(PENELITIAN DESKRIPTIF)
P21240118003
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
(PENELITIAN DESKRIPTIF)
Disusun Oleh : Almas Fauziyyah Silmi (P21240118003)
Telah disetujui untuk di Uji di hadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Jurusan
Teknik Gigi Politeknik Kesehatan Jakarta II dalam rangka Ujian Akhir Program
untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan
bidang Teknik Gigi.
1. Pembimbing Materi
Drg. Endang Prawesti, Sp.Pros
NIP. 19660311199203 2 001
2. Pembimbing Teknis
Drg. Rosita Gusfourni, MM
NIP. 1956 0408 1983122 001
3. Penguji 1
Sri Wiwik Wiyanti, AMTG, SKM, M.Kes
NIP. 196710281998031001
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4.1 Tujuan Umum.................................................................... 3
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.5.1 Manfaat bagi Instituti ........................................................ 5
1.5.2 Manfaat bagi Peneliti......................................................... 5
1.6 Metode Penulisan........................................................................ 5
i
2.4.1 Definisi Gigi Tiruan............................................................... 14
2.4.1 Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan ............................................. 14
2.5 Jenis-jenis Gigi Tiruan ................................................................... 15
2.5.1 Gigi Tiruan Cekat .................................................................. 15
2.5.2 Gigi Tiruan Lengkap Lepasan ............................................... 16
2.5.3 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan .............................................. 17
2.6 Kerangka Teori............................................................................... 20
ii
3.10.6 Pembersihan Data .............................................................. 30
3.11 Analisis Data ............................................................................... 30
3.11.1 Analisis Univariat ................................................................ 30
3.11.2 Analisis Bivariat. ................................................................. 31
3.12 Tahapan Perencanaan Penelitian ................................................. 31
3.13 Prosedur Penelitian ...................................................................... 31
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Gigi merupakan organ tubuh yang harus dirawat dari lahir untuk digunakan
seterusnya hingga usia lanjut. Gigi mempunyai peran dan fungsi yang sangat
beragam. Kehilangan gigi akibat ekstraksi merupakan masalah terbesar, karena
dapat mengganggu fungsi mastifikasi (pengunyahan), estetik (keindahan) dan
fungsi bicara dan aspek psikologis yaitu estetika.1
Upaya untuk mencegah hal tersebut ialah dengan penggunaan gigi tiruan,
gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan
tetap dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan lepasan/removable denture (yang dapat
dilepas atau dipasang sendiri oleh pasien) gigi tiruan sendiri dibagi menjadi dua
bagian, yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian. Penggunaan gigi tiruan
sangat berpengaruh pada fungsi estetik terutama seseorang yang telah kehilangan
gigi.1
Estetika sama dengan seni keindahan karena estetika bisa dikenakan pada
banyak objek yang indah atau pun tidak. Moris juga menyatakan bahwa estetika
adalah sebuah objek seni. Karena estetika pula salah satu alasan masyarakat yang
kehilangan gigi untuk menggunakan gigi tiruan.3 Pemakaian gigi tiruan pada fungsi
estetik dapat mempengaruhi karakteristik psikologis serta tuntutan masyarakat.
Menggunakan gigi tiruan ini tidak hanya guna pengunyahan dan pemeliharaan
rongga mulut, juga dalam segi keindahan dalam pemakainya.4
Penampilan gigi tiruan yang memiliki estetik yang baik mempunyai peranan
penting terhadap tampilan wajah sehingga mempengaruhi rasa percaya diri dalam
1
berinteraksi sosial. Pencapaian nilai estetik salah satunya ditentukan pula oleh
pemilih warna gigi tiruan dan bentuk gigi yang sesuai dengan gigi aslinya. Pemakai
gigi tiruan akan merasa puas terhadap penggantian bagian penting dari tubuh
mereka, sehingga merasa ekspresif serta dihargai serta secara sosial.
Menurut WHO dalam Buku Katalog Biro Pusat Statistik, di kawasan Asia
Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. 2 Sedangkan di
Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 80 juta jiwa.5
Sebelum mencapai usia lansia, maka akan melalui masa pra lansia (usia 45-59
tahun) dan usia lanjut (>60 tahun) usia lansia dibagi menjadi menjadi tiga kriteria
yaitu lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia
sangat tua (very old) berusia 90 tahun atau lebih.6
3
1.4.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini, antara lain :
a. Untuk mengetahui gambaran umur pra lansia yang menggunakan gigi tiruan
lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
b. Untuk mengetahui gambaran jenis kelamin pra lansia yang menggunakan gigi
tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
c. Untuk mengetahui gambaran pendidikan pra lansia yang menggunakan gigi
tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
d. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan pra lansia yang menggunakan gigi
tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
e. Untuk mengetahui gambaran pendapatan pra lansia yang menggunakan gigi
tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
f. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan persepsi pengguna gigi tiruan
terhadap fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
g. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi pengguna
gigi tiruan terhadap fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan
Jakarta Selatan
h. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
i. Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
j. Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan dengan persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan.
4
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat bagi Institusi
Untuk kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu
di lingkungan Politeknik Kesehatan Jakarta II terutama Jurusan Teknik Gigi.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada penulisan karya tulis ilmiah ini khususnya bab tinjauan pustaka,
penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan Persepsi
Pengguna Gigi Tiruan Terhadap Fungsi Estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan.
