Anda di halaman 1dari 21

Overview of Family Medicine & Its Principles

FAMILY MEDICINE
MEDICAL FACULTY UMY

Denny Anggoro Prakoso


Oryzati hilman
Edited by : Lukluk Purbaningrum

Assalamualaikum.wr.wb. Alhmadulillah kita sudah masuk ke semester terakhir, sudah blok 22, dan hanya
hitungan bulan sudah masuk ke jenjang profesi. Gimana? Apakah kita sudah siap? Semangat ya teman2,
blok ini penting banget wat kita sebagai lulusan di tingkat primer yang merupakan ujung tombak
kesehatan dunia. Semangaaattt^^

Ada apa dengan kedokteran keluarga???


Apa itu kedokteran keluarga??

DISCUSSION AREAS
• Issues on Family Doctor & Family Medicine
• Health Care System in Indonesia
• Basis for Developing Family Medicine
• Definitions by WONCA-WHO
• Different Perspectives
• Difference & Similarity of Family Doctor in Indonesia & Other Countries
• Developing Family Medicine through Systems
• Five-star Doctor
• Knowledge & Skills for Family Doctor
• Scope of Family Medicine (Lingkup Kedokteran Keluarga)

FAMILY MEDICINE ISSUE (Issues on Family Doctor & Family Medicine)


• Masyarakat:
Dokter keluarga (DK) hanya untuk masyarakat kelas menengah ke atas…..???
• Dokter:
Kedokteran Keluarga (KK) adalah suatu pendekatan kedokteran atau etika kedokteran atau
disiplin ilmu kedokteran…..???
• Sistem Kesehatan
Konsep DK/KK hanya dapat diimplementasikan jika ada sistem asuransi kesehatan atau
managed-health care…..???

ISTILAH YANG DI PAKAI


Health Care System of Indonesia
A. Comparison of Health Status among ASEAN Countries (WHO, 2000)

Note :
Berdasarkan tabel diatas terdapat 3 indikator kesehatan :
1. MMR (Maternal Mortality Rate) atau AKI (Angka Kematian Ibu)
2. IMR (Infant Mortality rate) atau AKB ( Angka Kematian Bayi)
3. LE ( Live Expectation) atau UHH ( Usia Harapan Hidup)
Diantara negara-negara ASEAN seperti singapura, malaysia, filipina, dan vietnam, indonesia
adalah negara yang mempunyai status kesehatan terburuk. Sangat jelas perbandingan angka
kematian ibu, bayi dan usia harapan hidup jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Problems in Health Care System:


 Unstructured
Note :
Di dalam sistem kesehatan terdapat struktur tingkatan dokter, yaitu dokter dengan pelayanan
tingkat primer, Sekunder dan tersier. Adapun tingkat pelayanan primer yaitu dokter keluarga
atau dokter praktek umum (DPU), tingkat sekunder yaitu dokter spesialis, dan tingkat tersier
yaitu dokter subspesialis.
Nah, salah satu masalah sistem kesehatan di Indonesia adalah tidak terstrukturnya seorang
pasien untuk memeriksakan penyakitnya. Beberapa pasien yang mempunyai biaya lebih
biasanya langsung memeriksakan keluhannya ke tingkat sekunder sesuai dengan dugaan pasien
menderita penyakit apa.
 Fragmented: loss of holistic care
Note :
Seorang dokter hanya berorientasi pada apa yang menjadi spesifikasinya. Sebagai contoh
seorang dokter spesialis paru yang hanya menangani pasien berdasarkan organnya saja, yaitu
paru. Dokter spesialis tersebut hanya terfragmen pada bilogis dari pasien tersbut, tanpa
memandang penyakitnya secara holistik atau menyeluruh. Dokter tersebut tidak melihat psikis,
sosial, cultural, dan religius dari sang pasien.
 Dehumanized
Note :
Sistem Kesehatan yang bersifat dehumanized mempunyai pengertian bahwa pelayanan
kesehatan khususnya dari dokter tidak memanusiakan manusia. Dengan kata lain dokter hanya
menganggap pasien sebagai objek bukan sebagai subjek.
 Liberal (market system)
Note :
Berdasarkan fakta, beberapa dokter terikat dengan sistem market untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih. Sebagai contoh seorang dokter yang mempunyai kerjasama dengan
sebuah apotek memberikan resep obat yang disediakan oleh apotek tersebut, padahal
sebenarnya ada obat sekiranya lebih cocok untuk penyakit pasiennya selain yang ada di apotek
tersebut.
 Expensive
Note :
Mahal juga merupakan masalah sistem kesehatan. Pasien yang tidak mempunyai asuransi
apabila pasien tersebut mondok di rumah sakit maka total biaya yang dikeluarkan untuk
pengelolaan penyakitnya akan banyak atau mahal. Disamping itu peran dokter dalam
pencegahan penyakit juga masih kurang, sehingga ketika pasien sudah divonis suatu penyakit
yang serius dan harus mondok, maka secara otomatis biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan
penyakit akan mahal.
Note :
Dari 1000 populasi manusia dewasa, 750 diantaranya dilaporkan satu atau lebih merasa sakit (illness)
atau injury perbulannya, 250-nya berkonsultasi ke dokter dengan intensitas satu atau lebih per bulan.
Nah, selanjutnya 9 pasien diantaranya berkunjung ke rumah sakit setiap bulan. Lima pasien dirujuk ke
dokter lain per bulan. Satu pasien dirujuk ke pusat kesehatan universitas per bulannya.

Scope of Family Medicine


1. Principles of FM
2. Level of Physician Involvement (LPI) in the Family
3. Family Dynamics & Family Assessment Tools
4. Influence of Family on Health and
5. Impact of Illness on the Family
6. The Practice of Family Doctor (Family Practice)
Note :
Lingkup kedokteran keluarga
1. Prinsip kedokteran keluarga
2. Tingkat keterlibatan dokter (LPI) dalam keluarga
3. Dinamika keluarga dan perangkat penilaian keluarga
4. Pengaruh kesehatan keluarga
5. Dampak penyakit pada keluarga
6. Praktek dokter keluarga (Family Practice)

Principles of Family Medicine various FM Textbooks)


1. Primary care
2. Personal care
3. Holistic approach (bio-psycho-social model)
4. Comprehensive care
5. Continuing care
6. Patient-centered, family-focused and community-oriented care
7. Emphasis on preventive care
8. Patient advocacy
9. Coordinated & collaborative care
10. Quality & cost-effective care
11. Ethics and law awareness
12. Can be audited and accountable care

1. Primary care=
(Goh, 2007; Lipsky & King, 2006; Goh et al, 2004; Boelen et al; Rakel,2002)
 First contact care for undifferentiated health problems: might be an urgent or chronic problem;
predominantly acute & preventive care
 Accessibility is essential: financially affordable & geographically accessible
 The availability of the physician: is therapeutic and has a comforting & calming influence
 As the patient’s first contact, the Family Doctor (FD) must be knowledgeable of a broad array of
diseases and have the skills & judgement for medical evaluation
 Knowledge of the disease patterns of cases or leading conditions in primary care is important →
to make the correct diagnosis
 There are various reasons for encounter (RFE) in primary care (Goh, 2007; Goh et al, 2004):
Note :
 Kontak perawatan pertama masalah kesehatan yang tidak bisa dibedakan (undifferentiated) :
mungkin merupakan masalah kesehatan yang mendesak atau kronis; didominasi kasus akut dan
perawatan terfokus pada pencegahan.
 Aksesibilitas adalah penting : finansial terjangkau dan dapat diakses secara geografis
 Ketersediaan dokter adalah terapi yang memiliki pengaruh menghibur dan menenangkan
 Sebagai kontak pertama pasien, dokter keluarga (FD) harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang penyakit dan memiliki ketrampilan dan penilaian untuk evaluasi medis
 Pengetahuan mengenai pola penyakit kasus-kasus atau kondisi terkemuka dalam perawatan
primer. Hal ini penting untuk membuat diagnosa yang benar
 Ada berbagai alasan untuk pertemuan (RFE = Reasons for Encounter) dalam perawatan primer
(Goh, 2007; Goh et al, 2004):

2. Personal care= (Goh, 2007; Goh et al, 2004; Rakel, 2002)


 Care delivered w/ a close rapport between the doctor & the patient, through:
1. Humanistic approach: humane medical care
2. Good doctor-patient relationship
3. Effective communication skills
 The patient may consult his FD not only when he is unwell but may seek his counsel as a friend/
mentor
 Family Doctors do not just treat patients, they care for people: understanding the patient as a
person, respecting the person as individual & showing compassion for his/her discomfort
 “ It is much more important to know what short of patient has a disease than what sort of
disease a patient has” (Sir William Osler, 1904)
Note :
 Perawatan dilakukan untuk suatu hubungan yang erat antara dokter dengan pasien, melalui :
1. Pendekatan humanistik : perawatan medis yang memanusiawi
2. Hubungan dokter-pasien yang baik
3. Keterampilan komunikasi yang efektif
 Pasien dapat berkonsultasi pada dokter keluarganya tidak hanya ketika dia tidak sehat tetapi
mungkin mencari nasehatnya sebagai teman/mentor
 Dokter keluarga jangan hanya mengobati pasien akan tetapi mereka merawat orang yang
ditunjukkan dengan cara memahami pasien sebagai pribadi, menghormati orang sebagai
individu dan menunjukkan belas kasih untuk ketidaknyamanan dirinya.
 “Jauh lebih penting untuk mengetahui bagaimanakah pasien yang memiliki penyakit daripada
mengetahui macam penyakit yang diderita pasien” (Sir William Osler, 1904)
3. Holistic approach: (Goh, 2007; Goh et al, 2004)
 Addresses physical, psychological, social-cultural and even spiritual problems of the patient (bio-
psycho-social-cultural-spiritual approach; whole-person medicine=body-mind-soul medicine)
 Based on the bio-psycho-social model of health & illness (Engel, 1980): every illness has varying
admixtures of physical, psychological & social consequences
 A proportion of patients may have social or psychological problems as the underlying cause of ill
health which may be presented as physical complaints
Note :
 Berpusat pada fisik, psikologi, sosial-cultural dan bahkan masalah spiritual pada pasien (bio-
psycho-social-cultural-spiritual; keseluruhan pengobatan seseorang berdasar pada body-mind-
soul medicine
 Berdasar pada bio-psiko-sosial sehat dan rasa sakit [illness] (Engel, 1980) yaitu setiap rasa sakit
(illness) mempunyai konsekuensi gabungan dari fisik, psikis dan sosial
 Sejumlah pasien yang mempunyai masalah sosial ataupun psikologis sebagai penyebab yang
mendasari sakit dipresentasikan sebagai keluhan fisik

 Aplication of Holistic Approachin Management of Patient

4. Comprehensive care:

(Goh, 2007; Goh et al, 2004; Rakel, 2002; Boelen et al, 2002)
Comprehensiveness has 3 meanings:
 addresses the physical, psychological & social problems
 covers health promotion, preventive, curative, rehabilitative and palliative care

 cares for all age groups


Family practice:
 deals with the interface between illness & disease
 integrates the humanistic & ethical aspects of the
 doctor-patient relationship with clinical decision-making
Note :
Komprehensif memiliki 3 makna
 Berpusat pada aspek fisik, psikologis dan masalah sosial.
 Meliputi promosi kesehatan , preventif, kuratif, rehabilitatif dan perawatan paliatif
 Perawatan untuk semua umur
Praktek keluarga
 Berkaitan dengan hubungan antara rasa sakit dan penyakit (illness and disease)
 Mengintregasikan aspek-aspek humanistik dan etis untuk hubungan dokter-pasien
dalam pengambilan keputusan klinis

5. Continuing care:
(Goh, 2007; Lipsky & King, 2006; Rakel, 2002; Boelen et al, 2002)
 Primarily person-centered rather than disease centered → based on a long-standing personal
relationship between the patient & the doctor over substantial periods of their lives & not
limited to one particular episode of an illness
 Nourishes a trusting long-term relationship between patient & doctor → improves patient
adherence to treatment recommendation
 Successful continuous relationships includes:
1. assessing disease risk
2. screening for illness
3. promoting health to prevent disease & disability
 Care of chronic medical problem requiring regular monitoring & care of complications:
→ requiring “a care plan” for the problem
→ example: DM, HT, Hiperlipidemia
 May be provided by the same doctor entirely or the doctor functions as a member of the team
(PHC team)
Note :
 Terutama berpusat pada orangnya daripada penyakitnya. Berpusat berdasarkan lamanya
hubungan personal antara pasien dan dokter di periode substansi hidup mereka dan tidak
terbatas pada salah satu episode tertentu dari sebuah penyakit
 Memelihara hubungan saling percaya jangka panjang antara pasien dan dokter →
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap rekomendasi pengobatan
 Kesuksesan hubungan terus-menerus/ continue meliputi :
1. Penilaian risiko penyakit
2. Skrining untuk penyakit
3. Promosi kesehatan untuk mencegah penyakit dan kecatatan
 Perawatan masalah medis kronis memerlukan pemantauan berkala dan perawatan
komplikasi dengan cara membuat “sebuah rencana perawatan” untuk masalahnya
→Misalnya: DM, hipertesi, hiperlipidemia
 Bisa dilakukan oleh dokter yang sama sepenuhnya atau fungsi dokter sebagai anggota tim
(Tim PHC = Primary Health Care)

6. Patient-centered, family-focused & community-oriented care: (Leopando, 2000)


 Patient-centered care = (Goh, 2007, Goh et al, 2004, Steward et al, 200)=

 Good doctor-patient relationship is important to help the patient improve his health status
& well-being
 Exploring both the disease & the illness experience
 Four dimensions of patient’s illness experience: ideas, feelings, effects on function &
expectations
 Patient-centered Care:

 Family-focused = (Goh, 2007; Boelen et al, 2002)


 Family as the unit of care
 The patients’ health problems should be seen in the context of their family circumstances,
their social & cultural networks and the circumstances in which they live & work.
 Community-oriented = (Boelen et al, 2002)
 The patients’ health problems should be seen in the context of their life in the local
community
 FD should be aware of the health needs of the population living in this community

Note :
 Perawatan Berpusat pada pasien
 Hubungan dokter-pasien yang baik penting untuk membantu pasien meningkatkan status
kesehatan dan kelangsungan hidupnya
 Mengeksplorasi penyakit objektif (disease/penyakitnya) & penyakit subjektif (illness / apa
yang pasien rasakan)
 Empat dimensi pengalaman sakit : pikiran, perasaan, efek pada dungsi dan harapan
 Fokus pada keluarga
 Keluarga sebagai unit perawatan
 Masalah kesehatan pada pasien harus dilihat dalam konteks keadaan keluarga mereka,
kehidupan sosial dan budaya mereka dan keadaan dimana mereka hidup dan bekerja
 Berorientasi kepada komunitas
 Masalah kesehatan pasien harus dilihat dalam konteks kehidupan mereka dalam
masyarakat setempat
 FD harus menyadari kebutuhan kesehatan penduduk yang tinggal dalam komunitas ini
 Dalam kuliah dr. Denny memberikan sebuah contoh sebagai berikut : Ada seorang pasien
yang didignosis TB. Kita tahu bahwa penyakit TB itu dapat menyebar ke orang-orang
disekitarnya dan npengelolaan TB itu membutuhka waktu yang lama serta pemantauan
yang baik. Nah, disiniliah peran dokter keluarga yang berorientasi kepada komuniatas.
Salah satu caranya yaitu memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyebaran bakteri
TB yang dapat menyebar melalui udara. Dokter juga dapat memberikan edukasi mengenai
pembuangan sputum sehingga mencegah penularan ke komunitasnya.

7. Emphasis on preventive medicine:


 Prevention is better than cure because it has greater long term effect on health status than
curative medicine (Goh, 2007; Goh et al, 2004)
 Preventive measures:

o Primary prevention = Prevention of disease occurrence (true prevention)


o Secondary prevention = Screening for asymptomatic disease (early detection)
o Tertiary prevention = Treatment of symptomatic disease to minimize complications
(morbidity reduction)
 Five levels of Prevention (Rao, 2005)
 Primary Prevention
o Health promotion : good nutrition, safe water supply

o Specific protection : immunization, mask, glove


 Secondary Prevention
o Early detection & prompt treatment: screening, oral dehydration therapy,
physiotherapy
 Tertiary Prevention
o Disability limitation : bed rest, chemotherapy
o Rehabilitation : wearing spectacles, leg prosthesis,
 Occurrence of diseases= the failure of prevention
 Prevention is central in Islamic values (Sunnah Rasul)= Thibbun Nabawi

Note :
 Pencegahan lebih baik daripada pengobatan karena memiliki efek jangka panjang yang lebih
besar daripada status kesehatan dari pengobatan kuratif (Goh, 2007; Goh et al, 2004)
 Langkah-langkah pencegahan :
o Pencegahan primer : Pencegahan terjadinya penyakit (pencegahan sebenarnya)
o Pencegahan sekunder : Skrining untuk penyakit tanpa gejala (deteksi dini)
o Pencegahan tersier : Pengobatan gejala penyakit untuk meminimalkan komplikasi
(mengurangi morbiditas/angka kesakitan)
 Lima level pencegahan (Rao, 2005)
o Pencegahan primer
 Promosi kesehatan : nutrisi yang baik, pasokan air yang aman
 Perlindungan khusus : imunisasi, masker, sarung tangan
o Pencegahan sekunder
 Deteksi dini dan pengelolaan segera : screening, terapi dehidrasi oral, fisioterapi
o Pencegahan tersier
 Pembatasan disabilitas
 Rehabilitasi : penggunaan spectacles, protesis kaki
 Kejadian penyakit = pencegahan kegagalan
 Pencegahan terpusat pada nilai islam (sunah Rosul) = Thibbun Nabawi

8. Patient advocacy: (Lipsky & King, 2006)


 A key responsibility for the Family Doctor
 Once a patient has been accepted into his/her practice → the FD must serve as the patient’s
advocate
 FD is responsible for:
o educating the patient about treatment outcomes & prognoses
o incorporating the patient’s preferences into treatment plans
o assuming responsibility for the patient’s total care during times of health & illness
o helping the patient to make wise health care decisions & find the needed health care
resources
Note :
 Tanggung jawab utama bagi dokter keluarga
 Setelah pasien diterima dipraktekkan → FD harus berfungsi sebagai advokat atau penasehat
pasien
 FD bertanggungjawab untuk :
o Mendidik pasien tentang hasil pengobatan dan prognosis
o Memasukkan referensi pasien ke dalam rencana pengobatan
o Mengasumsikan tanggungjawab untuk perawatan total pasien selama perawatan
kesehatan dan penyakitnya
o Membantu pasien untuk membuat keputusan yang bijaksana dalam perawatan
kesehatan dan menemukan sumber perwatan kesehatan yang diperlakukan.
9. Coordinated & collaborative care:
 Coordinated care = (Boelen et al, 2002)
 Whenever necessary, family doctor (FD) should ensure appropriate & timely referral of the
patient to specialist services or another health professionals
 On these occasions:
o → FD should inform patients about available services & how best to use them
o → FD should be the coordinators of the advice & support that the patients receive
o → FD should act as care managers in relation to other health & social care providers,
advising their patients on health matters
 Collaborative care = (Boelen et al, 2002)
 FD should be prepared to work w/ other medical, health & social care providers.
 FD should contribute to & actively participate in a well-multifunctioning multidisciplinary
care team (PHC team)

Note :
 Perawatan terkoordinasi : (Boelen et al, 2002)
 Bila diperlukan, doketr keluarga (FD) harus memastikan kesesuaian & rujukan pasien secara
tepat waktu untuk layanan spesialis atau layanan profesi kesehatan yang lain
 Pada kesempatan ini :
o FD harus memberi tahu pasien tentang layanan yang tersedia & bagaimana cara
terbaik untuk menggunakannya
o FD harus menjadi koordinator dari saran dan dukungan pilihan pasien
o FD harus bertindak sebagai manajer perawatan dalam kaitannya dengan layanan
kesehatan dan penyedia layanan sosial lainnya, menasehati pasien untuk masalah
kesehatan mereka
 Perawatan kolaborasi : (Boelen et al, 2002)
 FD harus siap untuk bekerja dengan layanan medis penyedia layanan sosial lainnya.
 FD harus memberikan kontribusinya dan aktif berpartisipasi dalam perawatan multidisipliner
(tim PHC)
 Dokter Denny memberikan contoh sebagai berikut : Ada seorang pasien DM. Pasien ini
dikelola dengan perawatan kolaborasi secara multidisipliner dalam artian tidak hanya
dokter saja, akan tetapi fisioterapis, nutrisionis, dll. Senam kaki dilakukan oleh fisioterapis
sedangkan untuk pola makan/diit dibawah diatur oleh nutrisionis. Nah, inilah yang disebut
dengan perawatan kolaborasi.

10. Quality & cost-effective care:


 Quality care = (Rakel, 2002)
Primary care provided by personal doctors who know their patients over a span of time is of
higher quality than care provided by other doctors → confirmed by a variety of studies
comparing the care given by physicians in different specialties
 Cost-effective care = (Rakel,2002)
The doctor who is well-acquainted w/ the patient not only provides more personal & humane
medical care but does so more economically than does the doctor involved in only episodic care
→ can assess the nature of the patients’ problems more rapidly & accurately
Note :
 Perawatan kualitas : (Rakel, 2002)
Perawatan primer yang diberikan dokter pribadi yang tahu pasien mereka selama rentnag waktu
kualitasnya lebih tinggi daripada perawatan yang diberikan oleh orang lain → dikonfirmasi oleh
berbagai studi yang membandingkan perawatan yang diberikan oleh dokter dengan spesialisasi
yang berbeda
 Biaya perawatan yang efektif
Dokter yang serba mengetahui seluk beluk pasien tidak hanya menyediakan perwatan medis
yang lebih pribadi dan manusiawi tapi juga harus lebih ekonomis daripada dokter yang hanya
terlibat dalam perawatan episodik → Dapat menilai masalah pasien lebih cepat dan akurat

Prinsip Pelayanan Kedokteran Keluarga: Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI, 2007)

