Oleh :
Kelompok 30
Dosen Pembimbing :
Helpi Nelwetri, S.Sit, M.Kes
A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu aktifitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, teta pi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mental d a n perkembangan emosinal. Dengan bermain anak dapat
m e n s t i m u l a s i p e r t u m b u h a n o t o t - o t o t n y a , k o g n i t i t i f , d a n j u g a emosinya,
karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka
mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup
untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat mencapai tugas
perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan serta diharapkan bisa terlatih
kognitif dan motorik halusnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan bermain terapeutik ini kelompok mampu menilai:
a. Mampu menilai tumbuh kembang tentang kognitif anak
b. Melatih keterampilan anak
c. Mampu menilai visual anak
C. Metode
1. Demonstrasi
2. Ceramah dan Tanya jawab
D. Media/ Alat
1. Puzzle
2. Hadiah
3. Tikar
4. Laptop
5. Pengeras suara
E. Pengorganisasian
1. Leader (Ketua Pelaksana)
Nama : Myranti Nur Inshani
2. Co Leader (Wakil Ketua Pelaksana)
Nama : Fadillah Fauzana
3. Fasilitator
a. Suci Rahmadani
b. Nur Hasnah
c. Rozi Safputra
d. Nurul Fitrina Aulia
e. Suci Guntry
f. Nanang Jumaysa
4. Dokumentasi
Nama : Hidayatusy Syukrina Puteri
5. Observer
Nama : Sundres Intan Perdana Pradipa
F. RincianTugas
1. Leader : Mengatur jalannya penyuluhan, membuka dan menutup
2. Co Leader : Memberikan penyuluhan
3. Fasilitator : Mengatur jalan kegiatan penyuluhan
4. Observer : Memantau keadaan penyuluhan
5. Dokumentasi : Mengabadikan kegiatan penyuluhan
G. Setting Tempat
Keterangan:
Media : Pembimbing Akademik
: Leader
: Co-Leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Orang Tua
H. Materi ( Terlampir )
I. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Prainteraksi 1. Anak dan orang tua
1. Anak dan orang tua mendengarkan tujuan
diberitahu tujuan bermain. bermain terapeuttik
2. Melakukan kontrak waktu 2. Anak dan orang tua
dan tempat pelaksanaan. mendengarkan
3. Mengecek kesiapan dan kontrak
kondisi anak untuk 3. Anak dan orang tua
bermain (anak tidak mendengarkan
mengantuk, anak tidak instruksi
rewel, kondisi anak
memungkinkan untuk
diajak bermain, keadaan
umum anak membaik).
4. Anak cukup istirahat untuk
persiapan kegiatan terapi
bermain 1. Ruangan, alat, anak
Persiapan Peralatan dan keluarga siap
a. Menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan
b. Mencek kembali
kelengkapan peralatan
yang akan dipergunakan.
1. Anak dan keluarga
Pembukaan (Orientasi)
menjawab salam
a. Mengucapkan salam.
2. Anak dan keluarga
b. Memperkenalkan diri.
memperhatikan dan
c. Memanggil anak dengan
mengucapkan nama
nama panggilan yang
panggilan
diasenangi.
d. Bermain dapat dilakukan
3. Anak dan keluarga
duduk atau disesuaikan mendengarkan
dengan kondisi anak. instruksi
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Sasaran 80 % balita yang berumur 1-3 tahun
b. Terapi Bermain diadakan di Posyandu Harapan, Lintau Buo Utara
c. Peserta Terapi Bermain dikumpulkan oleh mahasiswa
d. Alat yang digunakan Puzzle, Tikar, laptop, dan pengeras suara
e. Ketepatan waktu pelaksanaan, dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap permainan yang diberikan.
b. Peran serta aktif dari audiens dan orang tua.
c. Penyampaina tatalaksana terapi bermain disampaikan bahasa yang jelas dan lugas
d. Peserta 85% mampu menyusun puzzle
e. Peserta 80% mampu mengenal bentuk benda (gambar) seperti alat transportasi, sayur-
sayuran, dan profesi
f. Peserta 90% mampu meletakkan gambar sesuai dengan petunjukkan yang diberikan
oleh leader.
g. Peserta 85% mampu menyebutkan nama-nama dari alat transportasi, sayur-sayuran,
dan profesi.
h. Peserta mampu menjawab pertanyaan sekilas tentang terapi bermain yang diberikan
i. Peserta tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung
j. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a. 85 % peserta kegiatan dapat menyusun puzzle dengan benar
b. 80% peserta kegiatan mampu mengenal bentuk benda (gambar) seperti alat
transportasi, sayur-sayuran, dan profesi
c. 90% peserta kegiatan mampu meletakkan gambar sesuai dengan petunjukkan yang
diberikan oleh leader.
d. 80 % peserta kegiatan dapat aktif dalam memberikan tanggapan dalam terapi bermain
Konsep Terapi Bermain Menyusun Puzzle
B. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
C. Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play).
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi,
video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI: Jakarta.
Noname. 2006. Pengaruh permaianan pada perkembangan anak. EGC : Jakarta
https://www.academia.edu/35365108/SATUAN_ACARA_BERMAIN_TERAPI_MENYUSUN_
PUZZLE_NERS_Stase_Keperawatan_Anak_