5. Penggunaan Antibiotik dan Obat Lain (IAK 5) dan Heart Failure (I-HF)
Pemberian obat golongan ACE-I atau ARB pada pasien gagal jantung di rawat jalan
Pemberian obat golongan ACE-I atau ARB
Judul
pada pasien gagal jantung di rawat jalan
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/ Literatur Standar Akreditasi RS versi 2012
Tergambarnya ketepatan pemberian obat
Tujuan
pada pasien
Pemberian obat golongan ACE-I (misal
captopril, ramipril, lisinopril) atau ARB
Definisi Operasional
(misal valsartan, candesartan, irbesartan)
pada pasien gagal jantung
1. Tingginya pasien gagal jantung di rawat
jalan
2. Perlunya pasien gagal jantung
mendapatkan obat golongan ACE-I atau
ARB, jika tidak diberikan dapat
Alasan Pemilihan Indikator mengurangi live saving pasien gagal
jantung
3. Belum pernah dilakukan evaluasi
pemberian obat golongan ACE-I atau
ARB pada pasien gagal jantung di rawat
jalan
Type Indikator Outcome
Cakupan/ Target Sampel Pasien gagal jantung pada rawat jalan
Metodologi Pengumpulan Data Sensus harian
Frekuensi Penilaian Data 1 bulan
Jumlah pasien yang mendapatkan obat
Numerator golongan ACE-I atau ARB pada pasien
gagal jantung rawat jalan
Jumlah pasien yang didiagnosa gagal
Denominator
jantung pada rawat jalan
Cara Pengukuran/Formula Jumlah pasien yang mendapatkan obat
golongan ACE-I dan ARB pada pasien
gagal jantung pada rawat jalan dibagi
jumlah pasien yang didiagnosa gagal
jantung pada rawat jaaln dikali 100%
Periode Analisa 1 bulan
Sumber Data Resep rawat jalan dan rekam medis
Wilayah Pengamatan Unit rawat jalan
Bagaimana Hasil Data
Rapat koordinasi
Disebarluaskan pada Staf
Standar 100 %
Form Pengumpulan Data Form sensus harian IAK 5
Penanggung Jawab Pengumpulan
Koordinator poliklinik
Data
6. Kesalahan Medikasi dan Kejadian Nyaris Cedera (IAK 6) dan Nursing Sensitive Care (I-
NSC)
Kejadian pasien jatuh di rawat inap
Judul Kejadian pasien jatuh di rawat inap
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran/ Literatur Standar Akreditasi RS versi 2012
Tergambarnya pelayanan keperawatan yang
Tujuan
aman bagi pasien
Kejadian pasien jatuh adalah kejadian
pasien jatuh saat menjalani perawatan
Definisi Operasional rawat inap (tidak termasuk pasien jatuh
yang unpredictable seperti kejang, gaduh
gelisah, stroke, dan lain-lain)
1. Tingginya kejadian pasien jatuh
2. Kurangnya data pencatatan dan pelaporan
kejadian pasien jatuh di rawat inap
Alasan Pemilihan Indikator 3. Tingginya risiko pasien jatuh karena
berhubungan dengan keselamatan pasien
4. Belum pernah dilakukan evaluasi
kejadian pasien jatuh di rawat inap
Type Indikator Proses
Cakupan/ Target Sampel Pasien jatuh di rawat inap
Metodologi Pengumpulan Data Sensus harian
Frekuensi Penilaian Data 1 bulan
Jumlah pasien yang jatuh sehingga
Numerator
menyebabkan kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap
Jumlah pasien rawat inap yang jatuh
sehingga menyebabkan kecacatan atau
Cara Pengukuran/Formula
kematian dibagi jumlah seluruh pasien
rawat inap dikali 100%
Periode Analisa 1 bulan
Sumber Data Form insiden keselamatan pasien
Wilayah Pengamatan Unit rawat inap
Bagaimana Hasil Data
Rapat koordinasi
Disebarluaskan pada Staf
Standar 0%
Form Pengumpulan Data Form sensus harian IAK 6
Penanggung Jawab Pengumpulan Koordinator bangsal
Data
9. Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan tentang pasien (IAK 9) dan Acute Myocardial
Infarction (I-AMI)
Adanya edukasi stop merokok di rekam medis pada pasien perokok yang menderita AMI
Adanya edukasi stop merokok di rekam
Judul medis pada pasien perokok yang menderita
AMI
Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan kenyamanan
Dasar Pemikiran/ Literatur Standar Akreditasi RS versi 2012
Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam
Tujuan memberi edukasi dan mengisinya dalam
rekam medis
Pada pasien perokok yang menderita AMI
Definisi Operasional perlu diedukasi stop merokok dan
dibuktikan dalam rekam medis
1. Tingginya pasien perokok yang
menderita AMI
2. Tingginya risiko keparahan penyakit AMI
Alasan Pemilihan Indikator pada pasien yang masih merokok
3. Belum pernah dilakukan evaluasi edukasi
stop merokok di rekam medis pada pasien
perokok yang menderita AMI
Type Indikator Proses
Cakupan/ Target Sampel Pasien perokok yang menderita AMI
Metodologi Pengumpulan Data Sensus harian
Frekuensi Penilaian Data 1 bulan
Jumlah pasien perokok yang menderita AMI
Numerator yang diberi edukasi stop merokok dan
dibuktikan dalam rekam medis
Denominator Jumlah pasien perokok yang menderita AMI
Jumlah pasien perokok yang menderita AMI
yang diberi edukasi stop merokok dan
Cara Pengukuran/Formula dibuktikan dalam rekam medis dibagi
jumlah pasien perokok yang menderita AMI
dikali 100 %
Periode Analisa 1 bulan
Sumber Data Rekam medis
Wilayah Pengamatan Unit rawat inap
Bagaimana Hasil Data
Rapat koordinasi
Disebarluaskan pada Staf
Standar 100 %
Form Pengumpulan Data Form sensus harian IAK 9
Penanggung Jawab Pengumpulan
Koordinator bangsal
Data
10. Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans, dan pelaporan (IAK 10) dan Nursing
Sensitive Care (I-NSC)
Kejadian ulcus decubitus pada pasien rawat inap
Kejadian ulcus decubitus pada pasien rawat
Judul
inap
Dimensi Mutu Keamanan dan keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/ Literatur Standar Akreditasi RS versi 2012
Tersedianya data pencatatan dan pelaporan
Tujuan kejadian ulcus decubitus pada pasien rawat
inap
Kejadian ulcus decubitus pada pasien rawat
Definisi Operasional
inap dalam satu bulan
1. Tingginya kejadian ulcus decubitus pada
pasien rawat inap
2. Kurangnya data pencatatan dan pelaporan
kejadian ulcus decubitus pada pasien
Alasan Pemilihan Indikator
rawat inap
3. Tingginya risiko kejadian ulcus decubitus
karena berhubungan dengan keselamatan
pasien
Type Indikator Proses
Kejadian ulcus decubitus pada pasien rawat
Cakupan/ Target Sampel
inap
Metodologi Pengumpulan Data Sensus harian
Frekuensi Penilaian Data 1 bulan
Jumlah kejadian ulcus decubitus pada
Numerator
pasien rawat inap
Denominator Jumlah pasien rawat inap
Jumlah kejadian ulcus decubitus pada
Cara Pengukuran/Formula pasien rawat inap dibagi jumlah pasien
rawat inap dikali 100%
Periode Analisa 1 bulan
Form kejadian ulcus decubitus pada pasien
Sumber Data
rawat inap
Wilayah Pengamatan Unit rawat inap
Bagaimana Hasil Data
Rapat koordinasi
Disebarluaskan pada Staf
Standar < 1,5 %
Form Pengumpulan Data Form sensus harian IAK 10
Penanggung Jawab Pengumpulan
Koordinator bangsal
Data
B. INDIKATOR AREA MANAJEMEN (IAM)
1. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien
(IAM 1)
Ketersediaan obat dan alkes emergency di ruang resusitasi UGD
Ketersediaan obat dan alkes emergency di
Judul
ruang resusitasi UGD
Efektifitas, kesinambungan pelayanan,
Dimensi Mutu
ketersediaan
Dasar Pemikiran/ Literatur Standar Akreditasi RS versi 2012
Menjamin kecukupan kebutuhan obat dan
Tujuan
alkes emergency di ruang resusitasi UGD
Kelengkapan item obat dan alkes
emergency yang ada di ruang resusitasi
Definisi Operasional
UGD untuk memenuhi kebutuhan pasien
sesuai formularium.
1. Tingginya risiko pasien jika tidak
mendapatkan obat dan atau alkes
emergency di ruang resusitasi UGD
2. Tingginya penggunaan obat dan alkes
emergency di ruang resusitasi UGD
Alasan Pemilihan Indikator 3. Terkadang ada kekosongan item obat
atau alkes emergency di ruang resusitasi
UGD
4. Belum pernah dilakukan evaluasi
ketersediaan obat dan alkes emergency
di ruang resusitasi UGD
Type Indikator Proses
Obat dan alkes emergency di ruang
Cakupan/ Target Sampel
resusitasi UGD
Metodologi Pengumpulan Data Sensus harian
Frekuensi Penilaian Data 1 bulan
Jumlah item obat dan alkes emergency
Numerator
yang ada di ruang resusitasi UGD
Jumlah item obat dan alkes emergency
sesuai dengan daftar obat dan alkes
Denominator
emergency yang harus tersedia di ruang
resusitasi UGD
Jumlah item obat dan alkes emergency
yang ada di ruang resusitasi UGD dibagi
dengan jumlah item obat dan alkes
Cara Pengukuran/Formula
emergency sesuai dengan daftar obat dan
alkes emergency yang harus tersedia di
ruang resusitasi UGD dikali 100 %
Periode Analisa 1 bulan
Sumber Data Data stok obat dan alkes
Wilayah pengamatan UGD
Bagaimana Hasil Data
Rapat koordinasi
Disebarluaskan pada Staf
Standar 100 %
Form Pengumpulan Data Form sensus harian IAM 1
Penanggung Jawab Pengumpul Data Koordinator farmasi
9. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf (IAM 9)
Kepatuhan hand hygiene
Judul Kepatuhan Hand Hygiene
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/ Literatur Standar Akreditasi RS versi 2012
1. Meningkatkan kesadaran pentingnya
hand hygiene sesuai 6 langkah cuci
Tujuan tangan
2. Mencegah penularan penyakit melalui
hand hygiene
1. Kepatuhan Hand Hygiene adalah
kepatuhan melaksanakan proses
melepaskan kotoran dari kulit tangan
dengan menggunakan air bersih dan
sabun atau hand sanitizer
2. Indikasi Cuci Tangan
a. Sebelum dan sesudah kontak
Definisi Operasional dengan pasien
b. Sebelum menangani alat infasif
dengan pasien
c. Setelah kontak dengan cairan
pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan
pasien
1. Banyaknya petugas medis atau non
medis yang bersentuhan langsung
dengan pasien
2. Risiko tidak dilaksanakannya hand
Alasan Pemilihan Indikator
hygiene yaitu dapat menularkan
penyakit atau infeksi
3. Belum pernah dilakukan evaluasi
kepatuhan hand hygiene
Type Indikator Proses