Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA BERMAIN

MENGENAL GAMBAR HEWAN PADA ANAK


USIA 2-3 TAHUN (TODDLER)

Disusun Oleh :
Selvi Agustin, S.Kep
Safarlia, S.Kep
Sri Wahyuni. S.Kep

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Tanjungpinang
TA. 2021
SATUAN ACARA BERMAIN
MENGENAL GAMBAR HEWAN PADA ANAK
USIA 2-3 TAHUN (TODDLER)

SATUAN ACARA BERMAIN


Pokok Bahasan : Terapi Bermain pada Anak di Puskesmas
Tanjungpinang Kota
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia 2-3 Tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Halus
Tempat : Ruang MTBS
Waktu : Kamis, 25 Februari 2021 selama 30 menit (jam
09.30 s.d 10.00).
Sasaran : 1. Klien”An. W” umur 2 tahun
2. Klien “An. A” umur 2 tahun
3. Klien “An. N” umur 2 tahun
Jenis Permainan : mengenal gambar hewan

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
6. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
7. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu
permainan
8. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
9. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
sebagai alat komunikasi antara perawat – klien

RENCANA PELAKSANAAN

No Kegiatan Waktu Subyek Terapi


1 Persiapan: 5 Menit Ruangan, alat, anak dan
a. Menyiapkan ruangan keluarga siap
b. Menyiapkan alat – alat
c. Menyiapkan anak dan
keluarga

2 Proses : 20 menit Menjawab salam,


a. Membuka proses terapi memperkenalkan diri,
dengan mengucapkan memperhatikan
sala m,memperkenalkan
diri.
b. Menjelaskan pada anak
dan keluarga tentang
tujuan dan manfaat Bermain bersama dengan
bermain, menjelaskan antusias dan mengungkapkan
cara permainan perasaannya
c. Mengajak anak bermain
d. Mengevaluasi respon
anak dan keluarga
3 Penutup 5 Menit Memperhatikan dan
Menutup dan mengucapkan menjawab salam
salam
Metode : Bermain bersama
Media : Gambar hewan
Materi : Terlampir

Pembagian tugas kelompok :


1) Leader 1 : Selvi Agustin
2) Fasilitator : Safarlia
3) Observer : Sri Wahyuni

SETTING

Leader

Fasilitator Anak Usia 2-3 tahun

Observer

EVALUASI
Peserta terapi bermain Tebak Gambar mampu:
1. Struktur
a. Persiapan pasien
1. Keluaraga bersedia megikutsertakan anak dalam bermain
2. Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
3. Anak siap untuk melakukan kegiatan tebak gambar
b. Lingkungan
1. Lingkungan bermain menunjang
2. Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada
gangguan
c. Media
1. Lembar gambar
2. Proses
1. Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
2. Fasilitator memberikan contoh
3. Anak mamapu menebak gambar dengan baik
4. Anak dapat aktif menjawab dan dapat mengembangkan kreatifitasnya
5. Anak mampu bertahan dalam kegiatan tersebut sampai selesai

3. Hasil
1. Anak mampu menebak gambar
2. Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menebak gambar
3. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
4. Anak tidak ragu dalam melaksanakan permainan
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

1.1 PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga
akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga
ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu
bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain,
perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang
membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena
aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal ini yang membuat anak semakin
jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam
menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain
menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak
hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga anak tidak mampu
beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya
orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain
sebagainya.Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD
Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam
atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa
melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi.
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu
tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan
katakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainnya.

PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah
anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak
usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak
usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga
terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB
berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari
900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada
tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8
kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar
serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan
bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus sehingga ia akan
menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain. Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu
bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain,
perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang
membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena
aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat anak
semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak
dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain
menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak
hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu
beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya
orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain
sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan
Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau
menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa
melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi. Dari latar
belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan keperawatan
yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak
menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.

3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan
sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam
permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai
berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dan keras kepala atau tidak
sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,
masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang
memberontak, lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih bertanggungjawab,
mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam permainan
sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal social :
1) Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan
supaya di anggap di masyarakat
2) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan
lingkungan
3) Menyadari hak dan kepentingan orang lain
4) Mulai dapat bermain dengan teman sebaya
5) Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya
kemampuan dan
6) penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
7) Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan
sosialisasi dengan teman sebaya

4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam
berfikir dan berperilaku ,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep
tentang ruang, dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda.
Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu lebih
baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan
persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih tinggi, mereka patuh
kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar
atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang
perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak
sangat ingin tahu tentang faktual dunia.
1) Motorik halus : Bisa menggunakan gunting, Menggambar lingkaran,
kotak, X
2) Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala, Memanjat, Menaiki
sepeda roda tiga, Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat
gigi

1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
1) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai
yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin,
kebiasaan merokok dan lain-lain.
2) Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

1.3 MACAM BERMAIN


1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif
meliputi : Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian
pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita
atau musik,menonton televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak
dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
1.4 APE ( ALAT PERMAINAN EDUKATIF )
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll.
2. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
3. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, dll.
4. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
5. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dll.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain


3. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
4. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
5. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
6. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
7. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
8. Permainan yang dianjurkan :
 Menggambar
 Bermain kertas lipat
 Menyusun balok
 Menyanyi
 Alat olahr raga, masak, menghitung
 Mobil – mobilan dll.
MATERI BERMAIN TEBAK GAMBAR

2.1 Pengertian
Tebak Gambar adalah permainan yang mendorong anak untuk mengenal
objek gambar yang berbeda-beda seperti gambar hewan, buah, dan
bangunan, dan lain-lain.

2.2 Tujuan umum


Klien mampu mengembangkan kemampuan kognitif dengan menebak gambar
yang telah disediakan.

2.3 Tujuan khusus


 Anak mampu menebak gambar yang diberikan
 Anak dapat mengetahui aturan dan cara bermain
 Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakan permainan

2.4 Keuntungan Menebak Gambar


Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan, antara lain:
1) Melatih kemampuan kognitif
2) Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
3) Mengembang imajinasi.
4) Meningkatnya daya kreativitas.
5) Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
6) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
7) Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
8) Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
9) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
10) Membantu anak untuk mengenal benda-benda yang ada di sekitar
2.5 Metode Tebak Gambar
Ada beberapa metode dalam Tebak Gambar yaitu :
1. Tebak Gambar dengan cara mengamati (observasi).
Anak bisa menebak gambar dan mengenal gambar sendiri tanpa
diberitahu. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara
menciptakan, perpikir, dan melampaui kemampuannya.

2.6 Hal – hal yang perlu diperhatikan saat Tebak Gambar


1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Menebak Gambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3) Ulangi suatu cara menebak gambar sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4) Jangan memaksa anak menebak gambar, bila anak sedang tidak ingin
menebak gambar

2.7 Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1. Membedakan warna dan bentuk gambar sesuai dengan tingkat
perkembangan
2. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Gunawan, S. D. (2005). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT BPK Media.

Hidayat, A. A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:


Salemba Medika

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta. Whaley and Wong,
1991

Anda mungkin juga menyukai