Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder pada pasien HIV/AIDS di
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng pada bulan Januari 2013 hingga Desember 2014.
Data pasien yang digunakan adalah pasien AIDS yang berobat rawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Cengkareng pada bulan Januari 2013 hingga Desember 2014. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling, karena dari jumlah sampel yang
telah ditentukan dari bulan Januari tahun 2013 hingga Desember tahun 2014 hanya terdapat
68 sampel yang tersedia dan terdiagnosis AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
Karakteristik pada pasien ini AIDS di RSUD Cengkareng tediri dari usia, jenis
kelamin, pendidikan, status pernikahan dan agama. Berikut gambaran pasien AIDS di RSUD
Cengkareng.
26
27
Laki-laki 44 64,7
Perempuan 24 35,3
Berdasarkan tabel diatas, pasien penelitian berjenis kelamin laki-laki sebesar 64,7%
dan perempuan sebesar 35,3 % sehingga pasien ini didominasi oleh laki laki yang nilainya di
atas 50%. Hal ini sesuai dengan penelitian Arun Kumar Jha dkk di RS. Lok Nayak yang
mendapatkan rasio HIV/AIDS antara laki-laki : perempuan sebesar 1.96: 1. Dan juga
menyatakan hasil yang sama dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 112 pasien (72.73%),
dan jenis kelamin perempuan sebanyak 42 pasien (27.27%)3. Anil Wanjari dkk di RS.
Acharya Vinoba Bhave mendapatkan 70 pasien laki-laki (70%) dan 30 pasien perempuan
(30%). Dominasi kasus laki-laki mungkin karena migrasi mereka ke kota-kota metropolitan
untuk mencari pekerjaan. Tinggal jauh dari pasangan mereka untuk waktu yang lebih lama
dan laki-laki menjadikan mereka berada pada risiko yang lebih besar untuk infeksi HIV.19,20
Dari tabel diatas, distribusi pendidikan terakhir pada pasien meliputi, Sekolah Dasar
(SD) 2 pasien (2.9%), Sekolah Menengah Pertama (SMP) 9 pasien (13,2%), Sekolah
Menengah Atas (SMA) 34 pasien (50,0%), sarjana 2 pasien (2,9), tidak sekolah 2 (2,9%). 21
28
Tabel di atas menjelaskan bahwa pasien AIDS yang beragama islam 40 pasien
(58,8%), Budha 8 pasien(10,8), Protestan 9 pasien (13,2%), Kristen 1 pasien (1,5%), Katolik
3 pasien (3,4%), tidak ada data 7 pasien(10,3%).
29
Diare
Iya 19 (6,6%) 21 (30,9%)
Tidak 270(93,4%) 47(69,1%)
Demam
Iya 82 (28,4%) 33 (48,5%)
Tidak 207(71,6%) 35(51,5%)
Muntah
Iya 10 (3,5%) 23 (33,8%)
Tidak 279(96,5%) 45(66,2%)
Nafsu Makan
Turun 61 (21,1%) 25 (36,8%)
Tidak Turun 228(78,9%) 43(63,2%)
Dari tabel di atas menunjukan gejala awal pasien AIDS di RSUD Cengkareng, yang
mengalami batuk dengan sputum sebanyak 40 pasien (58,8%), diare 21 pasien (30,9%),
demam 33 pasien (48,5%), muntah 23 pasien (33,8%), nafsu makan turun 25 pasien (36,8%).
Hal yang serupa juga di katakan oleh Megha Antwal dkk, diare 19 pasien (6,6%), muntah 10
pasien (3,5%), demam 82 pasien (28,4%), muntah 10(3,5%), nafsu makan 61(21,1%).24
30
30
25 24
I 22
20
20
M
15
T
10
5
2
0
Underweight Normal Overweight Tidak ada data
Diketahui bahwa Indek masa Tubuh (IMT) dari 44 pasien yang mengalami
underweight sebanyak 22 pasien (32,4%), sedangkan pasieng dengan IMT normal sebanyak
20 pasien (29,4%), overweight sebanyak 2 pasien (2,9%). Hal ini juga ditemukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Nancy dkk. Sebaran pasien HIV yang mempunyai berat badan
kurang (underweight) juga lebih tinggi dibandingkan pasien HIV yang mempunyai berat
badan normal maupun berlebih.25
Indeks Massa Tubuh (IMT) yang kurang telah disebutkan sebagai penanda
independen progresivitas HIV dan berhubungan dengan penurunan kadar CD4. Peningkatan
IMT juga mempunyai hubungan tingkat toleransi yang baik dari terapi, peningkatan kadar
CD4, dan kontrol viral load HIV yang baik. Namun, hubungan sebab dan akibat antara IMT
yang rendah dengan penurunan kadar CD4 atau tingginya viral load masih belum diketahui
secara jelas.26
31
ya
9 13,2
tidak
54 79,4
Merokok
Ya
15 22,1
Tidak
53 77,9
Tabel di atas menunjukan pasien yang merokok 53 pasien (77,9%), dan minum
alkohol 9 pasien (13,2%). Sebanyak 50-70% dari orang yang terinfeksi HIV adalah perokok
saat ini. Bukti kuat mengenai risiko merokok untuk orang yang hidup dengan HIV mendesak
dimasukkannya merokok protokol pengobatan dalam model kontemporer perawatan HIV.
Namun kendati tumbuh kesadaran akan masalah ini, orang yang hidup dengan HIV tidak
sedang efektif diobati untuk penggunaan tembakau. Untuk lebih memahami faktor dan
menentukan arah untuk intervensi berbasis dibuktikan, faktor yang terkait dengan perilaku
merokok di kalangan orang yang hidup dengan HIV diperiksa. Individu yang memiliki
riwayat pernah mabuk alkohol mengalami prevalensi HIV/AIDS dua kali lipat dari mereka
yang tidak memiliki riwayat mabuk, 10% dibandingkan 5%. Dari 2374 pasien, 8% yang
terinfeksi HIV, 57% memiliki riwayat pernah meminum alkohol. Karena dengan meminum
alkohol dapat meningkatkan aktifitas untuk berhubungan seksual tanpa menggunakan
kondom.27,28
32
60
H 50
E
M
40
O
G
L 30
anemia
O normal
B 20
I
N 10
(%)
0
laki-laki perempuan
SGPT
Normal 34 50,0
Meningkat 17 25,0
Tidak ada data 17 25,0
Pada tabel pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan nilai SGOT, normal 20
pasien (29,4%), meningkat 31 pasien (45,6%), tidak ada data 17 pasien (25,0%). SGPT,
normal 34 pasien (50,0%), meningkat 17 pasien (25,0%), tidak ada data 17 pasien (25,0%).
Shazia M Ahsan, Preeti R Mehta menyatakan dalam penyelitiannya sebanyak 19/200
mengalami abnormalitas SGOT and SGPT, 7/200 menunjukkan gambaran abnormal hepar
melalui sonografi. Sebanyak 7 subyek positif HBsAg mempunyai nilai SGOT/SGPT normal
dan pemeriksaan sonografi hepar yang normal.32
Dari tabel dapat diketahui pemeriksaan anti HIV 1 dan 2 pada semua pasien di
dapatkan hasil yang reaktif sebanyak 68 pasien(100%).
34
Dari tabel di atas menjelaskan pada pemeriksaan CD4 absolut pada pasien AIDS di
RSUD cengkareng di dapatkan CD4 absolut 50-200 cell/mm3 sebanyak 14 pasien
(20,6%),<50 cell/mm3 sebanyak 33 pasien (48,6%). Pasien HIV/AIDS dengan nilai CD4
absolut 350-500 cell/mm3 sebanyak 578 dari 3301 pasien (17,5%), <350 cell/mm3 sebanyak
2723 dari 3301 pasien (82,5%), <200 cell/mm3 sebanyak 1712 dari 3301 pasien (51,9%) dan
<50 cell/mm3 sebanyak 522 dari 3301 pasien (15,8%).33
AIDS merupakan stadium terakhir dari infeksi HIV yang akan terjadi apabila sistem
imun tubuh seorang individu sangat rusak dan akan mengakibatkan invididu tersebut lebih
rentan terjangkit infeksi sekunder. Penegakkan diagnosis AIDS dilakukan jika jumlah CD4
kurang dari 200 sel/mm3. Selain itu, diagnosis AIDS juga dapat ditegakkan apabila seorang
individu dengan HIV positif terjangkit satu atau lebih infeksi opportunistik.
4.9 Karakteristik Komplikasi pasien AIDS di RSUD Cengkareng
Penyakit HIV/AIDS meningkat angka kejadia TB, juga morbiditas dan mortalitasnya,
HIV dan infeksi mikobakterium tuberkulosis saling memperburuk perkembangan pasien.
Pertumbuhan penduduk didunia, menyebabkan masyarakat mayoritas tinggal di perkotaan.
Kepadatan penduduk kota dan faktor ekonomi serta lingkungan, berhubungan langsung
terhadap penyakit TB.34,35
Pada tabel di atas menunjukan adanya komplikasi pasien AIDS di RSUD Cengkareng
dengan, tuberkulosis 30 pasien (44,1%), anemia 10 pasien (14,7%), hipokalemi 5 pasien
(7,4%), sepsis 6 pasien (8,8%), pneumonia 8 pasien (11,8%), asidosis metabolik 1 orang
(1,5%), infeksi virus 1 pasien (1,5%), dari 68 pasien.
4.10. Pemberian Antiretroviral di RSUD Cengkareng
Coviro 9 13,2
Efavirens 20 29,4
Staviral 9 13,2
Tenofovir 4 5,9
Neviral 1 1,5
Duviral 2 2,9
Angka Mortalitas
10.30%
89.70%