Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA KEGIATAN KELOMPOK

DI RUANG D2
RSAL Dr. RAMELAN

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Ghifatun Nurjannatus S. 1120019076


2. Putri Eva Rosita 1120019005
3. Fresty Widyatna S. 1120019097
4. Churiyah Yulianti 1120019012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain


Sub Pokok Bahasan: Terapi Bermain Pada Anak Usia 1-2 tahun
Sasaran : Anak Usia 1-2 tahun
Tempat : Ruang D2 RSAL Surabaya
Waktu :
Hari/Tanggal :

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia berdasarkan empat
belas (14) kebutuhan dasar Virginia Handerson. Terlebih pada anak-anak bermain
merupakan keseluruhan aktifitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan
merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak-anak bermain
tidak hanya sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Melalui bermain anak tidak hanya menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya tetapi
lebih dari itu. Anak tidak sekedar melompat, melempar atau berlari. Tetapi mereka
bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan dan pikirannya.
Kesenangan merupakan elemen pokok dalam bermain. Anak akan bermain
sepanjang aktivitas bermain menghiburnya. Pada saat mereka bosan merekan akan
berhenti bermain. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu juga bukan
berarti membuat anak menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan
pekerjaannya sendiri. Melalui bermain anak-anak mendapatkan pengalaman yang
nyata sehingga anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri,
minatnya, cara menyelesaikan tugasnya dengan bermain. Jadi bermain merupakan
unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental
intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapatkan kesempatan cukup
untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan
cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Berdasarkan uraian diatas kami mahasiswa program Profesi Ners
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) kelompok 2 akan memberikan
terapi bermain pada kelompok anak usia 1-2 tahun dengan mengambil topik
khusus permainan untuk menstimulasi perkembangan intelektual/kognitif.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap proses adaptasi/hospitalisasi
dan perkembangan anak usia 1-2 tahun yang menjalani rawat inap di Ruang D2
RSAL Surabaya.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 50 menit diharapkan anak mampu
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mengurangi rasa sakit yang diderita
4. Memenuhi kebutuhan aktifitas bermain
5. Melatih mtorik kasar dan halus, emosi, kesabaran, dan ketelitian pada anak

D. METODE
Ceramah dan bermain bersama

E. MEDIA
Menara susun donat

F. ISI MATERI
1. Pengertian bermain
2. Fungsi bermain pada anak
3. Tujuan bermain
4. Ciri alat permainan untuk anak usia 1-3 tahun

G. PROSES PELAKSANAAN
No Terapi Waktu Subjek terapi
1 Persiapan 10 menit Ruangan, alat, anak dan
a. Menyiapkan keluarga siap
ruangan.
b. Menyiapkan alat-
alat.
c. Menyiapkan anak
dan keluarga
2 Pembukaan 2 menit Menjawab salam,
a. Membuka Memperkenalkan diri,
proses terapi bermain dengan Memperhatikan
mengucapkan salam,
memperkenalkan diri.
b. Menjelaska
n pada anak dan keluarga
tentang tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan cara
permainan.
2 Kegiatan :
Mengajak anak bermain, dengan Bermain bersama dengan
cara : antusias dan
a. Keluarkan donat dari 15 menit mengungkapkan
menaranya perasaannya
b. Tunjukkan cara bermain
dengan menyusun donat
satu per satu pada menara
sesuai ukurannya mulai dari
yang terbesar
c. Biarkan anak mengikuti
cara penyaji bermain.
Penyaji dapat membimbing
tangan anak untuk
mengikuti gerakan anak
3 Penutup 8 menit Memperhatikan dan
a. Memberikan pujian pada anak menjawab salam
atas hasil karyanya
b. Menyimpulkan,
mengucapkan salam
4 Evaluasi yang diharapkan
a. Melatih koordinasi mata dan
tangan
b. Anak dapat
mengembangkan kognitifnya
c. Anak dapat menyusun donat
warna-warni
d. Orang tua dapat
mendampingi kegiatan anak
sampai selesai
e. Anak dapat belajar
berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan
lingkungan
f. Anak merasa senang

H. SETTING TEMPAT

Leader
Moderator Fasilitator

Anak usia 1-2 tahun

Observer

I. EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Persiapan peserta yang mengikuti program terapi bermain
d. Kontrak waktu
2. Proses
a. Selama proses bermain anak usia 1-3 tahun mengikuti program
terapi bermain dengan baik
b. Selama proses bermain anak usia 1-3 tahun mau bekerja sama
dengan perawat
c. Selama proses bermain perawat mendampingi anak.
3. Hasil
a. Anak mampu melatih gerakan motorik kasar dan halus lebih matang
b. Anak mampu mengembangkan kemampuan kognitif
c. Anak mampu mengembangkan kreatifitas
d. Anak mampu dapat bersosialisasi dengan teman sebaya yang di rawat
di ruang yang sama
e. Anak mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS

TERAPI BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kesenangan. Bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social dan bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan
berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukannya dan mengenal waktu, jarak serta
suara (Wong, 2003)
Menurut Champhell (1995) bermain sama dengan bekerja pada orang
dewasa dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta
merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stres pada anak
dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan bekerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stress anak,
media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan
lingkungannya, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, belajar mengenal
dunia sekitar kehidupannya, dan penting untuk meningkatkan kesejahteraan
mental serta social anak.

B. FUNGSI BERMAIN PADA ANAK


Fungsi utama pada bermain adalah merangsang perkembangan
sensoris motoris, perkembangan intelektual, perkembangan social,
perkembangan kreatifitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral
dan bermain sebagai terapi.
Dalam perkembangan kognitif aktivitas bermain bagi anak berfungsi
untuk belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenai objek
dan bagaimana menggunakannya. Anak belajar berpikir abstrak, dapat
meningkatkan kemampuan bahasa dan dapat mengatasi masalah dan
menolong anak membandingankan fantasi dan realitas. Bermain juga
berfungsi untuk menciptakan dan meningkatkan kreativitas anak. Melalui
bermain untuk menjadi kreatif, anak mencoba ide - ide baru dalam bermain.
Kalau anak merasa puas dari kreatifitas baru, maka anak akan mencoba pada
situasi yang lain.
Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi
anak sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul dalam
hubungan sosial. Dengan sosialisasi akan berkembang nilai - nilai moral dan
etik. Anak belajar yang benar dan yang salah serta bertanggung jawab atas
kehendaknya.
Bermain berfungsi juga sebagai alat untuk memupuk kesadaran diri
anak karena dengan bermain anak akan sadar tentang kemampuan, kelemahan
dan tingkah lakunya. Perkembanggan moral diperoleh dari guru dan orangtua
serta orang sekitarnya. Anak akan menunjukkan tingkah laku yang dapat
diterima oleh temannya.
Salah satu bentuk permainan adalah menggunakan simbol - simbol.
Penggunaan simbol - simbol ini mulai muncul pada anak umur satu tahun
karena anak mulai ikut dalam kegiatan keluarga seperti makan, minum
bersama. Pada anak pra sekolah penggunaan simbol ini lebih dominan, karena
anak mulai berfantasi dan belajar dari model keluarga, misalnya peran guru,
ibu dan perawat.

C. MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.

C. TUJUAN BERMAIN
Beberapa tujuan yang diperoleh seorang anak melalui bermain adalah:
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak dirawat di Rumah
Sakit kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus
tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.
2. Menggekpresikan perasaannya, keinginan dan fantasi, serta ide-idenya.
Pada saat sakit dan dirawat di Rumah Sakit, anak mengalami berbangai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak yang belum dapat
mengekspresikannya secara verbal, permainan adalah media yang sangat
efektif untuk mengekspresikannya.
3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
Permainana akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya, untuk
menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat
melakukan permainannya, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam
konteks permainananya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang
untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
di Rumah Sakit. Stress yang dialami anak saat dirawat di rumah sakit tidak
dapat dihindarkan sebagaimana juga yang dialami orang tuanya. Untuk itu
yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk
dapat beradaptasi dengan stressor yang dialaiminya di rumah sakit secara
efektif. Permainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena
telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri dan marah.

D. CIRI ALAT PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 1-2 TAHUN


1. Usia 1 – 3 tahun
Tujuan :
a. Menyalurkan emosi dan perasaan
b. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
c. Melatih motorik halus - kasar
d. Melatih kerjasama mata – tangan
e. Melatih imajinasinya.
f. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
* Karakteristik: Pararel Play & solitary play
Anak yang bermain dengan usia 1-2 tahun adalah anak yang
bermain secara spontan, dan bebas bermain dan berhenti sesukanya.
Disamping itu karena kondisi motorik masih kurang sehingga anak sering
merusak alat - alat permainannnya. Perlu diingatkan juga bahwa anak
memilih autonomi dan kemandirian, sehingga penting diperhatikan
keamanan atau keselamatannya antara lain alat - alat permainan yang
runcing, tidak menimbulkan keracunan ( cat )
Alat permainan yang dianjurkan:
a.Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c.Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),
balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas
untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna, donat-donatan.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih.1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC


Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai