Anda di halaman 1dari 12

TERAPI BERMAIN MELIHAT VIDEO DAN BERNYANYI LAGU ANAK-

ANAK DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD DR. H. MOCH ANSARI


SALEH BANJARMASIN

Tanggal 15 Februari - 20 Februari 2021

Oleh:
Yulia Octaviani, S.Kep
NIM. 2030913320003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN
TERAPI BERMAIN MELIHAT VIDEO DAN BERNYANYI LAGU ANAK-
ANAK DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD DR. H. MOCH ANSARI
SALEH BANJARMASIN

Tanggal 15 Februari – 20 Februari 2021

Oleh:
Yulia Octaviani, S.Kep
NIM. 2030913320003

Banjarbaru, 20 Februari 2021

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S.Kep, Ns, M.Kep. Handoko, S. Kep, Ns.


NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 19681008 199103 1 015
A. PENDAHULUAN
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga
kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun
orang tua dan keluarga. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan
berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
untuk menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah
sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan, cemas,
bagi anak. Hospitalisasi juga dapat diartikan adanya beberapa perubahan
psikis yang dapat menjadi sebab anak dirawat di rumah sakit.
Perubahan psikis terjadi dikarenakan adanya suatu tekanan atau krisis
pada anak. Jika seorang anak di rawat di rumah sakit, maka anak tersebut
akan mudah mengalami krisis yang disebabkan anak mengalami stres akibat
perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam
kebiasaan sehari-hari. Selain itu, anak mempunyai sejumlah keterbatasan
dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-
kejadian yang sifatnya menekan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress
yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit
akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain merupakan
suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode
bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan
untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-
school adalah mampu mengenali cara bermain dan warna. Dengan permainan
ular tangga menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan
bahwa selama bermian ular tangga, anak akan mengekspresikan
kemampuannya dalam menggerakan poin nya sehingga untuk sementara
waktu anak akan merasa lebih rileks. Selama anak bermain dengan sesuatu
yang menggunakan poin dan angka akan membantu anak untuk menggunakan
tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena
itu, dilakukan suatu terapi bermain untuk anak pra sekolah berupa bermain
ular tangga.

B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah  dilakukan terapi bermain pada anak di ruang perawatan
anak RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh selama 25 menit, diharapkan
dapat menurunkan kecemasan anak, anak merasa tenang selama
perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat, serta
dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak
mampu:
a. Merasa tenang selama dirawat.
b. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang.
c. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat.
d. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat.
e. Menstimulasi perkembangan motorik halus anak.
f. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak
usia pra-sekolah.
g. Melatih meningkatkan kognitif anak
h. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan
sehingga anak tidak kehilangan waktu bermain.
i. Sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran anak.
j. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan.

C. MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar.
2. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan.
3. Memberi tempat distraksi dan relaksasi.
4. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
5. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
6. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap
yang positif terhadap orang lain.
7. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
8. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik.

D. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN


1) Jenis Program Bermain
Melihat video dan benyanyi lagu anak anak
2) Karakteristik Bermain
a. Melatih kemampuan motorik halus
b. Melatih kreativitas anak
c. Melatih perasaan atau emosi.
3) Karakteristik Peserta
a. Usia Balita
b. Jumlah peserta 1 orang anak dan didampingi orang tua
c. Anak dapat duduk
d. Keadaan umum anak mulai membaik
e. Peserta kooperatif
4) Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa, 16 Februari 2021
Waktu : 14.10-14.35 WITA
Tempat : Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
5) Metode
Melihat video sambil bernyanyi lagu anak- anak
6) Alat yang Digunakan
Lagu dan video anak-anak
7) Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur Organisasi
Leader : Yulia Octaviani, S.Kep
Co. Leader : Yulia Octaviani, S.Kep
Fasilitator : Yulia Octaviani, S.Kep
Observer : Yulia Octaviani, S.Kep
Uraian Tugas
a. Leader
1. Menjelaskan tujuan bermain pada orang tua
2. Mengarahkan proses kegiatan pada orang tua
3. Menjelaskan aturan bermain pada orang tua
4. Mengevaluasi perasaan anak setelah bermain.
b. Co. Leader
1. Membantu leader dalam mengevaluasi anak.
c. Fasilitator
1. Menyiapkan alat-alat permainan.
2. Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang
sedang dijelaskan.
3. Mempertahankan kehadiran anak.
4. Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam.
d. Observer
1. Mencatat dan mengamati respon anak selama terapi bermain baik
verbal maupun nonverbal.
2. Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan
perilaku anak selama terapi bermain.
3. Mencatat dan mengamati anak aktif dari program terapi bermain.

Terapis Waktu Subjek Terapi


Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak, dan
a. Anak dan orang tua diberitahu keluarga sudah siap.
tujuan bermain.
b. Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan.
c. Mengecek kesiapan dan
kondisi anak untuk bermain (anak
tidak mengantuk, anak tidak
rewel, kondisi anak
memungkinkan untuk diajak
bermain, keadaan umum anak
membaik).
d. Bermain dapat dilakukan di
tempat tidur anak atau
duduk/disesuaikan dengan kondisi
anak.
Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan seperti handpone
b. Mencek kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga
a. Mengucapkan salam. menjawab salam, anak
b. Memperkenalkan diri. saling berkenalan, anak,
c. Anak yang akan bermain saling dan keluarga
berkenalan. memperhatikan terapis.
d. Memanggil anak dengan nama
panggilan yang dia senangi.
e. Menjelaskan tujuan dan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan
terapi bermain dengan bercerita
pada orang tua/anak.
f. Memberi kesempatan pada anak
dan orang tua untuk bertanya
kalau ada hal yang belum jelas.
g. Menanyakan kesiapan anak
sebelum kegiatan dilakukan.
h. Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua responden.
Tahap Kerja 10 menit Anak dan keluarga
a. Memberi petunjuk pada anak memperhatikan
tentang prosedur bermain. penjelasan terapis, anak
b. Memotivasi keterlibatan anak dan melakukan kegiatan yang
orang tua. diberikan oleh terapis,
c. Mempersilahkan anak untuk anak dan keluarga
memilih tempat duduk yang memberikan respon yang
disenangi. baik.
d. Anak mulai bermain didampingi
oleh orang tua anak, leader, co.
leader, dan fasilitator selama 10
menit.
e. Mengobservasi emosi dan
hubungan interpersonal anak.
f. Menanyakan perasaan anak/ orang
tua apakah sudah merasa bosan.
g. Memberi pujian ketika anak
berhasil bermain sampai selesai.
h. Meminta anak menceritakan
tentang permainan yang dilakukan
i. Memberikan Reward kepada anak.
j. Mengakhiri permainan.
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga
a. Menanyakan perasaan anak tampak senang,
setelah bermian. menjawab salam
b. Menanyakan perasaan dan
pendapat orang tua tentang
bermain dengan bercerita.
c. Berpamitan dengan anak dan
orang tua.
d. Membereskan peralatan.
e. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
f. Mencuci tangan.
g. Mencatat respon anak dan orang
tua.

E. Evaluasi yang Diharapkan


1) Evaluasi Struktur
1. Kegiatan terapi bermain dilakukan mulai pukul 14.10 WITA.
2. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
3. Posisi tempat tidur pasien.
4. Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan.
5. Alat yang digunakan handpone
6. Leader berperan sebagai terapis, Co-leader berperan membantu
mengkondusifkan ruangan dan menyiapkan peralatan, Fasilitator
memfasilitasi kebutuhan anak sehingga tidak timbul hambatan dalam
terapi bermain, observer berperan mengamati jalannya terapi.
2) Evaluasi Proses
1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Leader mampu memimpin acara.
3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4. Fasilitator mampu memotivasi anak dalam kegiatan.
5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada leader
yang berfungsi sebagai evaluator anak
7. Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir yaitu
selama 25 menit sesuai kontrak tanpa hambatan yang menghentikan terapi
bermain.
3) Evaluasi Hasil
1. Anak Y mampu bermain dengan terapis tetapi masih sedikit ketakutan
karna baru pertama bertemu.
2. Orang tua menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim terapis karna
telah mengibur anaknya.
3. Anak Y belum terlalu ceria karena masih takut dengan terapis.

Kesimpulan: Anak Y usia 2 tahun merasa senang setelah dilakukan terapi


bermain, namun masih sedikit ketakutan dengan terapis.
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Hale M.A, Tjahjono. 2015. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak
yang Mengalami Hospitalisasi di Ruang Mirah Delima Rumah Sakit William
Booth Surabaya. Surabaya: Stikes William Booth.
Lampiran
Dokumentasi kegiatan terapi bermain (Ruang Anak RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh, Selasa 16 Februari 2021)

Anda mungkin juga menyukai