Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERITONITIS GENERALISATA & ABSES HEPAR Nama Mahasiswa NIM Ruang

Pengkajian diambil tanggal 1. : Subhan : 010030170 B : Bedah G Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo. : 19 September 2002. Jam 9.30 BBWI

IDENTITAS PASIEN Nama Umur/tgl lahir Jenis Kelamin Suku/Bangsa Agama Status Perkawinan Pekerjaan Pendidikan Bahasa yang digunakan Alamat Kiriman dari Tanggal MRS Cara Masuk Diagnosa Medis laparatomi. Alasan Dirawat yang

: Nn. I No. Register : 10 19 84 89 : 23 tahun. : perempuan : Jawa/Indonesia : Islam :: mahasiswa : STIESIA (Sekolah Ilmu Ekonomi Indonesia) : jawa/Indonesia : Donorejo I/ no 9. Surabaya : GBPT : 7 September 2002.jam 09.00 : Lewat IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya : Peritonitis Generalisata & abses Hepar post : Adanya keluhan rasa nyeri pada perut kanan bawah menjalar kepinggang dan punggung lancar dan setiap mau kencing, disertai dengan

mau BAB Keluhan Utama : nyeri perut bawah bagian kanan. Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke tukang pijat, dokter praktek, dan RS Tebak arum 2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY) a) Riwayat Penyakit Dahulu Klien sebelumnya tidak pernah mengali penyakit seperti yang dialaminya sekarang ini, klien hanya mengalmi penyakit pernah mengalmi penyakit seperti influensa dan batuk-batuk saja pad asaat diberi obat sembuh. b) Riwayat Penyakit Sekarang Pada tanggal 29 agustus 2002, klien mengeluh nyeri pada bagian perut bagian bawah dengan keluhan nyeri tajam, dan menjalar ke punggung dan pinggang bagian belakang untuk mengatasi masalahnuya klien minta dipijat dibagian yang sakit, karena tidak terpengaruh klien minta dipijat dibagian yang sakit, karena tidak terpengaruh, klien dibawa kedokter praktek pada tanggal 30 agustus 2002 selama 2 hari mengalami terapi dokter praktek, tapi tidak mengurangi keluhan, utuk itu klien dibawa ke rumah sakit tambak rejo dan mengalami perawatan selama 5 hari dan atas keputusan pihak rumah sakit klien dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.dan langsung dilakukan Laparotomi.

c)

Riwayat Kesehatan Keluarga Anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. Hanya Bapak dari klien mempunyai riwayat DM dan penyakit lainnya seperti, hipertensi .dan asma.tidak ada

GENOGRAM :

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Tinggal serumah : klien yang sakit : klien meninggal d) Keadaan Kesehatan Lingkungan Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.dengan ukuran rumah 7x10 m2 3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK Pada awal pengkajian 19 September 2002, post operasi hari ke XII a) Keadaan Umum : Kesadaran compos mentis, penampilan klien cukup rapi, klien tampak sakit, BB : 45 kg, TB 160 cm b) Tanda-tanda vital Suhu : 37, 0C Nadi : 80 X/menit. lemah dan teratur Tekanan darah : 140/90 mmHg. Respirasi : 20 x/menit c) Body Systems (1) Pernafasan (B 1 : Breathing) Inspeksi : suara stridor inspirasi dan ekspirasi (-), Pernafasan normal vesikuler, Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat pucat /anemi pada sekitar bibir, mulut dan dasar kuku, tidak terdengar suara nafas tambahan ronkhi, whizziing (-) bentuk dada simetris, batuk-batuk disertai dengan dahak. (-) 2

