DEDY HERMANSYAH
NIM: 188102004
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. v
i
2.9.1. Hipotesis Mayor ......................................................... 59
2.9.2. Hipotesis Minor ......................................................... 59
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR SINGKATAN
v
JNK Jun NH2-Terminal Kinase
LCC latency Competent Cancer
LCIS Lobular Carcinoma In Situ
MAML Modulation of Notch Signaling by Mastermind-Like
MAPK Mitogen-Activated Protein Kinase
MaSC Multipotent Mammary Stem Cells
MB Medulloblastoma
MEK Metil Etil Keton
MET Mesenchymal to Epithelial
NF-κB Nuclear Factor-Kappa B
NICD Notch Intracellular Domain
NOS Not Otherwise Specified
PI3K Phosphoinositide 3-Kinases
PR Progesterone Receptor
RON Recepteur D’origine Nantais
STAT3 Signal Transducer and Activator of Transcription 3
TNF-α Tumor Necrosis Factor
VEGF Vascular Endothelial Growth Factor
VEGFR-1 Vascular Endothelial Growth Factor Receptor 1
vi
BAB I
PENDAHULUAN
2.088.849 kasus (11, 6%), dengan angka kematian sebesar 626 679 kasus (6.6%).
(Ferley et al., 2018). Insidensi kanker payudara tertinggi yaitu di asia sebesar
43,6% (911.014 kasus baru kanker payudara), 137.514 kasus diantaranya terjadi di
Asia Pasifik dengan angka mortalitas mencapai 50.935 kasus (Ferley et al., 2018).
perempuan adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk
Sebahagian besar kasus kanker payudara dapat ditangani dengan terapi yang
sudah ada seperti pembedahan, kemoterapi, radiasi, terapi hormonal, terapi target
deteksi dini dan terapi adjuvan yang maju menyebabkan angka mortalitas menurun
tajam, namun kejadian rekurensi masih cukup sering terjadi (Kurniawan et al.,
2016). Terdapat 30% dari kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi definitif
baik lokal maupun regional mengalami rekurensi selama follow up (Colleoni et al.,
2016). Pada pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi dan radioterapi
metastasis (33.1%) terjadi paling sering pada sub tipe HER2 positif dan paling
1
2
jarang pada luminal A (Vanmareen et al., 2018). Di asia, angka rekurensi kanker
Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo periode
sebesar 29,82% dan sebagian besar kekambuhan terjadi dalam 5 tahun pertama
menerapkan terapi terkini yang dapat menekan insiden rekurensi dan progresivitas
sel kanker serta mencegah terjadinya metastasis (Spronk et al., 2018). Terdapat
Contohnya, kanker payudara subtipe triple negative yang memiliki angka rekurensi
yang tinggi dan terapi yang terbatas pada subtipe ini. Selain itu yang sering
dilupakan adalah keberadaan sel punca kanker payudara. Sel punca kanker
payudara tersebut merupakan populasi terkecil dari sel kanker payudara yang
daya proliferasi yang tinggi dan imatur (Huang et al., 2014). Hal inilah yang
menyebabkan tinggi nya angka rekurensi dan terapi yang ada gagal dalam
menghambat maupun mengatasi sel punca kanker payudara tersebut (Nalla et al.,
2019).
diberikan oleh dokter selama ini tidak mampu membuat sel kanker lenyap
seutuhnya dari tubuh pasien dan masih tetap mengalami kekambuhan, bahkan
sel punca kanker payudara, permasalahan lain yang dijumpai adalah terapi yang ada
memiliki keterbatasan dan efek samping yang banyak. Kemoterapi dan radioterapi
memiliki efek samping yang dapat menginduksi sel punca kanker payudara terssebut
Beberapa ahli mulai mencari alternatif terapi lain yang alami, memiliki efek
anti kanker, dan memiliki efek samping yang minimal (Muthiah, 2015). Oleh karena
mungkin menghasilkan peningkatan respon terapi dan memiliki efek anti kanker serta
diantaranya kurkumin dan meniran yang telah lama dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan, dan tanaman ini banyak terdapat di Indonesia. Senyawa aktif pada meniran
glikoflavon dan flavon sulfonat asam. Adanya kandungan polyphenol pada tanaman
meniran sangat penting dalam inhibisi dari invasi, migrasi dan adhesi dari sel namun
dampak toksiknya terhadap sel normal 50% lebih sedikit dibandingkan dengan
apoptosis (caspase 3 dan 7) yang menyebabkan meniran dapat menjadi kandidat yang
berharga pada terapi dari kanker yang sudah mengalami metastasis (Lee et al., 2015).
COX2 dan IL8, antiapoptosis dan juga induksi dari TNF-α. Penelitian lain
maksimal pada dosis 150 mg/ml. Dalam penelitian lebih lanjut, ektrak tersebut
Selain meniran, saat ini juga terdapat kurkumin yang memiliki senyawa
terapi dari tanaman ini telah diteliti secara luas dan terbukti memiliki aktivitas
apoptosis seperti bax, noxa, dan p53 yang memodulator apoptosis yang mana
apoptosis sehingga terjadi pengurangan massa tumor (Lv et al, 2014). Kurkumin
umpan balik negatif E-kaderin/β-katenin (Liu and Ho, 2018; Mukherjee et al.,
2014).
tingkat inhibisi maksimal pada dosis 12000 mg/hari. Dalam pengobatan lebih
lanjut, pemberian dosis maksimal 6 mg /hr dari kombinasi dexotel dan kurkumin
pada pasien dengan kanker payudara stadium lanjut terbukti dapat menurunkan
secara signifikan tingkat VEGF setelah dilakukan tiga kali siklus pengobatan (Gera
et al., 2017).
5
Dari uraian diatas diharapkan kedua herbal tersebut dapat bersinergis dalam
hal efek anti kanker payudara dan memiliki efek samping yang minimal terhadap
sel normal. Terapi kombinasi ini didukung beberapa penelitian, terapi kombinasi
memberikan hasil yang paling efektif sehubungan dengan adanya efek anti kanker.
pada dasarnya bertujuan untuk meminimalkan resistensi obat karena sel-sel kanker
sering tidak mampu beradaptasi dengan efek toksik simultan dari dua agen
terapeutik dibandingkan dengan terapi tunggal (Mokhtari et al., 2017). Selain itu
Aung dkk pada 2017 menyatakan bahwa gabungan beberapa senyawa antikanker
senyawa tunggal. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitarini dkk
pada tahun 2019 yang mengatakn bahwa kombinasi kurkumin dan meniran dengan
perbandingan 50:50 memiliki potensi sebagai antikanker dalam sel T47D melalui
melalui jalur caspase 3, p53, survivin dan proliferasi sel punca kanker payudara
longa) dan meniran (Phyllantus niruri) terhadap apoptosis melalui jalur caspase-3,
6
p53, survivin dan proliferasi melalui jalur NF-κB pada sel punca kanker payudara
(Phyllantus niruri) terhadap apoptosis melalui jalur caspase-3, p53, survivin dan
proliferasi melalui jalur NF-κB pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-)
MDA-MB231 in vitro.
survivin pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-) MDA-MB231.
meniran (Phyllantus niruri) terhadap proliferasi melalui jalur NF-κB pada sel
(Phyllantus niruri) lebih efektif terhadap apoptosis melalui jalur caspase-3, p53,
survivin pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-) MDA-MB231.
