakit Umum di Bandung Tahun 2010. Indones J Clin
Pharm. 2015;4(1):64–70.
20. Nurmiyati N, Tasman T, Lolok N. Analisis Rasionalitas Penggunaan Obat
Antibiotika Pada Pasien ISPA Di Rumah Sakit Langara Kabupaten
Konawe Kepulauan. J Pharm Mandala Waluya. 2022;1(3):109–16.
21. Kemenkes RI. Modul Penggunaan Obat Rasional 2011. Modul Pengguna
Obat Rasional. 2011;3–4.
22. Salsabilla F, Rizki F, Prabandari Sari. Pola Penggunaan Obat Anti
Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Klinik Perintis Tegal Tahun 2020. J
Ilm Farm [Internet]. 2021;x(November):1–5. Available from:
http://eprints.poltektegal.ac.id/126/
23. Ekaningtyas A, Wiyono W, Mpila D. Evaluasi Penggunaan Obat
Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kabupaten
Minahasa Utara. Pharmacon– Progr Stud Farm Fmipa, Univ Sam Ratulangi
[Internet]. 2021;10(November):1215–21. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/37421
24. Lawuningtyas Hariadini A, Secsiandre Ade Pamungkas S, Sidharta B.
Pengaruh Pemberian Informasi Obat Antihipertensi Terhadap Tingkat
Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien Peserta Prolanis di Puskesmas
Gedangan Kabupaten Malang. Pharm J Indones. 2020;6(1):63–8.
25. Indarto MR. Profil Luaran Klinis pada Pasien Ulkus Kornea Bakteri di
RSUP Dr . Sardjito dan RSM “ Dr . YAP ” Yogyakarta Berdasarkan Profil
Terapi : Case Series. 2022;18(4):462–8.
26. Kurniapuri A, Supadmi W. Pengaruh pemberia informasi obat
antihipertensi terhadap kepatuhan pasien hipertensi di Puskesmas
Umbulharjo I Yogyakarta perionde November 2014. Maj Farm.
2015;11(1):268–74.
27. Tutoli TS, Rasdiana N, Tahala F. Pola Penggunaan Obat Antihipertensi
Pada Pasien Hipertensi. Indones J Pharm Educ. 2021;1(3):127–35.
28. Diwati A, Sofyan O. Profil dan Rasionalitas Penggunaan Obat
Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Periode Mei - Juli 2021. 2023;19(1):1–8.
29. Ahadiah N, Handayani N, Suhardiana E. Evaluasi Kesesuaian Obat Dan
Dosis Antihipertensi Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit “X” Kota
Tasikmalaya. Media Inf. 2020;15(2):129–37.
30. Gultom R, Harahap A, Medan UI, Info A. Evaluasi Penggunaan Obat
Antihipertensi Pada Pasien Lanjut Usia Dirumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia Medan. 2021;5(1):5–10.
34