Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BERMAIN
Dosen Pengampu : Ibu Anggi Kusuma, S,Kep., Ners,. M,Kep

Disusun Oleh :
Triya Revi Marriska 210101076
Apriyansyah 210101077
Chandra Pratama 210101078
Hengki Riadi 210101079
Agung Suryadi 210101080
Melya Saputri 210101081

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

LAMPUNG

2023/2024
RENCANA PROGRAM TERAPI BERMAIN

Topik : Mewarnai gambar dengan pasir berwarna

Sub Topik : Mewarnai gambar dengan pasir berwarna

Judul Pendidikan Kesehatan : Terapi Bermain

Waktu : 10.00 WIB

Ruang : Ruang anak

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat terapi bermain selama 20-30 menit, anak
diharapkan bisa meras tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak
takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama di
rawat di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Ibu pasien mengetahui pengertian demam pada anak 
b. Ibu pasien mengetahui penyebab demam pada anak 
c. Ibu pasien mengetahui tanda dan gejala demam
d. Ibu pasien mengetahui cara penanganan demam pada anak 
e. Ibu pasien mengetahui upaya yang tepat untuk demam pada anak.

B. Perencanaan
a. Jenis Program Bermain
Mewarnai gambaran menggunakan pasir berwarna
b. Sasaran
Kriteria Pasien :
1. Anak yang berumur 5-10 tahun
2. Anak yang tidak ada kontraindikasi untuk bermain
 
C. Media
1. Kertas dengan gambar dan pasir berwarna

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Bermain

E. Kegiatan Penyuluhan

TAHAP/WAKTU Kegiatan Narasumber Kegiatan Audien Metode

Pembukaan 1. Salam pembukaan 1. Audien antusias atas


5 menit 2. Perkenalkan diri kedatangan perawat Ceramah
3. Penyampaian 2. Audien menjawab
tujuan salam
4. Kontrak waktu 3. Audien mendengarkan
5. Mempersiapkan dan menjawab
media dan alat
yang akan
digunakan
6. mempersiapkan
tempat untuk
bermain
7. mempersiapkan
keluarga dan anak

Penyajian atau 1. Membuka proses 1. Audien mau menjawab Ceramah dan Bermain
Kegiatan terapi dengan dan mendengarkan
15 Menit mengucapkan dengan seksama
salam, 2. Bermain Bersama
memperkenalkan dengan antusian dan
diri mengucapkan
2. Menjelaskan perasaannya
kepada keluarga
dan anak tentang
tujuan dan manfaat
bermain,
menjelaskan cara
permainan
3. Mengajak anak
bermain
4. Mengevaluasi anak
bermain
5. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga

Penutup 1. Menanyakan 1. Audien Menjawab


5 Menit perasaan audien pertanyan Ceramah
setelah bermain 2. Audien menjawan
2. Salam penutup salam

F. Seting Tempat

Ket : : Penyaji

: Peserta / pasien

G. Pengorganisasian
a. Leader : Agung Suryadi
Tugas : Moderator
b. CO leader : Hengki Riadi
Tugas : Membantu Leader dan Fasilitator
c. Fasilitator : Melya Saputri dan Triya Revi Marriska
Tugas : Memfasilitasi kegiatan bermain
d. Obserfer : Apriyansyah dan Chandra pratama
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur 
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Kehadiran peserta (pasien dan orang tua pasien)
c. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana

2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. Audien mengikuti kegiatan bermain dari awal sampai selesai

3. Evaluasi Hasil
a. Anak merasa nyaman
b. Anak mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. Anak dapat menyatakan perasaan senang

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Konsep Bermain
1. Latar Belakang
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai
kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan, bukan ordes ,ini, juga
bukan merupakanharta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai
secara social ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas
pelayanan Kesehatan secara individual. Anak membutuhkan
lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya dan untuk belajar mandiri. Anak sebagai orang atau manusia
yang mempunyai pikiran, sikap, perasaan dan minat yang berbeda
dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan. Prtumbuhan dan
perkembangan fisik anak ditandai dengan penambahan TB (Tinggi
Badan), BB (Berat Badan), dan postur tubuh. Perkembangan kognitif
ditandai dengan anak mampu berfikir logis, mampu mengingat, berfikir
imajinasi.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan
terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah
permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat
pelaksanaan terapi dirumah sakit. Pemberian terapi bermain ini dapat
menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya
tidak semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik,
ada Sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami
gangguan Kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas,
kami melakukan terapi bermain diruamh sakit khususnya di ruang
perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat
menunjang proses penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh
kemabng anak menunjang proses penyembuhan dan dapat menunjang
tumbuh kembang anak selama di rumah sakit (Elizabet B Hurlock,
2009).
Anak-anak dapat meraskan tekanan (stress) pada saat sebelum
hospitalisasi, selama hospitalisai, bahkan setelah hospitalisasi, karena
tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersalam teman-
temannya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta
perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama
bagi anakyang baru pertama kali dirawat menjadi sumber utama stress
dan kecemasan/ketakutan (Carson, dkk, 2012).
Terapi bermain adlah suatu bentuk permainan yang direncanakan
untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan
baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang
merupakan bagian oenting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hamper Sebagian besar dari waktu mereka
dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009)

2. Pengertian Bermain
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak
baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak
mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa
yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan
mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain( Soetjiningsih, 2008). Terapi bermain adalah suatu bentuk
permainan yang direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan
perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra
sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam
perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian
besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock,
2009).

3. Manfaat
a. Perkembangan Sensori Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain
aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Membantu
perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,

b. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan).

c. Kreatifitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan
mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang.

d. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social damn belajar memecahkan masalah dari
hubunga tersebut. Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari belajar dalam kelompok.
e. Kesadaran Diri(Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan
tingkah laku terhadap orang lain.Dehidrasi.

f. Perkembangan Moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat
menerapkankejujuran.

g. Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak misalnya: marah,takut,benci.

h. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya melukis,menggambar,
bermain peran.

4. Konsep Terapi Bermain Mewarnai


1. Pengertian
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi wama pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak (Wong, 2009)
2. Manfaat.
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/" therapeutic
play").
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat
membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan
ketrampilan motorik halus,
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan pasir warna
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada
anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,
kognitifnya tidak akurat dan negative.
f. Bemain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang
aman dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B, Hurlock.(2009). Perkembangan Anak. Jakarta: FGC


Wong.D.L.Eaton, M.H., Wilson.D., Winkelstein, M.L. Schwartz, P. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik, Volume 2.Jakarta: EGC (2009).
Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatric (Volume 1). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai