S /IAK
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK YK MADIRA PALEMBANG
1. ASSESMEN PASIEN
Kelengkapan Asssesmen Medis Awal Pasien Rawat Inap dalam 24 Jam
Program Penilaian Indikator Area Klinis ‘Assesmen Pasien’
Nama Indikator Kelengkapan Assesmen Medis Awal Pasien Rawat Inap dalam 24
Jam
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, keselamatan pasien
Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam melaksanakan assesmen
awal pasien rawat inap dan melengkapi pengisian form assesmen
medis awal pasien rawat inap
Dasar Pemikiran / Alasan Assesmen medis awal pasien rawat inap merupakan dasar dalam
Pemilihan Indikator menentukan penatalaksanaan pasien selanjutnya sehingga harus
sudah dilakukan dalam 24 jam setelah pasien masuk.
Definisi Operasional Kelengkapan assesmen medis awal pasien rawat inap dalam 24 jam
adalah form assesmen medis awal pasien rawat inap yang diisi
lengkap oleh dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dalam 24 jam
setelah pasien masuk untuk rawat inap.
Kriteria Inklusi :
Semua pasien rawat inap baru baik anak maupun dewasa.
Eksklusi :
Tidak ada
Tipe Indikator Proses
Jenis indikator Prosentase
Frekuensi Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisis Tiga bulan
Numerator Jumlah form assesmen medis awal yang disurvei dalam satu bulan
yang diisi lengkap
Denominator Jumlah seluruh form assesmen medis awal yang disurvei dalam satu
bulan
Cara Pengukuran / ∑ form assesmen medis awal yang disurvei dalam
Formula satu bulan yang diisi lengkap
X 100%
∑ seluruh form assesmen medis awal yang disurvei
dalam satu bulan
Standar Standar : 100%
Target pencapaian awal : 80%
Sumber Data Dokumen rekam medis
Target dan Ukuran Sampel Jumlah total kunjungan pasien rawat inap 900 – 1000 pasien
per bulan.
Target sampel : 10% x 1000 = 100 form assesmen medis awal pasien
rawat inap per bulan
Wilayah Pengamatan Instalasi rawat inap yang meliputi,Ruang Perawatan Bersalin dan
Ruang Perawatan Anak
Metodologi Pengumpulan Concurrent
Data
Pengumpul Data PIC / PJ mutu di Instalasi rekam medic
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rekam Medik
Rencana Pengumpulan Data dikumpulkan dengan cara memeriksa kelengkapan form
Data dan Analisis assesmen medis awal pasien rawat inap di ruangan 24 jam setelah
pasien masuk dan dicatat pada form rekapitulasi kelengkapan
assesmen medis awal pasien rawat inap kemudian dimasukkan dalam
form sensus harian. Analisis dilakukan oleh Kepala Instalasi Rekam
Medik dengan cara membandingkan capaian indikator dengan standar
yang telah ditetapkan dan dengan capaian bulan atau triwulan
sebelumnya.
Deseminasi / Rapat koordinasi Direksi dengan kepala bagian dan kepala bidang
Penyebarluasan Data yang dilaksanakan setiap bulan
Nama Alat / File Audit Form rekapitulasi kelengkapan assesmen medis awal pasien rawat
inap dan form sensus harian
2. PELAYANAN LABORATORIUM
Angka Keterlambatan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pasien Rawat Jalan
Program Penilaian Indikator Area Klinis ‘Pelayanan Laboratorium’
Nama Indikator Angka Keterlambatan Penyerahan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Pasien Rawat Jalan
Dimensi Mutu Ketepatan waktu, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan yang
cepat dan tepat
Dasar Pemikiran / Alasan Hasil pemeriksaan darah sangat diperlukan dalam menegakkan
Pemilihan Indikator diagnosis suatu penyakit, menentukan penatalaksanaan yang tepat
serta memantau perjalanan penyakit pada pasien.
Angka keterlambatan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
pasien rawat jalan periode November 2015 s/d April 2016 masih
belum memenuhi standar. Rata – rata angka keterlambatan
penyerahan hasil pemeriksaan pasien rawat jalan periode
November 2015 s/d April 2017sebesar 9,8%.
Kecepatan pelayanan turut menentukan tingkat kepuasan
pelanggan.
Pemeriksaan darah merupakan jenis pelayanan laboratorium
terbanyak di RSIA YK Madira Palembang
Definisi Operasional Angka keterlambatan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
pasien rawat jalan adalah hasil pemeriksaan laboratorium pasien
rawat jalan yang diserahkan>120 menit.
Kriteria Inklusi :
Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah semua pemeriksaan
darah rutin dan kimia darah.
Eksklusi :
Pemeriksaan laboratorium selain pemeriksaan darah rutin dan
kimia darah.
Pemeriksaan kimia darah yang disertai pemeriksaan GulaDarah 2
jam PP.
Pemeriksaan kimia darah yang disertai dengan pemeriksaan lain
yang harus dirujuk ke laboratorium di luar RS.
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Prosentase
Frekuensi Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisis Tiga bulan
Numerator Jumlah hasil pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan yang
terlambat diserahkan dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan yang
dilakukan dalam waktu satu bulan
Cara Pengukuran / Formula ∑ hasil pemeriksaan laboratorium pasien rawat
jalan yang terlambat diserahkan dalam satu bulan
X 100%
∑ seluruh pemeriksaan laboratorium pasien rawat
jalan dalam satu bulan
Sumber Data Buku register laboratorium pasien rawat jalan
Standar Standar : 0%
Target pencapaian awal : ≤ 5%
Target dan Ukuran Sampel Seluruh pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan pada bulan
tersebut
Wilayah Pengamatan Instalasi laboratorium
Metodologi Pengumpulan Retrospektif
Data
Pengumpul Data PIC / PJ mutu di Instalasi laboratorium
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
Rencana Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan memeriksa buku register laboratorium
dan Analisis kemudian merekap ke dalam form sensus harian. Analisis dilakukan
oleh Kepala Instalasi Laboratorium dengan cara membandingkan
capaian indikator dengan standar yang telah ditetapkan dan dengan
capaian bulan atau triwulan sebelumnya.
Deseminasi / Rapat koordinasi Direksi dengan kepala bagian dan kepala bidang
Penyebarluasan Data yang dilaksanakan setiap bulan
Nama Alat / File Audit Form sensus harian
3. PELAYANAN RADIOLOGI DAN DIAGNOSTIC IMAGING
Respons Time Pemeriksaan Foto Roentgen Cito dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Program Penilaian Indikator Area Klinis ‘Pelayanan Radiologi dan
Diagnostic Imaging’
Judul Respons Time Pemeriksaan Foto Roentgen Cito dari Instalasi
Gawat Darurat (IGD)
Dimensi Mutu Ketepatan waktu, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi pada pasien gawat
darurat
Dasar Pemikiran / Alasan Kecepatan dan ketepatan pemeriksaan penunjang khususnya
Pemilihan Indikator pada pasien gawat darurat sangat diperlukan dalam menentukan
pelaksanaan selanjutnya yang bersifat life saving.
Berdasarkan indeks pelayanan radiologi, foto roentgen
merupakan jenis pemeriksaan terbanyak dan permintaan
pemeriksaan dari IGD mengalami penngkatan.
Kecepatan pemberian pelayanan turut menentukan kepuasan
pelanggan.
Definisi Operasional Respons time pemeriksaan foto roentgen cito dari IGD adalah
tenggang waktu yang diperlukan mulai dari permintaan
pemeriksaan diterima sampai dengan hasil foto roentgen jadi.
Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang sifatnya harus segera
dikerjakan karena berhubungan dengan penatalaksanaan selanjutnya
dan bersifat life saving.
Kriteria Inklusi :
Semua pemeriksaan foto roentgen cito pasien gawat darurat dengan
keterangan CITO tertulis dan klinis emergency dari dokter DPJP.
Eksklusi :
Semua pemeriksaan foto roentgen pasien non gawat darurat.
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Rerata waktu
Frekuensi Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisis Tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pemeriksaan foto roentgen cito dari
IGD dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan pemeriksaan foto roentgen cito dari
IGD dalam satu bulan
Cara Pengukuran / Formula
∑ kumulatif waktu tunggu pemeriksaan foto roentgen cito dari IGD
dalam satu bulan
4. PROSEDUR BEDAH
Angka Ketidaklengkapan Pengisian Informed Consent Tindakan Bedah Setelah Mendapatkan
Informasi yang Jelas
Program Penilaian Indikator Area Klinis ‘Prosedur Bedah’
Nama Indikator Angka Ketidaklengkapan Pengisian Informed Consent Tindakan
Bedah Setelah Mendapatkan Informasi yang Jelas
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan informasi
kepada pasien dan mendapat persetujuan dari pasien akan tindakan
medik yang akan dilakukan dan kelengkapan pengisian form RM 11a.
Dasar Pemikiran / Alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Pemilihan Indikator Kedokteran pasal 45 ayat (1) memberikan batasan yaitu setiap
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
Pemberian informed consent merupakan manifestasi dari
terpeliharanya hubungan saling menghormati dan komunikatif
antara dokter dengan pasien yang bersama – sama menentukan
pilhan tindakan yang terbaik bagi pasien demi mencapai tujuan
pelayanan kedokteran yang disepakati. Sehingga jika dokter tidak
memperoleh persetujuan tindakan kedokteran yang sah, maka
dampaknya adalah bahwa dokter tersebut akan mengalami masalah
hukum pidana, hukum perdata dan pendisiplinan oleh MKDKI.
(Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI 2006)
Capaian indikator kelengkapan informed consent setelah
mendapatkan informasi yang jelas di RSIA YK Madira masih
belum sesuai standar yang ditetapkan. Rata – rata tingkat
kelengkapan informed consent periode Januari – Desember 2017
baru mencapai 70,7%.
Definisi Operasional Angka ketidaklengkapan pengisian informed consent tindakan
bedah setelah mendapatkan informasi yang jelas adalah
ketidaklengkapan pengisian informed consent( RM.2016a007)
tindakan bedah setelah mendapatkan informasi yang jelas dari
dokter penanggung jawab pasien (DPJP).
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau
keluarga pasien atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Kriteria Inklusi :
Semua tindakan bedah yang dilakukan di kamar operasi.
Eksklusi :
Tindakan bedah yang dilakukan di luar kamar operasi (IGD dan
instalasi rawat jalan).
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Prosentase
Frekuensi Pengumpulan Satu bulan
Data
Periode Analisis Tiga bulan
Numerator Jumlah forminformed consent tindakan bedah yang disurvei dalam satu
bulan yang tidak diisi lengkap
Denominator Jumlah seluruh form informed consent tindakan bedah yang disurvei
dalam satu bulan
Cara Pengukuran / Formula ∑ form informed consent tindakan bedah yang disurvei
dalam 1 bulan yang tidak diisi lengkap
X 100%
∑ seluruh form informed consent tindakan bedah yang
disurvei dalam 1 bulan
Sumber Data Dokumen rekam medis
Standar Standar : 0%
Target pencapaian awal : <20%
Target dan Ukuran Sampel Jumlah tindakan operasi per bulan : 1121 tindakan / 5 = 224,2 (periode
Januari – Mei tahun 2015)
Target sampel : 10% x 224,2 = 22,4 per bulan 50 form informed
consent tindakan bedah per bulan
Wilayah Pengamatan Instalasi rawat inap yang meliputi Ruang perawatan bersalin dan
Ruang anak
Metodologi Pengumpulan Retrospektif
Data
Pengumpul Data PIC / PJ mutu di Instalasi rekam medik
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rekam Medik
Rencana Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan cara memeriksa kelengkapan form
dan Analisis ( RM.2016 a007)dan dicatat pada form rekapitulasi kelengkapan
informed consent tindakan bedah kemudian dimasukkan dalam form
sensus harian. Analisis dilakukan oleh Kepala Instalasi Rekam Medik
dengan cara membandingkan capaian indikator dengan standar yang
telah ditetapkan dan dengan capaian bulan atau triwulan sebelumnya.
Deseminasi / Rapat koordinasi Direksi dengan kepala bagian dan kepala bidang yang
Penyebarluasan Data dilaksanakan setiap bulan
Nama Alat / File Audit Form rekapitulasi kelengkapan informed consent tindakan bedah dan
form sensus harian
X100%
∑ Seluruh darah yang dipesan dalam satu bulan
Sumber Data Buku register BDRS
Standar Standar : 0%
Target pencapaian awal : < 10%
Target dan Ukuran Sampel Target sampel : seluruh pemesanan darah di rumah sakit
Ukuran sampel : kantong darah (kolf)
Wilayah Pengamatan Instalasi rawat inap yang meliputi Ruang bersalin
dan Ruang anak
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pengumpul Data PIC / PJ mutu di Instalasi laboratorium dan Kepala
instalasi laboratorium
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
Rencana Pengumpulan Data dan Data dikumpulkan dengan cara memeriksa buku register
Analisis BDRS kemudian mencatat dalam form sensus harian.
