Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PRESENTASI KASUS

PERILAKU INDIVIDU TERKAIT PENYAKITNYA

Disusun Oleh:
Ade Aurora Imani (41171096100037)
Alya Masinta Woelandarie (41171396100047)
Bonita Nabilla Maharani (41171096100033)
Diva Zahra Parnanda (41171096100032)
Ahmad Sofyan (41161096100077)

Pembimbing Kampus:
dr. Siti Aisyah Jauharoh

Pembimbing Puskesmas:
dr. Secunda
dr. Respinah Sarumpaet

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat
islam, iman, dan ikhsan sehingga kami dapat menyelesaikan presentasi kasus yang
berjudul “PERILAKU INDIVIDU TERKAIT PENYAKITNYA” ini tepat pada
waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Siti Aisyah Jauharoh, dr. Secunda, dan
dr. Respinah Sarumpaet yang telah memberi kesempatan dan waktunya untuk menjadi
pembimbing dalam menyelesaikan studi kasus ini. Penulis menyadari bahwa makalah
studi kasus ini masih ada beberapa kekurangan. Kritik dan saran yang membangun kami
harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah studi kasus ini. Demikian
semoga makalah studi kasus ini dapat bermanfaat.

Jakarta, September 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS...............................................................1


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER.................................................................................................1
FK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA............................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... 3
BAB I................................................................................................................................................................. 4
ILUSTRASI KASUS..........................................................................................................................................4
I. IDENTITAS PASIEN..................................................................................................................4
A. Keluhan Utama.............................................................................................................................4
B. Riwayat Penyakit Sekarang..........................................................................................................4
C. Riwayat Penyakit Dahulu.............................................................................................................5
D. Riwayat Penyakit Keluarga..........................................................................................................5
E. Riwayat Kebiasaan dan Sosial.....................................................................................................5
III. Pemeriksaan Fisik.............................................................................................................................6
IV. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................................7
V. Diagnosis Holistik..............................................................................................................................7
VI. Tatalaksana.......................................................................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................................................. 15
BERKAS KELUARGA....................................................................................................................................15
III. Keadaan Keluarga...........................................................................................................................18
Lampiran......................................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 26
BAB I

ILUSTRASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : TN. W
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 05 Mei 1958
Alamat : Tanggerang
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Suku : Jawa
Pendidikan terakhir : SD

II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 09 september 2019
di rumah pasien.

A. Keluhan Utama
Pasien datang untuk kontrol rutin gula darah dan tekanan darah setiap
bulan

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien seorang laki-laki usia 61 tahun datang ke Puskesmas Caringin
untuk melakukan kontrol rutin. Pasien rutin setiap bulannya datang ke puskesmas untuk
dilakukan pengecekan gula darah dan tekanan darah. Pasien mengatakan dirinya
menderita kencing manis dan darah tinggi sejak tahun 2005. Pasien mengetahui dirinya
menderita kedua penyakit tersebut ketika melakukan medical check-up pada tahun
2005 dikantornya. Sebelumnya pasien memang mengeluhkan badannya terasa lemas
dan cepat lesu terutama saat bekerja. Pasien mengaku adanya rasa lapar dan haus yang
meningkat, kencing pada malam hari dengan frekuensi 8-10x/hari, berat badan yang
turun hingga 7 kg tanpa adanya usaha untuk menurunkannya. Keluhan disertai dengan
mual, perut terasa begah. Perut kembung tidak semakin nyeri sebelum maupun setelah
makan. Pasien juga sering mengeluhkan pusing dan nyeri kepala. Keluhan pusing
berputar, rasa seperti ingin pingsan disangkal. Kelemahan tubuh satu sisi disangkal.
Pasien mengaku pada awal mengetahui memiliki DM dan Hipertensi belum rutin
mengonsumsi obat, namun setelah menjalani program prolanis dari puskesmas pasien
mulai rutin mengonsumsi obat. Pasien rutin mendapatkan obat metformin 3x500mg dan
captopril 1x25 mg untuk penyakitnya. Keluhan batuk-batuk kering disangkal. Keluhan
jantung berdebar-debar, pandangan buram/kabur, kesemutan, dan rasa baal disangkal

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes militus sejak 14 tahun.
Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan tidak ada. Riwayat asma tidak ada. Pasien
mengaku sering mengkonsumsi obat hipertensi dan diabetes militus sejak 15 tahun.
Awalnya tidak rutin di minum, tapi setelah pasien mengikuti program prolanis (program
pengelolaan penyakit kronis) dari puskesmas caringin pasien rutin mengkonsumsi obat
tersebut.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan ibu dan ayah pasien sudah meninggal dunia. Ibu
pasien memiliki riwayat hipertensi dan ayah pasien memiliki penyakit diabetes melitus.
Riwayat alergi terhadap makanan dan obat – obatan disangkal. Riwayat penyakit
keganasan ataupun tumor di keluarga disangkal, riwayat asma pada keluarga disangkal.

E. Riwayat Kebiasaan dan Sosial


Pasien merupakan seorang pensiunan buruh pabrik. Kegiatan pasien
sehari-hari hanya di rumah dan mengurus tanaman. Di rumah pasien tinggal bersama
seorang istri dan dua orang anak. Pasien memiliki tiga orang anak dan dua orang cucu.
Pasien mengaku sehari harinya makan lima kali sehari dengan porsi satu centong dalam
satu piring, makanan yang dikonsumsi adalah masakan istrinya. Sebelum pasien sakit,
pasien memiliki kebiasaan memakan goreng-gorengan dan makanan bersantan. Pasien
juga mengaku jarang berolah raga sebelumnya, pasien baru rutin berolahraga setelah
mengetahui bahwa dirinya memiliki penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Saat ini
pasien rutin berolahraga hampir setiap hari dengan bersepeda selama kurang lebih 30
menit sampai 1 jam sehari. Pasien juga merokok sejak usia remaja hingga pasien
mengetahui dirinya sakit. Pasien mengaku merokok sehari menghabiskan dua bungkus.
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol.

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
Antropometri : BB: 78 kg
TB : 163 cm
IMT : 29,4  Overweight
Tanda Vital : TD : 140/70 mmHg
HR : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5°C
Kepala : Normochepali
Mata : Konjutiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT : Dalam Batas Normal
Leher : Trakea ditengah, pembesaran KGB (-)
Paru : Penggunaan otot bantu nafas (-), Fremitus
teraba simetris, vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-), sonor (+/+)
Jantung : Iktus kordis tidak terlihat, Iktus kordis teraba
midclavicular sinistra ICS V thrill (-),
heaving (-), Batas jantung kanan ICS IV
parasternal sinistra, Batas jantung kiri ICS V
midclavicular sinistra, BJ I dan II normal,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, supel, bu normal, pembesaran hepar
lien(-) timpani
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3 detik
IV. Pemeriksaan Penunjang

GDS : 221 mg/ dl

V. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Pasien memiliki keluhan sering makan, sering minum, sering pipis.

2. Aspek Klinis
- DM tipe 2 tidak terkontrol
- Hipertensi grade I
- Overweight

3. Aspek faktor internal


Laki-laki, usia 65 tahun, orang tua menderita kencing manis dan tekanan darah
tinggi, BB yang overweight.

4. Aspek faktor eksternal


Pola makan yang buruk, kebiasaan merokok.

5. Aspek penilaian fungsi sosial


Kategori 1: mandiri, dapat beraktivitas di dalam dan di luar rumah.

VI. Tatalaksana

A. Diabetes Melitus tipe 2 overweight tanpa komplikasi


Terapi Non-Medikamentosa

Pilar penatalaksanaan Diabetes Melitus

1. Edukasi

Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan

perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang

diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat.

Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku

sehat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan

edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi.

Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan

gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada

pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri,

setelah mendapat pelatihan khusus.

2. Terapi gizi medis

Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari

penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah

keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter,ahli gizi,

petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya).

Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat TNM sesuai

dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi. Prinsip pengaturan

makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan

untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai


dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada

penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan

dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada

mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.

3. Latihan jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur

(3-4 kali) seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu

pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan

kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan.

Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan

berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan

memperbaiki kendali glukosa darah.

Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang

bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan

berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan

status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat,intensitas

latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat

komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang

kurang gerak atau bermalas-malasan.

Terapi Medikamentosa

Metformin 3x500 mg
Saran Pemeriksaan

Dalam praktek sehari-hari, hasil pengobatan DM tipe 2 harus

dipantau secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan

jasmani, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan

adalah:

1. Pemeriksaan kadar glukosa darah

Tujuan pemeriksaan glukosa darah:

- Untuk mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai

- Untuk melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai

sasaran terapi.

Guna mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan kadar

glukosa darah puasa,glukosa 2 jam post prandial, atau glukosa darah

padawaktu yang lain secara berkala sesuai dengan kebutuhan.

2. Pemeriksaan HbA1C

Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai

glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat sebagai A1C),

merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-

12 minggu sebelumnya.Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil

pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan A1C dianjurkan dilakukan

setiap 3 bulan, minimal 2 kali dalam setahun

Prognosis
Dubia Ad Vitam : Bonam

Dubia Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

Dubia Ad Functionam : Dubia Ad Malam

B. Hipertensi Grade I

Terapi Non-Mediamentosa

Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat

menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan

dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien

yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular

lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal,

yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka

waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang

diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka

sangat dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi. Beberapa pola

hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :

 Penurunan berat badan.

Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak asupan

sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih selain

penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan dislipidemia.


 Mengurangi asupan garam.

Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak merupakan

makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang pula pasien

tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan

kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam

ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi pada

pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak

melebihi 2 gr/ hari.

 Olah raga.

Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/

hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah.

Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara

khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki,

mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di

tempat kerjanya.

 Mengurangi konsumsi alkohol.

Walaupun konsumsi alkohol belum menjadi pola hidup yang

umum di negara kita, namun konsumsi alkohol semakin hari semakin

meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup,


terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada

pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan

darah. Dengan demikian membatasi atau menghentikan konsumsi

alkohol sangat membantu dalam penurunan tekanan darah.

 Berhenti merokok.

Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek langsung

dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu

faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya

dianjurkan untuk berhenti merokok.

Terapi Medikamentosa

Captopril 1x25 mg

Saran Pemeriksaan

1. EKG

2. Urine output

3. Pemeriksaan darah rutin

4. SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin

Prognosis

Dubia Ad Vitam : Bonam

Dubia Ad Sanationam : Dubia Ad Malam


Dubia Ad Functionam : Dubia Ad Malam

Kebutuhan kalori dan komposisi makanan yang seimbang

BB Ideal : 90% x (TB-100) x 1kg = 90% x 63 x 1 = 56,7 kg


Kebutuhan Kalori Basal : 56,7 x 30 – 10% + 20% - 20% = 1500 kkal

Terbagi:
• karbohidrat: 65% x 1500: 4= 244 gr
• lemak: 20% x 1500 : 4= 75 gr
• protein: 15% x 1500 : 4= 56 gr

Menu Harian

Karbohidrat Lemak & vitamin Protein

Pagi
Nasi (170 kkal) Sayur bayam (50 kkal), jagung Ati ayam (50 kkal)
muda (100 kkal), apel (100 kkal)

Siang Sup wortel(45 kkal), jamur


Nasi (200 kkal) Daging sapi (200
(12 kkal), pastel(100 kkal) kkal)

Malam

Nasi (150 kkal) Tumis buncis (30 kkal), pisang Martabak telur (100
(150 kkal) kkal)

