Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Definisi

HIV adalah virus yang menyebabkan seseorang menderita penyakit AIDS.


Penyebaran HIV ini dapat terjadi melalui proses transfusi darah dan hubungan seksual. HIV
pada ibu hamil dapat menyebar ke anaknya pada saat kehamilan atau kelahiran. Pada seorang
ibu HIV dapat ditularkan kepada anaknya melalui cairan Air Susu Ibu (ASI).6

Penyakit AIDS meurpakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh menurunnya
sistem imun di tubuh, penurunan imun ini disebabkan oleh infeksi HIV, virus ini akan
beredar keseluruh tubuh dan akan mengenai organ limfoid.6

AIDS disebabkan oleh HIV, dan virus ini termasuk salah satu retrovirus. Virus ini
pertama kali diisolasikan oleh Montagnier dan kawan -kawan dari Perancis pada tahun 1983
dengan sebutan Lympadhenophaty Associated Virus (LAV). Dan pada tahun 1986 melalui
kesepakatan internasional nama tersebut dirubah menjadi HIV.7

HIV adalah virus retrovirus RNA, dan bentuknya merupakan partikel inert, virus ini tidak
dapat melukai sebelum virus ini masuk kedalam sel target, sel target virus ini adalah sel
limfosit T, karena sel ini mempunyai reseptor untuk HIV yaitu CD4. HIV dapat berkembang
di dalam limfosit T dan dapat hidup lama dalam sel yang inaktif. Virus ini juga termasuk
dalam virus infeksius yang setiap saat dapat aktif.8

HIV hidup dalam darah, saliva, air mata dan mudah mati jika berada di luar tubuh. HIV
dapat ditemukan di monosit, makrofag, sel glia jaringan otak.3

Pada pasien AIDS akan terjadi penurunan jumlah CD4 yang merupakan salah satu jenis
sel yang berperan dalam pertahan tubuh. Jumlah CD4 pada orang normal adalah 500-1.600
sel/mm3. Saat jumlah sel CD4 mengalami penurunan <200sel/mm 3, maka orang tersebut akan
didiagnosis sebagai AIDS dengan risiko terhadap berbagai infeksi oportunistik. Tanpa
pengobatan, orang yang didiagnosis AIDS biasanya akan bertahan selama 3 tahun. Setelah

4
5

seseorang memiliki infeksi oportunitik yang berbahaya, harapan hidup hanya sekita 1
tahun.9,10

2.1.2. Transmisi

HIV petama kali ditemukan pada simpanse di afrika yang darahnya kontak dengan
manusia ketika hewan tersebut disembelih atau dimasak oleh orang afrika sehingga terjadi
penyebaran virus (Cross Infection) dari hewan ke manusia dan menjadi HIV. HIV hanya
dapat di temukan melalui cairan tubuh, contohnya dalam darah termasuk darah haid, darah
plasenta, cairan vagina, cairan servik uteri, air mani atau cairan lain yang keluar dari alat
kelamin laki-laki kecuali air seni.3

Virus penyebab AIDS menempel pada sel imun yang disebut sel dendritik. Sel-sel ini
ditemukan pada daerah mukokutan (membranmukosa) yang melapisi mulut, vagina, anus,
penis dan pernafasan bagian atas.11

HIV dapat di tularkan melalui:

a. Hubungan Seksual
Sebagian besar penularan penyakit akibat infeksi HIV adalah melalui
hubungan seksual, baik melalui hubungan melalui vagina, anal melalui mulut. Pada
saat hubungan seksual, terjadi mikrolesi akibat gesekan dan melalui lesi tersebut virus
yang terdapat dalam cairan tubuh pasangan seks yang menderita HIV dengan mudah
menular kepada pasangannya.111
b. Parenteral
Selain penularan secara seksusal, dapat juga dengan cara parenteral,
penggunaan jarum suntik, transfusi darah dan alat-alat tusuk lainnya seperti tindik,
alat tato dan alat untuk khitan yang terkontaminasi oleh HIV.11
c. Transplasenta dan Perinatal
Bayi dalam kandungan mendapatkan zat makanan dan oksigen dari darah ibu
yang dipompakan ke darah bayi. Pada umumnya, darah bayi tidak tercampur dengan
darah ibu sehinnga tidak semua bayi yang dikandung ibu dengan HIV positif dapat
tertular HIV saat dalam kandungan. Perlindungan plasenta dapat rusak oleh infeksi
virus, bakteri atau parasit pada plasenta atau keadaaan dimana daya tahan tubuh ibu
sangat rendah. Sehingga bayi dapat juga tertular HIV. Bayi juga dapat tertular HIV
pada saat peersalinan dan menyusui meskipun diketahui konsentrasi HIV pada ASI
6

lebih rendah dari pada darah. Sekitar 10-20% bayi akan terinfeksi HIV bila bayi diberi
ASI hingga 18 bulan atau lebih.11

2.1.3 Siklus Hidup HIV

Siklus hidup HIV ini harus dipelajari karena penting untuk melakukan terapi. Terapi
secara farmakologi adalah dengan menggunakan obat yang digunakan untuk mengendalikan
infeksi HIV, yang bekerja mengganggu siklus replikasi HIV.12

Pada awal virus masuk ke aliran darah, HIV mulai berreplikasi secara cepat dan viral
load meloncat tajam. Oleh karena itu, banyak sel CD4 dihancurkan, dan jumlah sel CD4
turun drastis. Satelah beberapa minggu, sistem kekebalan mulai membentuk antibodi
terhadap HIV dan antibodi ini mulai melawan virus, sehingga viral load mulai menurun dan
jumlah CD4 meningkat kembali. Antibodi baru dapat terdeteksi melalui test HIV setelah
beberapa minggu. Pada masa ini, viral load dan daya menular paling tinggi.12 Adapun siklus
hidup HIV dalam tubuh.

Gambar 2.1. Siklus Hidup HIV.13


7

Keterangan:13

1. Free Virus
2. Binding and Fusion : Virus meningkat pada resptor CD4 dan salah satu koreseptor
(CCR5 atau CXCR4), kemudian virus meleburkan diri ke dalam sel.
3. Infection : Virus menebus sel dan mengeluarkan materi genetik kedalam sel target.
4. Reverse Transcription : RNA (serat tunggal) terus dirubah menjadi DNA (dua serat)
oleh enzim reverse transcriptase.
5. Integration : DNA virus dan DNA host menyatu yang dibantu oleh enzim integrase.
6. Trancription : Waktu sel yang terinfeksi menggandakan diri, DNA virus dibaca dan
rantai protein panjang dibuat.
7. Assembly : Rantai protein virus mengelompok.
8. Budding : Jutaan virus yang belum matang mendesak keluar sel dengan bantuan
enzim protease.
9. Immature virus breaks freeof the infected cell
10. Maturation : Rantai protein pada bibit virus baru dipotong oleh enazim protease
menjadi protein tunggal. Protein ini bergabung menjadi virus baru.

2.1.4 Patofisiologi Dan Patogenesis HIV

Menurut Kelly (2004) yang diperkuat oleh Matapalil et al (2006) perjalanan virus
HIV dalam menginfeksi ada 3 fase, yaitu : fase infeksi akut,kronik dan laten.14

a. Fase infeksi akut

Fase ini merupakan fase awal sehingga keadaaan klinis sifatnya sementara,
berhubungan dengan replikasi virus (gambar 2.1) pada stadium tinggi dan ekspansi
virus pada respons imun yang spesifik. Dari replikasi virus tersebut menghasilkan
berjuta juta virus yang baru yang memicu timbulnya sindroma infeksi akut. Dari
replikasi virus tersebut 50 -70 % orang yang terkena HIV akan mengalami sindroma
infeksi akut selama 3 minggu dengan gejala seperti: demam, faringitis, limfadenofati,
mual, muntah, diare, nyeri kepala dan penurunan berat badan. HIV juga dapat
menyebabkan kelainan saraf bagi pasiennnya. Pada fase ini mengalami penurunan
limfosit T yang sangat dramatis. Pada fase ini HIV akan terus membelah diri
sehingga menjadi 100 juta copy HIV RNA/ml. HIV tersebut mempunyai topisme
pada sel target, terutama pada sel – sel yang mampu mengekspresi CD4 + yaitu:
8

 Sistem saraf : Astrosit, Mikroglia dan Oligodendroglia


 Sirkulasi sitemik : Limfosit T, Limfosit B, Monosit dan Makrofag
 Kulit : Sel Langerhans, sel Fibroblast dan sel Dendritik

Pada awal infeksi terjadi interaksi antara gp 120 virus dengan reseptor CD4 + yang
terdapat pada sel limfosit T, dari interaksi tersebut menyebabkan terjadinya ikatan
dengan reseptor kemokin yang bertindak sebagai koreseptor spesifik CXCR4 dan
CCR5 yang juga terdapat pada membran sel target. Proses internalisasi HIV pada
membrane sel target juga memerlukan peran glikoprotein 41 (gp41) yang terdapat
pada selubung virus. Gp41 tersebut berperan dalam proses fusi membran virus dengan
membran sel target. Peran dari gp41 tersebut menyebabkan seluruh komponen inti
HIV dapat masuk dan mengalami proses internalisasi yang ditandai dengan masuknya
inti nukleokapsid kedalam sitoplasma (gambar 2.2).14,15

Gambar 2.2. Perlekatan HIV terhadap sel target.15

b. Fase infeksi laten

Pembentukan respon imun spesifik HIV dan terperangkapnya virus dalam sel
dendrit folikuler di pusat germinativum kelenjar limfe (gambar 2.3) menyebabkan
virion dapat dikendalikan, gejala akan hilang dan mulai memasuki fase laten. Fase ini
jarang ditemukan virion di plasma, sebagian besar virus terakumulasi di kelenjar limfe
dan terjadi direplikasi di kelenjar limfe (gambar 2.3) sehingga di dalam darah
jumlahnya menurun, jumlah limfosit T CD4+ di dalam darah menurun <500 sel/mm 3.
Fase ini berlangsung sekitar 8-10 tahun setelah berlangsung. HIV tahun ke 8 setelah
9

terinfeksi HIV akan muncul gejala klinis seperti demam, banyak keringat pada malam
hari, berat badan kurang dari 10%, diare, lesi pada mukosa. Gejala – gejala tersebut
merupakan awal dari tanda munculnya infeksi oportunistik.14,15

Gamba
r 2.3 ringkasan dari awal cara infeksi HIV.15

c. Fase infeksi kronik

Selama fase ini mengalami peningkatan jumlah virion secara berlebihan di dalam
sirkulasi sistemik dan tidak mampu dibendung oleh respon imun. Terjadi penurunan
jumlah limfosit T CD4+ hingga di bawah 200 sel/mm3. Penurunan ini mengakibatkan
sistem imun menurun dan pasien semakin rentan terhadap berbagai macam penyakit
sekunder perjalanan penyakit semakin progresif yang mendorong kearah penyakit
AIDS.14

2.1.5. Gambaran Klinis


10

Tabel 2.1. Gambaran Klinis HIV/ AIDS.16

Stadium 1 Asimtomatik
Tidak ada penurunan berat badan
Tidak ada gejala atau hanya limfadenofati Generalisatapermiten
Stadium 2 sakit ringan
Penurunan berat badan 5-10%
ISPA berulang seperti sinusitis
Herves zoster dalam 5 tahun terakhir
Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
Ulkus mulut berulang
Ruam kulit yang gatal
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur kuku

Stadium 3 sakit sedang


Penurunan berat badan >10%
Diare,demam selama 1 bulan yang tidak di ketahui akibatnya
Kandidosis oral atau vaginal
Oral hairy leukoplakia
TB paru dalam waktu 1 tahun terakhir
Infeksi bakteri yang berat
TB limfadenofati
Gingivitis/ Periodontitis ulseratif nekrotikan akut
Anemia (HB < 8 g%), netropenia (< 5000/ml), trombositopeni kronis
(<50.000/ml)
Stadium 4 sakit berat
Sindroma wasting HIV
Pneumonia pnemosistis, pnemoni bacterial yang berat berulang
Herpes simpleks ulseratif lebih dari satu bulan
Kandidosis esophageal
TB Extraparu
Sarcoma Kaposi
Retinitis CMV (Cytomegalovirus)
Abses otak Toksoplasmosis
Encefalopati HIV
11

Meningitis Kriptokokus
Infeksi mikobakteria non-TB meluas
Lekoensefalopati multifocal progresif (PML)
Peniciliosis, kriptosporidosis kronis, isosporiasis kronis, mikosis
meluas, histoplasmosis ekstra paru, cocidiodomikosis)
Limfoma serebral atau B-cell, non-Hodgkin (gangguan fungsi
neurologis dan tidak sebab lain seringkali membaik dengan terapi
ARV)
Kanker serviks invasive
Leismaniasis atipik meluas
Gejala neuropati atau kardiomiopati terkait HIV

2.3. Diagnosis Laboratorium

Pemeriksaaan laboratorium untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang terinfeksi


HIV sangatlah penting, karena pada infeksi HIV gejala klinisnya baru dapat terlihat setelah
bertahun-tahun lamannya.3

Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis HIV secara garis besar dapat
dibagi menjadi pemeriksaan serologik untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV
danpemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan virus HIV. Deteksi adanya HIV dalam tubuh
dapat dilakukan dengan isolasi dan biakan virus dan deteksi antigen.3

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi antibodi yaitu dengan teknik Enzym-
Link Immunoabsorbent assay (ELLISA) yang biasanya digunakan di Indonesia, aglutinasi
atau Dot-Blot immunobiding assay. Adapaun tes untuk mendeteksi keberadaan virus yang
memberikan diagnosis dalam hitungan hari setelah infeksi dapat digunakan metode isolasi
dan kultur virus.3

2.3. Kerangka teori

Pasien HIV
12

Replikasi HIV Gejala Oportunistik -

CD4 500-1600
sel/mm3

CD4 <200 sel/mm3 Lama kelamaan akan


menjadi

AIDS

2.4. Kerangka Konsep


13

Pasien AIDS yang dirawat


inap

Status rekam medik pasien


AIDS

Sosio-demografi

Profil pasien AIDS yang


Gambaran Klinis
dirawat

Komplikasi

Hasil laboratorium

Kematian dan
Penyebabnya

2.5. Definisi Oprasonal


14

No Variabel Definisi Alat Cara Skala ukur


ukur ukur

1. Rekam Suatu berkas yang berisi Rekam Baca Kategorik


Medis catatan dalam bentuk Medis
dokumen mengenai identitas
pasien, hasil pemeriksaan
fisik, hasil pemeriksaan
penunjang,
pengobatan,tindakan, dan
pelayanan.51

2. AIDS AIDS meurpakan suatu Rekam Baca Kategorik


kumpulan gejala
yang Medis
disebabkan oleh menurunnya
sistem imun di tubuh,
penurunan imun ini disebabkan
oleh infeksi HIV, virus ini akan
beredar keseluruh tubuh dan
akan mengenai organ limfoid.6

3. Jenis Jenis kelamin responden Rekam Baca Kategorik


Kelamin dalam penelitian ini yang
dikelompokkan menjadi: Medis

 Laki-laki
 Perempuan
4. Usia Usia adalah lama waktu Rekam Baca Skala
hidup atau ada (sejenak
dilahirkan atau diadakan).41 Medis
 Masa Balita (0-5
tahun).
 Masa Kanak-kanak
(5-11 tahun).
 Masa Remaja Awal
(12-16 tahun).
 Masa Remaja Akhir
(17-25 tahun).
 Masa Dewasa Awal
(26-35 tahun).
 Masa Dewasa Akhir
(36-45 tahun).
 Masa Lansia Awal
15

(46-55 tahun)
 Masa Lansia Akhir
(56-65tahun).
 Masa Manula (65
tahun ke atas).
5. Pendidikan  Tidak sekolah Rekam Baca Kategorik
 Tamat SD Medis

 Tamat SMP
 Tamat SMA
 Perguruan Tinggi.
6. Status Pernikahan adalah sebuah Rekam Baca Kategorik
Pernikahan ikatan lahir batin antara
Medis
seorang pria dengan seorang
wanita ssebagai suami isteri
dengan tujuan untuk
membentuk keluarga atau
rumah tangga yang bahagia
dan kekal.42
 Menikah
 Belum Menikah
 Pernah Menikah
7. Agama Ajaran, sistem yang Rekam Baca Kategorik
mengatur tata keimanan
Medis
(kepercayaan) dan
peribadatan kepada tuhan
yang maha esa serta tata
kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia
serta lingkungannya.41

