Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

*Kepaniteraan Klinik Senior/G1A219100/ januari 2021

**Preseptor : dr. Armaidi Darmawan, M.Epid

HIPERKOLESTEROLEMIA

*Syerin Fitria Sari, S.Ked

**dr. Armaidi Darmawan, M.Epid

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS PAKUAN BARU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
HIPERKOLESTEROLEMIA

Oleh:

SyerinFitria Sari, S. Ked G1A219100

Sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik senior

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran


Universitas Jambi 2021

Jambi, Februari 2021


Preseptor

dr. Armaidi Darmawan, M.Epid

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Hiperkolesterolemia” sebagai
kelengkapan persyaratan dalam mengikuti Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Armaidi Darmawan yang
telah meluangkan waktu dan pikirannya sebagai pembimbing sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Selanjutnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan menambah ilmu bagi para pembaca.

Jambi, februari 2021

Syerin Fitria Sari, S. Ked

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................................IV
BAB I STATUS PASIEN
..............................................................................................Error! Bookmark not
defined.

BAB II ………………………………………………………………………………13

BAB III ANALISIS KASUS.......................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................28

0
BAB I
STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 66 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : IRT
e. Alamat : RT 18 wijawa pura

2. Latar Belakang Sosial-Ekonomi-Demografi-Lingkungan Keluarga


a. Status perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak : 7 orang
c. Status ekonomi keluarga : Cukup
d. Kondisi rumah :
Pasien tinggal di rumah permanen dengan luas ±8 x 10 m2. Rumah terdiri dari 1
ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari
keramik. Pintu masuk terdapat di depan disertai dengan 5 buah jendela di depan
rumah. Keadaan rumah cukup bersih namun kurang rapi. Terdapat 1 buah kamar
mandi, terdapat 1 jamban/WC jongkok, mesin cuci. Air yang digunakan untuk masak,
makan, minum dan mandi dari air berasal dari air PDAM.
e. Kondisi lingkungan keluarga dan kebiasaan
Sekitar rumah merupakan pemukiman padat penduduk, halaman depan rumah
cukup bersih, keadaan di dalam rumah kurang rapi dan bersih. Pasien mengaku biasa
makan goreng-gorengan dan makanan yang bersantan, merokok disangkal, selama
ini pasien juga jarang berolahraga dan mengatur pola makannya.

1
3. Aspek Psikologis di Keluarga
Keharmonisan keluarga pasien baik, tidak ada masalah dalam hubungan satu
sama lain. Pasien merupakan seorang ibu yang tinggal bersama 2 orang. Suami
pasien sudah meninggal.

4. Riwayat Penyakit Sekarang


a. Keluhan Utama:
Sakit kepala disertai rasa berat di area tengkuk sejak 3 hari yang lalu.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:

± 3 hari sebelum datang ke Puskesmas pasien mengatakan mengalami rasa


berat dan nyeri pada kepala bagian belakang, disertai juga rasa pegal dan tidak
nyaman di tengkuk. Rasa berat dan nyeri pada kepala dan tengkuk diarasakan hilang
timbul, nyeri di rasakan seperti di tekan, lamanya kira-kira 10 menit, dalam sehari
dapat terjadi 5 kali serangan, nyeri dirasakan semakin memberat di pagi hari dan
membaik jika pasien beristirahat atau tidur.
Keluhan ini telah sering dirasakan oleh pasien sejak 1 minggu yang lalu dan
semakin memberat sejak 3 hari terakhir. Nyeri kepala pada satu sisi bagian kepala (-),
mata sakit saat melihat cahaya (-), kejang (-). Pasien juga mengeluhkan badannya
yang terasa pegal sejak 3 hari yang lalu. BAK dan BAB normal tidak ada keluhan.
Rasa berat atau nyeri kepala pada satu sisi bagian kepala (-),nyeri seperti
diikat(-), mata sakit saat melihat cahaya (-), mata kabur (-), kejang (-). Pasien juga
mengatakan badannya terasa lemas, tangan nya sering kesemutan atau kebas selama
ini, riwayat trauma pada tangan (-) kencing manis (-), Demam (-), maag (-),nyeri pada
persendian (-).
Pasien pernah diperiksa kolesterol di Puskesmas dengan keluhan yang sama
dan didapatkan kadar kolesterol 255 sekitar 5 bulan yang lalu dan mendapatkan obat

2
kolesterol, namun sudah lama tidak minum obat karena merasa enak. Kini keluhan
kambuh kembali. Pasien mengaku akhir-akhir ini banyak mengkonsumsi makanan
bersantan seperti gulai, kari-karian dan makanan berlemak seperti gorengan.
5. Riwayat Penyakit Dahulu atau Penyakit Keluarga
a. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien sudah pernah berobat sebelumnya dengan keluhan yang sama 6 bulan yang
lalu. Pasien memeriksakan diri ke Puskesmas dan didapatkan hasil kolesterol sebesar
255, mendapatkan obat kolesterol, yaitu simvastatin 1 tablet 1 kali dalam sehari,
pasien tidak teratur minum obat.
 Riwayat hipertensi disangkal.
 Riwayat kencing manis disangkal

b. Riwayat Penyakit Keluarga:


 Keluhan yang sama (+) (ibu pasien)
 Riwayat hipertensi disangkal.
 Riwayat kencing manis disangkal.

6. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos mentis
 IMT : BB: 71 kg TB: 155 cm IMT: 29,58 (obesitas I)
 Tanda vital :
TD : 134/72 mmHg
Nadi : 80 x/i
RR : 20 x/i
Suhu : 36,7ºC
 Ekstremitas :
Superior : CRT <2 detik

3
Inferior : CRT <2 detik

Kepala:
Bentuk : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
Telinga : Serumen -/-, nyeri tekan tragus -/-
Hidung : Sekret -/-, epistaksis -/-
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), atropi papil (-)
Leher: Pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cmH2O, kaku kuduk (-)
Thoraks:
 Paru:
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Gerakan dinding dada Gerakan dinding dada
simetris, retraksi (-) simetris, retraksi (-)
Palpasi Massa (-), krepitasi (-) Massa (-), krepitasi (-)
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+), wheezing (-), Vesikuler (+), wheezing (-),
ronkhi (-) ronkhi (-)

 Jantung:
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi Batas jantung atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kanan: ICS IV line parasternalis dextra
Batas jantung kiri: ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

4
 Abdomen:
Inspeksi Kontur cembung, sikatriks (-)
Palpasi Soepel, nyeri tekan (-), hati, lien dan ginjal tidak
teraba, massa (-), turgor cepat kembali
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal

Ekstremitas:
Superior: Akral hangat +/+, edema -/-, kekuatan motorik 5/5
Inferior: Akral hangat +/+, edema -/-, kekuatan motorik 5/5

7. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
WBC : 6400 sel/mm3 darah
RBC :4,5 juta/mm3 darah
HGB : 14,4 g /dl
PLT : 189.000 sel/mm3 darah
Kolesterol total 279 mg/dL

8. Pemeriksaan Anjuran: Profil Lipid


9. Diagnosis Kerja

Hiperkolesterolemia (E78.00)
10. Diagnosis Banding

 Tension headache (G44.209)

5
 Dislipidemia (E78.5)

10. Manajemen
a. Promotif
 Menjelaskan kepada pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang
berminyak dan mengandung santan
 Menjelaskan aktivitas fisik yang sebaiknya dilakukan oleh pasien
selama minimal 30 menit, 2 sampai 3 kali dalam satu minggu.
 Menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, dan stroke.
b. Preventif
 Hindari asupan makanan yang tinggi lemak seperti makanan yang
bersantan atau makanan yang digoreng.
 Batasi makanan karbohidrat terutama karbohidrat sederhana seperti
nasi putih, roti dan mie. Sebaiknya diganti dengan karbohidrat
komplek seperti oatmeal, gandum, nasi merah, dll.
c. Kuratif
- Non-medikamentosa:
 Memperbanyak makan buah-buahan dan sayur sayuran
 Memodifikasi pola makan pasien dengan mengurangi makanan
yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol seperti gorengan
dan santan.
 Olahraga teratur : sebaiknya dilakukan oleh pasien selama
minimal 30 menit, 2 sampai 3 kali dalam satu minggu.

- Medikamentosa:
 Simvastatin tab 10 mg 1x1
 Paracetamol tab 500 mg 3x1

6
- Pengobatan tradisional:
Salam (Syzygium polyanthum)
- Siapkan daun salam segar 20 lembar dan air bersih 600 ml
- Rebus daun salam dengan air, biarkan hingga air tersisa 200 ml
- Angkat, dinginkan, lalu saring
- Minumlah dua kali sehari
Bawang Putih
d. Rehabilitatif
 Tidur yang cukup minimal 7 jam sehari.
 Melakukan pengecekan kadar kolesterol berkala paling tidak 1 bulan
sekali.
 Kontrol ulang di tempat pelayanan kesehatan terdekat jika keluhan
semakin memburuk.

7
Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Pakuan Baru Puskesmas Pakuan Baru
Syerin Fitria sari,S.Ked Syerin Fitria sari,S.Ked
SIP. G1A219100 SIP. G1A219100
JL. Jend Sudirman No. 75 Kel. Tambak Sari JL. Jend Sudirman No. 75 Kel. Tambak Sari

Jambi, 2021 Jambi, 2021

Pro : Pro :
Umur : Umur :
Alamat : Alamat :

Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas Pakuan Baru Puskesmas Pakuan Baru
Syerin Fitria sari,S.Ked Syerin Fitria sari,S.Ked
SIP. G1A219100 SIP. G1A219100
JL. Jend Sudirman No. 75 Kel. Tambak Sari JL. Jend Sudirman No. 75 Kel. Tambak Sari

Jambi, 2021 Jambi, 2021

8
Pro : Pro :
Umur : Umur :
Alamat : Alamat :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi1

Kolesterol adalah sebuah elemen yang terstruktur didalam membran sel.


Kolesterol dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi tetatp sebagian besar
disintesis dihati dan jaringan perifer.Kolesterol memiliki beberapa manfaat didalam
tubuh yaitu sebagai prekursor dalam pembentukan hormon steroid, vitamin D, dan
asam empedu. Namun, ketika asupan makan yang tinggi, lemak tidak terkontrol dan
menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Kondisi inilah yang
disebut dengan Hiperkolesterolemia

2.2 Klasifikasi Kolesterol Total, Kolesterol LDL, dan Kolesterol HDL


menurut ATP (Adult Treatment Panel) III2
Tabel 1. Klasifikasi kolesterol dalam tubuh menurut Adult Treatment
Panel III

9
KADAR KOLESTEROL NORMAL Nesco
o Kolesterol total < 200 mg/dl
o Kolesterol HDL 35 – 65 mg/dl
o Kolesterol LDL < 150 mg/dl
o Trigliserida < 200 mg/dl
o Ratio kolesterol total : kolesterol
HDL < 5

2.3 Epidemiologi1

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Ellya dkk dengan metode penelitian
cross sectional diketahui bahwa lansia yang menderita hiperkolesterolemia di
perkotaan daerah lembang, bandung prevalensinya 26,7%. Penelitian monitoring and
determinants of kardiovascular disease (MONICA) di jakarta 1988 didapatkan hasil
prevalensi yang menderita hiperkolesterolemia 13,4% dan 11,4% terjadi pada pria.
Penelitian MONICA III 2000 proporsi yang menderita hiperkolesterolemia
didominasi oleh perempuan 60,3% dibanding dengan laki-laki 39,7% dengan rata-rata
kadar kolesterol total 209,96 dan 45,47 mg/dl . Penelitian Latif dan Yusuf 2008
dalam studi dengan metode cross sectional yang dilakukan pada maret 2001-juni
2001 di Malaysia pada 8159 penduduk didapat hasil bahwa 62,3% dari jumlah
penduduk tersebut mengalami hiperkolesterolemia dan kondisi ini berisiko terjadinya
penyakit kardiovascular.

10
2.4 Etiologi1,3
Dalam batasan ilmiah, hiperkolesterolemia menyebabkan akumulasi
kolesterol dan lipid di dinding pembuluh darah sehingga menjadi faktor risiko utama
penyakit kardiovaskular.Banyak penelitian mendukung bahwa hiperkolesterolemia
memiliki banyak faktor penyebab. Faktor genetik, pola makan, gaya hidup, dan faktor
lainnya berperan penting dalam timbulnya hiperkolesterolemia.
2.4.1 Faktor Genetik
Hiperkolesterolemia cenderung terjadi dalam keluarga.Dalam dunia medis,
hiperkolesterolemia yang diturunkan (Familial Hypercholesterolemia/ FH)
merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal dominan. Cara
sederhana menerangkan bahwa penyebab hiperkolesterolemia dari faktor genetik
yaitu bahwa 80% kolesterol di dalam darah diproduksi oleh tubuh. Ada sebagian
orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak dibandingkan yang lain meskipun
hanya mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit kolesterol atau lemak
jenuh.

2.4.2 Faktor Makanan

Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya


penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah oleh zat-zat lemak (kolesterol dan
trigliserida) adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Junk food telah menjadi
bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia dari beragam usia, mulai
dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Padahal junk food mengandung banyak sodium, lemak jenuh, dan
kolesterol.Sodium dapat meningkatkan kepekaan reseptor adrenergik sehingga
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh
karena merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol.Kolesterol yang
berakumulasi lama-kelamaan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga dapat
menganggu metabolisme miokardium.

11
2.4.3 Faktor Kebiasaan Merokok
Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin dapat menurunkan
kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL dalam darah, sehingga pembentukan
kolesterol baik yang membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu dan
demikian pula kebalikannya. Kadar LDL yang tinggi ditemukan pada individu yang
merokok, berarti lemak dari hati justru dibawa kembali ke jaringan tubuh.
Bahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi
kesehatan.Dalam satu batang rokok terdapat lebih kurang 4.000 jenis bahan kimia dan
40% diantaranya beracun. Bahan kimia yang paling berbahaya terutama nikotin, tar,
hidrokarbon, karbon monoksida (CO), dan logam berat dalam asap rokok. Nikotin dapat
mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, terutama
pembuluh darah koroner.

2.4.4 Faktor Kurang Keteraturan dalam Berolahraga


Aktivitas yang efektif menurunkan kadar kolesterol berupa olahraga teratur yang
dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-masing dengan lama waktu antara kurang
lebih 45 menit. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot
besar tubuh, seperti paha, lengan atas serta pinggul, seperti senam, aerobik, berjalan
kaki, renang, jogging, dan bersepeda.
Olahraga yang teratur bermanfaat untuk meningkatkan kadar HDL, memperbaiki
fungsi paru dan oksigenasi ke miokardium, menurunkan berat badan, kadar LDL, dan
tekanan darah, serta meningkatkan kesegaran jasmani.

2.4.5 Faktor Obesitas


Obesitas telah berkembang sebagai faktor risiko diabetes, hipertensi, penyakit
kardivaskular, dan beberapa kanker pada laki-laki dan perempuan.Masalah kesehatan
lain yang dapat terjadi termasuk kesulitan bernapas saat tidur, osteoartrtis, infertilitas,
hipertensi intrakaranial idiopatik, penyakit stasis vena pada anggota gerak bawah, dan
gangguan perkemihan.

12
2.5 Pemeriksaan Laboratorium1,3
Pemeriksaan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, kolestrol HDL, dan TG
plasma. Terdapat prosedur pemeriksaan dan pelaporan baku guna penafsiran
seragam. Prosedur persiapan berupa:
a. Untuk pemeriksaan TG perlu puasa 12 jam (semalam) selama puasa
boleh minum air putih.
b. Pemeriksaan kolestrol total tidak perlu puasa.
c. Bila kolestrol LDL diperiksa secara direk tidak perlu puasa.
d. Bila kolestrol LDL dperiksa secara indirek maka perlu puasa 12 jam.

2.6 Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia1,4


 Menentukan besar risiko penyakit jantung koroner. Berikut kriteria faktor
risiko utama selain kolestrol LDL yang menentukan sasaran pencapaian kadar
kolestrol LDL:
Umur pria ≥45 tahun dan wanita ≥55tahun
Riwayat keluarga PAK dini yaitu ayah usia <55 tahun dan ibu <65 tahun
Kebiasaan merokok
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi)
Kolestrol HDL rendah (<40mg/dL)

Dikutip dari: NCEP (National Cholestrol Education Program) III Expert


Panel on Detection.
*kolestrol HDL ≥ 60 mg/dl dianggap sebagai faktor risiko negatif artinya dapat
mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total.
Mengacu pada NCEP ATPP III maka sasaran kadar kolestrol LDL
disesuaikan dengan banyaknya faktor risiko yang dimiliki seseorang.

13
Berikut kategori risiko berdasarkan banyaknya faktor risiko:

Tabel 2 Faktor Risiko Penyakit Arteri Koroner

2.6.1 Pengelolaan Dislipidemia1,5

Bagan 1 Penanganan Dislipidemia berdasarkan faktor resiko

Bagan 1 Penanganan Dislipidemia berdasarkan faktor resiko

14
Bagan 2 penanganan Dislipidemia berdasarkan faktor resiko
Tatalaksana hiperkolesterolemia di indonesia sesuai dengan NCEP-ATP III
terdiri dari terapi non farmakologi disebut TLC dan terapi farmakologi.

1. Terapi non farmakologi


a. Mengurangi asupan lemak jenuh
Diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL dalam
darah. Makanan tinggi kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang berasal dari
hewan, seperti daging dan produk susu, sehingga makanan jenis ini sebaiknya
dikurangi untuk menjaga kadar kolesterol dalam darah tetap normal . Lemak jenuh
merupakan komponen utama makanan yang menentukan kadar LDL serum. Pengaruh
lemak jenuh terhadap kolesterol total dalam serum telah banyak diteliti. Analisis dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% kalori dari lemak
jenuh akan disertai peningkatan LDL serum sebesar 2%. Sebaliknya, penurunan 1%
asupan lemak jenuh dapat menurunkan kadar LDL serum sebesar 2%.
b. Memilih sumber makanan yang dapat menurunkan kolesterol

Merekomendasikan untuk memilih buah-buahan (≥2 kali/hari) sayur (≥ 3 kali/hari)


gandum terutama gandum utuh (≥6 kali/hari) dan makanan yang rendah lemak seperti
susu rendah lemak dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah. Diet serat

15
larut seperti oatmeal, kacang-kacangan, jeruk strawberrry dan apel.
c. Penurunan berat badan

Obesitas berkaitan dengan peningkatan resiko terjadinya hiperlipidemia, CHD,


sindrom metabolik, hipertensi,, stroke, diabetes mellitus, serta keganasan. Panduan
dari ATP III menekankan penurunan berat badan pada pasien obesitas sebagai bagian
dari intervensi penurunan berat badan.
d. Meningkatkan aktifitas fisik yang teratur

Aktivitas fisik diketahui dapat menurunkan faktor resiko penyakit pembuluh perifer
dan arteri koroner, termasuk obesitas, stress fisiologis, kontrol glikemik yang lemah
dan hipertensi. Latihan fisik juga dapat meningkatkan sirkulasi HDL dan fungsi
jantung serta pembuluh darah.Sebagai contoh, berjalan cepat selama 30 menit tiga
sampai empat kali dalam seminggu dapat berpengaruh pada kadar kolesterol. Akan
tetapi, pasien dengan nyeri dan/atau diduga menderita penyakit jantung harus
berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai latihan fisik.

2. Terapi farmakologi
Terapi menggunakan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi kadar kolesterol total,
namun potensi dari masing-masing obat bervariasi. Berikut ini adalah golongan obat
yang biasa digunakan dalam terapi untuk meenurunkan kadar kolesterol LDL:
 Bile acid sequestrant (Resin)

Obat ini menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat asam empedu dalam
saluran cerna yang dapat mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi steroid
yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Terdapat tiga jenis resin yaitu
kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam. Terapi menggunakan resin dapat
menimbulkan beberapa gejala gastrointestinal, seperti konstipasi, nyeri abdomen,
perut kembung dan terasa penuh, mual dan flatulensi

16
 Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin)

Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL didalam
darah adalah statin dan telah terbukti mengurangi kejadian jantung koroner bahkan
juga mengurangi kematian total akibat penyakit jantung korone. Ketika digunakan
sebagai monoterapi, statin merupakan golongan obat anti hiperlipidemia paling
potensial menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalam darah, dan umumnya
dapat ditoleransi dengan baik total kolesterol dan LDL dalam darah dapat berkurang
hingga 30% bahkan lebih jika dikombinasikan dengan terapi diet, menurut joint
formulary commite. Ada 5jenis statin yang tersedia, dua diantaranya dalam generik
yaitu simvastatin (generik), ravastatin (generik), atorvastetin (ipitorR ), fluvastatin
(LescolR ), rosuvastatin (crestorR ).
Statin menghambat enzim HMG-COA reduktase secara kompetitif.Enzim
tersebut adalah enzim yang bertanggung jawab dalam konversi HMG-COA yang
menjadi mevalonat, yang merupakan jalur awal biosintesis kolesterol.Statin
umumnya diberikan setelah makan malam atau sebelum tidur. Penurunan terhadap
kadar kolesterol total dan LDL terjadi ketika obat tersebut diberikan kpada malam
hari, sebab biosintesis kolesterol mencapai puncaknya ketika malam hari. Statin
umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun penggunaan statin berhubungan dengan
peningkatan kadar transaminase hati. Peningkatan ini tergantung pada penggunaan
dosis.Pasien dengan gangguan hati harus dipantau secara ketat ketika mendapat obat
golongan statin.Efek samping secara umum yaitu menyebabkan kram otot dan
kesemutan.

17
 Derivat Asam Fibrat

Terdapat empat jenis derivat asam fibrat yaitu gemfibrozil, bezafibrat,


siprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini dapat menurunkan trigliserida plasma, selain
menurunkan sintesis trigliserida dihati, obat ini juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol HDL. Obat ini dapat menyebabkan keluhan gastrointestinal, rash, pusing,
dan peningkatan kadar transaminase serta fosfatase alkali.

 Asam Nikotinik

Obat ini dapat menurunkan sintesis hepatik VLDL, sehingga pada akhirnya
dapat menurunkan sistesis LDL.pemberian asam nikotinik juga dapat meningkatkan
kolesterol HDL dengan cara mengurangi katabolisme HDL . Efek samping yang
paling sering terjadi adalah flushing, yaitu perasaan panas di muka bahkan di badan.
Efek samping yang paling berbahaya adalah gangguan fungsi hati yang ditandai
dengan peningkatan kadar fosfotase alkali dan transaminase.
 Ezetimibe

Obat ini termasuk obat penurun lipid yang terbaru dan bekerja sebagai
penghambat selektif penyerapan kolesterol, baik yang berasal dari makanan maupun
asam empedu di usus halus.Ezetimibe yang merupakan inhibitor absorbsi kolesterol
menurunkan LDL ketika ditambahkan juga pada pengobatan dengan statin.
 Asam Lemak Omega-3

Meskipun mekanisme kerja untuk efek asam lemak omega-3 belum jelas
diuraikan, namun asam lemak ini berpotensi dalam menurunkan trigliserida,
menimbulkan efek antitrombotik, penghambatan perkembnagan aterosklerosis,
relaksasi endotel, sedikit efek anti hipertensi, dan penurunan aritmia ventricular

18
2.7 Diagnosa banding
2.7.1 Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan
fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolestrol total, kolestrol LDL, trigliserida serta penurunan kadar kolestrol HDL.
Gejala dan tanda dyslipidemia sama dengan gejala hiperkolesterolemia, penanganan
juga sama, hanya saja dibutuhkan pemeriksaan lanjut atau penunjang untuk
menentukan kolesterol jenis apa yang meningkat, bisa koleterol total, LDL,HDL dan
trigliserida.
2.7.2 Tension Headache
Tension headache ditandai dengan nyeri pada kedua sisi kepala yang disertai
sensasi menekan, mengikat, dan tidak terasa berdenyut. Selain itu,penyakit ini tidak
akan dipengaruhi atau diperburuk oleh aktivitas yang berlangsung selama 30 menit
hingga 7 hari ke depan. Intensitasnya berkisar antara ringan hingga sedang, dan dapat
pula timbul rasa nyeri pada mata akibat rangsangan cahaya maupun sakit kepala
akibat rangsangan suara.

