Anda di halaman 1dari 20

PBL MK 2

Pengantar Kedokteran Keluarga


Dewanto Andoko
01202220001
PPDS Kedokteran Keluarga Layanan Primer FK UPH
Kasus 2 (Tn. S Nyeri dada)
Tuan S umur 60 tahun , menikah, suku Minang datang ke Klinik “Sehat”, dengan
keluhan nyeri dada. Pasien mengatakan nyeri dada dirasakan sekitar -+ 7 jam
yang lalu . Pasien mengeluhkan nyeri di dada sebelah kiri seperti tertindih dan
menjalar kelengan. Durasi nyeri lebih dari 30 menit. Nyeri tidak hilang dengan
istirahat. Sesak napas (-), riwayat terbangun tengah malam karena sesak (-),
batuk (-), mual (-), muntah (-), pusing (+).BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :Penyakit serupa (-), HT (+), DM (-).
Riwayat Penyakit Keluarga : Penyakit yang sama disangkal. Riwayat Kencing
manis (+)
Riwayat Pengobatan : Riwayat alegi obat (-)
Riwayat Pribadi dan Sosial : Pasien merokok sudah sejak usia muda, Pasien
tinggal bersama anak-anaknya dan Biaya ditanggung BPJS.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
· Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
· Berat badan : 85 Kg
· Tinggi badan : 163 cm IMT : 32 Obese II
Tanda Vital
· Tekanan darah : 155/108 mmHg
· Suhu : 36,5oC
· Nadi : 107 x/menit
· Respirasi : 20 x/menit
· Saturasi Oksigen : 94%
Pemeriksaan Fisik
• Kepala :Normocephale, Konjungtiva anemis (-/-), Sclera icteric (-/-)
Pembesaran kelenjar getah bening (-/-).
• Leher :Kelenjar getah bening tidak membesar, deviasi trakea (-),
kelenjar tiroid tidak membesar.
• Thoraks : Jantung dan Paru dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
• Akral : hangat, odem (-/-)
Pemeriksaan Penunjang

• Dilakukan EKG dengan Hasil


sebagai berikut
1. Lakukan identifikasi kasus diatas dengan perspektif
Kedokteran Keluarga dan buat status Kedokteran Keluarga
Diagnosis Holistik
1. Pikiran: Nyeri dada, mengganggu keseharian
2. Perasaan: takut, cemas
3. Efek pada fungsi: pasien tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari
dengan kondisi nyeri dada
4. Harapan: Pasien ingin nyeri dada hilang, dan dapat kembali
berfungsi seperti biasa
1. Lakukan identifikasi kasus diatas dengan perspektif
Kedokteran Keluarga dan buat status Kedokteran Keluarga
Aspek Personal
- Kekhawatiran: cemas dan khawatir terkait nyeri dada yang dialami.
- Persepsi: keluhan yang dideritanya membutuhkan pengobatan pasien
belum menyadari pentingnya kontrol rutin untuk kesehatan & tidak
mengetahui pentingnya berhenti merokok, pengaturan pola makan dan
olahraga.
- Harapan: Keluhan yang dialami berkurang dan dapat kembali
berfungsi seperti biasa (bisa dikonfirmasi nanti sat nyeri dada teratasi)
1. Lakukan identifikasi kasus diatas dengan perspektif
Kedokteran Keluarga dan buat status Kedokteran Keluarga
Aspek Klinis
STEMI anteroseptal Killip klas I, Obesitas kelas II, Hipertensi, Geriatri,
Suku minang
Aspek Risiko Internal
- Pasien belum memiliki pengetahuan yang cukup terhadap penyakit yang dideritanya,
pentingnya pengobatan dan gaya hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita
- Faktor psikologis: stressor mental yang tidak langsung didapat dari gejala fisik pasien
- Pasien memiliki gaya hidup yang kurang baik. Pasien jarang berolahraga dan tidak
menjaga pola makan yang baik, merokok sejak muda
Aspek Risiko Eksternal
- Sosial: Suku minang, pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien
kurang dan tidak ada yang melarang pasien untuk merokok, pasien memiliki BPJS
Kesehatan
- Lingkungan : (akses ke rumah sakit perlu di eksplorasi)
Derajat Fungsional
- Derajat fungsional 3 yaitu mampu melakukan perawatan diri hanya dapat melakukan
pekerjaan ringan.
2. Tindakan apa yang akan
saudara lakukan

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Buku Ajar.


Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut (ACLS). Jakarta : PERKI ; 2021
2. Tindakan apa yang akan saudara lakukan

- Pasang Infus
- Oksigen 2-4 liter/menit
- Nitrat, ISDN 5-10 mg sublingual maksimal 3 kali
- Aspirin, dosis awal 320 mg dilanjutkan dosis pemeliharaan 1 x 160 mg
- Morfin, 1 sampai 5 mg IV dapat diulang tiap 10-30mnt (bila tersedia)
- Persiapkan emergency Kit & AED, bila sewaktu-waktu pasien
mengalami henti jantung & syok kardiogenik
- Evaluasi EKG dan persiapan rujuk, Catat waktu onset & kontak
pertama pasien dengan tim medis, Panggil ambulans/EMS
3 & 4 Bagaimana interpretasi EKG yang
saudara dapatkan. Jelaskan secara
sistematik. Kesimpulan hasil EKG ?
• Irama sinus
• HR 100x/menit R-R interval 3 kotak
• Axis jantung LAD
• Gelombang P selalu diikuti kompleks QRS
• Interval PR 0.16 detik
• kompleks QRS negatif di V1-5 dan positif di V6,
• Tampak ST elevasi di Lead V1-4
• T inversi di Lead V2-5

• Kesan : STEMI Anteroseptal.


Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Buku Ajar.
Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut (ACLS). Jakarta : PERKI ; 2021
5. Bagaimana prognosa pasien tersebut

Quo ad Vitam : Dubia


Quo ad Functionam : Dubia
Quo ad Sanactionam : Dubia
6. Bagaimana tatalaksana kepada pasien dan keluarga ?

Segera rujuk pasien ke layanan sekunder dengan spesialis jantung atau


spesialis penyakit dalam (Telepon RS untuk mempersiapkan diri menerima
pasien SKA)
- Tulis surat rujukan untuk rencana PCI/Fibrinolisis, dilengkapi ceklis
Fibrinolisis, Pasien dirujuk dengan terpasang infus dan oksigen dengan
ambulans.
Konseling dan Edukasi
 Edukasi untuk kemungkinan kegawatan, dan perburukan mendadak dan
harus segera dirujuk
 Pasien direncanakan untuk dilakukan PCI/Fibrinolisis (Tergantung
ketersediaan, pada pasien PCI lebih efektif karena onset >3 jam)
 Modifikasi gaya hidup bagi anggota keluarga
6. Bagaimana tatalaksana kepada pasien
dan keluarga ?

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Buku Ajar.


Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut (ACLS). Jakarta : PERKI ; 2021
6. Bagaimana tatalaksana kepada pasien
dan keluarga ?

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Buku Ajar.


Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut (ACLS). Jakarta : PERKI ; 2021
6. Bagaimana tatalaksana kepada pasien dan keluarga ?

Tatalaksana Rujuk Balik


Apabila pasien berhasil ditangani di FKTRL dan sudah dalam kondisi
stabil, dapat kembali ke FKTP untuk mendapatkan pengobatan selama
30 hari sesuai dengan anjuran dari dokter ahli Jantung/IPD di FKTRL,
mendapatkan layanan dalam kegiatan kelompok berbentuk edukasi dan
senam serta mendapatkan pemeriksaan fisik, pengobatan dan
konseling faktor risiko. Membuat wellness plan untuk keluarganya.
7. Dari kasus diatas bagaimana kontribusi saudara
sebagai dokter keluarga pada komunitas.
Melakukan Edukasi Komunitas untuk mencegah Infark Miokard termasuk melakukan skrining faktor risiko
Melatih basic life support ke masyarakat, PMR
Kampanye anti merokok di Masyarakat
Kegiatan olahraga bersama, senam
Penyuluhan pola makan sehat dan seimbang di lingkungan pasien (suku Minang)
Untuk deteksi dini faktor risiko Infark Miokard, di rekomendasikan kepada semua pasien hipertensi dan/atau
diabetus melitus dengan interval waktu setiapa 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali yang meliputi
pemeriksaan sebagai berikut :
• Pemeriksaan antropometri (TB, BB, IMT dan Lingkar perut) untuk menilai adanya obesitas umum dan
obesitas sentral
• Pemeriksaan Tekanan darah
• Pemeriksaan gula darah
• Pemeriksaan kolesterol untuk menilai adanya sindrom metabolik, seperti dislipidemia pada seluruh
penyandang hipertensi dan/atau diabetus melitus berusia ≥ 40 tahun
• Pemeriksaan EKG untuk melihat adanya fibrilasi atrium dan penyakit jantung lainnya pada seluruh
penyandang hipertensi dan/atau diabetus melitus berusia ≥ 40 tahun
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai