Anda di halaman 1dari 11

HO 7 - SPK - RUMAH SAKIT DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

A. Pengertian
 Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan/ subsistem Sistem
Kesehatan Nasional (SKN)
 RS adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan :
1. Upaya Penyembuhan/ Kuratif (paling utama)
2. Upaya Pemulihan/ Rehabilitatif (cth : spesialis rehabilitasi medik)
3. Upaya Pencegahan/ Preventif (penyuluhan pada pasien, pemberian obat/ imunisasi)
4. Upaya Pembinaan Kesehatan/ Promotif
 RS memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat :
 Dasar, contohnya penyakit batuk, pilek, dan diare (dokter umum)
 Spesialistik, contohnya penyakit jantung (dokter spesialis jantung)
 Subspesialistik, contohnya penyakit jantung namun harus dipasang ring
 RS menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, dan tindakan
medik selama 24 jam

B. Sistem Pelayanan Kesehatan


1. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) biasanya Kuratif dan Rehabilitatif dengan
pelayanan perorangan
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) biasanya Preventif dan Promotif dengan
pelayanan untuk masyarakat dalam arti luas
Jika seseorang sakit, masuk ke pelayanan primer dulu, kemudian ke pelayanan sekunder,
dan yang terakhir pelayanan tersier (sesuai tingkatan).

Pelayanan sekunder untuk UKP dilayani di Rumah Sakit tipe C dan D sedangkan untuk
UKM dilayani di Dinas Kesehatan Kabupaten yang melayani kepentingan masyarakat
secara keseluruhan. Kemudian untuk pelayanan tersier untuk UKP yaitu Rumah Sakit
tipe A dan B sedangkan untuk UKM yaitu Dinas Kesehatan Provinsi dan Kemenkes.

C. Karakteristik Stratafikasi Pelayanan Kesehatan


Setiap strata memiliki karakteristik tersendiri bedasarkan:
 Personalia
 Fasilitas
 Masalah yang ditanggulangi
 Jenis pelayanan

No Karakteristik Pelayanan Pelayanan Sekunder Pelayanan Tersier


Primer
1. Tenaga Umum Spesialis Sub spesialis
Kesehatan
2. Fasilitas Sederhana Komplek Canggih
3. Masalah yang Sederhana Komplek Lebih komplek
ditanggulangi
4. Jenis Pelayanan Rawat Jalan Rawat jalan dan inap Rawat jalan dan inap
Pelayanan Primer merupakan strata terpenting dari 3 strata pelayanan kesehatan
 Klasifikasi RS menurut jenis adalah RS Umum dan RS Khusus
 RS Umum Pemerintah:
 RS umum milik Pemerintah Pusat (RSUP, cth : Sarjito)
 RS umum milik Pemerintah Daerah (RSUD)
 RS umum milik Pemerintah Departemen Pertahanan dan Keamanan (DKT milik
TNI atau RS Polri)
 RS Umum milik BUMN (RS Pertamina)
 RS Pendidikan : RS Umum Pemerintah kelas A dan B yang dipergunkaan sebagai tempat
pendidikan tenaga medis oleh FK (cth : Sarjito)
 RS Khusus : Contohnya RS Ibu dan Anak, RS khusus Paru, RS Jiwa
 Klasifikasi RS UMUM : Kelas A, B, C, dan D
 Klasifikasi RS Khusus : Kelas A, B, dan C
Spesialisasi RS
 Pelayanan medis Spesialistik Dasar : Penyakit Dalam, Obsgyn, Kesehatan Anak, Bedah.
Contoh untuk Kelas D minimal 2 spesialis, lalu untuk Kelas C minimal 4 spesialis dasar
 Untuk kelas B yaitu minimal pelayanan dasar ditambah 11 pelayanan spesialistik dan sub
spesialistik terbatas
 Pelayanan spesialistik selain pelayanan spesialistik dasar: Telinga, Hidung dan
Tenggorokan, Mata, Syaraf, Jiwa, Kulit dan Kelamin, Jantung, Paru, Radiologi, Anaestesi,
Rehabilitasi Medis, Patologi Klinis, Patologi Anatomi, dan pelayanan spesialistik lain sesuai
dengan kebutuhan.
 Untuk Kelas A yaitu Pelayanan medis spesialisrik luas dan Sub Spesialistik luas
 RS BLU (Badan Layanan Umum) : RS milik Pemerintah yang diberi wewenang untuk
menggunakan penerimaan fungsional (dana) secara langsung
BLU : Instansi (RS) di lingkungan Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.

D. Tujuan Rumah Sakit


Menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta usaha lain di
bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

E. UU No 44 Tahun 2009 tentang RUMAH SAKIT


Pada dasarnya mengatur:
 Tanggung jawab Pemerintah/ Pemda
 Persyaratan, Perizinan, Klasifikasi, dan Akreditasi RS dalam rangka kendali mutu
 Pembedaan RS Publik/ Pemerintah dengan RS Privat/ Swasta, dalam kaitannya dengan
subsidi dan insentif
 Kewajiban dan Hak RS
 Kewajiban (membayar) dan Hak (mendapat pelayanan dan informasi) Pasien
 Pengorganisasian RS, tatakelola, audit, keselamatan pasien, pembinaan dan pengawasan

Tanggungjawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah:

 menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin, atau orang
tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan:
 membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit;
 memberikan perlindungan kepada Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara professional dan bertanggung jawab;
 menggerakan peran serra masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit sesuai dengan jenis
pelayanan yang dibutuhkan masyarakat;
 menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
 menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana dan
kejadian luar biasa;
 menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan; dan
 mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi dan bernilai
tinggi.

F. Persyaratan Pendirian Rumah Sakit


1. Berbadan Hukum
2. Terdapat Bangunan
3. Memiliki Sarana dan Prasarana yang memadai dan sesuai standar
4. SDM harus lengkap
5. Peralatan Medis harus sesuai dengan tingkatan strata rumah sakit (cth : Rumah Sakit
Tipe C harus memiliki ventilator dan EKG)
6. Terdapat Farmasi

G. Klasifikasi RS Umum dan Khusus


RS UMUM : Kelas A, B, C, dan D
RS KHUSUS : Kelas A, B, dan C
Perizinan :
 Kelas A dan Penanaman Modal : Izin dari Menteri
 Kelas B : izin dari Pemda Provinsi
 Kelas C dan D : izin dari Pemda Kab/ Kota

H. UU Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban :
 memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;
 memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah
Sakit;
 memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya;
 berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
 menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;
 melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien
tidak mampu/ miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis,
pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi
kemanusiaan;
 membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
 menyelenggarakan rekam medis;
 menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir,
ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;
 melaksanakan sistem rujukan;
 menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan;
 memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
 menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
 melaksanakan etika Rumah Sakit;
 memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
 melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun
nasional;
 membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi
dan tenaga kesehatan lainnya;
 menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);
 melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas; dan
 memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
I. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
 Pelayanan Gizi di RS : Kegiatan pelayanan Gizi di Rumah Sakit untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat RS (pasien dan tenaga) untuk keperluan metabolisme tubuh,
peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan metabolisme dalam rangka upaya preventif,
kuratif, rehabilitatif, dan promotif.
 Pelayanan Gizi : melakukan kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan institusi kesehatan
untuk memenuhi kebutuhan gizi klien/ pasien
 Tim Asuhan Gizi : sekelompok petugas RS yang terkait dengan pelayanan gizi yang
bertugas menyelenggarakan asuhan gizi dan memberikan pelayanan paripurna yang
berumutu
 Panitia Asuhan Gizi : sekelompok petugas RS yang bertugas membantu Tim Asuhan Gizi
dalam hal inventaris masalah, penyusunan prosedur, pemantapan tatalaksana, serta
penyelesaian masalah asuhan gizi
 Masyarakat RS : sekelompok orang yang berada di lingkungan RS yang terkait dengan
aktivitas RS
 Terapi Gizi Medis : Terapi Gizi khusus untuk penyembuhan penyakit akut maupun kronis
 Terapi Gizi : pelayanan gizi yang diberikan kepada pasien untuk penyembuhan penyakit,
baik sebelum dan sesudah perawatan dalam
 Terapi Diet : Bagian dari pelayanan dietik dari Terapi Gizi
 Preskripsi diet/ rencana diet : kebutuhan zat gizi pasien yang dihitung berdasarkan status
gizi, degenerasi penyakit dan kondisi kesehatan
 Konseling Gizi : serangkaian proses untuk membantu pasien mengenali & mengatasi
masalah gizi, dilaksanakan oleh nutrisionis/ dietisien
 Nutrisionis : Orang yang bertugas dan bertanggung jawab melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi
 Dietisien : Seorang Nutrision yang telah mendalami pengetahuan dan keterampilan
dietetic
 Food Model : Bahan makanan/ makanan yang dibuat dari bahan sintetis/ asli yang
diawetkan untuk kebutuhan konseling gizi bagi pasien
 Klien : Pengunjung Poli RS, dan atau pasien RS yang sudah bertatus rawat jalan
 Nutrition related disease : Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan masalah-masalah
gizi dalam tindakan memerlukan terapi gizi (cth : Kolesterol tinggi berhubungan dg resiko
penyakit jantung)
 Mutu Pelayanan Gizi : Kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi sesuai
dengan standard an memuaskan baik kualitas petugas maupun sarana dan prasarana
J. Ruang Lingkup Pelayanan Gizi
1. Asuhan Gizi Rawat Jalan; penyuluhan gizi pada pasien untuk diimplementasikan di
rumah (cth : penyuluhan untuk penyakit magh)
2. Asuhan Gizi Rawat Inap
3. Penyelenggaraan makanan;
baik bagi pasien maupun bagi petugas RS
harus diperhatikan bahan makanan, penyajian, pengolahan, dll
(cth : Restoran yang dikelola ahli gizi atau pihak luar)
4. Penelitian dan Pengembangan Gizi

K. Mekanisme Asuhan Gizi di Rumah Sakit


5 Aktivitas Asuhan Gizi (didukung oleh Rekam Medik yaitu Administrasi, Farmasi, dll) :
1. Diagnosis Masalah Gizi
2. Menentukan Kebutuhan Zat Gizi
3. Mempersiapkan Makanan/ Gizi Medisinal
4. Pelaksanaan Pemberian Zat Gizi (Oral/Enteral/Parenteral)
5. Evaluasi/ Pemantauan Respons Pasian

L. Skema Proses Pengendalian


M. Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

N. Prosedur Kerja Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap

No Kegiatan Mekanisme Unsur Terkait PJ


1. Penentuan Status
Gizi
a) Klinis Dilakukan untuk setiap pasien Dokter Dokter
baru dan di monitor setiap
hari
b) Deteksi Dilakukan pada saat pasien Dokter Dokter & Kepala
baru masuk Ruangan
c) Antropometro di Penimbangan dilakukan Perawat/ Dietisien/ Kepala Ruang
ukur BB dan seminggu sekali Nutrisionist
TB/PB
d) Laboratorium Glukosa darah, Hb, Urine Dokter/ Analis Dokter/ Analis
lengkap, Feses
e) Anamnesis Wawancara Dietisien/ Nutrisionist Dietisien/
riwayat gizi Nutrisionist
2. Intervensi
a) Klinis Mengatasi semua gejala Dokter/ Perawat Dokter
penyakit (Hipoglikemia,
Hipotermia, Dehidrasi, Infeksi,
dll)
b) Diet  Menentukan diet Dokter/ Dietisien/ Dietisien/ Perawat
 Pemantauan Nutrisionist/ Perawat
 Konsumsi makanan
 Status Gizi
 Penyuluhan Gizi
 Pemberian Diet
 Persiapan Pulang
 Pencatatan Gizi
3. Pelaporan Berdasarkan rekam medik : Dokter/ Dietisien/ Dokter/ Dietisien/
Nutrisionist/ Perawat Kepala Ruang
 Ruang rawat jalan
 Ruang rawat inap

O. Arus Kerja Penyelenggaraan Makanan


Pekerjaan Ahli Gizi di Puskesmas/ Rumah Sakit rawat jalan

Penerimaan

Fasilitas Pegawai
Penyimpanan Bahan Makanan Segar Dingin Penyimpanan Bahan makanan Kering

Persiapan

Pemasakan
Pembuangan Sampah Sementara

Pembagian

Pembuangan Sampah Akhir (diluar dapur) Pencucian

P. Kajian Hasil Pelayanan RS


 Indikator Mutu Pelayanan
 Indikator Kinerja Operasional/ Performance
 Indikator Keuangan

Q. Kajian Hasil Pelayanan Gizi


 Perspektif Keuangan : Efisiensi anggaran bahan makanan
 Food cost makan VIP misal : Max Rp. 35.000/org/hari
 Jumlah pasien ViP misal : Min 1772 org/hari
 Perspektif Pelanggan
 Peningkatan respon terhadap komplain → Respon Time < 2 hari
 Peningkatan kepuasan pasien → Customer Satisfaction Indeks > 85%
 Perspektif Proses Internal
 Ketepatan waktu penyajian makan → Delivery Time = 100%
 Ketepatan pesanan makanan VIP → Diet Order = 100%
 Ketepatan dalam produksi makan → Zero Defect
 Ketepatan pemberian konseling diet khusus → Acceptable Quality Level 100%
 Ketepatan jenis diit → Diet Therapy 100%
 Kondisi fungsional alat optimal → Zero Defect

R. Indikator Keberhasilan Pelayanan Gizi


 Terselenggaranya diagnosis yang tepat → gangguan gizi, metabolisme zat gizi
berdasarkan anamnesis, antropometri, gejala klinis, dan biokimia tubuh
 Terselenggaranya pengkajian dietetik & pola makan
 Terwujudnya penentuan kebutuhan gizi sesuai kondisi pasien
 Terwujudnya pembelian, pemilihan, jumlah pemberian, dan pengolahan bahan makanan
yang baik
 Terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan
 Terwujudnya penterjemahan preskripsi diet, penyediaan, dan pengolahan sesuai kondisi
pasien
 Terlaksananya penelitian aplikasi bidang Gizi dan dietetik
 Terwujudnya standar diet khusus sesuai pengembangan pengetahuan & teknologi
 Terselenggaranya penyuluhan & konseling

S. Kasus-Kasus di Rumah Sakit


 Makanan kurang bervariasi
 Bahan dasar kurang segar
 Jam makan yang tidak tepat
 Ada rambut, staples, dll pada makanan

T. Kesimpulan
 Rumah Sakit menginginkan dapat menghasilkan produk jasa yang berkualitas dengan
tujuan akhir adalah kepuasan pasien/ klien
 Diharapkan kelompok professional di RS dapat bekerja optimal sesuai dengan standar
profesinya sehingga dapat meningkatkan mutu produk jasa yang dihasilkan oleh RS
 Institusi pendidikan (FK & RS Pendidikan) diharapkan dapat berperan lebih besar dalam
menghasilkan produk mutu (SDM) dan implementatif
 Konsumen RS hendaknya diperhatikan dalam segala harapannya dan kebutuhannya,
termasuk bagaimana menyenangkannya

Anda mungkin juga menyukai