Secara garis besar, tanda dan gejala dari sakit kepala tipe tegang adalah :

1. Nyeri kepala dirasakan terus-menerus maupun hilang timbul


2. Nyeri kepala digambarkan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang mupun
tegang pada bagian leher
3. Nyeri ini berulang hingga 10 kali
4. Timbul rasa tertekan, tidak enak, atau berat pada kedua sisi kepala, biasanya
tidak disertai dengan rasa berdenyut.
5. Intensitasnya ringan atau sedang
6. Tidak diperberat oleh aktivitas seperti berjalan atau naik tangga
7. Tidak terdapat mual atau muntah.

19
8. Dapat disertai dengan rasa malas makan, sensasi nyeri pada mata saat terpapar
cahaya, maupun rasa tidak nyaman karena rangsangan suara
2.8 Komplikasi 1
Apabila dislipidemia tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai macam
komplikasi sebagai berikut:
 Atherosklerosis
 Penyakit jantung koroner
 Penyakit serebrovaskular seperti stroke
 Penyakit pembuluh darah lainnya

20
BAB III
ANALISIS KASUS

Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar :


Keadaan rumah cukup bersih namun kurang rapi,serta lingkungan rumah juga
cukup bersih. Tetapi hal ini tidak berpengaruh terhadap keluhan yang dialami pasien.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita
pasien dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga :


Tidak ada masalah psikologis dalam keluarga, hubungan pasien dengan
keluarga baik dan harmonis. Penyakit ini tidak berhubungan dengan keadaan keluarga
dan hubungan keluarga. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
penyakit yang diderita pasien dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

Hubungan diagnosa dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan


sekitar :
Pasien mengaku sering memakan makanan bersantan seperti gulai, kari-karian
dan makanan berlemak seperti gorengan. Selama ini pasien sangat jarang berolahraga
.Pengaturan pola diet yang tidak baik ini dapat membuat kadar kolesterol dalam darah
meningkat. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan pasien. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyakit yang diderita pasien dengan
perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

Analisis kemungkinan faktor resiko atau etiologi penyakit pada pasien :


Dari hasil anamnesis dan observasi, didapatkan bahwa pasien kurang baik
dalam mengatur jenis makanan yang baik dikonsumsi agar penyakitnya tidak timbul.
Pasien masih sering mengkonsumsi makanan berlemak sehingga gejala tersebut
timbul kembali dan pasien jarang olahraga secara teratur.Selain itu pasien mempunyai

21
genetic dari orang tua pasien yang punya riwayat hiperkolesterolemia, sehingga akan
meningkatkan terjadinya hiperkolesterol pada pasien ini.

Analisis untuk mengurangi paparan :


Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya penyakit serupa di kemudian
hari, hendaknya pasien mulai rajin untuk berolahraga secara teratur selama 3 kali
dalam seminggu dengan durasi minimal 30 menit. Jalan santai atau lari sore dapat
menjadi pilihan yang tepat. Selain itu pasien juga diharapkan dapat mengurangi
kebiasaan memakan makanan berlemak dan bersantan serta memperbanyak konsumsi
buah-buahan dan cukup minum air putih. Memperbanyak makan buah dan sayur
dapat menurunkan kadar lemak jahat dalam tubuh.

Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga


Pasien kita edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, menjelaskan kepada
pasien penyebab dari penyakitnya dan pencegahan untuk penyakit tersebut seperti
rajin untuk berolahraga secara teratur, mengurangi kebiasaan memakan makanan
berlemak dan bersantan serta memperbanyak konsumsi buah-buahan dan cukup
minum air putih.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Jilid III.
Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. 2004.
2. Fauci, Braunwald, Kasper, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
17th Edition. New York: 2008.
3. Marks, Smith, Lieberman. Basic Medical Biochemistry. A Clinical Approach.
2nd Edition. Lipincott Williams & Wilkins. 2007.
4. Muray, Graner, Mayes, Rodwell. Harper’s Ilustrated Biochemistry. 26th
Edition. 2003.
5. Anwar, Bahri. T. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner. e- USU Repository. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. 2004

23
Lampiran

24

Anda mungkin juga menyukai