Pada masa tua merupakan pra syarat bagaimana diri sendiri dapat
merencanakan hal-hal yang dampaknya dirasakan pada masa tua. Hidup sehat,
kondisi yang terpelajar dan tabungan harus digalang dan direncanakan sejak masih
muda. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya persiapan agar penduduk tetap
produktif sampai menjadi lansia.6
6
Tabel 2.1
7
• Terus menjaga keinginan untuk belajar.
• Berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan
pendidikan untuk lansia.
5 Pendidikan • Terus menjaga daya pikir dan daya ingat dengan
melakukan aktivitas ringan yang mempengaruhi
daya pikir seperti mengisi teka-teki Silang (TTS)
dan mendengarkan musik.
• Menyiapkan mental memasuki masa lansia sejak
spiritual masih muda.
6 Mental Spiritual • Mengikuti atau mengadakan kegiatan- kegiatan
keagamaan di lingkungan.
• Menyadari hak-hak hukumnya sebagai warga.
7 Hukum • Tidak ragu meminta bantuan hukum jika
membutuhkan.
• Menekuni hobi berkesenian atau yang lainnya.
8 Budaya • Ikut dalam lomba-lomba kesenian.
• Terus menjaga kelestarian budaya.
• Berpatisipasi dalam menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat
• Berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan
9 Lingkungan dilingkungan sekitar.
• Menjaga Kebersihan paling tidak kamar tidurnya
sendiri.
• Terus aktif mengikuti informasi perkembangan
politik.
10 Politik • Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan politik
baik tingkat nasional, daerah maupun
lingkungan.
8
2.2 Persepsi
2.2.1 Pengertian Persepsi
9
menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah bila individu
tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat mengetahui
pendapat atau sikapnya.
2. Involuntary Behaviour dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan
oleh responden dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap dipengaruhi
kerelaan responden.
2. Usia
Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun atau lamanya
hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Dikatakan masa awal dewasa
adalah usia 18-40 tahun, dewasa madya adalah usia 41-60 tahun, dewasa lanjut
atau dewasa akhir yaitu usia >60 tahun.13
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk memahami usia tua,
diantaranya :14
a. Primary Aging
Bahwa penuaan merupakan suatu proses penurunan atau kerusakan fisik
yang terjadi secara bertahap dan bersifat inevitable (tidak dapat
dihindarkan).
b. Secondary Aging
Proses penuaan merupakan hasil dari penyakit, kerusakan pada tubuh yang
sering kali lebih dapat dihindari dan dikontrol oleh individu dibandingkan
dengan primary aging. Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan
prostodontik harus selalu menjadi bahan pertimbangan, karena
mempengaruhi tolenransi jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot,
ukuran pulpa gigi serta panjangnya mahkota klinis. Penderita usia dewasa
biasanya lebih tinggi dibanding penderita pada usia lanjut. Pada usia di atas
60 tahun kemampuannya sudah mulai menurun dan akan menjadi sukar.
3. Pendidikan
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
11
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.15
Penelitian Shigli dkk mengatakan bahwa seorang yang mendapat
pendidikan lebih tinggi memungkinkan untuk memiliki keuangan yang lebih
memperioritaskan kesehatan gigi. Kurangnya pendidikan tentang pentingnya
kesehatan mulut, perlunya perawatan preventif, dan konsekuensi mengabaikan
kesehatan mulut merupakan halangan yang penting bagi kesehatan gigi. 15
4. Pendapatan
5. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi kehidupan pribadinya,pekerjaan
yang ditekuni oleh setiap orang berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan
perbedaan tingkat penghasilan . Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering
berinteraksi dengan orang lain akan lebih banyak interaksi dan menjadi pusat
perhatian orang. Pekerjaan dari segi hukum, yaitu perbuatan atau kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus, berdasarkan kualitas tertentu dengan tujuan
memperoleh penghasilan.17
2.3 Estetika
12
Wajah adalah faktor terpenting dalam menentukan penampilan fisik
individu, mulut dan gigi dianggap penting dalam penampilan wajah. Senyum
dianggap sebagai sarana komunikasi sosial non verbal dan memiliki pengaruh yang
besar pada daya tarik wajah. Bentuk faktor estetika ini tidak mudah untuk dievaluasi
dan pada umumnya ditentukan secara subjektif. Menurut Sarver, estetika dibagi ke
dalam dua bagian yaitu makro estetika (wajah secara keseluruhan), dan mikro
estetika (dental dan gingiva) antara, lain :11
13
Hubungan bibir-gigi menjelaskan cara bagaimana bibir membingkai pada gigi
saat seseorang tersenyum. Gigi anterior memiliki fungsi estetik, bila terjadi
trauma pada gigi anterior harus segera dilakukan perawatan agar tidak
kehilangan fungsinya..
14
memulihkan kemampuan bicara, artinya ia mampu kembali mengucapkan dan
berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan bicaranya.
Gambar 2.1
Gigi Tiruan Cekat (a) Crown Bridge21
Gigi tiruan lengkap lepasan adalah salah satu gigi tiruan lepasan yang
menggantikan seluruh gigi-geligi pada suatu lengkung rahang. Gigi tiruan lengkap
lepasan ini tidak hanya terdapat pada satu rahang saja tetapi juga pada kedua rahang.
