Anda di halaman 1dari 27

Kuliah Interaktif :

Pengantar Kedokteran Keluarga


Pendekatan & Diagnosis Holistik
Dewanto Andoko
01202220001
PPDS Kedokteran Keluarga Layanan Primer FK UPH
Pertanyaan Pemicu

1. Apa yang saudara ketahui mengenai holistik. Jelaskan.


2. Bagaimana kaitan holistik dengan manajemen pelayanan kedokteran
keluarga layanan primer. Uraikan
3. Bagaimana tahapan anamnesis holistik yang saudara ketahui.
Jelaskan.
4. Pertanyaan apa saja yg akan saudara tanyakan dalam setiap aspek?
5. Apa yg dimaksud dengan Double diagnostik pada status kedokteran
keluarga.
Pendahuluan
• Holistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yang berarti
"whole." (menyeluruh).
• Pengertian holistik adalah memandang manusia sebagai mahluk bio-
psiko-sosio-kultural-spiritual sebagais suatu kesatuan pada Ekosistemnya.
• Sebagai mahluk biologis manusia merupakan sistem organ, terbentuk
dari jaringan serta sel-sel yang kompleks fungsionalnya.
• Psikologis memiliki kepribadian, karakter, intelektual, respons emosional,
yang berbeda-beda.
• Sosial-kultural, setiap orang berasal dari latar belakang lingkungan,
ekonomi dan budaya yang berbeda-beda.
• Spiritual; menganut agama serta keyakinan yang berbeda-beda pula.
• Pendekatan Holistik dalam Kedokteran (WONCA) Understanding the
illness (not disease) as a process, which gives equal importance to
biological, psychological and social determinants for pathogenesis,
diagnosis and therapy, forms the holistic approach with its consequent
implementation to practical measures.
Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Holistic medicine Holistic approach

Mental
Emotional
Spiritual
Physical

Patient
Life Nutritional
Style

Community
Ecology
Social
Economic

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Karakteristik
• Mengobati gejala sebaik mengobati yang mendasari penyebab
penyakit
• Berusaha mencegah sakit dengan mengoptimalkan kesehatan
• Sistem organ tubuh (jasmani) dilihat sebagai bagian2 yang
saling tergantung satu sama lain
• Semua keadaan sakit adalah karena ketidak seimbangan sistem
organ tubuh yg diakibatkan oleh ketidak seimbangan ekologi
dan lingkungan komunitas disekitarnya
• Lebih mengedepankan gaya hidup & nutrisi yang sehat,
membatasi obat-obatan yang tidak diperlukan
• Tidak merusak melalui intervensi fisik

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Conventional Medicine Holistic Medicine
• Menekankan pada penyakit dan • Menekankan pada Illness termasuk
gejalanya pengalaman personal pasien terhadap
sakitnya.
• Sering hanya mengobati gejala • Mengusahakan pemulihan oleh tubuh
saja sendiri
• Mengontrol penyakit dan • Membantu tubuh meningkatkan
gejalanya dengan obat autoimmunenya, agar mampu
melawan penyakit
• Obat sebagai pemeran utama
• Mengontrol penyakit dengan pola
hidup dan makanan
• Obat sebagai penunjang
penyembuhan penyakit
• Pikiran-perasaan-perilaku berperan
penting sebagai faktor risiko terjadinya
penyakit

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Pertanyaan Pemicu

1. Apa yang saudara ketahui mengenai holistik. Jelaskan.


2. Bagaimana kaitan holistik dengan manajemen pelayanan kedokteran
keluarga layanan primer. Uraikan
3. Bagaimana tahapan anamnesis holistik yang saudara ketahui.
Jelaskan.
4. Pertanyaan apa saja yg akan saudara tanyakan dalam setiap aspek?
5. Apa yg dimaksud dengan Double diagnostik pada status kedokteran
keluarga.
Pelayanan Holistik
Salah satu standar dalam praktik pelayanan kedokteran
keluarga
Melihat individu sebagai bagian dari komunitasnya
(keluarga, tempat kerja, budaya, negara)
Memahami bahwa pasien merupakan seorang makhluk
yang utuh yang terdiri dari fisik, psikis dan jiwa (body,
mind and spirit).

Pelayanan yang bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa


pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri
dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan
di tengah lingkungan fisik dan sosialnya

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Dasar-dasar atau prinsip dalam Manajemen
pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga
adalah:
1. Pelayanan kesehatan menyeluruh (holistik)
yang mengutamakan upaya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, selain
kuratif dan rehabilitatif.
2. Pelayanan kesehatan perorangan yang
memandang seseorang sebagai bagian dari
keluarga dan lingkungan komunitasnya nya

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Pengelolaan secara Holistik & komprehensif
Upaya Promotif
• Dilakukan dengan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terhadap
faktor faktor yang mempengeruhi penyakit/kesehatan
• Merupakan upaya penyuluhan yang bertujuan untuk merubah kebiasaan yang
kurang baik dalam masyarakat agar berperilaku sehat dan ikut berperan serta
aktif dalam bidang kesehatan.

Upaya Preventif
• Pencegahan dalam arti luas tidak hanya terbatas ditujukan terhadap seseorang
yang sehat tetapi dapat pula ditujukan terhadap penderita yang sedang sakit.
“Pencegahan” ialah “the act of keeping from happening” yang maksudnya
merupakan tindakan yang menjaga jangan sampai terjadi sesuatu yang dengan
kata lain jangan sampai terlanjur parah. Berdasar batasan di atas maka hampir
semua tindakan kedokteran yang dilaksanakan mengandung unsur pencegahan,
sehingga pada gilirannya dokter dalam pelayanan klinis harus berusaha mencegah
terjadinya “6D” yaitu “ Death, Disease, Disability, Discomfort, Dissatisfaction, and
Destitution ( kematian, penyakit, cacat, nyeri, ketidakpuasan, dan penderitaan )”.

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
3 tingkat pencegahan ( ‘level of prevention”)

Periods of Pre-pathogenesis Periods of Pathogenesis

HEALTH PROMOTION
SPECIFIC PROTECTION

EARLY DIAGNOSIS AND


PROMT TREATMENT
DISABILITY LIMITATION
REHABILITATION

Tertiary
Primary Prevention Secondary Prevention Prevention
Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
1. Pencegahan Primer (‘primary prevention” )
• Ialah tingkat pencegahan awal dengan cara menghindari atau mengatasi faktor-
faktor risiko, misalnya : melaksanakan imunisasi terhadap penyakit menular,
menganjurkan masyarakat berhenti merokok, pemeriksaan dini terhadap virus
Hepatitis B, dsb.
2. Pencegahan sekunder
• Ialah tingkat pencegahan dengan cara melakukan deteksi dini penyakit pada saat
penyakit tersebut belum menampilkan gejala-gejalanya yang khas, sehingga
pengobatan dini masih mampu menghentikan perjalanan penyakit lebih lanjut,
misalnya : pemeriksaan “pap smears’ dan tes lain untuk penyakit keganasan yang
masih terselubung.
• Pengobatan secara seksama dan optimal terhadap infeksi-infeksi pada otak,
trauma kepala, hidrosefalus, epilepsi.
• Identifikasi anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan.
3. Pencegahan tersier
• Ialah tingkat pencegahan dengan cara melakukan tindakan klinis yang bertujuan
mencegah kerusakan lebih lanjut atau mengurangi komplikasi setelah penyakit
tersebut diketahui.

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Upaya Kuratif
Upaya untuk mendiagnosis seawal mungkin dan mengobati secepatnya
secara tepat dan rasional.
Upaya kuratif mencakup sistem pelayanan kesehatan sistem rujukan,
yaitu :
• Upaya pelayanan kesehatan primer, memberikan pelayanan meliputi
8 unsur pokok bidang kesehatan : penyuluhan kesehatan, gizi, sanitasi
dan air bersih, KIA dan KB, imunisasi dasar, pencegahan dan
pengelolaan penyakit endelik, pengobatan, tersedianya obat.
• Upaya pelayanan sekunder, merupakan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit tingkat kabupaten.
• Upaya pelayanan tertier, merupakan pelayanan kesehatan tingkat
spesialistik ( tingkat propinsi ).

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Upaya Rehabilitatif
Rehabilitasi adalah kombinasi dan koordinasi pelayanan medik, sosial, pendidikan dan latihan
ketrampilan untuk melatih atau melatih kembali seseorang untuk mencapai kemampuan/
kesanggupan setinggi mungkin.
Rehabilitasi tidak saja menyangkut cacat fisik tetapi juga semua kelainan dan gangguan
intelegensi, kemampuan kreatif, ketrampilan sosial atau semua pelayanan untuk retardasi
mental, penyakit kronis, penyakit kardiorespirasi, neuromuskuler, dan lokomotor, alkoholisme,
serta tuna yang lain akibat gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Rehabilitasi medis adalah proses pelayanan medis yang bertujuan mengembangkan
kesanggupan fungsional dan psikologik seseorang kalau perlu mengembangkan mekanisme
kompensatorik sehingga memungkinkan bebas dari ketergantungan dan dapat menjalani
kehidupan secara aktif di masyarakat.
Jadi sebagai tujuan utama dari upaya rehabilitasi medik adalah :
a. Mencegah terjadinya kecacatan dengan memberikan tindakan rehabilitasi sedini mungkin.
b. Mengurangi terjadinya kecacatan semaksimal mungkin dengan memberikan latihan-
latihan dan alat-alat bantu seperti penyangga ( ortotik) dan alat pengganti prothese) bila
perlu.
c. Mengembalikan kemampuan bekerja dari penderita cacat dengan mempersiapkan
kemampuan jasmani, rohani terutama kemampuan mengurus diri sendiri , dan
pemberian latihan ketrampilan.

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Holistik; Lingkungan Keluarga & Komunitas
1. Lingkungan keluarga
• Merupakan sumber yang paling dekat dalam pengelolaan kesehatan
pasien. Faktor determinan penting di dalam keluarga adalah :
persiapan kehidupan keluarga ( jasmani, mental, dan sosial),
kerukunan yang harmonis, pendidikan orangtua, penghasilan
orangtua, sosial budaya, kondisi rumah ( ventilasi, air bersih, luas
lantai), higiene sanitasi lingkungan dan waktu yang cukup untuk
berinteraksi satu sama lain.
2. Lingkungan masyarakat
• Mencakup semua aspek kehidupan, ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan, sistem pemerintahan, kebijakan-
kebijakan, sarana, sumberdaya manusia, dana dari lembaga
pemerintah dan swasta, LSM, geografi, iklim, sumber alam, sistem
perekonomian yang memberikan lapangan kerja.

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Diagnosis Holistik
Pengertian diagnosis holistik adalah kegiatan untuk
mengidentifikasi dan menentukan dasar dan penyebab
penyakit (disease), luka (injury) serta kegawatan yang
diperoleh dari alasan kedatangan, keluhan personal,
riwayat penyakit pasien, pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan penunjang, penilaian risiko
internal/individual dan eksternal dalam kehidupan pasien
serta keluarganya.
Dasar Pemikiran Diagnostik Holistik

Setiap kejadian penyakit dikemukakan dari multi aspek


(1) Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan,
kekhawatiran dan persepsi pasien
(2) Aspek Klinis: Masalah medis, diagnosis kerja
berdasarkan gejala dan tanda.
(3) Aspek risiko internal : seperti pengaruh genetik,
gaya hidup, kepribadian, usia, gender
(4) Aspek risiko eksternal dan psikososial: berasal dari
lingkungan (keluarga, tempat kerja, tetangga, budaya)
(5) Derajat Fungsional: Kualitas Hidup Pasien . Penilaian dengan
skor 1 – 5, berdasarkan disabiltas dari pasien
Aspek Personal
•Keluhan utama (reason of
encounter) /simptom/ sindrom klinis
yang ditampilkan
•Apa yang diharapkan pasien atau
keluarganya
•Apa yang dikhawatirkan pasien atau
keluarganya

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Aspek Klinis
• Diagnosis klinis biologis, psikologis, intelektual,
nutrisi, sertakan derajat keparahan .
• Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan
cukup dengan diagnosis kerja/ diagnosis
banding
• Diagnosis berdasarkan ICD 10 / ICPC III.

Supriyanto, S., Ernawaty, Setyawan, F. E. B., & Lestari, R. (2019). Enhancing family medicine practice in developing countries through a holistic-
comprehensive care model: A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(10), 774-778. https://doi.org/10.5958/0976-
Aspek risiko internal
• Perilaku individu dan gaya hidup (life style) pasien,
kebiasaan yang menunjang terjadinya penyakit, atau
beratnya penyakit
• kebiasaan merokok
• kebiasaan jajan, kebiasaan makan
• kebiasaan individu mengisi waktu dengan perihal yang
negatif (dietary habits;tinggi lemak, tinggi kalori)
Aspek risiko eksternal dan psikososial

• Pemicu biopsikososial keluarga dan lingkungan


dalam kehidupan pasien hingga mengalami Penyakit
seperti yang ditemukan
• Dukungan keluarga (family support)
• Tidak ada bantuan/perhatian/ perawatan/ suami &
istri, anak, menantu, cucu atau pelaku rawat lainnya
Aspek risiko eksternal dan psikososial

• Perilaku makan keluarga (tak masak sendiri),


menu keluarga yang tak sesuai kebutuhan
• Perilaku tidak menabung / perilaku konsumtif
• Tidak adanya perencanaan keluarga (tak ada
pendidikan anak , tak ada pengarahan
pengembangan karier, tak ada pembatasan
jumlah anak )
Aspek risiko eksternal dan psikososial

• Masalah perilaku keluarga yang tidak sehat


• Masalah ekonomi yang mempunyai pengaruh
terhadap penyakit/masalah kesehatan yang ada
• Akses pada pelayanan kesehatan yang
mempengaruhi penyakit (jarak/ transportasi/
asuransi)
• Pemicu dari lingkungan fisik (debu, asap rokok)
• Masalah bangunan dan kepadatan pemukiman
yang mempengaruhi penyakit/ masalah
kesehatan yang ada.
Derajat Fungsional
Aktivitas menjalankan Score Keterangan
fungsi sosial dalam
kehidupan

Mampu melakukan
pekerjaan seperti
1 Mandiri dalam
perawatan diri, bekerja
sebelum sakit di dalam dan luar rumah

Mampu melakukan
pekerjaan ringan sehari-
2 Mulai mengurangi
aktivitas kerja kantor
hari di dalam dan luar
rumah
Derajat Fungsional
Mampu melakukan
perawatan diri, tapi
3 Mandiri dalam
perawatan diri, tidak
tidak mampu melakukan mampu bekerja ringan
pekerjaan ringan

Dalam keadaan tertentu


masih mampu merawat
4 Tidak
aktivitas
melakukan
kerja,
diri, tapi sebagian besar tergantung pada
aktivitas hanya duduk keluarga
dan berbaring

Perawatan diri oleh


orang lain, hanya
5 Tergantung pada pelaku
rawat
berbaring pasif
Penutup
• Penanganan masalah kesehatan pasien secara holistic sangat penting.
Dimulai dari kesadaran bahwa kesehatan individu terdiri atas
kesehatan Bio, Psiko, Sosial dan spiritual. Penerapan ini dilakukan
dengan mempertimbangkan upaya promotive preventif, kuratif dan
rehabilitatif, melibatkan keluarga dalam pelayanan kesehatan,
misalnya dengan edukasi keluarga tentang gaya hidup sehat, dan
bagaimana keluarga dapat saling mendukung dalam mengambil
peran aktif dalam menjaga kesehatan.
• Dalam Kedokteran digunakan juga diagnosis yang holistic berfungsi
menggambarkan kejadian penyakit secara holistic dan komprehensif
guna menerapkan manajemen holistic dalam pelayanan dokter
keluarga.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai