Oleh:
Apriani, S. Kep
NIM. 1730913320065
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ENDOCARDITIS
DI RUANG ICU/ICCU RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 31 Desember 2018 – 12 Januari 2019
Oleh:
Apriani, S. Kep
NIM. 1730913320065
Mengetahui,
Ifa Hafifah, S.Kep., Ns., M.Kep Lukmanul Hakim., S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19900819 201803 2 001 NIP. 19760116 199603 1 002
DEFINISI
Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardial ENDOCARDITIS MANIFESTASI KLINIS
a. Hiperpireksia dan menggigil
yang biasanya meliputi dinding ventrikel, katup-katup b. Clubbing fingers
jantung, dinding arteri besar, septum, yang ditandai c. Ptechiae pada mukosa tenggorokan di
dengan mudah terjadinya aggregasi dari trombin dan
platelet yang disebut vegetasi, ini berisi makro retina mata (roth’s spot) dan kulit dada
organisme. anemis pucat
d. Splinter hemorrhagic (emboli di bawah
Vegetasi tersebut dapat terjadi didaerah endokardial kuku dengan bentuk linier).
yang manapun, juga didaerah arteri besar. Beberapa e. Murmur / bising jantung (karena
sebutan untuk endokarditis yaitu kerusakan katup jantung).
SBE : Subakute Bakterial Endokarditis
f. Osler’s nodes (nodul kemerahan, merah
ABE : Akut Bakterial Endokarditis
muda atau kebiruan) dibagian jalan dalam
NVE : Native Valve Endokarditis
jari, otot tenar, dan hipotenar yang terasa
PVE : Prosthetic Valve Endokarditis
nyeri
NBTE : Non Bacterial Thrombotik Endokarditis
KOMPLIKASI
ETIOLOGI komplikasi neurologi merupakan hal yang penting
Streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang karena sering terjadi, merupakan komplikasi
hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum neurologik. Dapat melalui 3 cara:
ditemukan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis 1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh
emboli yang berasal dari vegetasi
infeksi disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi
endokardial.
sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50 %
penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding
dari sumber infeksi. pembuluh darah karena septik emboli atau
bakterimia.
Stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi
3. reaksi immunologis
endokarditis subakut.
Elektrokardiogram (EKG). EKG dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya kelainan pada detak dan irama jantung pasien, dengan
mengukur aktivitas listrik jantung.
Tes darah. Sampel darah akan diperiksa untuk mengidentifikasi jenis bakteri dalam aliran darah dan mengidentifikasi kondisi medis lain, seperti
anemia.
Rontgen dada. Melalui Rontgen dada, dokter dapat mengetahui bila endokarditis menyebabkan pembesaran jantung, atau menyebabkan
penyebaran infeksi ke paru-paru.
Ekokardiografi. Ekokadiografi adalah pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran jantung. Untuk
mendiagnosis endokarditis, dokter dapat memilih dari 2 jenis ekokardiogram, yaitu:
o Ekokardiografi melalui dinding dada. Prosedur ini dilakukan dengan mengarahkan gelombang suara ke dada pasien, melalui alat USG.
Tes ini membantu dokter melihat struktur jantung dan melihat tanda-tanda infeksi.
o Ekokardiogram transesofageal. Dalam prosedur ini, dokter memasukkan alat USG ke esofagus (kerongkongan) agar gambar yang
dihasilkan lebih detail, terutama pada bagian katup jantung.
CT scan atau MRI. Uji pencitraan ini dilakukan untuk memeriksa apakah infeksi sudah menyebar ke organ lain, seperti otak atau dinding dada
PENATALAKSANAAN
Antibiotik.
Dalam banyak kasus, pasien endokarditis berhasil disembuhkan dengan pemberian antibiotik. Jenis antibiotik yang diberikan untuk mengobati endokarditis
tergantung kepada tipe kuman penyebab infeksi. Oleh karena itu, sampel darah pasien akan diteliti terlebih dahulu untuk mendapatkan kombinasi antibiotik
yang tepat
Bedah
Sedangkan pada beberapa kasus lainnya, prosedur bedah perlu dilakukan untuk memperbaiki kerusakan katup jantung dan membersihkan sisa infeksi..
Bedah dilakukan pada 15-25% penderita endokarditis. Selain beberapa kondisi di atas, dokter juga akan menyarankan bedah pada kondisi berikut :
Pasien memiliki katup jantung prostetik.
Demam tinggi masih berlanjut meskipun sedang menjalani terapi antibiotik atau antijamur.
Endokarditis disebabkan oleh jenis jamur yang agresif atau bakteri yang kebal pada antibiotik.
Timbul gumpalan darah, walaupun sedang menjalani terapi antijamur atau antibiotik.