(Phyllantus niruri) lebih efektif terhadap proliferasi terhadap NF-κB pada sel
Penelitian ini memberikan data dasar dalam hal terapi target terhadap
kanker payudara melalui jalur apoptosis melalui jalur caspase-3, p53, survivin dan
proliferasi melalui jalur NF-κB pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-)
MDA-MB231 in vitro yang bisa memberikan dasar teori serta pemahaman baru
Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk melakukan penelitian pada in vivo
(Hewan) dan jika mendapatkan hasil yang baik maka dapat dilanjutkan penelitian
terhadap manusia yang tujuan akhirnya pemberian kombinasi kedua ekstrak ini
(Phyllantus niruri) yang memiliki potensi anti kanker payudara melalui jalur
apoptosis (caspase-3, p53, survivin) dan proliferasi (NF-κB) pada sel punca
(NF-κB) melalui mekanisme seluler pada sel punca kanker payudara (CD
apoptosis (caspase-3, p53, survivin) dan proliferasi (NF-κB) pada sel punca
Potensi hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dari penelitian ini adalah
diketahuinya:
(Phyllantus niruri) terhadap proliferasi melalui jalur NF-κB pada sel punca
niruri) terhadap apoptosis melalui jalur caspase-3, p53, survivin pada sel
niruri) terhadap proliferasi melalui jalur NF-κB pada sel punca kanker
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara
2.1.2. Epidemiologi
negara maju dan nomor 2 setelah kanker servik di negara berkembang dan
Data terbaru yang di lansir Globocan tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus
baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 6
meninggal karena kanker (Ferlay et al., 2018). Insidensi kanker payudara tertinggi
di asia sebesar 43,6% (911.014 kasus baru kanker payudara), 137.514 kasus
menunjukkan peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi
1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Angka kejadian penyakit kanker di
Indonesia (136,2 per 100.000 penduduk) berada pada urutan ke 23 di asia dan
10
untuk perempuan adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000
2.1.3. Klasifikasi
menjadi dua tipe meliputi ductal carcinoma in situ (DCIS) dan lobular carcinoma
in situ (LCIS). Tipe DCIS terjadi akibat adanya pertumbuhan abnormal sel epitel
pada bagian duktus, sedangkan tipe LCIS terjadi ketika terdapat pembelahan sel
tak terkontrol pada bagian lobul. Selanjutnya kedua tipe tersebut dikategorikan
duktus dan menginvasi bagian stroma. Tipe karsinoma invasif pada kanker
payudara dapat dikategorikan menjadi beberapa subtipe. Secara garis besar, tipe
invasive duct carcinoma-not otherwise specified (NOS) dan invasif spesifik. Tipe
bagian stroma hingga ke bagian vaskular. Sel tumor yang membentuk kanker tipe
11
ini tidak mampu membentuk karakter spesifik sebagaimana tipe yang lain
Tipe invasif non-spesifik juga merupakan tipe kanker invasif yang memiliki
prevalensi lebih tinggi dibandingkan dengan tipe yang lain (Weigelt dan Reis-
histologi yang didasarkan pada tipe sel (seperti pada apocrine carcinoma),
molekul tumor payudara utama dengan perbedaan prognostik pada hasil pasien
berdasarkan pada ekspresi atau tidak dari penanda biologis spesifik yaitu:
subtipe yang paling umum. Tumor ini memiliki hormon-reseptor positif (ER+
tumor yang kurang agresif dengan tingkat kekambuhan yang rendah (Ki67
rendah) dibandingkan subtipe lainnya dan memiliki prognosis jangka pendek yang
paling baik karena respon yang baik terhadap terapi hormonal (Kontomanolis et
al., 2018).
+
Luminal B juga merupakan hormon-reseptor positif (ER dan/atau PR +)
dan HER-2+/-, dengan prevalensi lebih rendah dari Luminal A tetapi dengan
prognosis yang lebih buruk yang mewakili 10-20% dari kanker payudara. Luminal
B memiliki tingkat proliferasi tinggi (Ki 67 tinggi) tetapi masih respon terhadap
Jenis basal-like adalah tumor yang ditentukan oleh tidak adanya semua
reseptor hormon (ER-, PR-, dan HER-2-) dan mewakili 10-20% dari kanker
payudara. Triple negative breast cancer (TNBC) ini bersifat agresif, tingginya
metastasis jauh setelah operasi, dan prognosis jangka pendek yang buruk karena
HER-2 yang diperkaya mewakili tumor positif reseptor hormon (ER-, PR-)
dan HER-2 positif. Mereka cenderung tingkat tinggi, nodus positif, tumor agresif,
dengan tingkat kelangsungan hidup yang buruk dan mewakili 10% dari kanker
payudara. Berbeda dengan tumor basal-likel, HER2 masih memiliki target terapi
punca kanker payudara tetap kontroversial karena heterogenitas tumor dan adanya
populasi sisi kecil seperti itu untuk studi, tetapi meskipun demikian, penanda
permukaan sel dan korelasinya dengan fungsi sel punca kanker payudara terus
13
perkembangan yang persisten, seperti Notch, Wnt, Hippo, dan Hedgehog dan
strategi pengobatan baru yang ditujukan untuk jalur ini adalah dalam
Gambar 2.1. Generasi Sel Punca Kanker Payudara (Bai et al., 2018)
2.1.4. Patogenesis
sel-sel normal dari sel apoptosis. Ketika gen-gen yang mengkode jalur-jalur
yang kemudian mengarah pada perkembangan kanker. Mutasi ini terbukti secara
Lima sampai sepuluh persen dari semua kanker payudara muncul dari
sementara BRCA2 terletak di lengan panjang kromosom 13. Pasien gen positif
14
memiliki risiko 80% terkena kanker payudara terutama pada kelompok usia pra-
Gambar 2.2. BRCA sebagai Salah Satu Molekul yang Mengalami Perubahan
pada Terjadinya Kanker Payudara (Denkert et al., 2016)
kanker payudara. Berdasarkan metode ini, beberapa subtipe kanker payudara yang
berbeda telah diidentifikasi termasuk dua subtipe utama dari ER negatif termasuk
basal like dan HER-2, dan dua subtipe ER positif termasuk luminal A dan luminal B.
Subtipe ini berbeda nyata dalam prognosis dan target terapeutik yang
2.1.5. Penatalaksanaan
payudara stadium awal. Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah radical
pada jaringan kanker. Terapi hormonal terutama ditujukan pada penderita kanker
16
Cell line sering digunakan sebagai pengganti sel primer untuk mempelajari
berasal dari studi in vivo dan in vitro yang menggunakan cell line kanker payudara
laboratorium yang sama, satu pasien yang sama dan lain-lain. Sebagai contohnya
seri HCC cell line didirikan oleh Pusat Kanker Hamon, seri MDA didirikan oleh
Cell Line MDA-MB 231 merupakan sel epitel yang pertama sekali
ditemukan dari wanita Kaukasian berusia 51 tahun yang menderita efusi pleura
Cell line ini sangat agresif, invasif dan terdiferensiasi buruk pada kanker
payudara triple negatif, dikarenakan cell line ini memiliki sedikit ekspresi reseptor
estrogen dan reseptor progesteron. Sama seperti cell line invasif yang lain, invasif
cell line MDA-MB 231 ini diperantarai degradasi proteolitik dan matriks
dan reseptor progesteron serta amplifikasi HER-2, cell line ini diklasifikasikan
pada cell line “basal” pada kanker payudara. Meskipun begitu, saat ini cell line ini
regulasi claudin-3 dan claudin-4, ekspresi yang rendah dari penanda proliferasi
Ki-67. Banyaknya penanda ini dihubungkan dengan transisi epitel mesenkim dan
ekspresi yang berhubungan dengan sel punca kanker payudara, seperti CD44+ dan
menyerupai endotel dan ini diganggu oleh fenotif yang invasif, memiliki proyeksi
stellate yang sering menjembatani koloni sel multiple. Kanker payudara triple
negatif adalah bentuk kanker payudara yang agresif dengan pilihan pengobatan
yang terbatas. Memahami dasar molekuler dari kanker payudara triple negatif ini
sangat penting untuk perkembangan obat baru oleh karena itu banyak penelitian
menggunakan cell line MDA-MB 231. Cell line MDA-MB 231 dikenal sebagai
alat untuk penelitian metastasis ke tulang. Subclone cell line MDA-MB 231 yang
cenderung metastasis pada tulang, otak dan paru-paru tikus yang diikuti injeksi
intraventrikel yang telah diisolasi, oleh karena itu cell line ini digunakan untuk
identifikasi gen dan jalur yang berpotensi sebagai mediator metastasis pada
Leibovitz yang dilengkapi dengan glutamin 2 mM dan 15% serum fetal bovin.
Media ini mendukung pertumbuhan sel di lingkungan tanpa ekuilibrasi CO2. Sel
MDA-MB-231 harus dikultur pada kepadatan antara 1-3 x 104 sel / cm2 dan
MDAMB-231 cell line yang dibeli dari American Type Culture Collection
Modified Eagle Medium (DMEM) dilengkapi dengan 10% Fetal Bovine Serum
(FBS) (Biochrom GmbH, Berlin, Jerman) dan antibiotik pada suhu 37˚C dalam
ruang yang dilembabkan dengan CO2 5%. Untuk semua percobaan, media AIM V
proliferasi sel pada kepadatan yang konsisten dan melekat setelah diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37˚C dalam inkubator CO2 5%. Sel yang dipertahankan
dalam AIM V berkembang biak secara nyata lebih cepat setelah kultur 5 hari dan
MCF-7 didapat dari efusi pleura dari wanita usia 65 tahun yang menderita
adenokarsinoma payudara. Dinamai dari Michigan Cancer Society. Cell line ini
merupakan cell line yang paling banyak diteliti di dunia (Endofit, 2010).
yang mirip dengan epitel mammae. Cell line memiliki morfologi mirip epitel dan
antara culture dish dan sel monolayer. Cell line ini adalah salah satu dari beberapa
menjadikan mereka alat yang berharga dalam penelitian medis. Pengobatan MCF7
19
Sel punca kanker didefinisikan sebagai sejumlah kecil sel yang ada dalam
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel (Dandawate et al., 2016). Pada kanker
payudara, populasi kecil sel telah diidentifikasi dan disebut sel punca kanker
payudara. Tes pembentukan mammosphere adalah cara yang populer dan nyaman
untuk menilai perilaku sel-sel ini. Dalam tes ini, sel punca kanker payudara
kultur jaringan kepatuhan rendah (Nalla, Kalia & Khairnar., 2019). Sel-sel
fitur terkait sel punca, termasuk aktivasi jalur pensinyalan terkait sel punca. Lebih
jaringan induk. Karena hal ini, jumlah sel pembentuk mammosphere dalam suatu
mereka. Kepadatan plating yang rendah dari strategi ini memungkinkan sel punca
kanker payudara untuk berkembang biak dan membentuk bola yang tidak patuh
dengan agregasi terbatas, dan lebih mirip dengan struktur tumor tiga dimensi
20
daripada strategi kultur jaringan patuh dua dimensi (2D) klasik. Tes pembentukan
SFE) mammosphere yang berasal dari jaringan primer dan cell line kanker
sorting (FACS) memungkinkan sel punca kanker payudara untuk diberi label,
Lin- yang mampu secara efisien membentuk tumor pada tikus telanjang dari
sangat sedikit sel. Dalam beberapa tahun terakhir, marker tambahan telah
radioterapi. Terapi yang menargetkan sel punca kanker payudara dengan fenotipe
ini sudah ada dan sejumlah antibodi terapeutik telah diusulkan yang menargetkan
biomarker ini dengan tujuan menghilangkan sel punca kanker payudara. Juga
tertinggi dari biomarker ini jika dibandingkan dengan subtipe kanker payudara
glikoprotein permukaan sel yang mengikat hyaluronan dan terlibat dalam banyak
21
diferensiasi. sel punca kanker payudara menunjukkan ekspresi CD44 yang kuat
dan keberadaan glikoprotein ini berperan menjaga multipotensi populasi sel punca
kanker payudara. Karena ekspresinya yang tinggi, CD44 telah menjadi target
proliferasi, dan metastasis. Ekspresi CD24 biasanya sangat rendah atau tidak ada
pada sel punca kanker payudara dan penelitian in vitro menunjukkan bahwa
Lebih lanjut, CD24 telah terlibat dalam kemoresistensi dalam cell line kanker
payudara, dengan sel CD24+ muncul dari sel CD24-/low yang diobati dengan
intraseluler dan mungkin memiliki peran dalam diferensiasi awal sel punca kanker
Ekspresi ALDH1 yang meningkat mengidentifikasi sel punca kanker payudara dan
berkorelasi dengan prognosis kanker payudara yang buruk pada kanker payudara
reseptor negatif. ALDH1 diukur dengan uji enzimatik (ALDEFLUOR) dan aliran
cytometry. Inhibitor ALDH1 telah diperiksa sebagai terapi potensial, tetapi upaya
spesifisitas dalam terapi molekul kecil. Pada kanker payudara, isoform yang
22
diduga diekspresikan secara selektif dalam sel punca kanker payudara termasuk
mikrovili dan pada permukaan apikal beberapa sel epitel. CD133 sel punca kanker
payudara terutama terkait dengan kanker payudara triple negatif dan berkorelasi
CD49f juga bekerja sama dengan jalur transduksi sinyal untuk memfasilitasi
komunikasi antara sel dan ECM. Ekspresi CD49f dikaitkan dengan prognosis
yang buruk dan penurunan kelangsungan hidup pada kanker payudara (Crabtree &
Miele, 2018).
GPI yang berinteraksi dengan integrin pada sel yang berdekatan. CD90 diinduksi
sel-sel imun dalam lingkungan mikro tumor di sel punca kanker payudara. Lu et
al. telah menunjukkan bahwa populasi CD90+ pada kanker payudara triple
negative mengandung sel punca kanker payudara (Crabtree & Miele, 2018).
memiliki peran kunci dalam mengatur pembelahan sel dan menghambat apoptosis
prognostik di klinik. Studi klinis baru-baru ini telah menunjukkan korelasi antara
keagresifan kanker payudara triple negative dan fenotip CD44+ / CD24-/low (Chen,
Ye & Ying, 2015). Pada hakekatnya bentuk kanker payudara itu berbeda-beda,
berupa reseptor estrogen, reseptor progesteron, atau HER2. Baru-baru ini, kanker
payudara ini muncul dari garis keturunan sel induk yang sama atau berbeda.
permukaan sel dalam cell line kanker payudara menunjukkan bahwa leukemia dan
Menariknya, studi ekspresi gen telah menunjukkan bahwa berbagai subtipe kanker
payudara dapat muncul dari garis keturunan nenek moyang yang berbeda, tetapi
mungkin tidak dengan cara yang dapat diprediksi. Sebagai contoh, basal-like
cancer yang timbul pada wanita yang positif untuk BRCA1 cenderung timbul dari
24
sel-sel progenitor luminal. Lebih lanjut, ada bukti yang menunjukkan bahwa sel
punca kanker payudara menampilkan plastisitas seluler di mana sel-sel ini dapat
(MET) berdasarkan sinyal dari lingkungan mikro tumor (Crabtree & Miele, 2018).
pertumbuhan fibroblast dasar, serta mengatur perilaku metastatik pada tikus dan
Asal usul sel punca kanker payudara telah memicu kontroversi selama
bertahun-tahun. Masih belum jelas apakah sel punca kanker payudara berasal dari
Multipotent Mammary Stem Cells (MaSC) suatu populasi progenitor yang unik
hasil dari dedifferensiasi sel-sel non-stem atau timbul dari beberapa kombinasi
darinya (Koury, Zhong, & Hou, 2017). Pandangan yang paling banyak diterima
adalah bahwa sel punca kanker payudara muncul dari sel-sel MaSC. Studi
basal yang tidak berpotensi dalam kelenjar susu yang sedang berkembang yang
mempertahankan dan mendukung garis keturunan sel luminal dan basal yang
akumulasi mutasi pada sel-sel progenitor ini dapat menimbulkan sel punca kanker
CD44+/CD24-/low pada populasi MaSC dan sel punca kanker payudara (Crabtree &
Miele, 2018).
Dediferensiasi dari sel non-stem adalah teori lain yang didukung oleh bukti
perubahan genetik dan epigenetik pada sel-sel non-stem, menghasilkan generasi sel
punca kanker payudara secara de novo. Perubahan dalam lingkungan mikro tumor
juga dapat berkontribusi pada dedifferensiasi sel non-stem pada fenotipe sel punca
epigenetik yang digerakkan MYC dalam dedifferensiasi sel epitel susu menjadi
fenotipe seperti sel punca kanker payudara. Singkatnya, tampak bahwa “kebuntuan”
pada kanker payudara adalah fenotip yang dapat timbul melalui mekanisme yang
berbeda, baik dengan mutasi sel punca jaringan atau dengan memperoleh fenotip
seperti punca oleh sel yang ditransformasi, yang diinduksi oleh EMT, kemoterapi,
atau bahkan terapi yang ditargetkan. Misalnya, Bhola et al. baru-baru ini
mTOR, dan/atau PI3K inhibitor muncul melalui kemunculan sel punca kanker
normal, termasuk Notch, Hedgehog, Wnt, dan Hippo. Pada sel punca kanker
praklinis atau dalam uji klinis yang menargetkan jalur ini baik sendiri atau dalam
pemeliharaan sel punca. Pada mamalia, ada empat reseptor notch berupa notch 1-
4, dan lima ligan yang diketahui Jagged1 dan 2, delta-like1, 3 dan 4. Pensinyalan
reseptor pada sel tetangga. Reseptor notch mengalami pembelahan oleh ADAM10
mengaktifkan transkripsi gen target notch, seperti keluarga gen HES dan HEY,
beberapa tipe sel, termasuk sel imun, dan penelitian terbaru tentang infiltrasi
27
kekebalan dan penghindaran kekebalan sel kanker membuat area yang tidak
kelenjar susu normal, dan ekspresi notch hadir dalam MaSC normal. Studi-studi
awal ini menunjukkan bahwa pensinyalan notch yang menyimpang dapat terlibat
dalam pembentukan tumor melalui pembaharuan diri sel induk kelenjar susu yang
farmakologis dan genomik mengurangi populasi sel punca kanker payudara dan
primer, dan model tikus dari kanker payudara. Studi klinis menunjukkan bahwa
ekspresi Notch1 adalah penanda prognostik yang buruk untuk kanker payudara
dan berkorelasi dengan penanda sel punca kanker payudara, stadium TNM lanjut,
dan kelangsungan hidup bebas penyakit yang lebih pendek. Resistensi terhadap
terapi dianggap didorong oleh sel punca kanker payudara dan interaksi Jagged1-
notch4 yang terbukti menjadi pemain kunci dalam kanker payudara yang resisten
terhadap ER+ melalui aktivitas sel punca kanker payudara. Lebih lanjut, terapi
sel punca kanker payudara dengan menginduksi peralihan dari mekanisme yang
EMT dengan mengatur produksi faktor-faktor, seperti Twist, Snail, Slug, dan E-
cadherin. Pensinyalan notch sering secara tidak sengaja diaktifkan oleh hipoksia,
seperti dalam lingkungan mikro tumor atau dalam ceruk sel induk, menyiratkan
peran Notch dalam pembaruan diri sel punca kanker payudara dan EMT (Crabtree
sel. Ekspresi notch diatur oleh hipoksia dan sitokin inflamasi (IL-1, IL-6, dan
leptin) dan diaktifkan oleh pengikatan ligan. Setiap jenis sinyal proangiogenik
dapat memengaruhi sel endotel untuk berevolusi menjadi ujung atau norma sel
induk. Pensinyalan ini diidentifikasi oleh empat reseptor notch, notch-1, notch-2,
notch-3, dan notch-4; ada lima ligan terkait, Jagged-1, Jagged-2, Delta-like-1 (Dll-
1), Dll-3, dan Dll-4; semua molekul protein ini terikat pada membran, melakukan
sinyal parakrin dan ada pada pembuluh arteri dan bukan pembuluh darah.
delta/serrate melalui endositosis dan proses komunikasi sel ke sel. Tumor yang
memperoleh profil ekspresi tinggi dari ligan notch adalah fakta yang tak
protein Dll-4 ditemukan dalam angiogenesis fisiologis dan patologis. Protein Dll-
positif dalam perkembangan tumor. Kehadiran dan ekspresi Dll-4 dalam sel
Titik awal untuk upregulasi Dll-4 adalah regio luminal endotel arteri.
pembuluh darah baru. Deregulasi ligan Dll-4 memiliki dampak negatif pada
kanker payudara berulang. Hal tersebut dikarenakan blokade tidak hanya dapat
menurunkan populasi sel punca kanker payudara pada tumor tetapi juga mencegah
aktivasi notch yang disebabkan oleh terapi. Misalnya, pensinyalan Notch berada
dalam loop umpan balik dengan pensinyalan VEGFR-1 dan VEGFR-2, yang
30
trastuzumab atau tamoxifen juga dapat secara tak terduga memicu aktivasi Notch.
dapat membantu mencapai respon yang lebih baik terhadap terapi antikanker dan
tujuh reseptor transmembran untuk ligan Wnt. Ada 10 anggota dalam keluarga
mengikat. LRP5 dan LRP6 adalah koreseptor untuk ligan Wnt. Baik FZD dan
dalam keluarga Wnt seperti Wnt1 dan Wnt3a berikatan dengan FZD dan
transkripsi beberapa gen target. Jalur nonkanonik Wnt tidak tergantung pada β-
catenin, dan biasanya diprakarsai oleh Wnt5a dan Wnt11. Sampai sekarang,
31
pensinyalan Wnt, termasuk SFRP, DKK dan WIF-1 (Yin et al., 2018).
Telah diterima secara luas bahwa metastasis adalah peristiwa awal dalam
tumor awal, dan EMT yang diinduksi oleh pensinyalan Wnt kanonik dan
metastasis jauh. Oleh karena itu, mereka juga didefinisikan sebagai MIC yang
payudara yang biasa serta terlibat dalam perkembangan kanker dan ditemukan
menjadi terlalu aktif pada 50% pasien kanker payudara yang menyertai
kelangsungan hidup yang buruk. Ini mengontrol masa depan sel selama
perkembangan embrio dan dalam pembaruan sel-sel usia dewasa. Protein dari
keluarga Wnt memicu transfer β-catenin ke nukleus dan memulai transkripsi gen
kelenjar susu tikus yang dimodifikasi secara genesis. Dibandingkan dengan sel-sel
induk normal, sel punca kanker payudara menunjukkan aktivasi lebih dari
bahwa sinyal β-catenin dan PI3K/Akt dikendalikan oleh pensinyalan AhR yang
jalur Wnt/β-catenin menghasilkan sel punca seperti ciri-ciri dalam sel kanker
menghambat pembaruan diri dari sel punca kanker payudara dengan menurunkan
regulasi β-catenin yang menekan sel punca kanker payudara, EMT dan resistensi
perkembangan, termasuk embriogenesis, proliferasi sel, masa depan sel, dan pola
metastasis, dan resistensi obat dari berbagai kanker, termasuk basal cell
hematologis lainnya. Karena keterlibatan yang luas ini pada kanker, jalur Hh telah
muncul sebagai target yang menarik untuk terapi kanker. Selama dua dekade
jalur Hh, serta pengembangan modulator jalur Hh tingkat klinis (Zeng & Ju,
2018).
tahun terakhir, dua inhibitor Hh telah disetujui untuk pengobatan basal cell
carcinoma (BCC) dan menunjukkan hasil klinis yang baik (Zeng & Ju, 2018).
Sebagai salah satu pemain utama dalam sistem pensinyalan sel, jalur Hh
dipelajari secara intensif sejak beberapa dekade yang lalu, hubungan silang di
antara mereka belum terungkap sampai beberapa tahun terakhir. Pada gambar
2.4. Kurkumin
dan khususnya di Indonesia, telah digunakan secara tradisional sebagai obat dan
pencegah penyakit kanker yang tidak menimbulkan efek toksik yang merugikan,
mineral (3,5%), karbohidrat (69,4 %), dan kelembaban (13,1%). Minyak esensial
dapat digunakan sebagai agen chemopreventive pada beberapa model sel kanker
yang diekspresikan dalam sekitar 15% hingga 25% kanker payudara. Kurkumin
protein p65 dan aktivitas transkripsi melalui NF-κB (Vallianou et al., 2015).
40
2017)
sistem imun dan homeostasis. Sel apoptosis dapat dikenali dengan perubahan
berperan dalam berbagai jalur seperti jalur p53, Wnt, dan Notch signaling.
2016).
41
Apoptosis dapat dimulai baik oleh jalur ekstrinsik yang bertindak melalui
caspase-8 atau dengan jalur intrinsik yang bertindak melalui caspase-9. jalur ini
membran mitokondria dan jalur ekstrinsik dikendalikan oleh death receptor yang
memicu kaskade apoptosis. Protein yang paling penting dalam apoptosis adalah
protein caspase yang beperan sebagai protein eksekutor (Iannolo et al, 2008).
Caspase upstream untuk jalur intrinsik adalah caspase 9 sementara jalur ekstrinsik
sel. Reseptor apoptosis merupakan bagian dari reseptor Tumor Necrosis Factor
(TNF) yang terdiri dari cytoplasmic domain yang berfungsi untuk mengirim sinyal
apoptotik. Death Receptor yang diketahui antara lain sejenis reseptor TNF tipe 1
seperti protein Fas (CD95). Pada saat Fas berikatan dengan ligand-nya, Fas
Ligand (FasL), tiga atau lebih molekul Fas bergabung dan cytoplasmic death
domain membentuk binding site untuk adaptor protein FADD (Fas –associated
death domain). FADD ini melekat pada reseptor apoptosis dan mulai berikatan
dengan bentuk inaktif dari caspase-8. Molekul pro caspase-8 ini kemudian
dipecah menjadi caspase-8 aktif. Enzim ini kemudian mengaktivasi caspase-3 dan
7 serta mengaktifkan pro caspase lainnya dan mengaktifkan enzim untuk mediator
Protein anti-apoptosis yang utama adalah bcl-2 dan bcl-x yang pada keadaan
yang berfungsi sebagai regulator apoptosis. Pada saat sel mengalami stres, Bcl-2
dan bcl-x menghilang dari membrane mitokondria dan digantikan oleh pro-
apoptosis protein seperti bak, bax, dan bim. Bila kadar bcl-2 dan bcl-x menurun
Gambar 2.16. Jalur Intrinsik dan Ekstrinsik Apoptosis (Kadam & Abhang,
2016)
mikrotubulus, dan lebih lanjut mengaktifkan pos pemeriksaan mitosis pada sel
MCF-7. Selanjutnya, sel-sel terakumulasi dalam fase G (1) dari siklus sel, dan
kurkumin menekan ekspresi gen zeste homolog 2 (EZH2) melalui stimulasi tiga
anggota utama dari jalur mitogen-activated protein kinase (MAPK): Jun NH2-
apoptosis sehingga terjadi pengurangan massa tumor (Lv Z et al, 2014). Curcumin
menderegulasi ekspresi siklin D1, PECAM-1, dan p65, yang merupakan faktor-
faktor yang diregulasi oleh NF-κB. Jalur ini akan menginhibisi proliferasi dan
punca kanker payudara yang berasal dari cell line MCF-7 dan MBA MB-231.
dari protein proapoptotik bax, bak, bad, bik, dan bim. Jalur pensinyalan
apoptosis diaktifkan di stem cell kanker payudara melalui aktivasi caspase-3 dan
katenin, sehingga akhirnya menghambat migrasi sel punca kanker payudara (Liu
Saat ini, berbagai agen kanker sel punca yang selektif telah
herbal dan antibiotik tradisional Cina), bahan kimia sintetis, antibodi atau
protein rekombinan, dan oligonukleotida (He et al., 2014). Bukti-bukti yang ada
punca kanker untuk memperbaharui diri dalam sel kenker payudara (Li, 2018).
Sebagai contoh, ekstrak herbal kurkumin dapat menginduksi apoptosis sel punca
sel punca kanker. Kurcumin dan piperine, diberikan tunggal atau kombinasi,
dapat menekan pertumbuhan sel punca kanker payudara (He et al., 2014).
2.5. Meniran
Phyllanthaceae, dengan 11 sub-genus yang terdiri lebih dari 700 spesies terkenal
terutama di daerah tropis dan subtropics. Spesies paling penting yang secara
banyak negara Asia Tenggara, Brasil, India dan Cina (Nisar et al., 2018; Mou et
al., 2016; Kardinan & Kusuma, 2004). Tanaman herbal meniran telah banyak
penyakit termasuk tumor, asma, nyeri sendi, infeksi virus dan banyak lagi yang
lainnya (Nisar et al., 2018). Lebih dari 510 senyawa telah diisolasi dari meniran
dan sebagian besar adalah lignin, triterpenoid, flavonoid, dan tanin yang memiliki
efek anti tumor dan antioksidan (Mou et al., 2016; Du et al., 2018). Meniran
berarti "daun dan bunga" karena bunga, serta buahnya, tampaknya menyatu
dengan daun dan dapat tumbuh hingga 60 cm (Kardinan & Kusuma, 2004).
pertanian dan lahan kritis. Baru-baru ini meniran menarik perhatian para peneliti,
dan buah dapat digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit, terutama hepatitis
tahapan ekstraksi. Ekstraksi adalah proses dimana zat yang terkandung dalam
diterapkan dalam ekstraksi tanaman, seperti rebusan, infus, maserasi perkolasi dan
karena bahan tanaman ditempatkan dalam kontak dengan pelarut tertentu untuk
memungkinkan difusi pelarut ke dalam sel. Setelah itu, pelarut akan melarutkan
substansi sel tumbuhan. Akhirnya, pelarut yang mengandung hasil harus berdifusi
keluar dari sel untuk memperkaya metabolit yang diekstraksi. Perlakuan tertentu,
degradasi dari konstituen tanaman. Oleh karena itu, pilihan prosedur ekstraksi
tidak larut. Sebelum langkah ekstraksi, penanganan bahan tanaman penting sebagai
titik awal isolasi produk alami. Jaringan tanaman harus disiapkan dengan cara
jaringan tanaman dianggap sebagai cara terbaik untuk melestarikan bahan tanaman
dan cocok untuk penyimpanan sampel yang lama. Proses pengeringan harus
49
kimia selama proses. Langkah selanjutnya adalah menggiling bahan tanaman untuk
2015).
setidaknya, beberapa biomassa, kontaminan, atau bahan inert yang tidak diinginkan
dari tanaman yang akan diekstraksi. Ini juga membantu mencegah oksidasi
enzimatik atau hidrolisis yang terjadi, terutama ketika mengekstrak dari bahan
tanaman segar. Ini biasanya dicapai dengan merendam bahan tanaman dalam
alkohol dan dapat digunakan sebagai awal proses ekstraksi (Azwanida, 2015)
asam lemak, sterol, pigmen, lilin, beberapa terpenoid, alkaloid, dan kumarin),
tersebut dibiarkan 6 hari dan diaduk kuat dua kali sehari. Setelah itu campuran
dengan fase stasioner silica gel dan eluen diberikan dengan cara gradien. Setiap
50
eluat (100 mL) yang diperoleh kemudian diuapkan dan dikenakan profiling TLC
menggunakan silika gel F254 dengan fase gerak kloroform: metanol (9:1 v/v).
Eluat dengan profil TLC yang sama kemudian dikumpulkan dan ditetapkan
dengan fraksi. Setiap fraksi selanjutnya digunakan untuk uji pembilasan radikal
bebas DPPH, serta untuk penentuan kandungan fenolik dan flavonoid total (Arina
sitotoksisitas selektif pada sel kanker dan dapat menginduksi apoptosis yang
Agen kemoterapi yang berhasil harus dapat mengganggu lebih dari satu
fase proses karsinogenesis. Berbagai fitokimia telah terbukti hadir dalam diet kaya
buah dan sayuran, sehingga memiliki potensi untuk bertindak sebagai agen
gangguan regulasi siklus sel, transduksi sinyal, transkripsi, regulasi dan apoptosis
(Kotecha, 2016).
neoplastik dan pertumbuhan tumor. Induksi apoptosis pada sel tumor telah
terbukti menjadi mekanisme antikanker yang paling umum yang disatukan oleh
potensial dengan efek apoptosis yang kuat dan selektif akan sangat bernilai
eksekusi, degradasi dan fagositosis (CRC UGM, 2006; Sari, 2018). Apoptosis
dapat distimulasi oleh kondisi fisiologis dan patologis serta memegang peranan
Sinyal untuk apoptosis terjadi melalui jalur caspase dependen dan independen
yang diawali oleh kejadian yang memicunya dari dalam sel atau dari luar sel
kelompok II. Kaspase kelompok II terlibat dalam regulasi apoptosis dan dibagi
lagi menjadi dua sub kelas: kaspase inisiator (2, 8, 9 dan 10) dan kaspase efektor
(3, 6 dan 7). Banyak komponen bioaktif telah ditemukan mempengaruhi aktivasi
kaspase seperti anthocyanin, coumarin, asam fenolik, tanin dan terpenoid. Asam
Selain jalur caspase dependen, apoptosis juga dapat dipicu tanpa melalui
aktivitas caspase, yakni jalur caspase independen (Sari, 2018). Jalur independen
terpenoid telah terbukti menyebabkan penahanan siklus sel pada berbagai tahap,
yaitu, G1, S, S/G2, G1/G0, G2/M dan G1/S, dan juga melalui down regulation
faktor anti-apoptosis yang melibatkan Bcl-2, Bcl-xL dan aktivasi faktor pro-
pada dosis ekstrak meniran 400 μg/ml setelah 4 jam pemberian ekstrak
dibandingkan dengan dosis 200 μg/ml, hal ini menunjukkan bahwa hasil dari
pemberian ekstrak pada efek apoptosis bergantung kepada dosis yang diberikan.
penurunan jumlah sel sampai setengah dari jumlah sel kontrol (Kim et al, 2017).
maksimal pada dosis 150 mg/ml. Dalam penelitian lebih lanjut, ektrak tersebut
sel pada G2/M (Ordikhani et al, 2016). Pengobatan dengan menggunakan meniran
dapat menginhibisi pertumbuhan sel dan menginduksi apoptosis pada sel limfoma
et al, 2002).
54
sejumlah kecil sel untuk menghasilkan tumor ketika disuntikkan pada tikus
immunocompromised, tetapi masalah biaya, waktu, dan tenaga kerja yang terkait
dengan penelitian pada hewan telah menggeser fokus ke arah pencarian marker sel
punca kanker. Banyak penanda sel punca kanker telah diusulkan dan kemudian
diidentifikasi sebagai target untuk kemoterapi. Namun, ekspresi penanda ini telah
terbukti tidak konsisten di seluruh sel punca kanker dari fenotip tumor dan
jaringan yang berbeda. Selain itu, banyak penanda Sel Punca kanker yang
dilaporkan dimiliki oleh sel induk sehat dan bahkan non-kanker, menimbulkan
tantangan untuk pengembangan terapi dengan target penanda ini (Crabtree &
Miele, 2018).
komponen dari proses biologikal (seperti enzim, sel, maupun reseptor sel) sebesar
bisdemethoxykurkumin (Hu S, et. al, 2017; Khosropanah MH, et. al, 2016; Liu
menurunkan IC50 sebesar 50% bila dibandingkan dengan terapi tanpa adanya
55
kurkuma. Penilitian lain juga menunjukkan bahwa curcumin yang terdapat pada
kurkuma berperan aktif sebagai antikanker payudara dengan ER (+). Selain dari
mencapai inhibisi 50% yaitu 79,58 µg/ml, 53,18 µg/ml, dan 30,78 µg/ml (Hu S,
et. al, 2017; Khosropanah MH, et. al, 2016; Liu HT, et. al 2018).
menghambat sel kanker dengan sifatnya yang sitotoksik terhadap aktifitas T47D
terutama pada fase S siklus sel. Dari seluruh kandungan senyawa yang terdapat
sebesar84,88±0,87 µg/ml(Jose J, et. al, 2014; Omar WA, et. al, 2018; Yuniati Y,
et.al 2019).
menunjukkan populasi sel punca kanker. Misalnya, populasi umum sel dalam
kanker payudara yang telah dianggap sel induk kanker payudara adalah
mengidentifikasi sel punca kanker dalam beragam jenis kanker. Selain tanda-
tanda ini, sifat-sifat tertentu dari sel punca kanker juga telah digunakan untuk
membedakan mereka dari sisa populasi tumor. Sebagai contoh, sel-sel yang
56
dikenal sebagai populasi samping telah terbukti memiliki persentase TIC yang
Namun, sel punca kanker memiliki etiologi dan patogenesis yang kompleks.
penghambat tirosin kinase sintetis dari epidermal growth factor receptor (EGFR)
dan human epidermal growth factor receptor tipe 2 (HER-2). Lapatinib secara
2.9. Hipotesis
proliferasi (NF-κB) pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-) MDA-
MB231 in vitro.
survivin) pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-) MDA-MB231 in
vitro.
3, p53, survivin) pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-) MDA-
MB231 in vitro.
pada sel punca kanker payudara (CD 44+/CD 24-) MDA-MB231 in vitro.
BAB III
METODE PENELITIAN
OE
61
62
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah empat kelompok sel punca
kanker payudara dengan replikasi sebanyak tiga kali pada tiap variabel nya.
Kelompok sel punca kanker payudara terdiri atas tiga perlakuan dan satu kontrol.
3.4. Kriteria
1. Mengekspresikan CD44+/CD24-
63
2. Terjadi pelepasan koloni sel dalam biakan sel punca kanker payudara
1. Kadar protein p53, survivin, caspase-3 dan NF-κB dari cell line MDA-
MB231.
64
Variabel Bebas
Definisi Cara Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur
Sel Punca cell line MDA-MB231 yang Uji % Numerik
Kanker dikultur dan sudah divalidasi CD44+/CD24- viabilitas
Payudara dan sel
Immunofluoresce
nce
Ekstrak Kurkumin merupakan tanaman Ekstraksi μg/ml Numerik
kurkumin kunyit yang mengandung banyak
dan sumber kurkuminoid polifenolik,
meniran yaitu curcumin,
demethoxycurcumin, dan
bisdemethoxycurcumin.
Meniran adalah spesies dari
keluarga Euphorbiaceae yang
tumbuh hingga 60 cm.
Phyllanthus berarti "daun dan
bunga" karena bunga, serta
buahnya, tampaknya menyatu
dengan daun
Variabel Terikat
Definisi Cara Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur
P53 Protein Bax adalah salah satu RT PCR Fold numerik
protein pro - apoptosis yang change
dikode oleh gen p53. Peningkatan
protein pro – apoptosis ini dapat
menghentikan siklus sel atau
menghidupkan jalur apoptosis dan
menjaga sel dari mutasi genetik
akibat kerusakan DNA.
Survivin Survivin adalah adalah anggota Flowcitometri Pg/mL Numerik
terkecil dari inhibitor of apoptosis
(IAP), yang memiliki peran kunci
dalam mengatur pembelahan sel
dan menghambat apoptosis
dengan menghalangi aktivasi
caspase
Caspase-3 Salah satu protein yang berperan Flowcitometri Relative Numerik
dalam proses apoptosis dari fluorescen
sediaan tumor. ce unit
(RFU)
NF-κB NF-κB adalah regulator RT PCR Fold Numerik
65
3.6.1. Alat
3.6.2. Bahan
1. Sel punca kanker payudara MDA- 5. Reagen MTT 5mg/ml dalam PBS
Bahan dari penelitian ini berupa herbal yaitu dari tanaman Curcuma
Longa dan Phyllantus Niruri, tanaman tersebut kemudian dibersihkan dengan air
yang tidak terkena sinar matahari langsung, setelah itu dirajang dan diserbukkan
(serbuk simplisia) (Malik, Edward, dan Waris, 2014; Azahar, Gani, dan
ethanol 70% hingga seluruh serbuk sampel terendam, lalu ditutup rapat. Wadah
maserasi disimpan pada tempat yang terlindungi dari cahaya matahari langsung
kemudian disaring dan ampasnya direndam lagi dengan cairan penyari yang
(Malik, Edward, dan Waris, 2014; Azahar, Gani, dan Mokhtar, 2017; Rusmana
et al, 2017).
Medium (DMEM) dengan 10% Fetal Bovine Serum (FBS). Setelah tiga hari, saat
sel tersebut menutupi 90% dari plat nya, sel yang menempel dipisahkan dengan
Sigma-Aldrich, St. Louis, MO, USA) dan 20 ng/ml basic fibroblast growth factor
(bFGF; Sigma-Aldrich). Sel dikultur dalam kondisi bebas serum sebagai kluster
mammosphere selama 12 jam dalam DMEM yang diberikan 10% FBS (Huang et al,
2015).
a. Ambil sel dari inkubator CO2 dan amati kondisi sel di bawah mikroskop inverted.
Jumlah sel yang dibutuhkan untuk uji sitotoksik dengan metode MTT assay
d. Inkubasi sel ke dalam inkubator CO2 selama semalam atau hingga sel konfluen
80%.
68
e. Ambil 96 well plate dari incubator, dan amati kondisi sel di bawah mikroskop
inverted.
g. Masukkan seri konsentrasi larutan uji (ekstrak kombinasi kurkumin dan meniran
dosis 0-1000 μg/ml) ke dalam sumuran sesuai peta MTT yang telah dibuat dan
i. Buang media sel, cuci sel menggunakan PBS 1x, dan tambahkan reagen MTT
j. Inkubasi sel selama 2-4 jam dalam inkubator CO2 hingga terbentuk formazan.
k. Periksa kondisi sel di bawah mikroskop inverted. Jika formazan telah jelas
n. Masukkan 96 well plate ke dalam ELISA reader dan baca absorbansi masing-
nm).(CCRC, 2013)
dilakukan coding, cleaning, dan tabulasi, serta dianalisis secara statistik dengan
program software SPSS 24 serta disajikan dalam bentuk table, narasi, dan gambar.
Teknik analisis data yang digunakan dari uji sitotoksik ekstrak kombinasi
kurkumin dan meniran dosis 0-1000 μg/ml, dihitung persen viabilitas sel dengan
menggunakan rumus:
SPSS 24 dengan uji One way ANOVA, karena pada penelitian ini sampel terdiri
Validasi
CD 44+ / CD 24 - Immunofluorescence
Analisa Data
Hasil
BAB IV
72
73
Total Rp
334.800.000
DAFTAR PUSTAKA
Abba, M. C., Zhong, Y., Lee, J., Kil, H., Lu, Y., Takata, Y., et al. (2016) DMBA
induced mouse mammary tumors display high incidence of activating
Pik3caH1047 and loss of function Pten mutations. Oncotarget, [Online]
7(39) Available from: doi:10.18632/oncotarget.11733
Abhyankar, G., Suprasanna, P., Pandey, B.N., Mishra, K.P., et al. (2010). Hairy
root extract of Phyllanthus amarus induces apoptotic cell death in human
breast cancer cells. Innovative Food Science and Emerging Technologies.