Analisis dilakukan oleh Kepala Instalasi Laboratorium
dengan cara membandingkan capaian indikator dengan
standar yang telah ditetapkan dan dengan capaian bulan
atau triwulan sebelumnya.
Deseminasi / Penyebarluasan Data Rapat koordinasi Direksi dengan kepala bagian dan
kepala bidang yang dilaksanakan setiap bulan
Nama Alat / File Audit Form sensus harian
3. MANAJEMEN RISIKO
Kejadian Tertusuk Jarum Suntik
Program Penilaian Indikator Area Manajemen ‘Manajemen Risiko’
Nama Indikator Kejadian Tertusuk Jarum Suntik
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tidak adanya kejadian petugas tertusuk jarum suntik
Dasar Pemikiran / Alasan Masih adanya kejadian tertusuk jarum suntik. Pada periode Januari –
Pemilihan Indikator Juni 2015 terdapat 5 kejadian tertusuk jarum suntik.
Definisi Operasional Suatu kejadian tidak diharapkan berupa terbukanya pertahanan tubuh
karena benda tajam yang kontak langsung dengan benda atau cairan
yang diduga terkontaminasi terhadap mikroorganisme patogen.
Kriteria Inklusi :
Semua kejadian tertusuk jarum suntik bekas pakai
Eksklusi :
Semua kejadian tertusuk jarum suntik baru
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Angka kejadian
Frekuensi Pengumpulan Setiap kali ada kejadian
Data
Periode Analisis Setiap kali ada kejadian
Numerator -
Denominator -
Cara Pengukuran / Formula -
Sumber Data Sistem pelaporan : laporan dari petugas yang tertusuk jarum suntik
kepada IPCN atau laporan dari petugas yang tertusuk jarum suntik
kepada atasan langsungnya kemudian atasan langsung melaporkan
kepada IPCN.
Standar Angka kejadian : 0
Target dan Ukuran Sampel Semua kejadian tertusuk jarum suntik
Wilayah Pengamatan Seluruh unit di RSIA YK Madira Palembang
Metodologi Pengumpulan Concurrent
Data
Pengumpul Data IPCN
Penanggung Jawab Tim PPI
Rencana Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan cara mencatat laporan kejadian tertusuk
dan Analisis jarum suntik baik laporan dari petugas yang bersangkutan maupun
laporan dari atasan langsungnya. Analisis dilakukan oleh Tim PPI
setiap kali ada kejadian dan dievaluasi setiap satu tahun.
Deseminasi / Rapat koordinasi Direksi dengan kepala bagian dan kepala bidang;
Penyebarluasan Data Rapat Tim PPI
Nama Alat / File Audit Catatan data laporan kejadian tertusuk jarum suntik
Cara Pengukuran / Formula ∑ petugas yang diamati yang cuci tangan sesuai
prosedur hand hygiene dan mematuhi five moment
hand hygiene
X100%
∑ seluruh petugas yang diamati
Sumber Data Survei observasi
Standar Standar : 100%
Target dan Ukuran Sampel Dokter, perawat dan bidan
Wilayah Pengamatan Instalasi rawat inap
Instalasi Bedah dan Sterilisasi yang meliputi kamar operasi dan
ruang pulih sadar (RPS)
Instalasi rawat jalan yang meliputi klinik spesialis bedah dan klinik
spesialis obsgyn
Metodologi Pengumpulan Concurrent
Data
Pengumpul Data IPCN
Penanggung Jawab Ketua Tim PPI
Rencana Pengumpulan Data Survei dilakukan oleh IPCLN dan PJ mutu, dicatat pada Buku
dan Analisis penilaian kepatuhan program PPI kemudian disetorkan ke IPCN setiap
bulan. Analisis dilakukan oleh IPCN berkoordinasi dengan Tim PPI.
Deseminasi / Rapat koordinasi Direksi dengan kepala bagian dan kepala bidang yang
Penyebarluasan Data dilaksanakan setiap bulan; rapat koordinasi Tim PPI
Nama Alat / File Audit Buku penilaian kepatuhan program PPI