Terbentuk abses atau fistula (saluran tidak normal) di bagian dalam jantung, yang diketahui dari hasil tes ekokardiografi
Pengkajian
NOC NIC NANDA 1. Identitas Klien
Penurunan Curahjantung 2. Riwayat kesehatan (Keluhan
NOC : Utama, Riwayat Penyakit
Circulation status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,
sekarang, dahulu dan keluarga) Diagnosis Keperawatan
curah jantung pasien membaik dengan kriteria :
3. Pemeriksaan Fisik Hambatan Pertukaran Gas
1. Tekanan darah sistolik dan diastolic dari deviasi 4. Pola persepsi Nyeri Akut
sedang dari kisaran normal (skala 3) ke deviasi ringan 5. Pola nutrisi Kelebihan Volume Cairan
dari kisaran normal (skala 2) 6. Pola eliminasi
Hipertermi
2. Saturasi dari deviasi sedang dari kisaran normal (skala 7. Pola tidur dan aktivitas
3) ke deviasi ringan dari kisaran normal (skala 2) O2 > 8. Pola kognitif dan persepsi Intoleransi Aktivitas
95% 9. Pola mekanisme koping dan stress Hambatan Komunikasi
3. Wajah pucat dari deviasi sedang dari kisaran normal 10. Pola seksual Verbal
(skala 3) ke deviasi ringan dari kisaran normal (skala Defisit Perawatan Diri
11. Pola hubungan peran
2)
NIC : 12. Pola keyakinan dan nilai Gangguan Citra Tubuh
Cardiac care 13. Pemeriksaan diagnostik
1. Observasi tanda vital pasien
2. Monitor EKG
3. Evaluasi adanya nyeri dada
(Intensitas, lokasi, durasi) Hambatan Pertukaran Gas Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis
4. Monitor balance cairan NOC : (00132)
5. Monitor adanya perubahan Respon Ventilasi Mekanik : Dewasa NOC: Kontrol nyeri (1605)
tekanan darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30menit
6. Monitor status pernafasan menit, masalah pasien teratasi dengam kriteria hasil : nyeri akan berkurang dengan kriteria hasil:
yang menandakan gagal jantung 1. Tingkat pernafasan normal 1. Mengenali kapan nyeri datang (skala 5)
7. Berikan penjelasan atau 2. Irama pernafasan regular 2. Mampu mengenal penyebab nyeri (skala 5)
informasi kepada keluarga mengenai sesak yang
3. Kedalaman inspirasi 2:1 3. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa
dirasakan pasien dikarenakan sakit jantung yang
dialami pasien 4. SPO2 dalam batas normal analgetik (Skala 5)
8. Kolaborasi pemberian obat NIC : 4. Melaporkan nyeri dapat terkontrol (skala 5)
jantung Monitor Pernafasan
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan NIC : Manajemen nyeri (1400)
Manajemen cairan kesulitan bernafas 1. Kaji level nyeri secara benar dengan menggunakan
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat 2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, skala nyeri 0-10
2. Monitor status hydrasi(kelembaban membran 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
penggunaan otot-otot bantu nafas
mukosa,nadi adekuat,tekanan darah ortostatik),jika
3. Monitor pola nafas ketidaknyaman.
diperlukan
3. Monitor vital sign 4. Monitor saturasi oksigen pada pasien yang 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
4. Kolaborasi pemberian cairan iv tersedasi mengetahui pengalaman nyeri dan penerimaan
5. Monitor status nutrisi 5. Pasang sensor pemamntauan oksigen non- pasien terhadap nyeri.
6. Dorong masukan oral invasif 4. Berikan informasi tentang nyeri
7. Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
6. Perkusi kesimetrisan ekspansi paru 5. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
8. Kolaborasi degan dokter mempengaruhi respon pasien terhadap nyeri.
9. Hypovolemia management 6. Jelaskan pada klien tentang management nyeri,
10. Monitor status cairan termasuk intake dan output termasuk farmakologi dan non farmakologi.
cairan
7. Ajarkan dan implementasikan intervensi
11. Monitor tingkat Hb dan Ht
12. Monitor tanda vital nonfarmakologi ketika nyeri muncul seperti
distraksi, relaksasi
Terapi Oksigen 8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
1. Bersihkan mulut analgesik
dan hidung
2. Berikan oksigen
yang diperlukan
NOC NIC NANDA
Hambatan
pertukaran Gas Penurunan Curah Jantung
Intoleransi
Aktivitas
Kelebihan
Gangguan Volume
citra tubuh Cairan
Hambatan komunikasi
Nyeri Akut Verbal
Defisit perawatan
diri
Defisit
perawatan diri Hipertermi
DAFTAR PUSTAKA
Jenkins Peggy. 2013, Nurse to Nurse: Interpretasi EKG. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Kepeawatan
Beradasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Mediaction.