Oleh :
Yulia Yunara, S.Kep
NIM. 193013320022
Oleh :
Yulia Yunara, S.Kep
NIM. 193013320022
Mengetahui,
I. PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan
yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress
yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit
akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain merupakan
suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode
bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan
untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap
perkembangan walaupun dalam kondisi sakit.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu:
1) Bersosialisasi dengan perawat baru
2) Menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda.
3) Bisa merasa tenang selama dirawat.
4) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
5) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
6) Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
7) Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
8) Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
9) Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak
terhadap suatu permainan
10) Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain
yang tepat
11) Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
12) Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti
dirumah Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.
b. Setting tempat
Co leader,
fasilitator, Anak Leader
observer
c. Kegiatan bermain
Terapis Waktu Subjek Terapi
Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak,
- Anak dan orang tua di beritahu dan keluarga sudah
tujuan bermain. siap.
- Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan
- Mengecek kesiapan dan kondisi
anak untuk bermain (anak tidak
mengantuk, anak tidak rewel,
kondisi anak memungkinkan untuk
diajak bermain, keadaan umum anak
membaik)
- Bermain dilakukan ruang bermain
Persiapan Peralatan
- Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
- Memeriksa kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
V. EVALUASI
a. Yang dilakukan oleh leader:
Eksplorasi perasaan anak setelah mengikuti terapi bermain
b. Yang dilakukan oleh Observer:
1) Masalah yang muncul selama bermain
2) Partisipasi anak
3) Kemampuan anak dalam melaksanakan permainan
c. Yang dilakukan Fasilitator
1) Hambatan saat pelaksanaan saat proses terapi bermain
2) Kesulitan dalam mengatur anak saat proses terapi bermain
a. Melatih kemampuan kognitif anak untuk dapat mengenal warna dan
mewarnai
b. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak
mengenal warna dan mewarnai
DAFTAR PUSTAKA
1.Immanuel, R. 2006. Permainan Edukatif dalam Perkembangan Logic-Smart
Anak.
2. Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2000. Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku, Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi
Wiguna .
3.Veltman M,W Browne K.D. 2000. An Evaluation of Favorite Kind of Day
Drawing from Psychially Maltreated Children. Child Abuse and Neglect.
4.Whaley L.F, Wong D.L. 2001. Nursing Care of infants and children in-ed.
St Louis : Mosby year book
5.Supartini Y. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC,
6. Wong DL, Hockenberry-Eaton M,Wilson D et all. 2009. Buku ajar
keperawatan pediatrik edisi 6. Jakarta: EGC.
7.Alfiyanti D, Hartiti T, Samiasih A. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat
kecemasan anak usia prasekolah selama tindakan keperawatan di ruang
Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jurnal Keperawatan FIKKES
2007; 1(1): 3544.
Lampiran 1. Dokumentasi
LEMBAR OBSERVASI
Hari/Tanggal : 20 November 2019
Tempat : Ruang Perawatan Anak Hemato-Onkologi RSUD Ulin
Banjarmasin
Pelaksana : Yulia Yunara, S.Kep
Beri Tanda Check (√)
..........
EVALUASI