Gigi tiruan lengkap pada salah satu rahang saja dikenal dengan istilah Single
Complete Denture.22
Berikut ini merupakan empat prinsip gigi tiruan lepasan yang perlu
diperhatikan agar kepuasan pasien dapat tercapai :23
1. Dukungan
Faktor dukungan (support) adalah bagaimana kekuatan jaringan
pendukung (tulang dan gusi) dapat menahan gigi tiruan terhadap gaya yang
jatuh dari arah vertikal tanpa merusak tulang secara berlebihan. Semakin lebar
sayap gigi tiruan semakin kuat dukungannya.24
16
2. Stabilitas
Stabilitas gigi tiruan menunjukkan daya tahan gigi tiruan pada tempatnya
saat menahan gaya dari arah horizontal, seperti gerak maju mundur kanan-kiri
rahang bawah. Semakin luas basis gigi tiruan, semakin baik stabilitasnya.
Namun hal ini tetap dipengaruhi anatomi dari jaringan mulut pasien sendiri. 24
3. Retensi
Suatu karakteristik gigi tiruan yaitu kemampuan menahan gaya-gaya yang
cenderung mengubah hubungan antara gigi tiruan dengan jaringan lunak mulut
di mana protese tersebut berada, baik pada saat istirahat maupun berfungsi,
disebut retensi.19
4. Estetik
Fungsi estetik mengenai penampilan dari restorasi gigi seperti, warna, dan
ukuran gigi. Estetik di anggap berhasil jika gigi tiruan semakin mirip dengan
gigi asli.24
Gambar 2.2
Gigi Tiruan Lengkap Lepasan26
Gambar 2.3
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik30
Gambar 2.4
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam30
18
3. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Fleksibel
Gigi tiruan sebagian lepasan fleksibel adalah suatu gigi tiruan sebagian
32
lepasan yang dibuat dari nylon thermoplastic. Sesuai kemajuan terbaru dalam
hal bahan basis gigi tiruan, nylon thermoplastic sudah banyak digunakan karena
estetika yang baik, yang memungkinkan warna alami sesuai jaringan mulut
melalui bahan tersebut dan tetap kuat tidak mudah patah.33
Gambar 2.5
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Fleksibel34
19
2.6 Kerangka Teori
Gambar 2.6
Kerangka Teori
Persepsi
Memakai Gigi
Tiruan
Gambar 2.6
Kerangka Teori
Fungsi Estetik
20
BAB 3
KERANGKA PEMIKIRAN
Umur
Jenis Kelamin
Pendapatan
21
3.3 Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Bebas
Tabel 3.1
Definisi Operasional
22
4 Pekerjaan Dilihat dari status Dengan Angket 1. Tidak N
pekerjaan memberi Bekerja/IRT O
responden pertanyaan 2. M
melalui 3. PNS I
kuesioner 4. Karyawan N
Swasta A
5. Pensiunan L
5 Pendapatan Penghasilan Dengan Angket 1. Rendah<Rp O
1.500.000
responden yang memberi R
2. Sedang
dihasilkan dari pertanyaan Rp1.500.000 - D
Rp 2.500.000
pekerjaan setiap melalui I
3. Tinggi
satu bulan sekali. kuesioner Rp2.500.000 - N
Rp 3.5.00.000
A
4. Sangat Tinggi
>Rp 3.500.000 L
23
3.4 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara umur dengan persepsi pengguna gigi tiruan terhadap fungsi
estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi pengguna gigi tiruan terhadap
fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
3. Ada hubungan antara pendidikan dengan persepsi pengguna gigi tiruan terhadap
fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
4. Ada hubungan antara pekerjaan dengan persepsi pengguna gigi tiruan terhadap
fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
5. Ada hubungan antara pendapatan dengan persepsi pengguna gigi tiruan terhadap
fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
24
3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, dalam hal ini merupakan ke
seluruhan atribut dapat berupa manusia, objek, atau kejadian yang menjadi fokus
penelitian.34 Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berusia ≥ 45 tahun
(pra lansia) yang telah menggunakan gigi tiruan yang berada di Kelurahan
Pesanggrahan Jakarta Selatan pada bulan Februari-April 2021.
1. Kriteria Inklusi:
a. Berusia ≥ 45 tahun berdomisili di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan di
buktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
b. Menggunakan Gigi Tiruan Lepasan
c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
d. Subjek tidak buta huruf dan dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Kriteria Eksklusi
a. Tidak bersedia menjadi responden pada saat penelitian di laksanakan.
b. Terdapat keadaan atau kondisi yang menganggu seperti bisu dan tuli.
c. Tidak berada di tempat saat penelitian dilaksanakan.
25
2. Kamera/handphone, bertujuan untuk memotret ketika penelitian sedang
dilaksanakan sebagai bahan dokumentasi.
3. Alat pengolahan data yaitu komputer, dengan program pengolah data SPSS
4. Formulir naskah penjelasan dan persetujuan setelah penjelasan (informed consent).
5. Formulir kuesioner dengan judul “Persepsi Pengguna Gigi Tiruan Terhadap Fungsi
Estetik Pada Pra Lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan”.
6. Pemberian souvenir untuk responden, sebagai bentuk rasa terimakasih peneliti
kepada responden karena telah berpartisipasi dalam penelitian.
Pengumpulan data dilakukan pada tahun 2021. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari sampel yang diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden.
Data sekunder berupa profil Pesanggrahan. Kuesioner berarti suatu rangkaian
pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada sekelompok
individu dengan maksud untuk memperoleh data. Kuesioner yang digunakan yaitu
kuesioner tertutup, di mana dalam kuesioner tertutup alternatif jawaban sudah
ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya memilih dari alternatif yang telah
disediakan.34 Kuesioner penelitian berisi pertanyaan mengenai umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan serta persepsi pengguna gigi tiruan masyarakat
terhadap fungsi estetik.
26
Sebelum penelitian, dilakukan uji validitas terlebih dahulu terhadap instrument
penelitian. Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam
pengukuran. Uji validitas dilakukan pada 20 responden masyarakat Kelurahan
Pesanggrahan di RW yang berbeda, dengan karakteristik yang sama dengan responden
yang diteliti. Pada program SPSS teknik pengujian yang digunakan menggunakan
korelasi Brivate Pearson (Product Moment Pearson) di mana analisis ini dilakukan
dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.37
Tabel 3.2
Pertanyaan Kuisioner
Nomor
Aspek yang Dinilai Jumlah
Pertanyaan
Persepsi Pengguna
Gigi Tiruan Terhadap 1-7 7
Fungsi Estetik
27
Tabel 3.3
Skala Nilai Likers
Keterangan :
Sangat Setuju bernilai 5
Setuju bernilai 4
Ragu-ragu bernilai 3
Tidak Setuju bernilai 2
Sangat Tidak Setuju bernilai 1
Cara menghitung skor dan persentase penggolongan skor penilaian sebagai berikut :
= 60 x 5
= 300
28
Sehingga presentase penggolongan skor penilaian adalah :
29
3.10 Pengolahan Data Dengan Komputer
Dalam pengolahan data kuesioner yang telah diisi oleh responden
dikumpulkan, di cek kembali (diedit), diberi kode dan di proses dengan menggunakan
perangkat lunak komputer. Adapun prosesnya sebagai berikut :39
3.10.1 Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner tersebut apakah jawaban yang ada di kuesioner tersebut sudah lengkap, jelas,
relevan dan konsisten.
3.10.3 Coding
Coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Misalnya, jenis kelamin : 1 laki-laki, 2 = perempuan.
30
3.10.6 Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
31
3.13 Prosedur Penelitian
1. Komunikasi atau menjelaskan kepada masyarakat yang akan dijadikan responden.
2. Pemberian lembar persetujuan setelah penjelasan (PSP) kepada masyarakat yang
bersedia menjadi responden.
3. Lembaran kuesioner diberikan kepada responden.
4. Setelah kuesioner diisi, kuesioner diambil kembali.
5. Data kuesioner dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data.
32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
4.2.1 Hasil Uji Validitas Kuisioner
Tabel 4.1
hasil uji validitas
.785 7
34
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas menggunakan metode
Cronbach’s Alpha.
4.2.2.a Gambaran Usia pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan
terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tabel 4.2
5 ≥ 66 tahun 2 3,3
Total 60 100
35
4.2.2b Gambaran Jenis Kelamin pra lansia yang menggunakan gigi tiruan
lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
Dibawah ini adalah gambaran distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di
Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Perempuan 40 66,7
2. Laki-Laki 20 33,3
Total 60 100
4.2.2.c Gambaran Tingkat Pendidikan pra lansia yang menggunakan gigi tiruan
lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
Dibawah ini adalah gambaran distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik
di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tabel 4.3
36
No. Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
1. SD 2 3,3
2. SMP/MTS 7 11,7
3. SMA/MAN 28 46,7
4. Perguruan Tinggi 23 38,3
Total 60 100
4.2.2.d Gambaran Pekerjaan pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan
terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Dibawah ini adalah gambaran distribusi responden berdasarkan pekerjaan
pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di
Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tabel 4.5
37
5 Pensiunan 3 5,0
Total 60 100
4.2.2.e Gambaran Pendapatan pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan
terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Dibawah ini adalah gambaran distribusi responden berdasarkan pendapatan
pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di
Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
38
4.2.2.f Gambaran jenis gigi tiruan pra lansia yang menggunakan gigi tiruan
lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
Dibawah ini adalah gambaran distribusi responden berdasarkan jenis gigi tiruan
pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan
Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan jenis gigi tiruan
4.2.2.g Gambaran Persepsi pra lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan
terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Dibawah ini adalah gambaran distribusi responden berdasarkan persepsi pra
lansia yang menggunakan gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik di Kelurahan
Pesanggrahan Jakarta Selatan.
39
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi
Sangat
Sangat Ragu Tidak Total
No Pertanyaaan Setuju Tidak
Setuju -ragu Setuju
Setuju
Apakah Tujuan Bapak/Ibu memakai gigi
1 tiruan untuk mempermudah dan 6 39 9 6 - 60
memperlancar bicara.
Apakah Tujuan Bapak/Ibu memakai gigi 36 12 6 6 - 60
2
tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang.
Apakah susunan gigi tiruan yang Bapak/Ibu
3 gunakan saat ini sesuai dengan gigi - 33 12 15 - 60
sebelahnya.
Apakah bentuk dan ukuran gigi tiruan yang 7 18 18 18 - 60
4 Bapak/Ibu gunakan saat ini sesuai ?
Apakah warna elemen gigi tiruan yang
Bapak/Ibu gunakan warnanya sesuai dengan 18 24 9 9 - 60
5
gigi asli yang masih ada?
Apakah setelah menggunakan gigi tiruan
6 Bapak/Ibu merasa wajah terlihat lebih 9 39 3 9 - 60
muda dari usia sebenarnya?
Apakah dengan menggunakan gigi tiruan
7 membuat Bapak/Ibu merasa lebih percaya 20 33 6 - - 60
diri?
40
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Skor Persepsi
Sangat
Sangat Ragu Tidak
Setuju Tidak Skor
No Pertanyaaan Setuju -ragu Setuju
(4) Setuju
(5) (3) (2)
(1)
Apakah Tujuan Bapak/Ibu memakai gigi - 225
1 tiruan untuk mempermudah dan 30 156 27 12
memperlancar bicara.
Apakah Tujuan Bapak/Ibu memakai gigi 180 48 18 12 - 258
2
tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang.
Apakah susunan gigi tiruan yang Bapak/Ibu - 132 36 30 - 198
3 gunakan saat ini sesuai dengan gigi
sebelahnya.
Apakah bentuk dan ukuran gigi tiruan yang 35 72 54 36 - 197
4 Bapak/Ibu gunakan saat ini sesuai ?
Apakah warna elemen gigi tiruan yang 90 96 27 18 - 231
Bapak/Ibu gunakan warnanya sesuai dengan
5
gigi asli yang masih ada?
Apakah setelah menggunakan gigi tiruan 45 156 9 18 - 228
6 Bapak/Ibu merasa wajah terlihat lebih
muda dari usia sebenarnya?
Apakah dengan menggunakan gigi tiruan 100 132 18 - - 310
7 membuat Bapak/Ibu merasa lebih percaya
diri?
Total 1.647
Rata-rata 235,2
41
Untuk mendapatkan hasil persepsi tentang gigi tiruan, responden mengisi
kuesioner yang berisi 7 pertanyaan berisi penilaian/pendapat responden tentang gigi
tiruan. Dari 7 pertanyaan, responden terbanyak memilih jawaban setuju. Hasil
perhitungan diukur menggunakan skala Likert dimana tiap skor jawaban keseluruhan
responden dikali dengan skor skala likert itu Sangat Setuju = 5, Setuju= 4, Ragu-ragu
= 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju= 1. yang dapat dilihat pada Tabel 4.9
Berdasarkan hasil tersebut, kriteria interpretasi skor berada dalam kategori Baik Jadi,
persepsi pengguna gigi tiruan terhadap fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan
Pesanggrasahn Jakarta Selatan bersifat baik.
42
4.2.2 Analisis Bivariat
4.2.2.a Hubungan Antara Usia Dengan Persepsi pengguna gigi tiruan terhadap
fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tabel 4.10
Hubungan antara usia dengan persepsi pengguna gigi tiruan
Persepsi Pengguna Gigi
Tiruan P Value
Usia KURANG CUKUP BAIK Total
n % n % N % n %
45-50 tahun 3 8,6 27 77 5 14,3 35 100
51- 55 tahun 1 5,9 15 88 1 5,9 17 100
56-59 tahun 1 20 4 80 0 0 5 100 0,609
60-65 tahun 0 0 1 100 0 0 1 100
>66 tahun 1 50 1 50 0 0 2 100
Total 6 10 48 80 10 10 60 100
Dari tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yang berusia
45-50 tahun yakni 35 orang memiliki persepsi ; yakni 3 orang (8,6%) kurang, 27 orang
( 77%) cukup dan 5 orang (14,3%) baik terhadap persepsi tentang gigi tiruan. Hasil uji
statistik hubungan antara usia dengan persepsi pengguna gigi tiruan terhadap fungsi
estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan diperoleh (P value 0,609) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan persepsi terhadap
pengguna gigi tiruan karena p>0,05
43
4.2.2.b Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan
Tabel 4.11
Hubungan antara usia dengan persepsi pengguna gigi tiruan
Persepsi Pengguna Gigi
Tiruan P
Value
Jenis Kelamin Kurang Cukup Baik Total
n % n % n % n %
Laki-laki 1 5,0 16 80,0 3 15,0 20 100
Perempuan 5 12,5 32 80,0 3 7,5 40 100 0,472
Total 6 10,0 48 80,0 6 10,0 60 100
Dari tabel 4.11 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yakni 40
orang yang berjenis kelamin perempuan memiliki persepsi ; 5 orang (12,5%)
kurang, 32 orang (80,0) cukup, dan 3 orang ( 7,5%) baik terhadap persepsi tentang
gigi tiruan. Hasil uji statistik hubungan antara usia dengan persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan diperoleh
(P value 0,472) yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena p>0,05
Tabel 4.12
Hubungan antara pendidikan dengan persepsi pengguna gigi tiruan
Persepsi Pengguna Gigi
Tiruan P Value
Pendidikan Kurang Cukup Baik Total
n % n % n % n %
SD 0 0,0 1 50,0 1 50,0 2 100
44
SMP 0 0,0 7 100 0 0,0 7 100
SMA 1 3,6 26 92,9 1 3,6 28 100 0,033
Perguruan Tinggi 5 21,7 14 60,9 4 17,4 23 100
Total 6 10,0 48 80,0 6 10,0 60 100
Dari tabel 4.12 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yakni 38 orang
dengan tingkat pendidikan SMA memiliki persepsi 1 orang (3,6%) kurang, 26 orang
(92,2%) cukup dan 1 orang (3,6%) baik terhadap terhadap persepsi pengguna gigi
tiruan. Hasil uji statistik hubungan antara pendidikan dengan persepsi pengguna
gigi tiruan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan
diperoleh (P value 0,033) yang berarti adanya hubungan yang bermakna antara
pendidikan dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena p<0,05.