Basis for Developing Family Medicine


 Recommendation of WONCA-WHO: Improving Health Systems: The Contribution of Family
Medicine (2002)
 Recommendation of WHO Regional Scientific Working Group Meeting on “Core Curriculum of
Family Medicine” (2003)
 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004
 UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 2005
 Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI III) 2005
 Standar Kompetensi Dokter Indonesia[SKDI] (KKI, 2006):

A. Recommendation of WONCA-WHO:
Improving Health Systems: The Contribution of Family Medicine (2002):
 Family Medicine (FM) dapat membantu negara2 di dunia dalam menjaga & memperbaiki
kesehatan & kesejahteraan penduduknya → pendekatan yang lebih produktif, terkoordinasi &
cost- effective
 FM berpotensi besar utk menguatkan Primary Health Care (PHC) sebagai pondasi sistem
kesehatan yang kokoh
 Family Doctor (FD) sangat cocok berkontribusi sebagai infrastruktur sistem pelayanan kesehatan
primer yang optimal
 Pelayanan kesehatan primer haruslah merupakan pelayanan Kedokteran Keluarga utk
memenuhi kebutuhan masyarakat

B. Recommendation of WHO Regional


Scientific Working Group Meeting on “Core
Curriculum of Family Medicine” (2003):
 Family Medicine (FM)/ Kedokteran Keluarga (KK) harus diakui sebagai suatu spesialisasi
kedokteran yang terpisah
 Memasukkan kurikulum inti Kedokteran Keluarga yang direkomendasikan ke dlm
kurikulum kedokteran dasar
 Department of FM/ Bagian KK harus dibentuk utk pendidikan undergraduate &
postgraduate Pendidikan spesialisasi pasca sarjana Kedokteran Keluarga harus dibentuk di
manapun jika memungkinkan
 Pengadaan pendidikan untuk teachers of Family Medicine
 Pengembangan struktur-struktur & kader-kader yang tepat untuk memasukkan General
Practitioners & Family Doctors yang terlatih ke dalam sistem kesehatan nasional

C. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004:


Pelayanan kesehatan primer di masa mendatang menerapkan konsep Dokter Keluarga
D. UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 2005:
Penerapan konsep managed-health care yang mengaplikasikan konsep Dokter Keluarga
E. Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesi(KIPDI III) 2005:
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK): 7 area kompetensi inti
Menghasilkan dokter layanan primer (DLP) dengan pendekatan Kedokteran Keluarga → yang
mengaplikasikan prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga

Tujuh (7) Area Kompetensi Inti KIPDI III:


1. Komunikasi efektif (10–20%)
2. Ketrampilan dasar klinis (10–20%)
3. Aplikasi biomedik, perilaku, klinis & epidemiologi pada Kedokteran Keluarga (40–60%)
4. Manajemen masalah kesehatan primer pada individu, keluarga & masyarakat (10–20%)
5. Penelusuran, penilaian kritis & manajemen informasi (2-5%)
6. Kesadaran, pemeliharaan & pengembangan personal, belajar sepanjang hayat (5–10%)
7. Etika, moral & profesionalisme dalam praktik kedokteran (5–10%)

Note :
Pada saat ini untuk ujian kompetensi I, II dan modul uji diri I sudah lagi tidak digunakan.

F. Standar Kompetensi Dokter Indonesia [SKDI] (KKI, 2006):


 Tujuh (7) area kompetensi inti
 Sesuai dgn Paradigma Sehat, pada upaya kesehatan masyarakat (UKM) & upaya kesehatan
perorangan (UKP) strata pertama, dibutuhkan pelayanan kesehatan dengan 9 karakteristik
(hal 8-9):

Karakteristik Pelayanan Kesehatan:


1. Pelayanan yg komprehensif dg pendekatan holistik
2. Pelayanan yg kontinue
3. Pelayanan yg mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yg koordinatif & kolaboratif
5. Pelayanan personal pasien sbg bagian integral dari keluarga
6. Pelayanan yg mempertimbangkan faktor keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan tempat
tinggal
7. Pelayanan yg menjunjung tinggi etika & hukum
8. Pelayanan yg sadar biaya & sadar mutu
9. Pelayanan yg dapat diaudit & dipertanggungjawabkan
Wonca World Conference 24-27 Juli 2007, Singapore: “Singapore Statement”:
 Dibentuknya Bagian Kedokteran Keluarga di setiap fakultas kedokteran di seluruh dunia
 Dikenalkannya kurikulum Kedokteran Keluarga di kepada mahasiswa kedokteran sedini mungkin
 Setiap keluarga mempunyai seorang dokter keluarga

Definitions by WONCA-WHO (2002) Kedokteran Keluarga (Family Medicine):


 spesialisasi kedokteran yang memberikan pelayanan komprehensif bagi invidu & keluarga;
 Mengintegrasikan ilmu biomedik, ilmu perilaku & ilmu sosial (biomedical, behavioral & social
sciences)
 Disiplin kedokteran akademik yg meliputi pelayanan kesehatan komprehensif, pendidikan &
penelitian

Dokter Keluarga (Family Doctor):


 Dokter spesialis yg dididik untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi semua individu tanpa
memandang usia, jenis kelamin atau jenis masalah kesehatan;
 memberikan pelayanan kesehatan primer & kontinyu bagi seluruh keluarga dlm komunitasnya;
 menangani masalah-masalah fisik, psikologis & sosial;
 mengkoordinasikan pelayanan kesehatan komprehensif dg spesialis yang lain jika diperlukan
 Disebut juga sbg Family Physician/ General Practitioner

Pelayanan Kedokteran Keluarga (Family Practice):


 pelayanan kesehatan yg diberikan oleh Dokter Keluarga (Family Doctor);
 dicirikan dg pelayanan kesehatan yg komprehensif, kontinyu, terkoordinasi, kolaboratif, personal,
berorientasi pd keluarga dan komunitas;
 pelayanan kedokteran komprehensif dg penekanan khusus pada unit keluarga;
 disebut juga sebagai General Practice

Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)


 pelayanan kesehatan dasar yang bisa diakses oleh individu & keluarga dlm masyarakat, yg
diberikan
 dgn biaya yang terjangkau dgn partisipasi masyarakat; meliputi promosi kesehatan, pencegahan
penyakit,menjaga kesehatan, edukasi & rehabilitasi;
 pendekatan pelayanan kesehatan primer yang komprehensif terdiri dari: paling tidak 8 elemen
kesehatan individu & masyarakat (penyediaan kesehatan individu yang esensial, gizi, air bersih
dan sanitasi, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, pelayanan kesehatan
mental, dan penyediaan obat-obat esensial)

Different Perspectives
Perspektif Internasional :
 Pengembangan KK sbg suatu disiplin/ spesialisasi kedokteran tersendiri → terstruktur
 FM = General Practice = Primary Care Medicine → Istilah FM lebih disukai untuk menekankan
‘family’ sebagai suatu unit pelayanan → gerakan di seluruh dunia: negara maju & berkembang

Developing Family Medicine through Systems

Perspektif Nasional:
 Pengembangannya lebih difokuskan pada “Pelatihan Dokter Keluarga” (kursus singkat tanpa
sertifikasi), dan BUKAN mengembangkan academicFamily Medicine sbg disiplin kedokteran
tersendiri
→ baru berbentuk ‘sosialisasi/ pengenalan’
→ sporadis, terputus2 & tidak terstruktur
→ pengembangannya LAMBAT (1982 – 2008)…??
 KIPDI III 2005
→ membekali lulusan dokter layanan primer dengan pendekatan Kedokteran Keluarga

Difference & Similarity of Family Doctor in Indonesia & Other Countries


Perbedaan DK di Indonesia & di negara lain:
Persamaan DK di Indonesia & di negara lain:

Dokter Keluarga
• Prof. Anfasa Moeloek & Dr.Soegito
menjd Dokter Keluarga = mjd dokter yg baik
• Prof. Noel Espallardo & Prof. Allan Dioniso:
Family Doctor VS Other specialist
[human (whole person) [organ specialist] specialist]
[Patient said]: Ini baru dokter,
• manusiawi, beretika dan kompeten
• ada saat dibutuhkan
• sesuai dengan kebutuhan
• biayanya wajar dan terjangkau
[Doctor said] :
• Aku menikmati pekerjaanku
• Aku bangga jadi DK
• Aku tidak salah pilih

Five-Star Doctor
Peran “Five-star Doctor” (WHO, 2000) dalam suatu sistem kesehatan yg merespon kebutuhan
masyarakat:

Modifikasi “Five-star Doctor” menjadi “Five-star Family Doctor” oleh Philippine Association of Family
Physicians (PAFP, 2001)

Knowledge and Skills for Family Doctor


Three types of knowledge required: (Goh, 2007; Goh et al, 2004)
1. Basic clinical knowledge:
a. The natural history of disease
b. Human development: normal & abnormal development
c. Human behavior: human illness behavior
2. Knowledge of patient community & changing trends
 Community: cultural, ethnic, economic characteristics
 Demographic changes: new health care needs & priorities
 Better literacy & health: increasing demand for patient participation in medical decision
making
3. Knowledge of professional community & changing trends
 Support of various services & the health care team

Note :
Pengetahuan dan skill untuk dokter keluarga
Tiga tipe knowledge yang dibutuhkan yaitu : (Goh, 2007; Goh et al, 2004)
1. Pengetahuan dasar klinik
a. Sejarah alamiah dari suatu penyakit
b. Perkembangan manusia : perkembangan normal dan abnormal
c. Tingkah laku manusia : tingkah laku seseorang untuk merasakan sakit
2. Pengetahuan komunitas pasien dan perubahan trend
a. Komunitas : karekteristik budaya, etnik, ekonomik
b. Perubahan demografi : kebutuhan perawatan kesehatan yang baru dan prioritas
c. Pengetahuan yang lebih baik dan kesehatan : meningkatkan permintaan partisipasi pasien
dalam pembuatan keputusan medis
3. Pengetahuan komunitas profesional dan perubahan trend
 Dukungan dari bermacam-macam pelayanan dan tim perawatan kesehatan

Four types of skills required to be an effective Family Doctor:


1. General clinical skills and practical & procedural skills
a. Gen.clinical skills: history taking, physical exam, lab skills
b. Pract. & proced.skills: operative skills, orthopedic manipulative skills learnt in
undergraduate & postgraduate training
2. Important special clinical skills to general practice
a. Doctor-patient relationship: for caring
b. Communication of facts, ideas, views & concerns: sharing on what action needs to be taken
c. Counseling & health education
d. Skills in managing special groups of patients
e. The solution of undifferentiated problems: early stag
f. The identification of risks & early departures from normality
3. Skills in resource management
 As a generalist & first-contact physician, FD has control of large resources: admissions to
hospitals, use of investigations (supporting examinations), prescription of treatment &
referral to specialists
4. Practical management skills
 Most FD are managers to their clinics

Note :
Empat tipe yang dibutuhkan untuk menjadi dokter keluarga yang efektif
1. Ketrampilan klinik secara umum, praktek & ketrampilan secara prosedur
a. Ketrampilan klinik secara umum : history taking, pemeriksaan fisik, lab
b. Praktek dan ketrampilan prosedural : ketrampilan operasi, pembelajaran ketrampilan
orthopedik pada mahasiswa dan pelatihan pasca sarjana
2. Kepentingan spesifik ketrampilan klinis untuk praktek umum
a. Hubungan dokter-pasien untuk perawatan
b. Komunikasi fakta, pikiran, gambaran, perhatian dalam sharing pada apa yang dibutuhkan
c. Konseling dan edukasi kesehatan
d. Ketrampilan memanage pasien
e. Solusi stage awal pada masalah yang tidak bisa dibedakan
f. Identifikasi resiko dan awal kenormalan

Disease patterns in General Practice:


Knowledge of the disease patterns of cases in General Practice is important → to make the correct
diagnosis
Note :
Pola penyakit general practice
Pengetahuan pola penyakit kasus pada general practice penting untuk membuat dianosis secara benar

The place of FM in the health care:


A well developed General Practice/ Family Medicine service will relieve the workload on the hospital by
looking after patients that could be managed outside the hospital :
1. minor illnesses
2. post hospitalization & rehabilitative care
3. terminal care that the hospital can no longer help
4. continuing care of chronic problems like hypertension, DM
5. care of conditions that can be done jointly with the hospital e.g. cardiovascular disease, bone &
joint problem, chronic skin problem
Note :
Posisi kedokteran keluarga pada perawatan kesehatan :
Perkembangan yang bagus pada pelayanan General practice/ FM akan mengurangi pekerjaan di
rumahsakit setelah pasien dapat dimanage diluar rumahsakit :
1. Rasa sakit yang minor
2. Perawatan setelah dari rumahsakit dan rehabilitasi
3. Perawatan terminal dimana rumahsakit tidak dapat membantu dalam durasi yang lama
4. Perwatan lanjutan masalah kronik seperti hipertensi, DM
5. Perawatan yang terkondisi dapat dikerjakan bersama-sama dengan rumahsakit seperti penyakit
kardiovaskular, tulang, masalah sendi, masalah penyakit kulit yang kronik

Alhamdulillahirabbil’alamin,, ^^
“ Masa depan kita bergantung dari buku apa yang kita baca dan dengan siapa
kita bergaul”
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk temen-temen, dan dapat menentukan kesuksesan kita
semua. Amin

“Bahaya terbesar bukanlah kegagalan kita dalam target yang terlalu tinggi,
melainkan keberhasilan kita meraih target yang terlalu rendah”
Semoga blok 22 lulus semua dengan target tertinggi kita. Amin.

Anda mungkin juga menyukai