Palpasi : pergerakkan asimetris kiri dan kanan, fremitus raba sama pada kiri dan kanan dinding dada , Perkusi : adanya suara sonor pada kedua paru, suara redup pada batas paru dan hepar, Auskultasi terdengar adanya suara vesikuler dikedua lapisan paru, suara amporik tidak ada (2) Dada / Cardiovascular (B 2 : Bleeding) Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan kiri, denyut jantung pada ictus cordis. Pulsasi jantung tidak tampak, Palpasi : fremitus dada simeteris kanan dan kiri, Pada palpasi tidak teraba pula pada daerah dada benjolan/masssa frekuensi Nadi 80 X/menit lemah dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 37, 0C, perfusi hangat. Perkusi terdengar suara pekak. Auskultasi Cor S1 S2 tunggal,S3 S4 tidak ada. irama reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada. (3) Persyarafan (B 3 : Brain) Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan pada saat sesudah disentuh (4) Verbal : Orientasi baik, penuh mampu orientasi waktu, tempat, orang, siapa dirinya, berada dimana, tanggal, hari. (5) Motorik : mampu menurut perintah, mengangkat tangan, menunjukkan jari dan angka yang ditunjukkan pemeriksa (6) Compos Mentis : Pasien sadar baik. Keadaan nervus I XII tidak ada kelainan (4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder) Inspeksi :Jumlah urine 400 ml/ 8 jam, warna urine kuning.gangguan perkemihan tidak ada. Pemeriksaan genetalia eksternal tidak ada infeksi, jamur, ulkus, lesi dan keganasan, tanda-tanda radang pada ginjal, penis dan testis tidak ada, tidak adanya kelainan kongenital pada vagina Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar inguinalis,tumor dan nyeri tekan.tidak ada, Perkusi ; tidak ada nyeri pada perkusi daerah ginjal (5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel) Inspeksi : mulut dan tenggorokan tampak baik, Abdomen normal tidak ada kelainan, keluhan nyeri, gangguan pencernaan tidak ada, , tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien buang air besar 1 X/hari, pada abdomen terdapat adanya luka post laparatomi dan luka drain. palpasi : hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, anoreksia, tidak ada nyeri tekan perkusi : suara tympani (+) pada abdomen, kembung tidak ada suara pekak pada daerah hepar, auskultasi : Peristaltik normal (6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone) Kemampuan pergerakan sendi range of mation baik, bebas. Tonos otot pada ekstrimitas baik dengan nilai (5) kekuatan sama dibandingkan sisi lain kanan dan kiri Ekstrimitas : Tidak ada kelainan 3

Atas : Tidak ada kelainan Bawah : ada pembengakakan akibat asam urat Tulang Belakang : Tidak ada kelainan Warna kulit : Tidak ada kelainan Akral : Hangat Turgor : Baik Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. Pola aktivitas sehari-hari (1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan Saat sehat : klien mempunyai kebiasaan olah raga setiap pagi hari sehari, tetapi kadang-kadang, klien juga sering mengikuti senam tiap hari lamanya 1 jam dan diselingi dengan jalan-jalan. Pada saat sakit : klien tidak pernah berolah raga sejak ia mengalami sakit, tidak dan beraktivitas seperti biasanya selama sakit. (2) Pola Nutrisi dan Metabolisme Saat sehat : klien makan teratur 3 x sehari, klien minum perhari sebanyak 1,5 liter air dan terbiasa minum susu, tidak ada kesulitan menelan, klien tidak pernah diet khusus , BB 58 kg postur tubuh sedang dengan tinggi badan 160 cm Saat sakit : klien makan teratur (porsi makan tidak dihabiskan) dengan alasan makanannya tidak enak, minum 5-6 gelas sehari Adanya, BB 45 kg dengan tinggi badan 160 cm dan tidak ada diet khusus. (3) Pola Eliminasi Saat sehat : klien BAB dengan jumlah normal sedikit-sedikit, warna feses kuning dan berbau khas, pasien BAK dengan Jumlah urine 400 ml / 8 jam, warna urine kuning muda dengan kejernihan : Jenih. Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1 X/hari. Saat sakit :. BAK jumlah 400 ml/8 jam dengan keluhan tidak ada. (4) Pola tidur.dan Istirahat Saat sehat : Klien mempunyai kebiasaan sehari-hari klien lebih banyak istirahat selama 8 jam mulai jam 21.00 05.00 pagi, klien mengatakan kalau sudah bangun sulit untuk bisa tidur lagi dan biasanya sering bangun terlalu awal. Pasien terbiasa tidur dengan suasana tenang. Saat sakit : klien mengatakan pada awal masuk klien tidak dapat tidur nyenyak sama sekali karena ribut dan banyak nyamuk. (5) Pola Aktivitas dan latihan Saat sehat : Untuk aktivitas sehari-hari klien mengatakan lebih banyak dilakukan ditempa kampus sebagai seorangt mahaiswa . apabila ada waktu senggang klien menggunakan waktu untuk jalan-jalan bersama orang tuannya Saat sakit : . Aktivitas di RS lebih banyak istirahat di Tempat Tidur dan aktivitas terbatas di Tempat Tidur dan jalan-jalan membeli resep dan periksa (6) Pola Hubungan dan Peran Saat sehat dan sakit : Hubungan klien dengan orang lain dan keluarga baik, sebagai kepala keluarga, klien termasuk orang yang kooperatif dengan sesamanya, selama sakit klien tidak bisa menjalankan peran sepertinya biasanya. 4

(7) Pola Sensori dan Kognitif Saat sehat Klien mampu melihat dan mendengar serta meraba dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.reflek (+) Saat sakit : proses melihat, mendengar, mencium dan meraba cukup baik, berfikir lancar, isi pikiran dapat dimengerti namun daya ingatnya baik, klien mengerti akan pertayaan yang diberikan (8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri Saat sehat : selama sehat klien mengatakan sering ditegur melakukan kebiasaan jelek seperti makan tidak sabaran dan susah menunggu dengan sabar Klien mengatakan juga sangat senang ngobrol dan berkumpul dengan keluaraga maupun teman-temannya Saat sakit : selama perawatan, menyebabkan klien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem). Selain itu klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan. Tampak tidak ada kontak mata yang jarang dilakukan. (9) Pola Seksual dan Reproduksi Pasien belum menikah, menstruasi normal. (10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping Dalam menghadapi sakit yang dideritanya sekarang ini klien mengatakan apa yang sudah terjadi biarlah terjadi dan berlalu toh engga bisa berubah lagi.klien mengatakan lebih baik memikirkan bagaimana sekarang bisa sehat, klien tampak berlapang dada dengan menerima keadaannya berbesar hati,. Masalah emosi masa mudanya merupakan masalah yang sering menjadi stressor menyebabkan strees pada klien, tapi klien termasuk orang yang terbuka baik dengan keluarganya (11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta bekas luka post laparatomi yang dialaminya ini tidak menghambat klien dalam melaksanakan ibadah walaupun tetap merubah pola ibadah yang biasanya klien lakukan seperti biasanya. Personal Higiene Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1 X/minggu. Ketergantungan Karena penyakitnya yang dideritanya sehingga klien mempunyai ketergantungan mentaati hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat mencetus parahnya penyakit. Aspek Psikologis Klien terkesan cemas akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress akibat apa yang harus dialami Aspek Sosial / Interaksi Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab.

Aspek Spiritual Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh mesjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat. Saat ini klien tidak merasa terganggu pemenuhan kebutuhan spiritualnya DIAGNOSTIC TEST / PEMERIKSAAN PENUNJANG tanggal 10 september 2002 kes :USG Uffer Abdomen : idak ada kelainan Ts Yth Bipola voiding uretrocystografhy Kontras urografi yang tidak diencerkan dimasukkan melalui kateter cystostomy kedalam buli-buli, kemudian penderita disuruh kencing,tampak ontras mengisi uretra pars prostatica dan membranaca Kemudian kontar dimasukkan melaluiout dengan kanul tampakkontra mengisi uretra pars cavernoso dan pars bulbosa sedikit, tampak penyempitan, pada pars bulbomembranaca sepanjang 0,4 cm Tak tampak adanya ekstravasasi kontras. Kesimpulan : tampak strikture urethra pars bulbomembranaca sepanjang 0,4 cm tanggal 4-8-02 TS . Fhoto thorak PA Cor : besardan bentuk normal Pulmo : tidak tampak infiltrat tidak tampak ada kelainan, kkedua sinus phrenicocostalis tajam Tulang tak tampak osteolitik osteoblastik Kesan : fhoto thorak tidak ada kelainan, cor, paru dan tulang kesan normal. Hasil pemeriksaan Laboratorium : Tanggal 6 september 2002 Pemeriksaan darah HB Leukocyte PCV LED/BBS (1 jam) Diff Eosinofil Basofil Staff Segmen Lymposit Monocyte Trombocyte Albumin Hasil 11,6 12,700 50 Hasil normal L : 12,6 17 % P : 11,5 16, 9 % 4000 10.000 /mm3 33,9 L : < 7 mm P : < 15 mm

12% 01% 4 35% 74 50 65 % 17 25 40 % 5 26% 204 150.000 400.000/mm 3 2,9 3,5 5 gr /dl Mikrobiologi tanggal 7 september 2002 RSUD r. Soetomo Bahan yang diambil Urine/darah/liquer 6

cap/tinja Pus (nanah dari cairan abdomen) Kultur biasakan Tanggal 17 september 2002 Albumin Darah lengkap WBC RBC HGB HCT MCH MCHC Mikroba aerob dan anaerob >100.000 kuman/m 2.31 14,3 9,4 30,6 + 92,5 ,9 dl 30,7 s/dl

Positif >/= 100.000 (3,8 4,4) g/d (L : 4,3 10,3 P : 4,3 11,3) x 10 eg/L (L : 4,33 5,95) juta /UL (L : 13,4 17,7 P : 11,4 15,1) g/dl (L : 40 -47 P : 38 42 ) %

ANALISA DAN SINTESA DATA NO/TGL D A T A/ ETIOLOGI Pre Operatif Data subjektif Klien mengatakan sulit Striktur urethra kecing, sering ngompol BAK keluarnya sedikit stressor dan disertai mau mengejan BAB penyempitan lumen 1 Data objektif urethra 2-09-2002 Klien tampak sakit, tidak nyaman dan tidak retensi urine puas, frekwensi kencing sering, sedikit-sedikit dan ada keinginan gangguan eliminasi BAK mengejan Gangguan rasa nyaman Ngompol dicelana akibat urine netes 2 3-09-2002

MASALAH

Gangguan eliminasi urine

Data Subjektif: Pembedahan/mastektomy Ansietas Klien mengatakan merasa takut akan stressor dilakukan pembedahan, klien mengatakan stimulus respon mudah-mudahan saja perilaku/mekanisme tidak terjadi apa-apa pertahananan Data Objektif : diri/perilaku koping, o Klien tampak sering respn neuroendokrin sering bertanya tentang proses maladaptif pembedahan yang akan dilakukan cemas padanya. o Klien tampak gelisah Post operasi Pembedahan Nyeri akut Data Subjektif : Klien mengeluh adanya trauma/rusaknya jaringan nyeri daerah operasi keluarnya stimuli kimia Data Objektif : Klien tampak prostalagnin, serotonin, menyeringai, bradikinin, norefinefrin, kesakitan dan memegang daerah ion hidrogen, ion kalium yang sakit dan subtance Nosiseptor nyeri Resiko infeksi rusaknya jaringan

3 tanggal 3-09-02 jam 19.00

4 tanggal 3-09-02

Data Subjektif : Data Objektif :

Resiko terjadinya infeksi

Adanya operasi

luka

bekas

respon radang pontensial terinfeksi kuman

DIAGNOSA KEPERAWATAN Pre operasi 1. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, resistancy, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obtruksi mekanik: striktur urethra 2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan kecacatan Post operasi 3. gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terputusnya continuitas jaringan ditandai dengan klien tampak kesakitan bila menggerakan lengan dan wajah tampakmenyeringai 4. resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

10

RENCANA TINDAKAN Tujuan : Jangka pendek Jangka panjang : 2 x 30 klien dapat mempertahankan pola BAK : setelah di rawat selama 1 hari klien memiliki Klien dapat berkemih dalam jumlah normal, tidak teraba distensi kandung kemih , Residu pasca berkemih kurang dari 50 ml, Diagnosa Keperawatan Perencanaan Intervensi

No

Kriteria hasil

Rasional

25

Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, resistancy, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obtruksi mekanik: striktur urethra Tujuan: Pola eliminasi normal.

Kriteria hasil : o Klien dapat berkemih dalam jumlah normal, tidak teraba distensi kandung kemih o Residu pasca berkemih kurang dari 50 ml o Klien dapat berkemih volunter o Urinalisa dan kultur hasilnya negatif o Hasil laboratorium fungsi ginjal normal

1. Jelaskan pada klien tentang perubahan dari pola eliminasi . 2. Dorong klien untuk berkemih tiap 2 4 jam dan bila dirasakan . 3. Anjurkan klien minum sampai 3000 ml sehari, dalam toleransi jantung bila diindikasikan 4. Perkusi / palpasi area supra pubik 5. Observasi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pasca berkemih. Jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc maka jadwalkan program kateterisasi intermiten. 6. monitor laboratorium: urinalisa dan kultur, BUN, kreatinin. 7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat: antagonis Alfa adrenergik (prazosin)

1. Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan. 2. Meminimalkan retensi urine, distensi yang berlebihan pada kandung kemih 3. Peningkatan aliran cairan, mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. 4. Distensi kandung kemih dapat dirasakan di area supra pubik. 5. Observasi aliran dan kekuatan urine untuk mengevaluasi adanya obstruksi Mengukur residu urine untuk mencegah urine statis karena dapat beresiko infeksi 6. Statis urinarias potensial untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko ISK. Pembesaran prostat dapat menyebabkan dilatasi saluran kemih atas (ureter dan ginjal), potensial merusak fungsi ginjal dan menimbulkan uremia. 7. Mengurangi obstruksi pada buli-buli, relaksasi didaerah prostat sehingga gangguan aliran air seni dan gejala-gejala berkurang.

Tujuan : Jangka pendek Jangka panjang : setelah 2 X 30 menit klien mau terbuka dan berkomunikasi dengan perawat serta mengungkapkan ketakutannya.dan kecemasannya. : setelah di rawat selama 1 hari klien memiliki koping mekanisme positif dan dapat menerima keadannya tanpa rasa takut yang berlebihan.

26

No 2

Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan kecacatan .

Kriteria hasil o Klien mau menatap muka bila bicara. o Ekspresi wajah rileks o Kegelisahan klien berkurang o Klien mampu mengungkapkan ketakutannya o Klien mengungkapkan penerimaan terhadap kondisi yang dialami.dan prosedur dan proses penyakitnya o Gaya bicara lancar

Perencanaan Intervensi 1. ciptakan hubungan saling percaya dan Lakukan pendekatan secara empati 2. Jaga lingkungan tetap tenang. a. Bantu klien menurunkan keluhan yang dirasakan saat ini. b. Yakinkan bahwa keadaan ini tidak hanya dirasakan oleh individu banyak orang lain yang telah berhasil mengatasi kondisi seperti ini. c. Bantu individu mengepresikan perasaannya. d. Bantu individu berhubungan dengan sumber koping yang ada. e. Dorong keluarga mengerti keadaan yang sedang dialami klien.

Rasional 1. Membentuk rasa saling percaya 2. Untuk mengurangi stresor negatif yang dapat memperparah kondisi psikologis klien. 3. Sebagai suatu upaya distraksi dalam mengurangi beban klien. 4. Sebagai inforcement bahwa klien tidak sendiri 5. Katarsis menurunkan psikologis klien dapat beban

6. Untuk mendapatkan lebih banyak dukungan dalam upaya membentuk koping yang adaptif. 7. Memberi dan psikologis. penguatan dukungan

Tujuan : Jangka pendek : Setelah di rawat selama 30 menit klien mampu mendemontrasikan model /cara mereduksi nyeri melalui nafas dalam, distraksi pada daerah kontralateral, memberikan bacaan . Jangka panjang: Setelah 2 hari nyeri terkontrol, skala nyeri berkisar antara 1- 4 3 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya continuitas jaringan ada stimuli pada nosiseptor Mendemonstrasikan bebas nyeri dengan 1. Untuk meminimalkan 1 kriteria nyeri scrotum/penis : o ekspresi wajah anjurkan untuk melakukan aktivitas rileks, terbatas pada daerah o luka kering, yang sakit o menyatakan nyeri berkurang 2. Lakukan latihan nafas 2

Rasa nyaman merupakan prioritas dalam pemberian perawatan pasien demgam post operasi Kontrol rasa nyeri butuh narkotik dosis tinggi. Napas dalam dan batuk 27

dalam dan distraksi nyeri dengan aktivitas yang disukai klien 3.Beri analgesik dan evaluasi keefektifannya dan obat antibiotik 3

kuat meregangkan membran pleura dan menimbulkan nyeri dada pleuritik. . Anti batuk menekan pusat batuk di otak Dengan relaksasi akan mampu mengalihkan rangsangan nyeri serta menghambat respon nyeri pada sistem Paint gate kontrol di thorakal 7-8 dan daerah spinothalamik sehingga rangsangan nyeri menjadi berkurang. Untuk memblokir sistem penghataran reseptor H1 sehingga rasa nyeri berkurang. Antitusif mengurangi batuk sehingga menurunkan tekanan intra thorakal yang berakibat penurunan kualitas maupun kuantitas nyeri akibat penekanan pada viseral paru. Peningkatan nyeri sering disertai dengan peningkatan vital sign.

4.Kaji vital sign dan skala nyeri.

Tujuan : Jangka pendek : tanda ifeksi sekunder tidak terjadi, luka kering dan bersih. Jangka panjang : Setelah 4 hari tindakan keperawatan , infeksi sekunder tidak terjadi 4. resiko tanda infeksi 1 terjadinya sekunder tidak infeksi terjadi 2 berhubungan - luka kering dan dengan adanya bersih luka operasi - suhu tubuh normal. 3 . 4 5 rawat luka dengan tehnik aseptik anjurkan kien untuk menjaga kebersihan luka operasi berikan diet cukup tinggi kalori dan protein observasi tandatanda radang kolaborasi denan tim dokter dlam 1 2 3 4 Menghinari terjadinya kontaminasi (infeksi sekunder) Menjaga kebersihan dan terhindarnya kontaminasi diet TKTP membantu untuk merangsang pertumbuhan jaringan mendeteksi sedini mungkin terjadinya infeksi 28

pemberian antibiotik 5 kaji keadaan penyembuhan luka. 6

fungsi interdependent perawat, untuk mencegah pertumbuha kuman. Mendeteksi sedini mungkin keadaan penyembuhan luka.

- Agar klien dan keluarga siap, mengingat tumor paru bukan merupakan penyakit tunggal.

29

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI (SOAP) I. PELAKSANAAN DAN EVALUASI Dx . ke p 1 selasa, 3-09-02 jam 16.00 wib 1. menjelaskan eliminasi . 2. mendorong bila dirasakan . klien pada klien Data Subjektif : mulai membaik tidakada keluahan seperti untuk sebelumnya 1. klien mulai tampak tenang Hari/tgl Implementasi Evaluasi

tentang perubahan dari pola Klien mengatakan frekwensi BAK sudah

berkemih tiap 2 4 jam dan Data Objektif : 3. menganjurkan klien minum A : Tujuan tercapai sebagian sampai 3000 ml sehari, dalam P : Intervensi terus dilakukan toleransi diindikasikan 4. memperkusi supra pubik 5. mengobservasi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pasca berkemih. Jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc maka jadwalkan 6. memonitor kreatinin. 7. berkolaborasi dengan dokter untuk antagonis (prazosin) 2 Selasa, 309 2002 07.00 1 menciptakan hubungan saling percaya dan melakukan pendekatan secara empati a. membantu klien menurunkan keluhan yang dirasakan saat ini. Dengan menyakinkan Data Subjektif : Klien mulai mengerti tentang keadaan penyakitnya dan klien mengatakan yang sudah lalu biarlah berlalu 25 pemberian obat: Alfa - adrenergik program laboratorium: / palpasi area jantung bila

kateterisasi intermiten. urinalisa dan kultur, BUN,

bahwa keadaan ini tidak Data Objektif : hanya dirasakan oleh individu 2. klien mulai menyadari sepenuhnya banyak orang lain yang telah berhasil mengatasi kondisi tentang penyakitnya dapat mengulangi seperti ini. apa yang telah dijelaskan sebagian b. membantu individu mengepresikan perasaannya. besar c. membantu individu A : Tujuan tercapai sebagian berhubungan dengan sumber koping yang ada. P : Intervensi terus dilakukan d. Memberikan penjelasan tenang penyakit klien dan resiko-resiko yang akan terjadi 3 selasa, 309 2002 15.30 1. men Jam 20.00 gajarkan klien untuk S : pasien mengatakan nyeri berkurang, meminimalkan nyeri dada pad scrotumnya : skala 2 menganjurkan untuk tidak O : rileks, tenang, terlalu beraktivitas 2. mel A : masalah belum teratasi akukan latihan nafas dalam P : rencana intervensi dipertahankan dan distraksi nyeri dengan aktivitas yang disukai klien 3. me mberi analgesik dan evaluasi keefektifannya dan obat seperti memberikan obat ; cefotaxim 3 x 1gr kaltrofen 3 x 1 amp 4. Kaji vital sign dan skala nyeri..

19.00

rabu 4-092002 16.00

1 3. 2

19.00

3 4 5

merawat luka dengan tehnik aseptik menganjurkan kien untuk menjaga kebersihan luka operasi memberikan diet cukup tinggi kalori dan protein mengobservasi tanda-tanda radang berkolaborasi denan tim dokter dlam pemberian antibiotik mengkaji keadaan penyembuhan luka

Jam 20.00 S: O : luka masih tampak basah, tanda-tanda peradangan tidak ada A : masalah belum teratasi P : rencana intervensi dipertahankan

26

TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN Selasa,3 Agustus 2002 Jam 07.00 wib Ansietas

CATATAN PERKEMBANGAN Data Subjektif : Klien mengatakan setelah dijelaskan panjang lebar klien mengatakan mulai mengerti, dan siap dioperasi jam 08,00 wib Data Objektif : klien tampak bersemangat mendengarkan penjelasan kegelisahan klien tampak mulai berkurang , klien tampak mulai tenang klien dapat mengulangi apa yang telah dijelaskan sebagian besar A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan

selasa, 3 september 2002 Jam 16.00 wib Ansietas

Data Subjektif : Klien mengatakan BAK sudah lancar dan tapi masih mengeluh nyeri akibat bekas insisi operasi Data Objektif : Klien tak tampak tenang A : masalah teratasi P : intervensi teruskan

rabu 4 Agustus 2002 Jam 10.30 wib Ansietas

Data Subjektif : Klien mengatakan keluhan nyeri akibat insisi bedah mulai berkurang Data Objekktif : Tampak klien sudah mampu untuk mengangkat kaki kiri dan kanan Data Subjektif : Data Objektif : Tanda-tanda infeksi pada luka bekas operasi tidak ada, luka mulai mengering. Penulis, Subhan 010030170 B

Rabu, 4 Agustus 2002 Jam 09.30 wib Ansietas

30

Anda mungkin juga menyukai