TESIS
Pembimbing
Dr. dr. Khairani Sukatendel, M.Ked(OG) Sp.OG. Subsp. Obginsos. SH. MH (Kes), CPMed.
dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), Sp.OG, Subsp. FER
Penguji
dr. Iman Helmi Effendi, M.Ked(OG), Sp.OG, Subsp. Obginsos
dr. Dwi Faradina, M.Ked(OG), Sp.OG, Subsp. Onk
dr. Yudha Sudewo, M.Ked(OG), Sp.OG, Subsp. FER
DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
i
2.3.5 Komplikasi.....................................................................69
2.3.6 Kualitas hidup pasca operasi..........................................72
2.4 Kerangka Teori..........................................................................75
2.5 Kerangka Konsep.......................................................................76
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................83
LAMPIRAN..........................................................................................................89
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
6
BAB I
PENDAHULUAN
Histerektomi adalah salah satu operasi besar yang paling umum dilakukan
dilakukan di Amerika Serikat setiap tahunnya. Pada 90% wanita yang menjalani
histerektomi, operasi dilakukan pada kondisi jinak, khususnya fibroid uterus, yang
merupakan indikasi paling umum untuk prosedur ini.1,2 Menurut data surveilans
abdominal (70–90%) dengan hanya 10–30% yang dilakukan melalui vagina dan
dunia dan mencakup 66% kasus, sedangkan histerektomi vagina dan histerektomi
tetapi yang pertama didokumentasikan dilakukan oleh Sauter pada tahun 1822 dan
Recamier pada tahun 1829. Histerektomi vaginal dianggap sebagai salah satu
jenis histerektomi yang paling sedikit invasif dan memiliki hasil yang lebih baik
Keuntungan dari histerektomi vaginal meliputi rasa sakit yang lebih sedikit,
pemulihan yang cepat, pasien dapat kembali bekerja lebih cepat, biaya yang lebih
rendah, dan morbiditas yang lebih rendah. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk
lambat. Untuk pasien dengan usia lanjut dan ukuran uterus yang kecil, prosedur
abdominal.3 Saat ini, 20% atau lebih persalinan di sebagian besar negara
ahli bedah di masa depan akan semakin menghadapi masalah histerektomi pada
pasien yang pernah menjalani satu atau beberapa operasi caesar sebelumnya.
pasien ini adalah risiko cedera pada kandung kemih dan cara mengakses cul-de-
besar ginekolog.5
utama terletak pada ukuran hasil morbiditas, seperti waktu operasi, komplikasi
bedah, waktu rawat inap di rumah sakit dan tingkat kekambuhan. Namun, ukuran
hasil yang berkaitan dengan status kesehatan dan kualitas hidup, seperti resolusi
pentingnya dengan luaran utama. Kualitas hidup terkait kesehatan adalah konsep
multidimensi yang mencakup domain yang berkaitan dengan aspek fisik, mental,
emosional dan sosial yang terkait dengan suatu penyakit atau pendekatan
kelelahan, kurangnya minat dalam seks, depresi, kecemasan dan perasaan negatif
mengevaluasi kualitas hidup, dan 36-item Short From Health Survey (SF-36)
yang terdiri dari 36 item adalah yang paling umum digunakan. SF-36
RAND. Ini adalah bentuk pendek yang berasal dari instrumen 149 item yang lebih
besar dan lebih presisi dibandingkan pendahulunya. SF-36 telah terbukti berguna
memantau hasil dalam praktik klinis, dan mengevaluasi efek pengobatan medis.
Ini telah diterjemahkan ke banyak bahasa dan isinya diperiksa lintas budaya. Di
Indonesia, SF-36 telah digunakan dalam beberapa survei untuk menilai kualitas
masih merupakan salah satu operasi ginekologi besar yang paling umum
dilakukan. Oleh karena itu, sebagai metode pengobatan definitif, penting untuk
menilai apakah histerektomi abdominal dan vaginal berbeda terhadap hasil kualitas
hidup pasien. Karena kualitas hidup mengacu pada kesejahteraan total seseorang,
yang akurat kepada pasien selama konseling pra dan pasca bedah, sehingga
tindakan histerektomi.6
abdominal
abdominal
vaginal serta dapat dijadikan sebagai data awal untuk penelitian yang akan
dilakukan selanjutnya.
dan keluarga pasien pasca histerektomi abdominal dan vaginal, sehingga dapat
menyeluruh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Histerektomi
2.1.1 Definisi
dikaitkan dengan risiko dan efek samping, yang hanya dipertimbangkan jika
pengobatan lain tidak cukup efektif. Namun, jika seorang wanita menderita
kanker tersebut.7,8
prolaps organ panggul, periode menstruasi yang sangat berat atau menyakitkan,
untuk menghindari komplikasi serius akibat hal-hal seperti cedera serius, infeksi
2.1.2 Epidemiologi
dilakukan pada wanita. Setiap tahun, lebih dari setengah juta wanita menjalani
indikasi, seperti fibroid atau mioma, yang merupakan faktor risiko paling umum.
7
8
berdasarkan kelompok usia 5 tahun dan ras dan/etnis pada tahun 2006 dan 2016.
berusia <35 tahun (7,5% pada tahun 2006 dan 7,1% pada tahun 2016), setelah itu
terjadi peningkatan yang stabil pada kelompok usia 50–54 tahun (28,1% pada
tahun 2006 dan 24,7% pada tahun 2016) dan kelompok usia 70–74 tahun (47,5%
pada tahun 2006 dan 44,5% pada tahun 2016). Prevalensi histerektomi tertinggi
terjadi pada wanita kulit hitam non-Hispanik dan terendah pada wanita Hispanik
di seluruh kelompok umur pada kedua titik waktu. Di antara semua kelompok
berusia 40 tahun ke atas, prevalensinya menurun dari tahun 2006 hingga 2016,
khususnya untuk wanita kulit hitam non-Hispanik dan Hispanik berusia 50–74
antara ras dan kelompok umur, meskipun ukuran efek untuk jangka waktu
interaksi kecil.10
dengan biaya sekitar $5 miliar per tahun. Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit / Center for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan 3,1
histerektomi
9
sedikit menurun dari 5,4/1000 pada tahun 2000 menjadi 5,1/1000 pada tahun
Angka keseluruhan tertinggi terjadi pada perempuan berusia 40-44 tahun dan
terendah pada perempuan berusia 15-24 tahun. Angka histerektomi pada wanita
berusia 50-54 tahun menurun secara signifikan dari 8,9/1000 pada tahun 2000
Selatan (6,3/1000) dan terendah pada perempuan yang tinggal di Timur Laut
(4,3/1000). Angka histerektomi di Timur Laut menurun dari 4,9/1000 pada tahun
2000 menjadi 3,7/1000 pada tahun 2004. Dari tahun 2000-2004, alasan medis
yang paling umum untuk menjalani histerektomi adalah tumor fibroid jinak,
endometriosis, dan prolaps uterus. Kanker rahim tidak umum terjadi, namun
dengan indikasi leiomioma uterus menurun dari 44,2% pada tahun 2003 menjadi
38,7% pada tahun 2004. Proporsi relatif dari semua histerektomi yang dilakukan
pada 13% pada tahun 1995 dan kemudian terus menurun menjadi 3,9% pada
tahun 2003 (P < 0,001), sedangkan proporsi relatif histerektomi perut subtotal
meningkat dari 6,9% pada tahun 1994 menjadi 20,8% pada tahun 2003
(p<0,001).11
10
usia subur, tepatnya 15-49 tahun. Hubungan seksual adalah dampak sosial yang
19% tidak menganggap perlu melakukan hubungan seksual. Survei yang dilakukan
Chinese University - Hong Kong pada tahun 2002 menemukan bahwa dari 1.656
pada tahun 2001 menunjukkan bahwa dari 560 responden wanita sehat (bukan
2.1.3 Indikasi
mola semakin jarang terjadi. Penyakit dan kelainan jinak yang paling umum
(indikasi untuk > 90% operasi) yang memerlukan histerektomi ditunjukkan pada
Tabel 2.1.7
11
Tabel 2. 1 Penyakit dan kelainan jinak yang dapat dilakukan tindakan histerektomi7
Leiomioma uterus
Simptomatik (perdarahan abnormal atau tekanan pada pelvis)
Asimptomatik (presentasi dengan uterus yang membesar yang menutupi
palpasi adneksa dan USG tidak tersedia)
Pertumbuhan cepat uterus (curiga leiomiosarkoma)
Kegagalan terapi konservatif pada perdarahan abnormal atau nyeri uterus
Adenomiosis simptomatik refrakter terhadap pengobatan medis
Endometriosis simptomatik refrakter terhadap pembedahan konservatif atau terapi
medis
Prolaps organ panggul simptomatik pada pasien yang meningingkan tindakan
pembedahan
Kelainan nyeri panggul sentral kronik yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan
konservatif pada wanita dengan evaluasi urologi dan gastrointestinal normal
Terapi definitif pada penyakit radang panggul berat jika terapi konservatif tidak dapat
diberikan atau atas keinginan pasien
pembedahan yang aman atau tidak memberikan manfaat bagi pasien. Misalnya,
bersifat kuratif untuk kanker serviks yang invasif secara mikroskopis. Diseksi
yang lebih luas untuk memastikan margin negatif dapat dipertimbangkan untuk
tumor yang terbatas pada serviks tanpa penyakit metastasis. Namun, untuk
keganasan serviks uteri stadium lanjut yang melampaui stadium IB, histerektomi
kelainan harus diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi dengan biopsi dan kuretase
jika (1) biopsi yang dipandu secara kolposkopi menunjukkan neoplasia intraepitel
serviks I atau kurang setelah papsmear lesi intraepitel skuamosa tingkat tinggi
12
Analisis frozen section pada jaringan konisasi serviks berkorelasi baik dengan
intraepitel dengan batas negatif yang jelas, dapat dilakukan histerektomi yang
mencakup tumor.7
memerlukan evaluasi endometrium pra operasi pada semua usia: anovulasi kronis
dan oligomenore sekunder, terapi estrogen tanpa hambatan untuk menopause dan
b. Pertimbangan preoperasi
Pada wanita dengan uterus kecil dengan adneksa yang dapat digerakkan,
bimanual. USG panggul adalah teknik pencitraan pra operasi yang paling umum
digunakan. Hal ini berguna dalam mendeteksi massa pada pasien yang sulit
diperiksa (misalnya pasien obesitas) dan dalam memastikan massa panggul yang
dalam menggambarkan jalur ureter melalui panggul pada pasien dengan kelainan
saluran kemih yang diketahui, seperti duplikasi ureter. Selain itu, pasien dengan
rektal. Diagnosis penyakit colon pra operasi akan membantu dalam pemilihan
sayatan.7
cefazolin 1 g atau cefazolin 2 g untuk pasien dengan indeks massa tubuh > 35
kg/m2 atau berat badan > 100 mg (220 lb). Untuk pasien dengan hipersensitivitas
gentamisin 1,5 mg/kg IV (atau kuinolon 400 mg IV) dapat diberikan. ACOG juga
14
operasi yang panjang, dengan interval 1 atau 2 waktu paruh obat. Dosis kedua
kehilangan darah > 1500 mL. Pasien yang didiagnosis dengan infeksi vagina
tromboemboli vena harus digunakan pada pasien. Semua pasien yang menjalani
histerektomi harus memiliki tipe dan skrining yang aktif. Pasien dengan anemia
pra operasi mungkin perlu menerima transfusi darah pra operasi, sementara
tinggi.7
2.1.5 Teknik
vagina >2 lebar jari di puncak. Beberapa uterus yang turun memang
minggu
15
atau lebih kecil atau dengan berat uterus <280 gram. Ahli bedah yang lebih
3. Adneksa, dimana pada pasien dengan gejala atau temuan panggul yang
ukuran uterus dan bukan pada prosedur bedah yang direncanakan untuk
inkontinensia.
7. Gangguan medis, pada pasien dengan penyakit jantung atau paru yang
rendah dan ambulasi yang lebih dini. Pasien obesitas mungkin kurang mampu
laparoskopi.
histerektomi vaginal pada pasien dengan riwayat ligasi tuba atau operasi
caesar. Operasinya akan lebih banyak bermasalah pada pasien dengan riwayat
b. Histerektomi supraservikal
supraserviks. Namun, 2 uji coba terkontrol secara acak menilai hasil psikososial
antara 2 kelompok.7
Percobaan acak, tersamar ganda dan terkontrol lainnya menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistik pada fungsi kandung kemih, usus, dan
seksual antara wanita yang telah menjalani histerektomi total dan supraserviks.
yang diterapkan pada puncak vagina setelah histerektomi supraservikal dan total.7
risiko kanker serviks, terutama pada wanita yang mungkin tidak melakukan
pemeriksaan pap smear secara rutin. Faktanya, kondisi serviks atau korpus uterus
siklis (6,8%) yang dapat terjadi setelah histerektomi supraserviks jika sisa
lamanya operasi, kehilangan darah, dan demam. Indikasi saat ini untuk
ligasi pembuluh darah uteri, fundus uteri dapat diamputasi dari leher rahim;
tingkat amputasi harus berada di bawah ostium serviks bagian dalam untuk
c. Laparoskopi histerektomi
karena dikaitkan dengan hasil yang lebih baik dan paling banyak pendekatan
berikut:7
1. Kateter foley dapat digunakan selama 24 jam, namun idealnya tidak melebihi
operasi
4. Air dalam jumlah sedikit boleh diberikan pada hari pertama, dilanjutkan
dengan diet teratur pada hari berikutnya pasca operasi tergantung pada nafsu
makan pasien. Tidak adanya bising usus dan flatus tidak menunda kemajuan
pola makan.
2.1.7 Komplikasi
perdarahan, infeksi, embolus paru, atau penyakit penyerta. Sebuah studi tentang
dan kelompok vagina. Angka kematian meningkat seiring bertambahnya usia dan
Konsekuensi kecil jika cederanya sampai ke kubah kandung kemih, yang biasanya
terletak jauh dari trigonum. Cedera ureter terjadi pada 0,7-1,7% dari histerektomi
abdominal dan 0-0,1% pada histerektomi vaginal. Hal yang penting adalah untuk
reseksi usus. Cedera usus kecil, dapat ditutup dalam satu jahitan atau beberapa
jahitan tergantung pada preferensi ahli bedah. Cedera itu seharusnya ditutup tegak
lurus terhadap sumbu panjang usus. Jika penutupan beberapa jahitan digunakan,
jahitan interrupted atau running menggunakan 3-0 benang yang dapat diserap
0 yang dapat diserap atau silk suture di serosa. Reseksi usus dan anastomosis
Cedera colon diperbaiki dengan cara yang sama seperti cedera duodenum.
pasien). Perdarahan biasanya berasal dari sudut lateral vagina dan dapat dilakukan
penjahitan kembali vagina pada sebagian besar kasus. Infeksi adalah komplikasi
paling umum setelah histerektomi. Dengan teknik yang sempurna dan pemilihan
pasien yang cermat, ahli bedah ginekologi masih dapat memperkirakan tingkat
morbiditas karena infeksi pasca operasi sebesar 10%. Suhu pasca operasi 38°C
(100,4°F) atau lebih tinggi pada 2 pemeriksaan berturut-turut dengan selang waktu
6 jam harus diselidiki dengan (1) anamnesis cermat terhadap pasien untuk
mengetahui gejala lokal (misalnya, batuk produktif atau nyeri saluran infus), (2)
urinalisis, rontgen thorax, sputum dengan pewarnaan gram, atau hitung darah
lengkap). Antibiotik dimulai hanya jika fokus infeksi teridentifikasi atau sangat
umum diberikan.7
22
normal dan terlihat jelas pada pemeriksaan spekulum pada lebih dari separuh
termasuk pengelolaan manset (terbuka vs. tertutup), pilihan jahitan (polos vs.
kromik vs. sintetis) dan teknik drainase. Setelah histerektomi, senggama harus
ditunda sampai manset vagina sembuh (6 minggu) dan pengangkatan beban berat
dibatasi <5 kg. Pasien di follow up 6 minggu pasca operasi untuk memastikan
2.2.1 Definisi
kurang invasif menawarkan manfaat seperti nyeri pasca operasi yang lebih sedikit,
waktu pemulihan yang lebih cepat dan kualitas hidup jangka pendek yang lebih
baik setelah operasi, serta waktu pemulihan yang lebih singkat, rawat inap dan
indikasi operasi, ukuran dan lokasi struktur vital termasuk ureter (yang mungkin
2.2.2 Epidemiologi
30% yang dilakukan melalui vagina dan kurang dari 5% dilakukan secara
meningkat dari
abdominal adalah teknik yang paling banyak dilakukan di seluruh dunia dan
abdominal pada tahun 2012 berurutan sebesar 15,7% ,28,0% dan 23,9%. Sebagai
pengangkatan rahim dan leher rahim, disebut histerektomi total, atau mungkin
supracervical
24
digunakan.14
SCH juga disarankan untuk meningkatkan fungsi saluran kemih, usus atau seksual
menunjukkan hal yang sama atau perbedaan jangka panjang dalam fungsi-fungsi
iskmik pada serviks. Prosedur yang mengikis atau mengeluarkan inti saluran
sebanding dengan wanita tanpa histerektomi. Selain itu, prognosis untuk kanker
serviks mencerminkan hal yang sama pada wanita dengan rahim lengkap.14
25
mungkin menjadi pertimbangan bagi banyak wanita dan dokter. Selain itu,
karena adanya jaringan parut pada usus atau kandung kemih. Meskipun terdapat
2.2.4 Preoperasi
a. Evaluasi pasien
Dengan temuan yang tidak normal, evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk
radikal atau kemoradiasi. Begitu pula dengan perempuan yang berisiko untuk
infeksi serviks atau vaginosis bakterial yang terjadi bersamaan diskrining untuk
banyak faktor. Bentuk dan ukuran uterus dan panggul, indikasi pembedahan,
patologi adneksa, penyakit panggul yang luas, risiko pembedahan, lama rawat
inap dan pemulihan, sumber daya rumah sakit dan keahlian ahli bedah semuanya
Gynecologists, 2017a).14
c. Persiapan pasien
Karena risiko luka pasca operasi dan infeksi saluran kemih setelah
secara selektif. Risiko cedera usus pada histerektomi secara umum rendah dan
2.2.5 Intraoperasi
2. Entri abdominal
3. Paparan
dan abdomen dieksplorasi secara visual dan manual, pasien ditempatkan pada
diangkat dari panggul. Jika terdapat adhesi yang luas, posisi anatomi normal
dipulihkan. Histerektomi dapat dilakukan oleh satu ahli bedah, tetapi biasanya ada
dua ahli bedah yang masing-masing melakukan operasi pada sisi uterus.14
dimulai dengan pembelahan dari satu ligamen rotundum pada titik tengahnya. Ini
akses ke arteri uteri dan ligamen kardinal untuk transeski selanjutnya. Ligamen
rotundum dijepit dengan forsep jaringan dan diangkat. Jahitan yang menempel
pertama dari jahitan ini melalui situs avaskular di bawah mesoteres ligamen
transfixing dan dinding samping panggul. Jahitan kedua sederhana dari benang
yang sama ditempatkan l cm medial dari jahitan pertama dan melalui situs
perdarahan dari arteri Sampson atau vena di dalam mesoteres dan membantu
membuat bagian anterior dan posterior. Di antaranya, jaringan ikat areolar longgar
dengan pembuluh darah kecil multipel terlihat. Untuk mengiris bagian anterior,
depan dan jaringan ikat longgar di bawahnya. Kedua ujung gunting diarahkan ke
bergerak maju. Bagian depan yang melengkung kemudian diiris tajam atau
dengan ujung bedah kauter listrik. Garis sayatan melengkung ke arah inferior dan
ishtmus uterus (Gambar 2.3). Sayatannya berada jauh di atas kandung kemih
dengan forsep halus dan ditegangkan. Peritoneum ini diinsisi dengan gunting
Metzenbaum dan dengan teknik pemotongan yang sama seperti yang digunakan
pada daun anterior (Gambar 2.4). Secara lateral dan sejajar dengan IP, sayatan
diperluas ke arah cephal melalui dinding samping pelvis dan kira-kira ke arah
6. Identifikasi ureter
panggul, dan di percabangan arteri iliaka komunis. Hal ini dilakukan dengan
atas tempat jalur ureter (Gambar 2.5). Pembuluh darah kecil terkoagulasi saat
untuk membuat jendela. Hal ini memungkinkan isolasi pedikel berikutnya dan
jendela ini dibuat hanya di bawah ligamen uteroovaria dan dekat korpus uteri. Jika
Insisi diperluas ke arah pinggir pelvis dan medial menuju uterus di bawah ligamen
8. Adneksektomi
dengan klem Babcock atau atraumatik dan ditinggikan secara medial untuk
penggambaran (Gambar2.7).14
32
klem ditempatkan melalui jendela peritoneal yang dibuat sebelumnya. Klem Kelly
diletakkan medial ini dan lebih dekat ke adneksa. Dengan klem diamankan,
ligamen IP dipotong secara tajam di atas klem Zeppelin. Ikatan bebas jahitan 0
gauge yang dapat diserap tertunda dipasang di sekitar klem Zeppelin untuk ligasi
arteri ovarium. Saat simpul jahitan diamankan, klem Zeppelin segera dibuka dan
ditutup, yaitu "flashed”. Jahitan transfixing kemudian dijahit di bawah klem tetapi
di atas dan distal dari jahitan bebas pertama. Saat simpul diikat, klem Zeppelin
dan mobilitasnya yang lebih besar dapat menghalangi pandangan ahli bedah. Oleh
karena itu, adneksa bisa diikat ke klem Kelly yang masih terletak di kornu atau
9. Konservasi ovarium
Dengan daun ligamen latum yang sekarang terbuka, jika ovarium harus
diklem, diberi tanda, dan diikat secara serial. Masing-masing klem mencakup
dengan uterus. Untuk menjaga ovarium, satu klem Kelly sudah ditempatkan di
dan Kelly. Ligasi ligamen dilakukan seperti pada langkah 8. Ikatan bebas jahitan
0- gauge yang dapat diserap tertunda ditempatkan di sekitar klem Zeppelin. Saat
kemudian ditempatkan di sekitar klem yang sama tetapi distal dari ikatan bebas
pertama. Saat simpul diikat, klem Zeppelin dilepas. Ovarium dengan demikian
dibebaskan dari uterus dan dapat ditempatkan secara lateral dekat dinding
samping panggul. Klem Kelly dibiarkan di kornu untuk mencegah perdarahan dan
kemih, kandung kemih dipindahkan ke arah ekor dan menjauhi serviks. Hal ini
antara kandung kemih dan serviks. Beberapa teknik dapat digunakan, dan diseksi
tajam lebih disukai (Gambar 2.9). Metode ini sangat bermanfaat bagi pasien
antara kandung kemih dan serviks. Sebagai alternatif, tekanan tumpul lembut dari
jari atau spons dapat digunakan. Tekanan tersebut diarahkan ke bawah kandung
kemih, ke serviks dan ke arah kaudatus. Dengan metode diseksi manapun, elevasi
peritoneum ini dijepit dengan forsep jaringan atraumatik dan ditinggikan untuk
untaian jaringan ikat longgar yang terletak di ruang ini, dan mudah dipotong
dengan gunting Meczenbaum. Insisi pada pita ini ditempatkan dekat dengan
laserasi pembuluh darah yang berada di ligamen vesikoservikal, yang juga disebut
pilar kandung kemih. Setelah bidang yang benar dimasukkan, serviks yang
berwarna putih mutiara dan dinding anterior vagina dapat dibedakan dengan jelas
tepi bawah serviks. Hal ini mencegah masuknya serat kandung kemih ke dalam
jahitan atau klem yang dipasang selama penutupan manset. Dengan demikian,
risiko cedera kandung kemih dan ureter distal serta fistula genitourinari dapat
diturunkan.14
Pada tingkat isthmus, beberapa peritoneum posterior dan jaringan areolar longgar
pembuluh darah disebut skeletonisasi. Hal ini pada akhirnya menciptakan pedikel
vaskular yang lebih kecil dan meminimalkan risiko retraksi pembuluh darah dan
lepas selama ligasi. Untuk skeletonisasi, seorang ahli bedah secara individual
Metzenbaum atau ujung bedah listrik mengiris jaringan ini dekat dan sejajar
dengan pembuluh darah, dimulai dari superior dan berlanjut ke inferior. Selama
36
proses ini, sisa ligamentum latum posterior peritoneum juga diinsisi secara paralel
horizontal melintasi pembuluh darah uterus vertikal (Gambar 2.12). Klem Kelly
ditempatkan secara medial dan vertikal pada klem pertama dan menempel pada
bagian lateral uterus untuk mencegah perdarahan dari pembuluh darah yang
jahitan 0-gauge yang dapat diserap tertunda ditempatkan di bawah ujung klem
Zeppelin, dan ujung jahitan dililitkan ke tumit klem. Saat simpul diikat, klem
Zeppelin dibuka dan dilepas secara perlahan. Klem Kelly tetap ada. Pedikel besar
dapat diikat dua kali untuk memastikan ligasi. Jahitan sederhana ditempatkan
seperti yang dijelaskan, tetapi klem dipasang bukannya dilepas. Jahitan kedua
Setelah ligasi arteri uterina bilateral, jika uterus berukuran besar dan bulky,
fundus uteri dapat dipotong secara tajam dari serviks. Setelah korpus diangkat,
klem Kocer dipasang pada dinding anterior dan posterior serviks untuk manipulasi.
38
perdarahan siklik pasca operasi. Jika stroma serviks bersifat hemostatik, tidak
Ligamen ini terletak di lateral uterus dan inferior pembuluh darah uterus.
serviks dan medial pedikel arteri uterina (Gambar 2.13). Saat klem Zeppelin
sisi lateral uterus. Saat klem ditutup secara perlahan, klem dimiringkan agak
gauge yang dapat diserap tertunda ditempatkan di bawah klem dan klem dilepas
saat simpul diikat. Untuk bagian kecil pada ligamen kardinal, jahitan sederhana
kali. Dengan cara ini, ligamen kardinal ditranseksi dan diikat dari bagian superior
ke inferior hingga ke aspek lateral serviks hingga setinggi vagina bagian atas.
Ketika proses ini hampir selesai, ligamen uterosakral tetap menjadi struktur
pendukung akhir yang menempel pada serviks. Ligamen ini lebih mudah
dirasakan dan dilihat dengan melakukan traksi ke atas pada uterus. Dalam
sebagian besar kasus jinak, ligamen ini dimasukkan ke dalam instrumen yang
digunakan untuk menjepit ligamen kardinal bawah. Ekor jahitan pedikel ligamen
anterior dan posterior untuk mengidentifikasi bagian paling bawah dari serviks. Di
sini, klem Zeppelin lengkung ditempatkan di dinding anterior dan posterior vagina
tepat di bawa serviks di satu sisi. Hal ini diualngi pada sisi lainnya, dan ujung-
ujungnya sering bertemu di garis tengah (Gambar 2.14). Yang penting, kandung
40
kemih harus dimobiliasi secukupnya dari titik ini untuk mencegah cedera.
Jaringan vagina yang berada di atas klem ini kemudian ditranseksi. Prosedur ini
Gambar 2. 15 Klem seluruh proksimal vagina, Jahit transfixing untuk menutup cuff14
tengah dinding anterior atas vagina. Jari dimasukkan untuk merapa tepi serviks.
Setelah diketahui, satu bilah gunting Jorgenson dimasukkan ke dalam vagina dan
41
ditempatkan tepat di bawah serviks (Gambar 2.16). Pada tingkat ini, vagina
vagina ke pedikel ligamen uterosakral di kedua sisi (Gambar 2.17). Jahitan ini
ligamen uterosakral dan membantu mencega prolaps cuff vagina setelah operasi.
Jahitan ini dibuat panjang dan ditahan oleh hemostat. Traksi ke atas dan ke
running menggunakan jahitan 0-gauge yang dapat diserap tertunda atau dengan
dalam penutupan ini untuk mengurangi risiko keluarnya cairan pasca operasi. Di
bagian anterior, kandung kemih harus terbebas dari garis jahitan. Setelah manset
ligamentum latum. Dalam hal ini, ligamen rotundum harus terbelah lebih dekat ke
khas. Selain itu, mioma yang besar dapat meregangkan dan melemahkan ligamen
dimasuki pada tempat yang lebih cephalad. Secara khusus, sigmoid di kiri atau
sekum di kanan ditarik ke medial. Garis putih Toldt, yang mewakili refleksi
peritoneum dan setelah tercapai, ligamen tersebut terbagi seperti pada langkah 4.
memungkinkan IP atau uteroovarian pedikel agar lebih aman terbagi seperti pada
Ligasi arteri uterina adala langkah selanjutnya yang terhambat, dan mioma
sering kali menghalangi penglihatan dan jalur klem Zeppelin. Traksi ke atas
dengan klem bergigi pada mioma dan klem di kornu untuk mengangkat uterus
dapat membantu ketegangan pada jaringan ikat yang mengikat mioma ke panggul.
Diseksi tajam untuk melepaskan massa dari jaringan areolar longgar di sekitarnya
diidentifikasi, dijepit, dipotong, dan diikat dengan jahitan. Ketika massa terlepas
letak ini menyebabkan setiap ureter pada risiko yang signifikan selama
secara lateral dengan lengkung pembuluh darah merupakan salah satu pilihan.
Secara teori, hal ini membantu menjaga saraf penting yang terkait dengan fungsi
kandung kemih.14
44
Pertama, peritoneum cul de sac posterior diiris tajam secara melintang di garis
diputihkan, irisan besar di tengah mioma serviks dipotong dan diangkat untuk
isthmus pada tingkat di atas adhesi cul-de sac dicetak secara melintang untuk
beberapa milimeter dari permukaan serosa dan menandakan bidang yang sesuai.
dan berhenti pada tingkat kolpotomi posterior yang diinginkan. Metode ini pada
dasarnya mengisolasi parametrium tanpa memasuki obliterasi cul de sac dan yang
dapat dibagi seperti pada langkah 13. Sebagai catatan, metode ini meninggalkan
lapisan tipis serviks di dalam cul-de-sac, yang mungkin tidak diinginkan pada
insisi transversal dibuat di garis tengah atas dinding anterior vagina. Insisi
insisi ini dengan klem bergigi da diangkat ke atas. Ini memberikan akses ke
forniks vagina posterior. Di sini, insisi transversal garis tengah pada dinding
serviks posterior. Diseksi idealnya mencapai tingkat isthmus uterus. Diseksi ini
salah satu lengan klem Zeppelin yang kuat mendorong ke arah kepala melalui
insisi dinding vagina anterior, ke dalam insisi dinding vagina posterior dan ke
dalam ruang retroservikal yang telah berkembang. Lengan klem atas terletak di
luar vagina dan melintasi bagian paling bawah permukaan parametrium anterior.
Jaringan antara klem dan serviks ini kemudian diberi tanda dan diikat. Proses ini
diulang secara berurutan dan menggerakan ke arah cephalad pada kedua sisi
2.2.6 Post-operasi
terjadi setelah histerektomi abdominal dan melebihi angka yang terlihat pada
pendekatan vagina atau MIS. Infeksi panggul sering terjadi dan sumber demam
pasca operasi lainnya harus dievaluasi. Karena tingginya angka demam yang tidak
hingga 48 jam untuk peningkatan suhu ringan adalah hal yang penting dilakukan.
kognitif yang disadari atas kepuasan hidup seseorang'' dan ''persepsi individu
tentang posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai di
mana mereka tinggal dan hidup kaitannya dengan tujuan, harapan, standar dan
sebagai
47
''kesejahteraan umum secara keseluruhan yang terdiri dari deskripsi objektif dan
evaluasi subjektif dari kesejahteraan fisik, material, sosial, dan emosional bersama
Anestesi dan pengobatan nyeri pasca operasi hanya meringankan sebagian reaksi
stres ini. Respons stres dan peradangan dikaitkan dengan perilaku sakit termasuk
kelelahan dan gangguan motivasi. Mekanisme yang diduga adalah reaksi sitokin
pro-inflamasi di otak dengan hilangnya nafsu makan, demam, nyeri sendi dan
normal. Perilaku sakit ini dapat mengganggu kualitas hidup terkait kesehatan
segera setelah operasi. Selain itu, sebagian besar pasien yang dijadwalkan untuk
menjalani operasi besar memiliki riwayat penderitaan fisik dan psikologis yang
signifikan yang juga mengganggu kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, setelah
operasi besar, pasien mungkin berisiko mengalami komplikasi pasca operasi, dan
hidup pasca operasi jangka pendek. Pengukuran kualitas hidup awal pasca operasi
harus menjadi bagian dari penilaian hasil setelah operasi dan pengobatan
klinis. Skor kualitas hidup yang buruk mungkin mencerminkan kepuasan pasien
klinis biasa, kualitas hidup diperkirakan satu atau dua tahun setelah operasi, yang
sesuai untuk operasi tertentu. Namun penilaian awal (yaitu satu sampai empat
48
indikasi operasi, ukuran uterus, operasi sebelumnya dan preferensi ahli bedah
pendek dan menengah, namun penelitian jangka panjang masih langka. Data
tersebut penting karena histerektomi tidak bebas dari komplikasi dan memiliki
efek ireversibel, misalnya infeksi dasar panggul. Oleh karena itu, risiko dan
mendapatkan manfaat paling besar. Namun, waktu tindak lanjut hanya mencapai
fisik dan nyeri dan peningkatan persepsi kesehatan setelah histerektomi. Namun,
kurang minat atau kesenangan seks, depresi, kecemasan dan perasaan negatif
kehidupan pasien penting dalam memprediksi kebutuhan akan layanan, dan tidak
bedah, variabel luaran fokus pada morbiditas pasien seperti rawat inap di rumah
sakit, komplikasi bedah, waktu operasi dan tingkat kekambuhan. Namun, dari
sudut pandang pasien, hasilnya diukur berhubungan dengan kualitas hidup dan
status kesehatan seperti gejala resolusi, kepuasan dan kembali ke aktivitas normal
juga sama pentingnya dengan hasil bedah tradisional. Variabel kualitas hidup ini
beberapa area yang mencakup dimensi generik yang diperlukan untuk setiap
penilaian kualitas hidup, yaitu fungsi sosial, fisik, emosional dan persepsi kualitas
hidup secara keseluruhan sesuai dengan suatu penyakit atau modalitas pengobatan
Saat ini terdapat lebih dari 1.000 instrumen yang dirancang khusus untuk
sebagai survei kualitas yang generik, koheren, dan mudah digunakan sebagai alat
ukur kualitas hidup. SF-36 memberikan delapan penilaian utama: fungsi fisik,
50
peran karena masalah pribadi atau emosional, kesehatan mental secara umum,
SF-36 terdiri dari dua langkah. Pertama, nilai numerik setiap angka disusun ulang
untuk setiap kunci penilaian. Perhatikan bahwa setiap kunci penilaian diberi skor
sehingga skor yang tinggi menentukan status kesehatan yang lebih baik. Selain
itu, setiap kunci penilaian diberi skor dalam rentang 0 hingga 100 sehingga skor
terendah dan tertinggi yang dapat diperoleh adalah 0 dan 100. Skor tersebut
mewakili persentase dari total skor yang mungkin. Kedua, jumlah soal pada kunci
kunci penilaian17,18
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fauzan dkk tahun 2022, menunjukkan
nilai rata-rata skor kualitas hidup menggunakan kuesioner SF36 pada histerektomi
abdominal adalah 91,71 ± 6.73 dan histerektomi vaginal 99.07 ± 1.66. Terdapat
hidup pada histerektomi vaginal lebih baik dibandingkan pada abdominal. Hal ini
sejalan dengan penelitian oleh Silva-filho dkk menunjukkan hal yang sama yaitu
dibandingkan histerektomi invasif minimal pada kasus kelainan jinak dan kanker
Pada EQ-5D-VAS dan FACT-G ditemukan skor kualitas hidup histerektomi lebih
2017 yang melakukan studi terhadap penilaian kualitas hidup post histerektomi
dan mandi secara mandiri. Status psikologis, sosial dan kerja juga menunjukkan
Mirip dengan temuan tinjauan Cochrane terbaru, skor kualitas hidup yang
mengatasi masalah ini dengan lebih baik menggunakan alat yang tervalidasi,
keputusan.22,23
52
2.3.1 Definisi
menjadi komponen yang berfokus pada tuba falopi dan ovarium, pada korpus
wanita setelah operasi caesar. Sejak abad ke-19, semua histerektomi telah
dilakukan oleh Sauter pada tahun 1822 dan Recamier pada tahun 1829.
pendekatan vaginal dan endoskopik, populer di Eropa karena Kurt Semm dan di
satu jenis histerektomi yang paling sedikit invasif, dan memiliki hasil yang lebih
53
baik serta komplikasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya. Hal
ini dianggap sebagai salah satu metode pilihan untuk histerektomi. Keuntungan
dari histerektomi vaginal meliputi rasa sakit yang lebih sedikit, pemulihan yang
cepat, pasien dapat kembali bekerja lebih cepat, biaya yang lebih rendah, dan
morbiditas yang lebih rendah. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk keadaan
ada kontraindikasi.
pelatihan dan tingkat kenyamanan dokter bedah dengan prosedur tersebut, ukuran
dan mobilitas uterus, keberadaan relaksasi panggul, dan sifat jinak atau ganas dari
histerektomi vaginal terbatas oleh ukuran dan terutama mobilitas uterus serta
kapasitas dan elastisitas vagina. Keduanya adalah kriteria yang relatif karena
uterus yang besar dapat dicacah, dan vagina yang sempit dapat diperbesar dengan
karena saat ini merupakan rute histerektomi yang paling jarang dilakukan di
Amerika Serikat.29
54
2,8%) di antara semua operasi rawat inap pada tahun 2016-2017. Indikasi paling
penatalaksanaan (1) leiomioma uterus, (2) pendarahan uterus yang tidak normal,
(3) endometriosis, (4) prolaps organ panggul, dan (5) nyeri panggul kronis lainnya.
(obstetrik atau ginekologis) atau infeksi panggul yang tidak responsif terhadap
pengelolaan medis.30
vaginal dapat ditemukan dalam Tabel 2.2. Beberapa penelitian telah menguji
keputusan untuk jalur histerektomi, bahkan pada pasien yang mungkin menjadi
dengan pemeriksaan fisik yang fokus seharusnya dilakukan pada pasien yang
mobilitas uterus, keberadaan relaksasi panggul, massa adneksa, dan nyeri panggul
selama pemeriksaan fisik. Pada pasien obesitas, di mana temuan pemeriksaan fisik
memberikan dimensi uterus dan dapat digunakan untuk memandu pemilihan jalur
bedah.31,32
5. Preferensi pasien
56
1. Pelvic radiation
5. Obesitas berat
6. Nuliparitas
2.3.3 Preoperasi
mengevaluasi pasien terkait anemia dan mengatasi hal tersebut jika ada. Faktor
antibiotik; sefalosporin (generasi ke-2 atau ke-3) dan metronidazol telah terbukti
sebelum menjalani histerektomi, dan wanita yang berisiko hamil. Wanita dengan
memulai prosedur. Meskipun data yang menjelaskan prosedur ini masih kurang,
sebelum operasi pada pasien tanpa kontraindikasi alergi untuk mengurangi jumlah
mikroba.31
tinggi dan serviks serta ligamen uterosakral disuntikkan dengan vasopressin encer
atau lidokain dengan epinefrin untuk hemostasis. Serviks dipegang medial dengan
vagina bergabung dengan serviks. Hal ini dilakukan dengan tajam atau dengan
cul-de-sac posterior diakses dengan tajam dengan gunting melengkung. Insisi ini
bilateral. Ligamen uterosakral dijepit dengan klip Haney atau Zeppelin yang
melengkung, ligamen diiris dari cervix posterior dengan gunting melengkung, dan
pedikel diikat dengan delayed absorable suture dan dibiarkan ditandai untuk
regional (spinal) yang sesuai telah selesai. Pasien ditempatkan dalam posisi
litotomi dorsal dengan bokong yang sedikit menonjol melebihi tepi meja dengan
kaki diputar (Gambar 2.19). Aspek lateral dari kaki harus jelas untuk menghindari
histerektomi vaginal (VH). Pasien obesitas dan obesitas berat (IMT > 35) yang
pada wanita obesitas berat. Namun, pada wanita obesitas dan obesitas berat (IMT
> 35), disarankan untuk menerapkan posisi super fleksi. Secara anatomi, posisi
ini membuat uterus turun ke bawah dan jatuh ke belakang, membawa serviks
Setelah kulit dan area vagina dipersiapkan dengan cara yang biasa,
angle retractor dapat digunakan untuk meninggikan dinding vagina anterior. Dua
vulsellum kemudian digunakan untuk meraih bibir anterior dan posterior serviks
dan ditarik ke introitus vagina (Gambar 2.20). Vulsellum ditempatkan pada bibir
serviks dengan alat yang cekung ke atas. Sementara tarikan ke bawah pada serviks
bidang diseksi yang benar antara kandung kemih dan segmen rahim bawah. Titik
serviks ke atas dan ke bawah. Insisi sebaiknya dilakukan di batas antara mukosa
serviks yang halus dan rugae vagina (Gambar 2.21). Sebuah insisi di atas batas
serviks dan rugae vagina dapat menyebabkan cedera kandung kemih dan
pendarahan yang tidak perlu, sedangkan jika insisi berada di bawah batas tersebut,
secara melingkar ke atas, menjauh dari insisi, dengan menggunakan jari telunjuk
uterosakral ke serviks.34
62
ligamen uterosakral (USL) dijepit dengan forceps arteri dan dibuka dengan
gunting dibuka dan pisau ditarik dalam posisi terbuka sehingga peritoneum
dipotong oleh bagian belakang pisau dan gunting yang terbuka, saat mereka
ditarik keluar. Dengan jari telunjuk masuk ke dalam kantung Douglas, bagian
posterior uterus dipalpasi. Mioma atau jaringan parut dapat diidentifikasi pada
titik ini, bersama dengan ukuran dan mobilitas uterus. Pisau dari pinset Auvard
Kapas besar dapat dimasukkan ke dalam kantung posterior, mencegah usus halus
dan omentum masuk ke dalam lapangan operasi. Kapas ini dapat menjauhkan
posisi rektum. Karena sepertiga dari kapas yang dimasukkan dibiarkan tergantung
di luar vulva, kapas ini tidak memiliki risiko tertinggal. Ketika separuh kapas yang
berada di dalam kantung Douglas berdarah, kapas tersebut dapat diganti dengan
Dalam beberapa kasus, seperti pada operasi caesar sebelumnya atau kasus
peritoneum anterior mungkin sulit untuk dibuka. Dalam keadaan tersebut, jari
uterus. Saat tarikan ke bawah diterapkan dengan vulsellum dan tarikan ke atas
dengan pisau Wertheim angle retractor, kandung kemih akan terpisah dari uterus
selama histerektomi vaginal. Area dikenali sebagai area putih atau pucat, karena
lapisan ganda peritoneum. Peritoneum dijepit dengan forceps arteri atau toothed
dissecting forceps, dan dibuka dengan gunting Mayo melengkung (Gambar 2.23).
kandung kemih secara tidak sengaja. Pisau Wertheim angle retractor ditempatkan
ringan pada retractor ini tidak hanya menjauhkan kandung kemih dari lapangan
dukungan apikal untuk vagina bagian atas dan serviks uterus. Diseksi keduanya
Meskipun keduanya berada di daerah dan arah anatomi yang berbeda, keduanya
dijepit bersama-sama. Hal ini dilakukan dengan cara tertentu: serviks ditarik ke
Maingot atau klem serupa ditempatkan di cul-de-sac posterior dengan satu mata
pisau di bawah kompleks USL/LC dan mata pisau yang berlawanan di atas
kompleks USL/LC. Klem ditempatkan secara tegak lurus terhadap sumbu panjang
uterus, di sebelah serviks uterus, sehingga sebagian jaringan serviks ikut terjepit
dalam klem. Penting bahwa klem tidak ditempatkan secara lateral terhadap
serviks karena ligamen kardinal dan uterosakral berada di ujung bawah ligamen
lebar, di bawah arteri uterus, dan ditembus oleh ureter, yang berada di saluran
65
ureterik lateral arteri. Kedua struktur anatomi (USL/LC) dipotong dan diikat
dengan jarum yang terpasang (Gambar 2.24). Jahitan-jahitan ini tidak dipotong
tetapi dijepit pada drape. Prosedur ini diulangi di sisi kontralateral. Pengambilan
pedikel-pedikel ini memudahkan penurunan lebih lanjut dari uterus. Dua jahitan,
dengan jarum yang terpasang, akan digunakan untuk menutup dinding vagina atas
Kedua arteri uterus dijepit, dipotong, dan diikat. Pedikel pembuluh darah
uterus, yang berisi arteri dan vena uterus, serta peritoneum ligamen lebar anterior
dan posterior dari pembuluh-pembuluh ini, dijepit, dipotong, dan diikat dengan
uterus, dapat menyebabkan cedera pada kandung kemih dan ureter jika seorang
kandung kemih dengan baik dan menariknya dengan baik bersama ureter. Hal ini
menekankan perlunya identifikasi dan mobilisasi awal yang baik pada kandung
darah uterus sebaiknya dihindari. Namun, dalam kondisi tertentu, ketika situs
Bagian yang tersisa dari broad ligament yang melekat pada uterus
fallopi, dan pembuluh darah) kemudian dijepit, dipotong, dan diikat secara
melengkung, seperti gunting Mayo atau pisau bedah jika diinginkan (Gambar
2.26).34
pengangkatan uterus dibuat saat pedikel yang paling superior diakses. Penting
diambil jauh sebelum operasi dan dilakukan hanya setelah konseling yang
ovarium serta saluran tuba dipotong. Baik ikatan jahitan maupun ligasi jahitan
karena dapat mencegah prolaps tuba fallopi, yang dapat menjadi penyebab nyeri
berat pascaoperasi dan juga dapat mencegah eviserasi usus dan pembentukan
oleh Royal College of Obstetrics and Gynaecology (RCOG) dalam panduan No.
15 pada bulan Juli 2002 dengan tingkat bukti IB. Keuntungan meninggalkan
Selanjutnya, setiap sudut ditutup secara terpisah dengan jahitan dan jarum,
yang dilakukan pada kompleks USL/LC di setiap sisi. Melipat pedikel ke mukosa
vagina secara lateral memberikan dukungan tambahan pada dinding vagina atas,
jahitan yang sama secara bilateral dengan cara horizontal, sehingga jahitan
setelah histerektomi vaginal. Uji klinis tidak menemukan manfaat yang jelas dari
sebagian besar pasien. Untuk kasus di mana pembalutan vagina dipilih, kateter
dan kateter setelah 24 jam disarankan. Pengangkatan dini kateter kandung kemih
mobilisasi lebih cepat, dan mengurangi lama tinggal di rumah sakit. Namun, tidak
2.3.5 Komplikasi
Terdapat beberapa komplikasi intraoperasi histerektomi vaginal. Adapun
histerektomi vaginal adalah 1,2%. Hal ini dapat meningkat dengan faktor
risiko seperti riwayat operasi panggul dan riwayat operasi kandung kemih
sebelumnya).
5. Cedera saraf (umumnya terjadi pada saraf femoral, peroneal, dan tibial, yang
6. Konversi operasi menjadi laparatomi (adanya massa pelvis yang besar, adhesi,
lain: ileus; obstruksi usus; vaginal cuff dehiscence; infeksi seperti vaginal cuff
deteksi intraoperatif cedera saluran kemih. Jika terdapat dugaan cedera kandung
kemih, kateter Foley dapat digunakan untuk mengisi kandung kemih dengan
jahitan yang dapat diserap (biasanya 2–0 atau 3–0), secara berjalan yang
kateter transurethral.31
diperkirakan sekitar 0,05% hingga 0,5%. Cedera ureter dapat terjadi akibat ligasi,
histerektomi, hal ini kemungkinan besar terjadi selama ligasi arteri uterus atau
sensitivitas 94,4% dan spesifisitas 99,5% dalam mendeteksi obstruksi ureter, dan
besar cedera ureter terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Jika sistoskopi tidak
dilakukan secara rutin, sebaiknya dilakukan jika dicurigai adanya cedera ureter.
visualisasi aliran ureter. Pada tahun 2014, FDA mengumumkan kelangkaan indigo
yang akan memberi warna kuning cerah pada ureter beberapa menit setelah
ginekologi untuk penyakit ganas dan jinak. Ada banyak jenis histerektomi dengan
minimal yang memberikan pilihan terbaik bagi dokter dan pasien. Namun,
Kebutuhan psikologis pasien saat ini menjadi prioritas utama bagi dokter,
keahlian bedah, dll. Sebagian besar histerektomi vaginal dilakukan pada pasien
yang memiliki aktivitas uterus yang baik, ukuran uterus tidak lebih besar dari 12
minggu kehamilan. Tidak ada riwayat operasi panggul, adneksa normal, panggul
73
maternal yang lebar, dan pada akhirnya tidak boleh ada kontraindikasi anestesi
bahwa jika dianggap memungkinkan, histerektomi vaginal adalah rute yang paling
aman untuk melakukan histerektomi untuk penyakit jinak dan dianggap sebagai
cedera dan infeksi saluran kemih, serta hasil ekonomi dan hasil perioperatif yang
lebih baik, termasuk waktu operasi, lama tinggal di rumah sakit, dan waktu
pemulihan. Selain itu, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada
operasi yang lebih singkat dan lama tinggal di rumah sakit yang lebih pendek
Kualitas hidup pasca operasi merupakan salah satu luaran klinis yang
hidup pasca operasi dapat diukur dengan kuesioner, salah satu dari kuesioner
tersebut adalah kuesioner 36-Item Short Form Survey Instrument (SF-36) yang
disusun oleh Ware dan Sherbourne. Kuesioner SF-36 merupakan kuesioner yang
hidup secara global. SF-36 adalah instrumen generik untuk mengukur kualitas
hidup, dan dapat digunakan baik dalam populasi umum maupun pasien dengan
suatu kondisi tertentu. Kuesioner SF-36 adalah instrumen psikometrik yang baik,
relatif singkat, dan sederhana yang sering digunakan dalam studi kesehatan yang
74
tersedia dalam banyak bahasa dan telah divalidasi secara psikometrik. Kuesioner
ini terdiri dari 36 pertanyaan yang diklasifikasikan ke dalam delapan domain yang
berbeda: fungsi fisik, pembatasan peran karena kondisi fisik, fungsi sosial, fungsi
dikonversi menjadi skor 0-100. Semakin tinggi skor suatu domain, semakin baik
fungsinya.
hidup pasien pasca operasi histerektomi abdominal dan histerektomi vaginal. Pada
penelitian ini, kualitas hidup pasien pasca operasi diukur dengan kuesioner SF-36.
Penelitian ini melaporkan adanya penurunan fungsi fisik saat wawancara 30 hari
SF-36.41
kualitas hidup pasca operasi pasien yang menjalani prosedur TAH dan TVH
dengan indikasi keadaan ginekologis jinak. Penilaian kualitas hidup pasca operasi
fisik dan nyeri) yang dinilai dengan panduan wawancara saat 1 bulan pasca
operasi TAH atau TVH. Penggunaan kuesioner SF-36 dalam menilai kualitas
hidup pasca operasi pada penelitian ini didasarkan pada kelebihan kuesioner SF-
TVH memiliki kualitas hidup pasca operasi yang lebih baik dibandingkan dengan
pasien yang menjalani prosedur TAH.42 Sejalan dengan itu penelitian oleh Wang
Hong dkk., 2006 juga melakukan penelitian yang mengukur kualitas hidup 30 hari
pasca operasi abdominal dan vaginal histerektomi dengan kuesioner SF-12 yang
75
menunjukkan skor kualitas hidup pada aspek fungsional dan fisik pada kelompok
TVH lebih baik dibandingkan kelompok TAH (46,7 ± 10,1 vs 41,5 ± 9,6;
p<0,001).43
76
Histerektomi
Fungsi fisik
Keterbatasan fisik
Nyeri tubuh
Kesehatan secara umum
Vitalitas
Fungsi sosial
Keterbatasan emosional
Kesehatan mental
Gambar 2. 15 Kerangka
Kualitas Hidup Pasien Pasca Operasi
Teori
Prosedur Histerektomi
1. Total Abdominal Hysterectomy Kualitas Hidup Pasien
2. Trans Vaginal Hysterectomy
METODE PENELITIAN
histerektomi vaginal di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan,
Rumah Sakit Prof CPL USU Medan, dan Rumah Sakit Pirngadi Medan.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan, Rumah Sakit Prof CPL USU Medan, dan Rumah Sakit Pirngadi Medan.
Pengumpulan data akan dilakukan sejak disetujui oleh komite etik sampai
Populasi target pada penelitian ini adalah semua pasien yang menjalani
(TVH).
hysterectomy (TVH) di RSUP H. Adam Malik Medan, RS Prof CPL USU Medan,
dan RS Pirngadi Medan.
78
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari populasi terjangkau yang
mememuhi kriteria penelitian. Besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung
Z𝑎2.𝑝.𝑞
n= 𝑑2
(1.96)2.(0.07).(0.93)
n= (0.05) 2
n = 100.03
n ≈ 100
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Za = Derajat kepercayaan 95% = 1.96
p = Proporsi perempuan asia yang menjalani histerektomi (0,07)
q = Proporsi perempuan asia yang tidak menjalani histerektomi (1-p=0,93)
d = Tingkat kesalahan 5% = 0.05
jumlah sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100
subjek yang menjalani histerektomi. Sampel minimal yang diperlukan untuk tiap
subjek yang menjalani prosedur TAH dan TVH adalah masing-masing sebanyak
50 subjek.
kesehatan mental).
consent.
2. Dilakukan pencatatan data dasar pasien yang mencakup: usia, status paritas,
instrumen generik untuk mengukur kualitas hidup, dan dapat digunakan baik
Kuesioner SF-36 adalah instrumen psikometrik yang baik, relatif singkat, dan
sederhana yang sering digunakan dalam studi kesehatan dan telah divalidasi
secara psikometrik.
Ethical clearance
Populasi terjangkau
Analisis data
Kesimpulan
the Social Sciences versi 26. Semua data numerik akan dianalisisi distribusi
datanya. Data numerik dengan distribusi normal akan ditampilkan dalam mean ±
deviasi standar. Data numerik yang tidak terdistribusi normal akan ditampilkan
dalam median (Q25-Q75). Data kategorik akan ditampilkan dalam bentuk jumlah
independent jika terdistribusi normal, jika tidak terdistribusi normal maka akan
DATAR PUSTAKA
BioMed Central Ltd.; 2015 Feb 4 [cited 2024 Jan 22];13(1):1–12. Available
from: https://hqlo.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12955-014-0194-0
17. Harris JA, Swenson CW, Uppal S, Kamdar N, Mahnert N, As-Sanie S, et al.
Practice patterns and postoperative complications before and after US Food
and Drug Administration safety communication on power morcellation
[Internet]. Am J Obstet Gynecol [Internet]. Am J Obstet Gynecol; 2016 Jan
1 [cited 2024 Jan 23];214(1):98.e1-98.e13. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26314519/
18. Mehedintu C, Frincu F, Brinduse LA, Carp-Veliscu A, Bratila E, Hennetier
C, et al. Postoperative Assessment of the Quality of Life in Patients with
Colorectal Endometriosis [Internet]. J Clin Med [Internet]. Multidisciplinary
Digital Publishing Institute (MDPI); 2021 Nov 1 [cited 2024 Jan 22];10(21).
Available from: /pmc/articles/PMC8585048/
19. Indra Utama B, Fauzan, Firdawati. Comparison of women’s quality of life
post abdominal and vaginal hysterectomy [Internet]. ANDALAS
OBSTETRICS AND GYNECOLOGY JOURNAL [Internet]. 2022;6(1).
Available from: http://jurnalobgin.fk.unand.ac.id/index.php/JOE
20. Bartels HC, Rogers AC, Janda M, Obermair A, Brennan DJ. Quality of life
following minimally invasive hysterectomy compared to abdominal
hysterectomy: A metanalysis. European Journal of Obstetrics & Gynecology
and Reproductive Biology. Elsevier; 2020 Sep 1;252:206–12.
21. Thakar R, Ayers S, Georgakapolou A, Clarkson P, Stanton S, Manyonda I.
Hysterectomy improves quality of life and decreases psychiatric symptoms:
a prospective and randomised comparison of total versus subtotal
hysterectomy [Internet]. an International Journal of Obstetrics and
Gynecology [Internet]. 2004;111:111–5. Available from:
www.blackwellpublishing.com/bjog
22. Aleixo GF, Fonseca MCM, Bortolini MAT, Brito LGO, Castro RA. Total
Versus Subtotal Hysterectomy: Systematic Review and Meta-analysis of
Intraoperative Outcomes and Postoperative Short-term Events. Clinical
Therapeutics. Excerpta Medica Inc.; 2019 p. 768–89.
87
31. Byrnes JN, Occhino JA. Hysterectomy for Benign Conditions of the Uterus:
Total Vaginal Hysterectomy [Internet]. Obstet Gynecol Clin North Am
[Internet]. W.B. Saunders; 2016 Sep 1 [cited 2024 Jan 22];43(3):441–62.
Available from:
http://www.obgyn.theclinics.com/article/S0889854516300067/fulltext
32. de Souza Nobrega F, Alvarenga-Bezerra V, Barbosa GB, Salim RC, Martins
LM, de Cillo PE, et al. Vaginal hysterectomy for the treatment of low-risk
endometrial cancer: Surgical technique, costs, and perioperative and
oncologic results. Gynecol Oncol. Academic Press; 2024 Feb 1;181:76–82.
33. Shaw HA. Vaginal Hysterectomy: Overview, Technique, Periprocedural
Care [Internet]. Medscape. 2021 May 3 [cited 2024 Jan 22]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1839938-overview
34. Chrysostomou A, Djokovic D, Edridge W, Van Herendael BJ. Evidence-
based practical guidelines of the International Society for Gynecologic
Endoscopy (ISGE) for vaginal hysterectomy [Internet]. 2020 [cited 2024
Jan 21]; Available from: https://doi.org/10.1016/j.ejogrb.2020.06.027
35. Sajjad N, Qadir S, Kasi R, Rasheed T, Unar F, Akhtar T. Comparison of
Post-Operative Quality of Life between Vaginal Hysterectomy and
Abdominal Hysterectomy [Internet]. pjmhsonline.comN SAJJAD, S
QADIR, R KASI, T RASHEED, F UNAR, T AKHTARpjmhsonline.com
[Internet]. 2021 [cited 2024 Jan 22];15(7). Available from:
https://pjmhsonline.com/2021/july/1801.pdf
36. Sirota I, Tomita SA, Dabney L, Weinberg A, Chuang L. Overcoming
barriers to vaginal hysterectomy: An analysis of perioperative outcomes
[Internet]. J Turk Ger Gynecol Assoc [Internet]. Turkish German
Gynecological Association; 2019 Mar 1 [cited 2024 Jan 22];20(1):8.
Available from: /pmc/articles/PMC6501867/
37. Byrnes JN, Trabuco EC. Evidence Basis for Hysterectomy [Internet]. Obstet
Gynecol Clin North Am [Internet]. W.B. Saunders; 2016 Sep 1 [cited 2024
Jan 22];43(3):495–515. Available from:
http://www.obgyn.theclinics.com/article/S0889854516300225/fulltext
89
LAMPIRAN
20. Dalam 4 minggu terakhir seberapa besar kesehatan fisik anda atau masalah
emosional menganggu aktifitas sosial anda seperti biasa dengan keluarga, teman,
tetangga atau perkumpulan anda ?
- Tidak mengganggu = 1
- Sedikit mengganggu = 2
- Cukup mengganggu = 3
- Mengganggu sekali = 4
- Sangat mengganggu sekali = 5
21. Seberapa besar anda merasakan nyeri pada tubuh anda selama 4 minggu
terakhir
- Tidak ada nyeri = 1
- Nyeri sangat ringan = 2
92
- Nyeri ringan = 3
- Nyeri sedang = 4
- Nyeri sekali = 5
- Sangat nyeri sekali = 6
32. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering kesehatan fisik anda atau masalah
emosi mempengaruhi kegiatan sosial anda (seperti mengunjungi teman, saudara
dan lain-lain) ?
- Selalu = 1
- Hampir selalu = 2
- Kadang-kadang = 3
- Jarang = 4
- Tidak pernah = 5
SKOR KUESIONER SF 36