Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HALUSINASI

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Ghifatun Nurjannatus S. 1120019076


2. Putri Eva Rosita 1120019005
3. Fresty Widyatna S. 1120019097
4. Churiyah Yulianti 1120019012
5. Amilatus S. 1120019063

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penyuluhan ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing


klinik dan pembimbing akademik pada :

Hari :
Tanggal :

Surabaya,

Mengesahkan,
Kepala Ruangan Pembimbing Klinik

NPP. NPP.

Pembimbing Akademik

NPP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HALUSINASI

Pokok Bahasan : Halusinasi

Sasaran : Pasien di Ruang Gelatik RSJ Menur Surabaya

Hari/Tanggal : Jumat ,01 November 2019

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Ruang Gelatik RSJ Menur Surabaya

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, klien dapat mengenal halusinasi dan
cara mengontrolnya
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui pengertian halusinasi
2. Menyebutkan jenis halusinasi
3. Menyebutkan penyebab halusinasi
4. Menyebutkan tanda gejala halusinasi
5. Menyebutkan dan menjelaskan cara mengontrol halusinasi
6. Menyebutkan cara merawat pasien halusinasi
C. Materi (Uraian Terlampir)
1. Pengertian halusinasi
2. Jenis halusinasi
3. Penyebab halusinasi
4. Tanda dan gejala halusinasi
5. Cara mengontrol halusinasi
6. Cara merawat pasien dengan halusinasi
D. Media
Leaflet dan Lembar Balik

E. Metode
Ceramah dan Diskusi
F. Pengorganisasian
1. Penyuluh :
2. Moderator :
3. Observer :
4. Fasilitator :
G. Tahapan Pelaksanaan

No. Uraian Kegiatan Metode Media Waktu


1. Pendahuluan : - 3 Menit
a. Menjawab Salam
a. Salam Pembuka b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan topik
dan tujuan
2. Pelaksanaan : Leaflet 20 Menit
1. Penyampaian Materi
Menjelaskan tentang :
a. Pengertian Mendengarkan
Halusinasi dengan penuh
b. Jenis halusinasi perhatian
c. Penyebab
halusinasi
d. Tanda dan gejala
halusinasi
e. Cara mengontrol
halusinasi
f. Cara merawat
pasien halusinasi

2. Tanya Jawab a. Bertanya - 10 Menit


a. Memberikan b. Menjawab
kesempatan
kepada klien
untuk bertanya
b. Memberikan
kesempatan
kepada pemateri
untuk menjawab
3. Evaluasi Menyampaikan Ceramah 5 Menit
klien mampu pendapat dan
menyimpulkan dan Diskusi
memberikan pendapat
tentang pembahasan
tentang :
a. Pengertian
Halusinasi
b. Jenis halusinasi
c. Penyebab
halusinasi
d. Tanda dan gejala
halusinasi
e. Cara mengontrol
halusinasi
f. Cara merawat
pasien halusinasi

3. Penutup a. Mendengarkan 2 Menit


b. Menjawab
a. Menyimpulkan
b. Salam Penutup

H. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Fasilitator

: Peserta Penyuluhan

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Persiapan media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan. Yaitu: leaflet, lembar balik.
b) Persiapan materi
Materi disiapkan dalam bentuk leaflet dengan ringkas, menarik,
lengkap, dan mudah di mengerti oleh sasaran penyuluhan
c) Persiapan peserta
Penyuluhan mengenai halusinasi diberikan kepada pasien di ruangan
Gelatik RSJ Menur Surabaya. Peserta telah di informasikan
sebelumnya akan diadakan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a) Proses penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan
b) Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan
c) Selama penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran
d) Kehadiran peserta di harapkan 60% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a) Evaluasi struktur
Pengorganisasian dari penyaji
b) Evaluasi proses
Peserta mampu mengikuti penyuluhan dengan baik dan antusias
c) Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah di sampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang
akan diberikan oleh penyuluh.

LAMPIRAN MATERI

HALUSINASI

A. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, penegcapan, perabaan atau penghidungan. Klien merasakan
stimulud yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).
B. Jenis Halusinasi

Haluinasi terdiri dari beberapa jenis, dengan karakteristik tertentu,


diantaranya (Ade, 2011) :

1. Halusinasi Pendengaran (akustik, audiotorik)

Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara-


suara orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk
melakukan sesuatu.

2. Halusinasi Pengihatan (visual)


Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pencaran cahaya,
gambaraan geometrik, gambar kartun dan atau panorama yang luas dan
komplesk. Bayangan bias bisa menyenangkan atau menakutkan.

3. Halusinasi Penghidu (Olfaktori)

Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya bau busuk,
amis, dan bau yang menjijikan seperti : darah, urine atau feses. Kadang
kadang terhidu bau harum. Biasnya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang
dan dementia.

4. Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik)

Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau tidak enak
tanpa stimulus yang terlihat. Contoh merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.

5. Halusinasi Pengecap (Gustatorik)

Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk,


amis, dan menjijikkan.

6. Halusinasi sinestetik

Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti


darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine. (Yosep Iyus, 2007: 130)

7. Halusinasi Viseral

Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya.

a. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya


sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada. Sering pada skizofrenia dan sindrom obus parietalis. Misalnya sering
merasa diringa terpecah dua.

b. Derelisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak


sesuai dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala suatu yang dialaminya
seperti dalam mimpi. (Damaiyanti, 2012 : 55-56)
C. Penyebab Halusinasi ( Direja, 2012)

1. Faktor Predisposisi

a. Biologis

gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf. Gejala yang


mungkin muncul adalah : hambatan dalam beajar, berbicara, daya ingat
dan menarik diri

b. psikologis

keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon


psikologis klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas.

c. Sosial budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti


kemiskinan, konflik sosial buadaya (perang, kerusuhan, bencaa alam) dan
kehidupan yang terisolasi di sertai stress.

2. Faktor Presipitasi

a. Biologis

Gangguan dalam momunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur


proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.

b. Stress Lingkungan

Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap stresosor


lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber Koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menamggapi stress


d. Perilaku

Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,


perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat
membedakan nyata dan tidak.

D. Tanda Dan Gejala Halusinasi (Trimelia, 2011)


1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak dapat memusatkan perhatian
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sedniri, orang lain, dan lingkungannya
6. Takut, ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
E. Cara mengontrol Halusinasi (Trimelia, 2011)
1. Menghardik Halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak
halusinasi muncul. Pasien di latih untuk mengatakan tidak terhadap
halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan halusinasinya. Jika ini
dapat di lakukan, pasien akan mampu mengendalikandiri dan tidak
mengikuti halusinasi yang muncul.
2. Bercakap-cakap
Bercakap-cakap dengan orang lain dapat membantu mengontrol halusinasi.
Ketika psien bercakap-cakap dengan orang lain, terjadi distraksi : fokus
perhatian psien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang di lakukan
dengan orang lain.
3. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukan diri melakukan aktivitas- aktivitas yang teratur. Dengan
beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu
luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Oleh karena itu,
halusinasi dapat di kontrol dengan cara beraktivitas secara teratur dari
bangun pagi sampai tidur malam. Tahapan intervensi yang dapat di
lakukan perawat dalam memberikan aktivitas yang terjadwal :
a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang tertaur untuk mengatasi
halusinasi
b. Mendiskusikan aktivitas yang bisa di lakukan pasien
c. Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah di latih
d. Memantau pelaksaan jadwal kegiatan, memberikan penguatan terhadap
perilaku pasien yang positif
4. Minum obat secara teratur
Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi. Pasien juga hrus
di latih untuk minum obat secara teratur sesuai dengan program terapi
dokter. Pasien gangguan jiwa yang di rawat di rumah sering mengalami
putus obat sehingga pasien mengalami kekambuhan. Jika kekambuhan
terjadi, untuk mencapai kondisi seperti semula akan membutuhkan waktu.
Oleh karena itu pasien harus di latih minum obat sesuai program dan
berkelanjutan. berikut ini intervensi yang dapat di lakukanperawat agar
pasien patuh minum obat :
a. Jelaskan kegunaan obat
b. Jelaskan akibat jika putus obat
c. Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar
psien, benar cara, benar waktu, benar dosis, dan benar kontinuitas)
F. Cara merawat pasien halusinasi (Trimelia, 2011)
1. Jangan biarkan pasien sendiri
2. Anjurkan pasien untuk terlibat dalam kegiatan rumah sakit (buat jadwal)
3. Bantu pasien untuk berlatih cara menghentikan halusinasi
4. Memantau dan memenuhi obat untuk pasien
5. Jika pasien terlihat bicara sendiri atau tertawa sendiri maka segera di sapa
atau di ajak bicara
6. Kontrol keadaan klien
7. Segera bawa ke rumah sakit jika halusinasi berlanjut dan berisiko
menecederai diri orang lain
DAFTAR PUSTAKA

Ade Herman, S.D. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Damaiyanti, M. Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika
Direja, A. Herman. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta: Trans Info
Medika

Anda mungkin juga menyukai