Halaman
SAMPUL
DALAM ..................................................................................... i
PRASYARAT
GELAR ............................................................................ ii
ABSTRAK .............................................................................................
. vii
ABSTRACT ...........................................................................................
viii
DAFTAR
ISI ............................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan
Penelitian .................................................................... 5
1.3.1 Tujuan
Umum ................................................................ 5
1.3.2 Tujuan
Khusus ............................................................... 5
1.4 Manfaat
Penelitian ................................................................... 6
1.4.1 Manfaat
Ilmiah. .............................................................. 6
1.4.2 Manfaat
Klinis ............................................................... 6
2.1
Ginjal ....................................................................................... 7
2.2
Urolithiasis .............................................................................
11
2.2.1
Sejarah .......................................................................... 11
2.2.1
Epidemiologi ................................................................ 13
3) Usia .......................................................................
15
4) Geografi ................................................................
17
5) Pekerjaan ..............................................................
18
ix
6) Berat Badan dan Body Mass Index .......................
19
2.2.3
Patofisiologi ................................................................. 19
a) Struvite ...............................................................
27
c) Sistin ...................................................................
28
d) Xanthin ...............................................................
29
e) Indinavir ..............................................................
29
f) Lain-lain ..............................................................
30
2.2.5
Diagnosis ...................................................................... 30
2.3.1 Operasi
Terbuka ........................................................... 33
2.4 Efektivitas
Biaya .................................................................... 46
3.1 Kerangka
Berpikir ................................................................. 47
3.2 Konsep
Penelitian ................................................................. 48
3.3 Hipotesis
Penelitian ............................................................... 49
x
4.3 Ruang Lingkup
Penelitian ..................................................... 51
4.5 Variabel
Penelitian ................................................................ 53
4.6.1 Instrumen
Penelitian .................................................... 55
4.6.2 Metode
Penelitian ........................................................ 56
4.7 Prosedur
Penelitian ............................................................... 56
4.8.1 Time
Table ................................................................... 58
4.9 Analisis
Data .......................................................................... 58
5.1 Karakteristik
Subjek ............................................................... 61
5.2 Analisis
Inferensial ................................................................ 62
5.2.1 Uji
Normalitas .............................................................. 62
Halaman
Gambar 2.1
Ginjal ...................................................................................... 8
CI : Confidence Interval
CT : Computed Tomography
GAG : Glikosaminoglikan
KUB : Kidney-Ureter-Bladder
pH : Power of hydrogen
PR : Prevalence Ratio
SC : Serum Creatinine
SD : Standard Deviation
USG : Ultrasonography
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Batu saluran kemih khususnya batu ginjal masih merupakan penyakit yang
sering
penyebab morbiditas yang tinggi karena memiliki angka kekambuhan yang tinggi dan
sering
menimbulkan komplikasi pada penderita. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi yang tepat
dan
menyeluruh terutama dalam bidang pembedahan untuk mengatasi batu ginjal dan
mengurangi
Angka kejadian batu ginjal mencapai 114-720 per 100.000 individu dengan
prevalensi
total 1,7-14,8% berdasarkan data epidemiologi dari Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat
(Romero et al, 2010; Khan et al, 2016). The National Health and Nutrition Examination
Survey (NHANES) menunjukkan bahwa prevalensi batu ginjal telah meningkat tiga kali
lipat
dalam tiga dekade terakhir di Amerika Serikat, dari 3,2% pada periode 1976-1980
menjadi
8,8% pada 2007-2010. Di Inggris, prevalensi terkena batu ginjal semasa hidup
meningkat
sebesar 63% pada periode 2000-2010, dari 7,14% menjadi 11,62% (Ghani et al, 2013;
Khan
et al, 2016). Di Jerman, angka kejadian batu ginjal mencapai 750.000 kasus per tahun
pada
tahun 2011 dan diperkirakan terus meningkat. Walaupun sebagian besar penderita
hanya
mengalami satu kali episode batu, 25% dari mereka bisa mengalami episode batu
berulang
batu ginjal tertinggi ada di daerah DI Yogyakarta (1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawa
Barat,
Jawa Tengah, Sulawesi Tengah masing masing sebesar 0,8%. Sementara di Bali,
prevalensi
batu ginjal sekitar 0,7%. Penderita batu ginjal terbanyak ada pada kelompok umur 55-
64
xvi
tahun (1,3%), diikuti kelompok umur 65-74 tahun (1,2%), dan di atas 75 tahun (1,1%)
(Trihono, 2013).
Extended pyelolithotomy yang dipelopori oleh Gil-Vernet pada tahun 1965 menjadi
prosedur
pilihan intervensi bedah hingga tahun 1980. Seiring dengan kemajuan zaman dan
teknologi,
operasi terbuka mulai digantikan posisinya oleh operasi minimal invasif. Di negara
maju,
insidens operasi terbuka dilaporkan hanya sebesar 1,5%, sementara pada negara
berkembang,
operasi terbuka telah mengalami penurunan insidens dari 26% menjadi 3,5% pada
beberapa
tahun terakhir (El-Husseiny et al, 2012). Namun demikian, operasi terbuka masih
merupakan
pilihan utama terapi batu ginjal, terutama di negara-negara berkembang karena biaya
tindakannya relatif lebih murah dibandingkan operasi minimal invasif. Operasi terbuka
memiliki angka bersihan batu yang tinggi, mampu mengatasi komplikasi intraoperatif
yang
tidak dapat diatasi dengan operasi minimal invasif, serta memerlukan lebih sedikit
prosedur
tambahan seperti SWL pasca operasi (Cakici et al, 2017; Zhang et al,
2017).
Saat ini, pilihan intervensi bedah batu ginjal telah bergeser menjadi operasi
minimal
invasif, seperti shockwave lithotripsy (SWL), retrograde intrarenal surgery (RIRS), dan
dan Johansson pada tahun 1976, PCNL adalah prosedur minimal invasif yang
bertujuan
mengeluarkan batu dari ginjal melalui sebuah luka insisi berukuran kecil (kurang lebih 1
cm)
dan merupakan pilihan terapi untuk batu ginjal berukuran > 2 cm. Penggunaan PCNL
meningkat pesat dari tahun 1999-2009 di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia
dengan
insidens penggunaan sebesar 4,5% di Amerika Serikat (Ghani et al, 2016; Pevzner et
al,
2011). Penelitian oleh Ahmed et al di tahun 2015 menyebutkan bahwa PCNL lebih baik
daripada operasi terbuka karena memiliki waktu operasi yang lebih pendek, komplikasi
intra
operasi dan pasca operasi yang lebih sedikit, nyeri yang lebih rendah, angka bebas
batu yang
xvii
lebih tinggi, serta lama perawatan yang lebih pendek (Ahmed et al, 2015). Namun
demikian,
biaya tindakan PCNL relatif lebih mahal karena pengerjaannya memerlukan peralatan
batu ginjal berukuran lebih dari 2 cm yang diterapi dengan operasi terbuka dan PCNL.
Dari
penelitian tersebut didapatkan bahwa angka bebas batu pada kedua tindakan tidak
berbeda
bermakna secara statistik, jumlah perdarahan durante operasi juga tidak bermakna
secara
statistik pada kedua tindakan, lama operasi PCNL lebih singkat dibandingkan operasi
terbuka, dan lama rawat PCNL lebih pendek daripada operasi terbuka (Aslim et al,
2017).
Indonesia adalah negara berkembang dengan kasus batu ginjal yang banyak
dan
memiliki keterbatasan sarana, prasarana, serta dokter spesialis urologi, sehingga tidak
semua
kasus batu ginjal dapat ditangani melalui metode PCNL, termasuk di Bali. Karena
penelitian
serupa belum pernah dilakukan di Bali, penulis ingin membandingkan efektivitas terapi
melalui operasi terbuka dan PCNL di Bali dari beberapa aspek, antara lain lama
perawatan di
rumah sakit, perdarahan durante operasi, angka bebas batu pasca operasi, perlu
tidaknya
pemasangan DJ stent, serta jumlah prosedur tambahan yang akan dikerjakan pasca
operasi
Di era jaminan kesehatan nasional ini, perhitungan biaya yang cermat harus
dilakukan
dalam menangani sebuah kasus. Sebisa mungkin, hasil yang optimal didapatkan
dengan biaya
sekecil mungkin. Lama perawatan yang panjang, perdarahan yang banyak sewaktu
operasi
sehingga membutuhkan transfusi darah, rendahnya angka bebas batu sehingga harus
dilakukan prosedur tambahan untuk mendapatkan hasil bebas batu, serta pemasangan
DJ
stent akan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh BPJS. Melalui penelitian
ini,
xviii
1. Apakah ada perbedaan lama perawatan antara PCNL dengan operasi terbuka pada
pasien
batu ginjal?
2. Apakah ada perbedaan jumlah perdarahan durante operasi antara PCNL dengan
operasi
3. Apakah ada perbedaan angka bebas batu antara PCNL dengan operasi terbuka
pada pasien
batu ginjal?
4. Apakah ada perbedaan angka penggunaan DJ stent antara PCNL dengan operasi
terbuka
5. Apakah ada perbedaan jumlah prosedur tambahan antara PCNL dengan operasi
terbuka
1. Untuk membuktikan adanya perbedaan lama perawatan di rumah sakit pada pasien
batu
3. Untuk membuktikan adanya perbedaan angka bebas batu pada pasien batu ginjal
yang
xix
4. Untuk membuktikan adanya perbedaan angka penggunaan DJ stent pada pasien
batu ginjal
pasca tindakan pada pasien batu ginjal yang menjalani prosedur PCNL dan operasi
terbuka.
1.4 Manfaat Penelitian
operasi terbuka pada pasien batu ginjal sehingga dapat dijadikan acuan dalam
menentukan
pilihan terapi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih
lanjut.
Memberikan data hasil PCNL dan operasi terbuka sehingga nantinya dapat
ditentukan
pilihan tindakan yang optimal dan bermanfaat sesuai indikasi pada pasien batu ginjal.
Pengetahuan tentang luaran PCNL dan operasi terbuka juga bisa dijadikan dasar untuk
xx