8. Indeks IMT adalah nilai yang Rekam Baca Skala


Massa diambil dari perbandingan
Medis
Tubuh antara berat badan (BB)
(IMT) dengan tinggi badan (TB)
16

seseorang.42
 Underweight
 Normal weight
 Pre obesitas
 Obesitas Grade I
 Obesitas Grade II
9. Demam Suhu aksial > 37,8oC. Rekam Baca Kategorik

Medis

10. Batuk Batuk adalah pengeluaran Rekam Baca Kategorik


sejumlah volume udara Medis
secara mendadak dari
rongga toraks dalam sistem
pertahanan respiratorik.49

11. Sputum Sputum atau dahak adalah Rekam Baca Kategorik


mukus yang keluar saat Medis
batuk dari saluran
pernapasan atas.50

12. Muntah Muntah adalah keluarnya isi Rekam Baca Kategorik


lambung hingga ke mulut Medis
dengan paksa atau dengan
kekuatan.48

13. Anoreksia Anoreksia adalah tidak Rekam Baca Kategorik


adanya nafsu makan.3 Medis

14. Riwayat Kebiasaan, perilaku atau Rekam Baca Kategorik


Kebiasaan pajanan yang mempengaruhi Medis
Perilaku penyakit AIDS baik dari
factor internal maupun
eksternal.41

15. Minum Minum alkohol adalah


alkohol seseorang yang yang
meminum minuman yang
mengandung alcohol atau
17

etanol 5% hingga 40%


volume.41

16. Perokok Individu yang menghisap


udara napas dari
lingkungannya yang
mengandung asap rokok.3

17 Meninggal Meninggal adalah sudah


menghilangnya nyawa atau
tidak hidup lagi.41

18. Sepsis Sepsis adalah respons


sistemik pejamu terhadap
infeksi dimana patogen atau
toksin dilepaskan ke dalam
sirkulasi darah sehingga
terjadi aktivasi proses
inflamasi.3

19. Tuberculosi Penyakit infeksius yang


s terutama menyerang
parenkim paru.47

20. Anemia Berkurangnya jumlah


aritrosit atau hemoglobin
(protein pembawa O2) dari
nilai normal dalam darah.38

21. Pneumonia pneumonia merupakan


infeksi saluran pernapasan
akut yang menyerang paru-
paru. Alveolusnya
mengalami pembesaran
karena terdapat nanah dan
cairan, yang dapat
menyebabkan sesak napas
sehingga mengurangi
18

pemasukan oksigen ke paru


paru.

22. Hipokalemi kondisi di bawah tingkat


normal kalium dalam serum
darah.46

23. Asidosis Terjadi kearena terlalu


Metabolik banyak asam diproduksi atau
ginjal tidak mampu
membuang asam secara
memadai dari tubuh.45

24. Infeksi Infeksi adalah invasi dan


Virus pembiakan mikroorganisme
di jaringan tubuh, secara
klinis mungkin tak tampak
atau timbul cedera selular
lokal akibat kompetisi
metabolisme, toksin,
replikasi intrasel, atau
respons antigen-antibodi.
(dorland) Virus adalah
organisme kecil yang
berkembang biak dalam sel
dan menyebabkan penyakit
seperti cacar air, campak,
gondong, rubella, pertusis
dan hepatitis. Virus tidak
terpengaruh oleh antibiotik,
obat yang digunakan untuk
membunuh bakteri.45

25. Hemoglobin Protein yang terkandung


(HB) dalam sel darah merah yang
bertanggung jawab untuk
pengiriman oksigen ke
19

dalam darah.

HB Normal wanita = 12-16


g/dl

HB Normal Laki-laki = 14-


18 g/dl.38

26. SGOT dan Tes laboratorium untuk


SGPT menilai fungsi hati.

Normal SGOT = 5-40 IU/L

Normal SGPT = 5-35 IU/L.44

27. CD4 CD4 yang merupakan salah


satu jenis sel yang berperan
dalam pertahan tubuh.

Normal CD4 = 500-1.600


sel/mm3.9,10

28 Rapid HIV Uji penampisan infeksi HIV


Test dan untuk mendeteksi
antibodi HIV1/2 dalam
tubuh. Bahan uji yang di
gunakan adalah darah dan
serum pasien. Pada alat uji
di pasang antigen HIV dan
jika bahan uju mengandung
antibodi HIV, maka antibodi
tersebut akan berikatan
dengan antigen.43
20

Anda mungkin juga menyukai