[Online] 11 (3), 526–532. Available from: doi:10.1016/j.ifset.2010.02.005.
Arina, N. B. dan Rohman, A., (2013). The Phenolic Contents and Antiradical
Activity of Indonesian Phyllantus urinaria L. International Food Research
Journal, 20: 1119–1124.
Aung, T., Qu, Z., Kortschak, R., dan Adelson, D. (2017). Understanding the
effectiveness of natural compound mixtures in cancer through their
molecular mode of action. International journal of molecular sciences,
[Online] 18(3), Available from: doi: 10.3390/ijms18030656.
Azahar, N. F., Gani, S.S.A, and Mokhtar, N.F. (2017). Optimization of phenolics
and favonoids extraction conditions of Curcuma Zedoaria leaves using
response surface methodology. Chemistry Central Journal; 11 (96). DOI
10.1186/s13065-017-0324-y
Bai, X., Ni, J., Beretov, J., Graham, P., dan Li, Y. (2018). Cancer stem cell in
breast cancer therapeutic resistance. Cancer treatment reviews, [Online]
69, 152-163. Available from: doi: 10.1016/j.ctrv.2018.07.004.
Banerjee, M., Singh, P. dan Panda, D. (2010) Curcumin suppresses the dynamic
instability of microtubules, activates the mitotic checkpoint and induces
apoptosis in MCF-7 cells. FEBS Journal. [Online] 277 (16), 3437–3448.
Available from: doi:10.1111/j.1742-4658.2010.07750.x.
Banik, U., Parasuraman, S., Adhikary, A.K. dan Othman, N.H. (2017) Curcumin :
the spicy modulator of breast carcinogenesis. [Online] 1–16. Available
from:doi:10.1186/s13046-017-0566-5.
74
75
Braune, E.-B., Seshire, A. and Lendahl, U. (2018) Notch and Wnt Dysregulation
and Its Relevance for Breast Cancer and Tumor Initiation. Biomedicines,
[Online] 6(4), p. 101. Available from: doi: 10.3390/biomedicines6040101.
Chen, X., Duan, N., Zhang, C., dan Zhang, W. (2016). Survivin and
Tumorigenesis: Molecular Mechanisms and Therapeutic Strategies.
Journal of Cancer, 7(3), 314–323. doi:10.7150/jca.13332
Chen, X., Ye, S. dan Ying, Q. L. (2015) Stem cell maintenance by manipulating
signaling pathways: Past, current and future. BMB Reports,
[Online]48(12), pp. 668–676. Available from: doi:
10.5483/BMBRep.2015.48.12.215.
Colleoni, M., Sun, Z., Price, K. N., Karlsson, P., Forbes, J. F., Thürlimann, B., et
al. (2016). Annual Hazard Rates of Recurrence for Breast Cancer During
24 Years of Follow-Up: Results From the International Breast Cancer
Study Group Trials I to V. Journal of Clinical Oncology, [Online] 34(9),
927–935. Available from: doi:10.1200/jco.2015.62.3504
Dai, X., Cheng, H., Bai, Z. dan Li, J. (2017) Breast cancer cell line classification
and Its relevance with breast tumor subtyping. Journal of Cancer. [Online]
8 (16), 3131–3141. Available from: doi:10.7150/jca.18457.
Denkert, C., Liedtke, C., Tutt, A. dan von Minckwitz, G. (2017) Molecular
alterations in triple-negative breast cancer—the road to new treatment
strategies. The Lancet. [Online] 389 (10087), 2430–2442. Available from:
doi:10.1016/S0140-6736(16)32454-0.
Du, G., Xiao, M., Yu, S., Wang, M., et al. (2018) Phyllanthus urinaria: a potential
phytopharmacological source of natural medicine. International Journal of
Clinical and Experimental Medicine. [Online] 11 (7), 6509–6520.
Available from: www.ijcem.com/.
Du, X., Klaschik, K., Mallmann, P., Isachenko, E., Rahimi, G., Zhao, Y., et al.
(2018). An Experimental Model of Breast Cancer Cells: Informative
Protocol for In Vitro Culture. Anticancer Research, 38(11), 6237–
6245.doi:10.21873/anticanres.12979
Endofit, K., Ranting, D., Daun, S., Akar, et al. (2010). Uji sitotoksisitas hasil
fermentasi isolat kapang endofit dari ranting. Universitas indonesia
76
European College of Authenticated Cell cultures (2017) Cell line profile MDA-
MB-231. [Online] 231 (92020424), 1–3. Available from: https://www.phe-
culturecollections.org.uk/media/133182/mda-mb-231-cell-line-profile.pdf.
Eveline, K., Purwanto, H., Lestari, P. (2017). Faktor Klinis dan Histopatologi
serta Hubungannya dengan Kekambuhan Pascaoperasi pada Pasien Kanker
Payudara di RSUD Dr. Soetomo, Januari–Juni 2015. Indonesian Journal
of Cancer, 11 (2).
Feng, Y., Spezia, M., Huang, S., Liu, B., et al. (2018) ScienceDirect Breast cancer
development and progression : Risk factors , cancer stem cells , signaling
pathways , genomics , and molecular pathogenesis. Genes dan Diseases.
[Online] 5 (2), 77–106. Available from: doi:10.1016/j.gendis.2018.05.001.
Ferlay, J., Ervik, M., Lam, F., Colombet, M., Mery, L., Pineros, et al. (2018).
Global Cancer Observatory: Cancer Today. Lyon, France; International
Agency for Reserch on Cancer. Available from: http://gco.iarc.fr/today,
[accessed 18th April 2019]
Gera, M., Sharma, N., Ghosh, M., Huynh, D.L., et al. (2017) Nanoformulations of
curcumin: an emerging paradigm for improved remedial application.
Oncotarget. [Online] 8 (39), 66680–66698. Available from:
doi:10.18632/oncotarget.19164.
He, Y.C., Zhou, F.L., Shen, Y., Liao, D.F., et al. (2014) Apoptotic death of cancer
stem cells for cancer therapy. International Journal of Molecular Sciences.
[Online] 15 (5), 8335–8351. Available from: doi:10.3390/ijms15058335.
Iannolo, G., Conticello, C., Memeo, L. dan De Maria, R. (2008) Apoptosis in normal
and cancer stem cells. Critical Reviews in Oncology/Hematology. [Online] 66
(1), 42–51. Available from: doi:10.1016/j.critrevonc.2007.09.004.
Jeong, Y., Kim, S.S., Gong, G., Lee, H.J., et al. (2013) Treatment results of breast
cancer patients with locoregional recurrence after mastectomy. Radiation
Oncology Journal. 31 (3), 138–146. Available from:
doi:10.3857/roj.2013.31.3.138.
Kabel, A.M. dan Baali, F.H. (2015) Breast Cancer: Insights into Risk Factors,
Pathogenesis, Diagnosis and Management. Journal of Cancer Research
and Treatment, Vol. 3, 2015, Pages 28-33. [Online] 3 (2), 28–33.
Available from: doi:10.12691/JCRT-3-2-3.
Kadam, C.Y. dan Abhang, S.A. (2016) Apoptosis Markers in Breast Cancer
Therapy. 1st edition. [Online]. Elsevier Inc. Available from:
doi:10.1016/bs.acc.2015.12.003.
Kim, Y.D., Jang, S.J., Lim, E.J., Ha, J.S., et al. (2017) Induction of telomere
shortening and cellular apoptosis by sodium meta-arsenite in human
cancer cell lines. Animal Cells and Systems. [Online] 21 (4), 241–254.
Available from: doi:10.1080/19768354.2017.1342691.
Kontomanolis, E. N., Kalagasidou, S., Pouliliou, S., Anthoulaki, X., Georgiou, N.,
Papamanolis, V., dan Fasoulakis, Z. N. (2018). The notch pathway in
breast cancer progression. The Scientific World Journal, [Online].
Available from: doi: 10.1155/2018/2415489.
Kotecha, R., Takami, A. dan Espinoza, J.L. (2016) Dietary phytochemicals and
cancer chemoprevention: a review of the clinical evidence. Oncotarget.
[Online] 7 (32). Available from: doi:10.18632/oncotarget.9593.
Koury, J., Zhong, L., dan Hao, J. (2017). Targeting signaling pathways in cancer
stem cells for cancer treatment. Stem cells international, [Online]
Available from: https://www.hindawi.com/journals/sci/2017/2925869/abs/.
Kurniawan, A., dan Prayogo, N. (2012). Tata Laksana Kanker Payudara Relaps
Laksana Kanker Payudara Relaps. Indonesian Journal of Cancer, 6(2), 87.
78
Leclerc, A.F., Jerusalem, G., Devos, M., Crielaard, J.M., et al. (2016)
Multidisciplinary management of breast cancer. Archives of Public Health.
[Online] 74 (1), 1–6. Available from: doi:10.1186/s13690-016-0163-7.
Lee, W., Loo, C., Bebawy, M., Luk, F., et al. (2013) Curcumin and its
Derivatives : Their Application in Neuropharmacology and Neuroscience
in the 21 st Century. 338–378.
Li, W., Yang, H., Li, X., Han, L., Xu, N., dan Shi, A. (2019). Signaling pathway
inhibitors target breast cancer stem cells in triple-negative breast cancer.
Oncology reports, [Online] 41(1), pp. 437–446. Available from: doi:
10.3892/or.2018.6805.
Li, X., Wang, X., Xie, C., Zhu, J., et al. (2018) Sonic hedgehog and Wnt / β -
catenin pathways mediate curcumin inhibition of breast cancer stem cells.
[Online] 1–8. Available from: doi:10.1097/CAD.0000000000000584.
Li, Y., Ma, X., Wu, X., Liu, X., dan Liu, L. (2014). Prognostic Significance of
Survivin in Breast Cancer: Meta-analysis. The Breast Journal, 20(5), 514–
524. doi:10.1111/tbj.12303
Lin, S. C., Gan, Z. H., Han, K., You, Y., dan Min, D. L. (2015). Interleukin-6 as a
prognostic marker for breast cancer: a meta-analysis. Tumori 2015. 101(5):
535-541. DOI: 10.5301/tj.5000357
Liu HT, et. al (2018). Anticancer Effect of Curcumin on Breast Cancer and Stem
Cells. Elsevier
Liu, H.-T. dan Ho, Y.-S. (2018).Anticancer effect of curcumin on breast cancer
and stem cells. Food Science and Human Wellness. [Online] 7 (2), 134–
137. Available from: doi:10.1016/j.fshw.2018.06.001.
Lv, Z. D., Liu, X. P., Zhao, W. J., Dong, Q., Li, F. N., Wang, H. B., dan Kong, B
(2014) Curcumin induces apoptosis in breast cancer cells and inhibits
tumor growth in vitro and in vivo, International Journal Of Clinical And
Experimental Pathology, 7(6), pp. 2818–2824.
Malik, A., Edward, F., dan Waris, R. (2014). Skrining Fitokimia Dan Penetapan
Kandungan Flavonoid Total Ekstrak Metanolik Herba Boroco. Jurnal
Fitofarmaka Indonesia. 1(1).
79
Mao, X., Wu, L.-F., Guo, H.-L., Chen, W.-J., et al. (2016) The Genus
Phyllanthus : An Ethnopharmacological, Phytochemical, and
Pharmacological Review . Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine. [Online] 2016, 1–36. Available from:
doi:10.1155/2016/7584952.
Mokhtari, R.B., Homayouni, T.S., Baluch, N., Morgatskaya, E., et al. (2017)
Combination therapy in combating cancer. Oncotarget. [Online] 8 (23),
38022–38043. Available from: doi:10.18632/oncotarget.16723.
Mukherjee, S., Mazumdar, M., Chakraborty, S., Manna, A., et al. (2014)
Curcumin inhibits breast cancer stem cell migration by amplifying the E-
cadherin / β -catenin negative feedback loop. 1–19.
Nisar, M.F., He, J., Ahmed, A., Yang, Y., et al. (2018) Chemical components and
biological activities of the genus phyllanthus: A review of the recent
literature. Molecules. [Online] 23 (10). Available from:
doi:10.3390/molecules23102567.
Omar WA, et. al. (2018). Therapeutic Index of Methanolic Extracts of Three
Malaysian Phyllanthus Species on MCF-7 and MCF-10A Cell Lines.
Pharmacognosy Journal
Ordikhani, F., Arslan, M.E., Marcelo, R., Sahin, I., et al. (2016) Drug delivery
approaches for the treatment of cervical cancer. Pharmaceutics. [Online] 8
(3), 1–15. Available from: doi:10.3390/pharmaceutics8030023.
Panahi, Y., Fazlolahzadeh, O., Atkin, S.L., Majeed, M., et al. (2019) Evidence of
curcumin and curcumin analogue effects in skin diseases: A narrative
review. Journal of Cellular Physiology. [Online] 234 (2), 1165–1178.
Available from: doi:10.1002/jcp.27096.
Puspitarini, S., Widodo, Lestari, N.D., Rifai, M., (2019). Exploring of Cheral
Potensial as Anticancer Agent via Apoptosis Mechanism. AIP Conference
Proceedings. Available from: https://doi.org/10.1063/1.5125553.
80
Radzi, M., Hassan, A., Raihan, N., Mustapha, N., et al. (2017) Efficacy and Safety
of Phyllanthus Niruri in Non-alcoholic Steatohepatitis Treatment : Pilot
Study from Malaysia. 3 (3), 131–137.
Rajeskumar, N. V., Joy, K.L., Kuttan, G., Ramsewak, R.S., et al. (2002)
Antitumour and anticarcinogenic activity of Phyllanthus amarus extract.
Journal of Ethnopharmacology. [Online] 81 (1), 17–22. Available from:
doi:10.1016/S0378-8741(01)00419-6.
Schacter, J.L., Henson, E.S. dan Gibson, S.B. (2014) Estrogen Regulation of Anti-
Apoptotic Bcl-2 Family Member Mcl-1 Expression in Breast Cancer Cells.
[Online] 9 (6), 1–12. Available from: doi:10.1371/journal.pone.0100364.
Spronk, I., Schellevis, F.G., Burgers, J.S., Bock, G.H. De, et al. (2018) Incidence
of isolated local breast cancer recurrence and contralateral breast cancer :
A systematic review. The Breast. [Online] 39, 70–79. Available from:
doi:10.1016/j.breast.2018.03.011.
Tang, Y., Jaganath, I., Manikam, R. dan Sekaran, S.D. (2014) Inhibition of
MAPKs , Myc / Max , NF-κB, and Hypoxia Pathways by Phyllanthus
Prevents Proliferation , Metastasis and Angiogenesis in Human Melanoma
( MeWo ) Cancer Cell Line. [Online] (April). Available from:
doi:10.7150/ijms.7704.
Vanmaaren, M. C., Munck, L. D., Strobbe, L. J., Sonke, G. S., Westenend, P. J.,
Smidt, M. L., et al. (2018).10-year recurrence rates for breast cancer
subtypes in the Netherlands: a large population-based study. Internationa
journal of cancer. 144 (2). https://doi.org/10.1002/ijc.31914
Widyastuti, R., Adi, M.B.S. dan Listyana, N.H. (2008) Karakterisasi morfologi
dan fitokimia tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.). [Online] 109–113.
Available from: http://jurnal.fp.uns.ac.id/ index.php/semnas
/article/download/953/639.
Wong, F. Y., Tham, W. Y., Nei, W. L., Lim, C., and Miao, H. (2018). Age exerts
a continuous efect in the outcomes of Asian breast cancer patients treated
with breast-conserving therapy. Cancer Communications. 38 (39).
https://doi.org/10.1186/s40880-018-0310-3
Yin, P., Wang, W., Zhang, Z., Bai, Y., Gao, J., dan Zhao, C. (2018). Wnt
signaling in human and mouse breast cancer: Focusing on Wnt ligands,
receptors and antagonists, Cancer Science, [Online] 109(11), pp. 3368–
3375. Available from: doi: 10.1111/cas.13771.
Zhu, D., Shen, Z., Liu, J., Chen, J., Liu, Y., Hu, C., et al. (2016) The ROS-
mediated activation of STAT-3/VEGF signaling is involved in the 27-
hydroxycholesterol-induced angiogenesis in human breast cancer cells,
Toxicology Letters. Elsevier Ireland Ltd, [Online] 264, pp. 79–86.
Available from: doi: 10.1016/j.toxlet.2016.11.006.