Anda di halaman 1dari 28

ENDOKARDITIS INFEKTIF

Oleh:
Muhammad Azmi Awaluddin
Jewaqa Brako Muzakki

Pembimbing:
dr. Diah Retno Widiowati, Sp.JP

KEPANITERAAN KLINIK KARDIOLOGI


RSUP FATMAWATI
FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ENDOKARDITIS INFEKTIF (EI)
Merupakan infeksi mikroba pada
permukaan endotel jantung
(selaput endocardium dan katup
jantung).
Lesi khas: Vegetasi  masa
trombosit dan fibrin dengan
berbagai bentuk dan ukuran,
yang banyak mikrooorganisme
dan sel radang.
Lesi vegetasi

Lokasi :
• Katup jantung
• Septum ventrikular
• Dinding endokardium
Epidemiologi
Insiden EI berkisar 3 – 10 kasus/ 100.000 orang per tahun
Awalnya menyerang usia dewasa muda dengan riwayat kelainan katup sebelumnya, sekarang
dapat terjadi pada pasien usia lebih tua

Faktor Predisposisi
• Defek jantung  turbulensi aliran darah

• Penggunaan katup protesa

• Penyakit jantung reumatik

• Penyakit jantung kongenital

• Sklerosis katup (degeneratif)

• Intravenous Drug Abuse (IVDA))

• Prosedur invasif: Penggunaan infus IV, Intervensi non bedah, Prosedur gigi, Pembedahan
KLASIFIKASI
Akut Sub akut
Onset tiba – tiba (beberapa hari)  kerusakan bertahap dan tersamar (beberapa minggu –
katup dan Infeksi sistemik yang toksik dan bulan)
fatal Etio:
Etiologi Stafilococcus aureus Streptococcus viridans,
Enterococcus,
Stafilococcus negatif-koagulase atau
coccobasil gram negatif
KLASIFIKASI
Terdapat 3 cara klinis untuk mengklasifikasikan Endokarditis Infektif:

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


gambaran klinis Jenis Katup & macam
Patogenesis mikroorganisme
terjadinya penyebab
infeksi

Akut Subakut

Native Valve Prosthetic Valve Endocarditis akibat


Endocarditis Endocarditis injectons drug users
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
Tanda – tanda pada EI:
Petechiae: Common, but nonspecific
Subungual (splinter) hemorrhages: Dark-red, linear lesions in the nail beds
Osler nodes: Tender subcutaneous nodules usually found on the distal pads of the
digits
Janeway lesions: Non tender maculae on the palms and soles
Roth spots: Retinal hemorrhages with small, clear centers; rare
Splinter hemorrhages:
1.Tidak memucat
Petechie: 2.Dark red or brown line along nail groove; bagian
1.Nonspecific proksimal
2.Sering pada ekstremitas 3.Grow out along with the nail
dan membrane mukus
Janeway Lesions:
1. More specific
2. Erythematous, hemorage macules
3. Nonpainful
4. Located on palms and soles

Osler’s Nodes:
1. More specific
2. Painful and erythematous nodules 3.
Located on pulp of fingers and toes
4. More common in subacute IE
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KULTUR DARAH: ECHOCARDIOGRAM:

Kultur darah yang menunjukkan nilai Menilai disfungsi katup


positif  kriteria diagnostik utama dan
memberikan petunjuk sensitivitas Obstruksi vegetasi
antimikroba.
Darah diambil saat suhu tubuh ↑
dilakukan 3 kali, interval 1 jam 
dimasukkan ke 1 botol untuk bakteri aerob
dan 1 botol bakteri anaerob.
Diambil dari 2 arteri dan 1 vena atau 1
arteri dan 2 vena, pada pembuluh darah
yang berbeda, dan tidak melalui jalur
infus.
Jika kultur (-) dari 48-72 jam dilakukan lagi
pengecekan kultur darah tambahan
Jumlah darah yang diambil 5-10 ml.
KRITERIA DIAGNOSTIK
TATA LAKSANA
ANTIBIOTIK STREPTOCOCCUS
ANTIBIOTIK STAPHYOCOCCUS SP
Antibiotik Enterococcus sp
TERAPI BEDAH
Indikasi :

- Vegetasi menetap
- Regurgitasi aorta atau mitral akut dengan tanda-tanda gagal ventrikel
- Gagal jantung kongestif yang tidak respon terhadap terapi medis
- Perforasi atau ruptur katup
- Bakterimia menetap setelah pemberian terapi medis yang adekuat
KOMPLIKASI
Regurgitasi katup, gagal jantung, abses.
Emboli paru.
Glomerulonefritis.
Stroke emboli, infark serebral, brain hemorrhage
Syok septik
PENCEGAHAN
Dianjurkan pada:

Profilaksis antibiotik pada risiko tinggi EI


(prosedur gigi, oral, saluran nafas atas, atau
prosedur gastrointestinal) :

Pada pasien tidak alergi penisilin:


amoksisilin atau ampisilin 2-3 g per oral
atau IV dosis tunggal 30-60 menit
Pada pasien alergi penisilin: klindamisin
600 mg per oral atau IV dosis tunggal 30-
60 menit sebelum tindakan
PENCEGAHAN
TERIMA KASIH 
DAFTAR PUSTAKA
1. Lilly, Leonard S. 2011. Pathophysiology of Heart Disease 5th Edition. Lippincot Williams & Wilkins: USA.
2. Runge, Patterson, Stouffer. Netter’s Cardiology 2nd. 2011. Elsevier: USA.
3. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi Vol.2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2013.
4. European Heart Journal Guidelines for the management of Infective Endocarditis. 2015.

Anda mungkin juga menyukai