Tabel 4.12
Hubungan antara pekerjaan dengan persepsi pengguna gigi tiruan
45
Dari tabel 4.12 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yakni 22 orang
dengan pekerjaan wiraswasta memiliki persepsi ; 19 orang (86,4%) cukup, dan 3
orang (13,6%) baik. Hasil uji statistik hubungan antara pekerjaan dengan persepsi
tentang gigi tiruan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan diperoleh (P value 0,058) yang berarti tidak adanya hubungan yang
bermakna antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena
p>0,05
Tabel 4.13
Hubungan antara pekerjaan dengan persepsi pengguna gigi tiruan
Persepsi Pengguna Gigi
Tiruan P Value
Pendapatan Kurang Cukup Baik Total
n % n % n % n %
Rendah 0 0,0 3 100 0 0,0 3 100
Sedang 1 12,5 7 87,5 0 0,0 8 100
Tinggi 4 13,3 23 76,7 3 10,0 30 100 0,797
Sangat Tinggi 1 5,3 15 78,9 3 15,8 19 100
Total 6 10,0 48 80,0 6 10,0 60 100
46
Dari tabel 4.13 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yakni 30
orang dengan pendapatan tinggi memiliki tingkat persepsi ; 4 orang (13,3%)
kurang, 23 orang (76,7%) baik dan 3 orang (10,0) baik. Hasil uji statistik hubungan
antara pendapatan dengan persepsi tentang pemakaian gigi tiruan terhadap fungsi
estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan diperoleh (P value 0,797) yang
berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan persepsi
terhadap pengguna gigi tiruan karena p>0,05
4.2.2.f Hubungan Antara Jenis Gigi Tiruan Dengan Persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan.
Tabel 4.14
Hubungan antara jenis gigi tiruan dengan persepsi pengguna gigi tiruan
Persepsi Pengguna Gigi
Tiruan
P Value
Jenis Gigi Tiruan Kurang Cukup Baik Total
n % n % n % n %
Gigi Tiruan 2 26,6 4 57,1 1 14,3 7 100
Lepasan Akrilik
0,179
Gigi Tiruan 4 11,8 28 82,4 2 5,9 34 100
Lepasan Flexy
Gigi Tiruan 0 0,0 0 0 0 0 0 100
Lepasan Kerangka
Logam
Gigi Tiruan Cekat 0 0,0 16 84,2 3 15,8 19 100
Porcelain
Total 6 10,0 48 80,0 6 10,0 60 100
47
Dari tabel 4.14 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yakni 34
orang dengan pemakaian jenis gigi tiruan flexy memiliki persepsi ; 4 orang (11,8%)
kurang, 28 orang (82,4%) baik dan 2 orang (5,9%) baik. Hasil uji statistik hubungan
antara pemakaian jenis gigi tiruan dengan persepsi tentang pemakaian gigi tiruan
terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan diperoleh (P
value 0,179) yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara jenis gigi
tiruan dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena p>0,05
48
BAB 5
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel Pra Lansia sesuai kriteria
inklusi sebanyak 60 responden.
Berdasarkan karakteristik (tabel 4.2) usia Pada pengelompokan responden
berdasarkan usia (Tabel 4.2 ),responden terbanyak berada pada kelompok usia 45-
50 tahun yakni 35 orang (58,3%)
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin Pada pengelompokan responden
berdasarkan jenis kelamin (Tabel 4.3), Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah
responden perempuan paling banyak yakni 40 orang (66,7%),Hal ini disebabkan
karena kesempatan peneliti untuk membagikan kuisioner lebih banyak kepada
subjek perempuan dibandingkan subjek laki-laki.
(Tabel 4.7), responden dengan pemakaian gtsl flexy menempati urutan paling atas yakni
Berdasarkan hasil penelitian persepsi yang tertera pada Tabel (4.9) Hasil
penelitian di Tabel 4.9 menunjukkan skor rata-rata persepsi responden tentang gigi
tiruan yaitu 235,2 . Berdasarkan rumus mengenai persentase penggolongan skor
49
penilaian pada bab 3, didapat hasil 78,4 Berdasarkan hasil tersebut, kriteria
interpretasi skor berada dalam kategori Baik Jadi, persepsi pengguna gigi tiruan
terhadap fungsi estetik pada pra lansia di Kelurahan Pesanggrasahn Jakarta Selatan
bersifat baik.
5.3 Persepsi Terhadap Pemakaian Gigi Tiruan oleh pra lansia yang memakai
Gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan Berdasarkan Kelompok Usia
5.4 Persepsi Terhadap Pemakaian Gigi Tiruan oleh pra lansia yang
memakai Gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan Berdasarkan
Kelompok Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian diperoleh jumlah perempuan yaitu sebanyak 40
responden lebih banyak daripada laki-laki dalam hal mengetahui tentang adanya
fungsi estetik gigi tiruan.
Hasil uji statistik hubungan antara usia dengan persepsi pengguna gigi tiruan
terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan diperoleh (P
value 0,472) yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena p>0,05
5.5 Persepsi Terhadap Pemakaian Gigi Tiruan oleh pra lansia yang
memakai Gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan Berdasarkan
Pendidikan
Dari hasil penelitian diperoleh jumlah mayoritas responden memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMA dan merenka menyatakan setuju tentang adanya fungsi
estetik gigi tiruan.
50
Hasil uji statistik hubungan antara pendidikan dengan persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan diperoleh
(P value 0,033) yang berarti adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan
dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena p<0,05.
5.6 Persepsi Terhadap Pemakaian Gigi Tiruan oleh pra lansia yang
memakai Gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan Berdasarkan
Pekerjaan
Hasil uji statistik hubungan antara pendidikan dengan persepsi pengguna gigi
tiruan terhadap fungsi estetik di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta Selatan diperoleh
(P value 0,033) yang berarti adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan
dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena p<0,05
5.7 Persepsi Terhadap Pemakaian Gigi Tiruan oleh pra lansia yang
memakai Gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan Berdasarkan
Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian, responden pada tiap tingkat pendapatan sudah
tahu tentang adanya fungsi estetik gigi tiruan. Lalu menurut penelitian ini terjadi
perbedaan antar pendapatan responden mengenai pertanyaan tentang persepsi
penggunaan gigi tiruan. responden dengan pendapatan tinggi mayoritas menjawab
setuju.
51
bermakna antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pengguna gigi tiruan karena
p>0,05
5.8 Persepsi Terhadap Pemakaian Gigi Tiruan oleh pra lansia yang
memakai Gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan Berdasarkan Jenis
Gigi Tiruan
52
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya tentang persepsi pralansia
tentang fungsi estetik gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tingkat persepsi pemakaian gigi tiruan terhadap fungsi estetik oleh
masyarakat yang menggunakan gigi tiruan di Kelurahan Pesanggrahan
tergolong baik.
2. Karakteristik dari 60 responden yang mendominasi sampel pada penelitian ini
didapatkan kelompok usia 45-50 tahun yakni 35 (58,3%), , jenis kelamin
perempuan 40 responden (66,7%), dengan tingkat pendidikan SMA 28
responden (46,7%), pekerjaan sebagai Wiraswata 22 responden (36,7%) dengan
berpendapatan tinggi (≤Rp 2.500.000 – 3.500.000) 30 responden ( 50,0%),
memakai jenis gigi tiruan gtsl flexy yakni 34 orang ( 56,7%)
3. Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh:
a. Nilai p value antara persepsi dengan pendidikan yaitu 0,033, berarti ada
hubungan yang signifikan antara persepsi dengan pendidikan diperoleh
nilai p<0,05. Maka hipotesis penelitian diterima..
b. Nilai p value antara usia (p value = 0.609), jenis kelamin (p value=0.472),
pekerjaan ( p value = 0,058) pendapatan (p value = 0.797), jenis gigi tiruan
( p value = 0,176) dengan persepsi terhadap fungsi estetik pemakaian gigi
tiruan . Berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis
kelamin,pekerjaan,pendapatan dan jenis gigi tiruan dengan persepsi
pemakaian gigi tiruan . Maka hipotesis penelitian ditolak.
53
6.2 Saran
Pada penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis memberikan saran sebagai
berikut
1. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih luas dengan
sampel yang lebih besar agar dapat diperoleh data dasar yang bisa mewakili
kondisi masyarakat yang lebih luas untuk digunakan pihak pemerintah dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan gigi masyarakat.
2. Diharapkan pemerintah khususnya dinas kesehatan mengupayakan adanya
penyuluhan yaitu memberikan tindakan promotif, edukatif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif pada masyarakat yang kehilangan gigi sehingga persepsi
masyarakat terhadap gigi tiruan menjadi lebih baik dan mau memakai gigi
tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang.
54
DAFTAR PUSTAKA
12. Muryani, Anna. "Paradigma “smile design” dalam Rehabilitasi Estetik pada
55
Gigi Anterior Rahang Atas." Jurnal Material Kedokteran Gigi 6.2 (2017) : 1-
16.
13. Santika IGPNA. Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Umur Terhadap
Daya Tahan Umum (Kardiovaskuler) Mahasiswa Putra Semester II Kelas A
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Tahun 2014.
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. 2015 ; 1 : 42 -7.
14. https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/5d12c194f793eb17c6d4ec3822
17c88c.pdf (diunduh pada tanggal 22 Desember 2020 pukul 12.34).
15. Shigli K, Hebbal M, Angadi GS. Attitudes towards replacement of teeth among
patients at the Institute of Dental Sciences, Belgaum, India. J Dent Educ 2007
; 71 (22).
16. Indrawati ES. Status sosial ekonomi dan intensitas komunikasi keluarga pada
ibu rumah tangga di panggung kidul Semarang Utara. Jurnal Psikologi Undip.
2015 ; 14 (1) : 52-7.
17. Munawarroh S. Analisis Hubungan Karakteristik dan Kepuasan Pasien
Dengan Loyalitas Pasien di RSUA Dr.Sutomo Ponorogo. Hal : 7.
18. Muluwere VO, Mariati NW, Wicaksono DA. Gambaran Pengetahuan dan
Status Kebersihan Mulut Pada Pemakai Gigi Tiruan Sebagai Lepasan di
Kelurahan Batu Kota Kecamatan Malalayang. Jurnal e-GiGi (eG). 2015 ; 3 (1).
19. Gunadi HA, Margo M, Burhan LK, Suryatenggara F, Setabudi I. Buku Ajar
Ilmu Geligi Tiruan sebagian Lepasan Jilid I. Jakarta: Hipokrates. 1991 ; 12-
3,30-9,108.
20. Sumartati Y, Dipoyono HM, Sugiatno E. Pembuatan Cantilever Bridge
Anterior Rahang Atas sebagai Koreksi Estetik. Vol. 19, Majalah Kedokteran
Gigi Indonesia. 2012. p. 167.
21. Wiskott H.W Anselm. Fixed Prosthodontics Principles and Clinics. Great
Britain: Quintessence Publishing, 2011 : 1.
22. Prawesthi Endang, dkk.Serial Buku Ajar Teknik Gigi, Gigi Tiruan Lengkap
Lepasan di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II Jakarta.
23. Basker RM, Davenport JC. Prosthetic treatment of the edentulous patient. 4th
ed. India : Blackwell Munksgaard, 2008.
56
24. Pratiwi D. Gigi Sehat dan Cantik Praktis Perawatan Praktis Sehari-hari. Jakarta
; PT Kompas Media Nusantara, 2009 : 122-23.
25. Thuandi JD, Tandean L, Siagian KV. Persepsi Pengguna Gigi Tiruan Lepasan
Terhadap Fungsi Estetik dan Fonetik di Komunitas LANSIA Gereja
Internasional Full Gospel Followship Manado. e-GIGI. 2017 : 5 (2).
26. Rahn Arthur O,etc. TextBook Of Complate Dentures,United States America:
People’s Medical Publishing Home,2009.
27. Diana Sherly Ida, dkk. Serial Buku Ajar Teknik Gigi, Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan I. Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II,
2011.
29. Bagaray DA, Meriati NW, Leman MA. Perilaku Memilihara Kebersihan Gigi
Tiruan Lepasan Berbasis Akrilik Pada Masyarakat Desa Treman Kecamatan
Kauditan. Jurnal e-Gigi (Eg). 2014 Jul ; 2 (2).
31. Dipoyono HM. The Internasional Symposium on Oral and Dental Sciences.
Yogyakarta . 2013. 92 p.
32. Amiliyah R, Sumono A, Hidayati L Deformasi Plastis Nilon Termoplastik
Setelah Direndam Dalam Ekstrak Biji Kopi Robusta. e-Jurnal Pustaka
Kesehatan. 2015 Jan;3(1):118.
33. Thumati P, Padmaja Raghavendra RK. Flexible Dentures in Prosthodontics-
An overview. Indian J Den. 2013.
34. Yusuf Muri A. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
35. Noto Atmojo Metodologi Penelitian. Rineka Cipta Jakarta 2005.
36. Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta Jakarta 2006.
57
37. Sulistyo J. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta : Cakrawala, 2010 : 40-7.
38. Sugiyono, Prof. Metodologi Penelitian Kuantitatif R&D. Alpaeta, Bandung
2007.
58
Lampiran kegiatan penelitian
59
60
61
:
Kode Responden :
Tanggal Pengisian:
Kuesioner Penelitian
Sangat
Sangat Ragu - Tidak
No Pertanyaaan Setuju Tidak
Setuju ragu Setuju
Setuju
Apakah Tujuan Bapak/Ibu memakai gigi tiruan
1
untuk mempermudah dan memperlancar bicara.
Apakah Tujuan Bapak/Ibu memakai gigi tiruan
2
untuk menggantikan gigi yang hilang.
Apakah susunan gigi tiruan yang Bapak/Ibu
3
gunakan saat ini sesuai dengan gigi sebelahnya.
Apakah bentuk dan ukuran gigi tiruan yang
4 Bapak/Ibu gunakan saat ini sesuai ?
Apakah warna elemen gigi tiruan yang Bapak/Ibu
gunakan warnanya sesuai dengan gigi asli yang
5
masih ada?
Apakah setelah menggunakan gigi tiruan
6 Bapak/Ibu merasa wajah terlihat lebih muda dari
usia sebenarnya?
Apakah dengan menggunakan gigi tiruan
7
membuat Bapak/Ibu merasa lebih percaya diri?
63
Lampiran 1. Informed Consent
INFORMED CONSENT
Kepada Yth.Bapak/Ibu/Sdr/Sdri
…………………………………
Di tempat
64
Lampiran 2. Naskah Penjelasan, Persetujuan Setelah Penjelasan, Kuesioner
Penelitian
NASKAH PENJELASAN
Sehubungan dengan upaya data dalam rangka penelitian yang berjudul Persepsi
Pengguna Gigi Tiruan Terhadap Fungsi Estetik Pada Pra Lansia di Kelurahan
Pesanggrahan Jakarta Selatan, saya Almas Fauziyyah Silmi (P21240118003)
Mahasiswa D-III Teknik Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Jakarta II mohon partisipasi bapak/ibu/sdr/sdri berpartisispasi sebagai
sampel/responden.
Data yang akan saya kumpulkan adalah sebagai berikut :
1. Data umum sampel/responden
2. Persepsi sampel/responden terhadap pemakaian gigi tiruan
65
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap serta memahami dan
menyadari manfaat dari penelitian yang berjudul “Persepsi Pengguna Gigi Tiruan
Terhadap Fungsi Estetik Pada Pra Lansia di Kelurahan Pesanggrahan Jakarta
Selatan” yang dilaksanakan oleh Almas Fauziyyah Silmi mahasiswa D-III Teknik
Gigi Poltekkes Jakarta II (P21240118003).
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela, mengisi /
memberikan data yang di perlukan secara jujur dan benar. Bila saya inginkan,
sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa paksaan.
Demikian pernyataan ini dibuat sebenarnya tanpa paksaan dari pihak sekalipun.
Jakarta, 2021
(…………………….) (…..………………..)
66
67