BAB II
BERKAS KELUARGA

MODUL ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS KLINIK


Nama Mahasiswa :
1. Ade Aurora Imani 41171096100037
2. Alya Masinta 41131096100047
3. Ahmad Sofyan 41161096100077
4. Bonita Nabilla Maharani 41171396100033
5. Diva Zahra Parnanda 41171096100032

Kelompok : 4
Nama Pembimbing : dr. Respinah Sarumpaet
Tanggal pertemuan : 9 September 2019

I. Identitas keluarga
a. Nama kepala keluarga : Wijin

Alamat rumah : Jl. Raya Legok Parung Panjang RT 002/RW 004


b. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah :

NO. NAMA KEDUDUKAN L/P UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGA


DALAM
KELUARGA
1. Tn. Wijin Kepala keluarga L 65 th SD Pensiunan
2. Ny. Saenah Istri P 52 th SD Ibu Rumah Tangga
3. Tn. Leo Anak L 31 tahun SMK Cleaning service
4. Nn. Luluk Anak P 24 tahun SMK Pegawai kantor desa
c. Bentuk keluarga : keluarga inti

d. Siklus kehidupan Keluarga : keluarga orang tua lansia

e. Deskripsi identitas keluarga.

Keluarga adalah pasangan lanjut usia yang tinggal dengan kedua anak usia dewasa. Dalam
satu rumah terdapat 4 orang, kedua anak dengan mobilitas tinggi. Hanya 2 orang dewasa
f. Genogram:
yang bekerja dengan penghasilan minim merupakan kendala hidup sehat keluarga ini.

Ny. J, 76 th
Tn. M, Ny. A, 92 th Tn. A, 78 th
89 th

Tn. B, Ny. H, Tn. D, Ny. N,


67 th 65 th 70 th 72 th
II. Keadaan Rumah
a. Gambar denah bangunan rumah

Dapur

Kamar
mandi Ruang
Kamar makan
tidur

Ruang
tamu Kamar Kamar
tidur tidur

TERAS

b. Jenis lantai : ubin : teras, ruang tamu, ruang makan, dan kamar tidur
c. Jenis atap : genteng
d. Jenis dinding : tembok dilapisi cat
e. Apakah dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu
listrik pada siang hari ? ya
f. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur : 1. < 20% 2. >20%
Perbandingan luas jendela/lantai di ruang keluarga : 1. < 20 % 2. > 20%
g. Deskripsi mengenai keadaan rumah:

Rumah pasien berada di daerah pemukiman yang tidak padat, jarak antar
rumah ke rumah lain dibatasi halaman dan kebun. Pada bagian depan terdapat
teras. Bagian kanan bersebelahan dengan tetangga dan bagian kanan
bersebelahan dengan lahan warga. Bangunan rumah berukuran sekitar 5x10 m,
diatas tanah milik pribadi. Berisi 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang makan
yang juga dipakai untuk berkumpul, 1 dapur, serta 1 kamar mandi yang
dipakai untuk mencuci. Rumah beralaskan ubin di semua ruangan. Dinding
terbuat dari tembok dilapisi cat, ventilasi udara berasal dari satu jendela di
urang tamu dan satu jendela di ruang makan. Atap terbuat dari genteng.
Bangunan memiliki teras pada bagian depan berukuran 5x2 m dan halaman
5x3 m. Rumah memiliki 1 kamar mandi. Selama ini pasien dan keluarga mandi
dan mengambil air dari jetpump. Selama ini pasien dan keluarga BAB di
kamar mandi. Matahari masuk melalui jendela yang terdapat di ruang tamu
dan ruang makan, dapat melihat/ membaca tanpa bantuan lampu listrik.

III. Keadaan Keluarga

a. Perencanaan keluarga
a.1. Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan perencanaan dalam berkeluarga
? 1. ya

Pasien menikah saat usia 30 tahun dan istri pasien berusia 17 tahun. Istri pasien
melahirkan anak pertama usia 18 tahun, melahirkan anak kedua usia 21 tahun,
melahirkan anak ketiga usia 28 tahun. Istri pasien pernah menggunakan KB suntik/3
bulan\\hingga usia 28 tahun.

a.2. Pengambil keputusan perencanaan keluarga adalah : diskusi antara suami dan
istri
a.3. Apakah menggunakan kontrasepsi KB ? 1. Ya, istri pasien pernah
menggunakan KB suntik/3 bulan
b. Hubungan anggota keluarga
b.1. Gambar hubungan tiap anggota keluarga (family map) :

Ny. saenah, Tn. leo, 31


52 th th

Nn. luluk,
Tn. Wijinl, 24 th
61 th

b.2. Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga : setiap hari


b.3. Keputusan dalam keluarga berdasarkan : keputusan suami dan istri
c. Deskripsi mengenai Keadaan Keluarga:

Keluarga ini setiap hari berkumpul dirumah setiap sore hari setelah kedua anak pasien
pulang kerja. Istri pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan sehari-hari hanya
beraktivitas di dalam rumah. Dalam sebulan penghasilan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari primer, dan sekunder. Pasien dan istri masing-masing memiliki
IV. Pemenuhan
handphone. Di kebutuhan
dalam rumahkeluarga
terdapat 1 unit TV. Istri pasien memasak menggunakan
a.kompor
Kebutuhan
gas. ekonomi : hingga
Anak pasien sekunder
memiliki 1 unit motor.

b. Kebutuhan pendidikan: tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 tahun


c. Kebutuhan spiritual : kegiatan ibadah dilakukan masing-masing
d. Kebutuhan kesehatan : datang ke pelayanan kesehatan / dokter tertentu untuk
kuratif saja
e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga

Pasien dan istri masing-masing memiliki handphone. Terdapat 1 unit TV. Istri pasien
memasak menggunakan kompor gas. Pasien memiliki 1 unit motor. Sumber
pemenuhan kebutuhan keluarga ini adalah ketiga anak pasien. Keluarga pasien
berobat ketika ada keluhan saja. Kegiatan keagamaan individu, dilakukan masing-
masing oleh anggota keluarga tanpa ada pengawasan.
V. Gaya hidup keluarga
a. Kebiasaan makan dalam keluarga:
a.1. sumber :3. makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah
a.2. jenis : lebih banyak lemak
a.3. jumlah : 2. 1 dari 4 anggota keluarga kelebihan intake lemak
b. Kebiasaan berolah raga : 1. Pasien berolahraga setiap hari
c. Kebiasaan minum alkohol : tidak ada
e. Kebiasaan merokok: pasien merokok 2 bungkus/hari sejak remaja, dan berhenti
14 tahun yang lalu.
f. Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga:

Anggota keluarga setiap hari mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh istri
pasien, lalu dihidangkan di rumah. Makanan yang dihidangkan lebih banyak
mengandung lemak seperti santan dan goreng-gorengan, menyebabkan pasien
overweight. Pasien merokok sejak usia remaja, dan berhenti sejak 14 tahun yang
lalu dalam sehari sebanyak 2 bungkus, hal ini meningkatkan risiko penyakit darah
tinggi dan kencing manis. Pasien berolahraga setiap hari selama 30 menit.

VI. Lingkungan hidup keluarga


a. Lingkungan perumahan keluarga :
a.1. Jenis perumahan : 1. area tempat tinggal permanen 2. area tempat
usaha/layanan umum 3. area tempat tinggal non permanen 4. bukan area hunian. 5.
lainnya _______________________
a.2. Higiene lingkungan rumah :
1. sangat bersih dan teratur 2. bersih namun tidak teratur
3. kurang bersih 4. kumuh
5. lainnya _________________

a.3. Keamanan lingkungan perumahan :


1. sangat aman 2. aman dengan penjagaan
3. tidak aman 4. lainnya ________________
a.4. Paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah adalah:
1. debu 2. asbes 3. CO 4.Timbal
5. bising 6. getar 7. lainnya ____________
b. Lingkungan pekerjaan anggota keluarga:
b.1. Jenis pekerjaan :
Pasien seorang pensiunan buruh pabrik
Istri pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
Anak kedua pasien seorang cleaning service di pabrik plastic
Anak ketiga pasien bekerja sebagai pegawai di kantor desa
b.2. Risiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan pekerjaannya adalah:
Anak kedua pasien : PPOK, pneumonitis kimia, asma karena pekerjaan,
pneumonitis hipersensitivitas
Anak ketiga pasien : low back pain, obesitas, varises
b.3. Paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan adalah:
Anak kedua pasien : bisphenol-A, debu, gas kimia
Anak ketiga psien : radiasi komputer
c. Lingkungan sosial keluarga:
c.1. Keluarga menjadi anggota perkumpulan sosial di lingkungannya : Tidak
c.2. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya : dihormati sewajarnya
c.3. Paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan sosial adalah :
keadaan keluarga tidak seperti yang diharapkan
d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluarga:

Suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Area tempat tinggal
dekat dengan jalan yang dilalui truk dan banyak kebun warga. Pasien seorang pensiunan
buruh pabrik. Istri pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Anak kedua pasien bekerja
sebagai cleaning service di pabrik plastik. Kedua anak pasien mengendarai motor
menuju tempat kerja masing-masing, kebiasaan berkendara di jalanan penuh dengan
VII. Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga
truk dapat beresiko terpapar polusi berupa debu, CO, dan timbal.
(disusun sesuai dengan prioritas masalah yang akan dibahas)
1. Diabetes mellitus tipe 2
2. Hipertensi grade I
3. overweight

VIII. Rencana pemeliharaan kesehatan pada keluarga


No Masalah Tujuan kegiatan Materi Cara pembinaan Sasaran
individu

1 Diabetes Meningkatkan - Menjelaskan - Memastikan Pasien dan


mellitus kesadaran dan mengenai pasien istri pasien
keluarga pasien penyakit memahami
mengenai diabetes tentang
bahayanya - Menjelaskan penyakitnya
penyakit diabetes risiko yang - Memantau
mellitus mungkin terjadi menu
pada kondisi makan
pasien saat ini pasien
- Menjelaskan - Evaluasi
bagaimana cara pemahaman
mengontrol gula keluarga
darah pasien pasien

2 Hipertensi Meningkatkan - Menjelaskan - Memastikan Pasien dan


grade I kesadaran dan mengenai pasien istri pasien
keluarga pasien penyakit memahami
mengenai hipertensi tentang
bahayanya - Menjelaskan penyakitnya
penyakit risiko yang - Memantau
hipertensi mungkin terjadi menu
dengan keadaan makan
pasien saat ini pasien
- Menjelaskan - Evaluasi
bagaimana cara pemahaman
mengontrol keluarga
tekanan darah pasien
pasien

3 Overweight Meningkatkan - Menjelaskan - Memastikan Pasien dan


kesadaran dan mengenai pasien istri pasien
keluarga pasien overweight memahami
mengenai bahaya - Menjelaskan tentang
overweight dampak penyakitnya
overweight - Memantau
terhadap menu
diabetes dan makan
hipertensi pasien
- Menjelaskan - Evaluasi
bagaimana cara pemahaman
menurunkan keluarga
berat badan pasien

Lampiran
Gambar 1. Halaman depan rumah Gambar 2. Ruang tamu

Gambar 3. Dapur dan ruang makan Gambar 1. Ruang tengah


Gambar 5. Ruang tengah Gambar 6. Kamar tidur

Gambar 7. Kamar mandi Gambar 8. Foto bersama pasien


DAFTAR PUSTAKA

1. American Diabetes Association. 2010. Classification and Diagnosis of


Diabetes. Diabetes Care; Vol 38

2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan


Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta.
2011

3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V. Jakarta: Interna publishing; 2009.

4. World Health Organization, 2011. Diabetes Mellitus. Available from:


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html

5. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.

6. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2015. Pedoman


Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: PERKI

Anda mungkin juga menyukai